BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Saat ini internet sudah sangat mendarah daging di kalangan masyrakat Indonesia. Melalui internet ini, berbagai informasi dapat dengan mudah disebarluaskan dan diperoleh. Internet tidak hanya saja digunakan masyarakat untuk mencari informasi, dan berkomunikasi, internet saat ini juga digunakan orang banyak untuk mencari barang yang diinginkannya seperti produk Fashion. Lewat internet mereka dapat mencari barang yang mereka inginkan dan mereka biasa mendapatkan barang tersebut tanpa mereka harus pergi dari rumah bahkan mereka bisa melakukannya selagi mereka melakukan sebuah aktivitas. E-Commerce saat ini memiliki daya tarik tersendiri bagi para konsumen yang menginginkan sebuah keefisienan dari sebuah transaksi pembelian.
Perkembangan E-Commerce di Indonesia saat ini sangatlah pesat. Terdapat banyak situs jual beli online yang dapat menjadi pilihan untuk kita dalam membeli serta menjual barang secara online. Mereka pun berlomba-lomba untuk menarik minat masyarakat dan menguasai pasar melalui keunggulan masing masing yang dimilikinya. Memenangkan suatu pasar tentunya tidaklah mudah terutama dengan banyaknya pesaing saat ini, untuk itu setiap situs jual beli harus mampu menciptakan suatu awareness di benak masyarakat dan mempunyai nilai yang unggul yang
1
menjadi pembeda diantara pesaing yang lain untuk menciptakan keputusan pembelian.
Pada jaman yang sudah modern seperti ini, fashion (baju, aksesoris, celana dan sepatu) termasuk salah satu hal yang sangat di perhatikan oleh masyarakyat. Fashion tersebut juga bisa menunjukan status sosial seseorang
untuk
meningkatkan
gengsi
mereka.
Seiring
dengan
perkembangan jaman, industri fashion menjadi salah satu hal yang sangat di perhatikan oleh masyarakat karena penampilan dari seseorang mencerminkan jati diri dan sifat asli mereka. Tidak jarang dari masyarakat jaman sekarang yang menyetarakan fashion dengan hal-hal yang lebih penting lainnya seperti makanan.
Industri kreatif adalah industri yang terbentuk dari pemanfaatan kreatifitas,
ketrampilan
serta
bakat
pribadi
untuk
menciptakan
kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta pribadi tersebut. Industri kreatif adalah salah satu industri yang menopang PDB nasional Indonesia secara vital, karena walau sedang terjadi krisis industri ini masih dapat mencatat peningkatan walau nilainya tidak terlalu besar.
2
Tabel 1.1 Pertumbuhan Industri Kreatif
(sumber: www.indonesiakreatif.net)
Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu (2011) dalam Industri kreatif (2011) menyatakan bahwa nilai tambah atau nilai ekonomi dari industri kreatif yang sebelumnya Rp 157 triliun pada tahun 2006 melonjak menjadi Rp 468 triliun pada 2010, dan sekarang kontribusi industri kreatif terhadap PDB nasional tecatat pada 2010 yaitu sebesar 7.74%.
Industri kreatif juga menjadi tempat dimana jutaan orang Indonesia mencari nafkah. Hal ini sangat penting karena kita tahu bahwa tingkat pengangguran di Indonesia ini terlalu banyak maka perlu sekali banyaknya lapangan kerja yang bisa menampung rakyat Indonesia. Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono (2012) dalam Pemerintah incar (2012) menyatakan bahwa industri kreatif menyerap 8,6 juta orang atau 7,9 persen dari total tenaga kerja Indonesia. Agung Laksono juga menambahkan bahwa Industri kreatif merupakan sektor
3
kelima terbesar setelah pertanian, kehutanan, perikanan dan peternakan, perdagangan, hotal dan restoran dan indutri pengolahan. Industri kreatif mendapat sumbangan terbesarnya dari subsektor nya yaitu Industri fashion.
Industri fashion sendiri berada di bawah sektor industri kreatif, industri fashion tersebut adalah penyumbang terbesar di dalam indutri kreatif yang memiliki 14 subsektor lainya (www.indonesiakreatif.net).
Gambar 1.1 Subsektor Industri Kreatif Subsektor fashion adalah sektor yang memberi kontribusi terbesar dalam industri kreatif yaitu sebesar 40%. Hesti Indah Kresnarini, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan (2010) dalam Kontribusi industri (2010), menyatakan dari Rp 462,38 triliun tersebut penjualan produk fashion memberi kontribusi tertinggi sebesar 40% atau Rp 184,95 triliun. Diikuti produk kerajinan kerajinan sebesar 24% atau Rp 110,97 triliun, dan sisanya merupakan sumbangan 12 sektor lain. Di Indonesia, sekarang fashion sedang menjadi gaya hidup yang tidak bisa di lewatkan dan di tinggalkan. Bahkan Euis Saedah selaku Direktur 4
Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian (2013) dalam Tiru Dubai (2013) berencana untuk membangun Fashion city seperti yang ada di Dubai dan Hawaii. Mereka berencana membangun Fashion City ini di tanah seluas 30 hektar. Indonesia sekarang juga rajin mengadakan Indonesia Fashion Week, dan pada Indonesia Fashion Week yang di selengarakan pada tahun 2013 ini tercatat ada 503 merek, 68 rekan media, 34 sponsor, dan 208 perancang menurut Ketua Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia Tarunaka Kusmaryida Kusmayadi (2013) dalam Indonesia Fashion Week (2013). Perkembangan online shop sangatlah pesat di Indonesia. Pada awalnya online shop mulai bermunculan di Jakarta dan kemudian ke kotakota besar lainnya dan sampai pada akhirnya online shop merambah seluruh pelosok Indonesia, salah satu contoh nyata dari berkembangnya online shop adalah dari sektor fashion, dapat kita lihat bahwa pencinta fashion atau bisa disebut fashionista yang berada di seluruh Indonesia mulai mengecap enaknya online shopping, bisa di lihat dengan banyaknya pertumbuhan toko online baru yang bermunculan seperti sebut saja zalora.co.id. Cara para penjual melakukan online shop sangat bervariatif dari pengunaan blackberry messenger, social network seperti facebook hingga membuka situs ataupun blog. Online shop memiliki kelebihan yaitu mereka bisa di akses dimana saja, jadi tidak ada halangan wilayah bagi orang-orang yang berada di daerah. Online shop menjadi kegemaran baru sebagian masyarakat Indonesia,
karena
banyaknya
keragaman
jenis
barang
yang
5
ditawarkan. Mulai dari baju, buku, elektronik, handphone, tiket, jasa, sepatu, aksesoris dan sebagainya. Biasanya yang sering menggunakan fasilitas belanja online adalah wanita, terlebih wanita yang sehari-harinya sibuk di kantor, belanja online menjadi pilihan yang mudah dan praktis (Kemajuan teknologi, 2013).
Zalora.co.id adalah situs yang menjual produk fashion untuk pria dan wanita, dimana situs ini memiliki keunggulan jika di bandingkan dengan para pesaingnya, yaitu mereka mempunyai 7 hari garansi, bisa melakukan pembayaran
dengan
cara
COD
(cash-on-delivery),
dan
mereka
memberikan jasa pengiriman gratis (untuk wilayah tertentu). Dengan adanya pembayaran melalui COD maka konsumen tidak perlu khawatir jika barang yang di kirim merupakan penipuan karena mereka belum mengeluarkan satu rupiah pun untuk barang tersebut.
Zalora.co.id juga telah menjadi Top of Mind sebagian besar masyarakat Indonesia sebagai situs fashion terbesar di Indonesia. Hal ini didapatkan oleh Zalora.co.id tentu bukan dengan kemudahan semata dimana Zalora.co.id harus terus melakukan promosi besar-besar an agar merek mereka bisa di ingat di benak konsumen dan menjadi Top of Mind.
Zalora.co.id menjual banyak varian produk dari berbagai merek. Produk fashion yang di tawarkan di dalam Zalora.co.id merupakan barangbarang fashion yang branded dimana kualitas dari produk mereka bisa langsung terlihat dari merek yang mereka bawa. Tidak seperti online shop
6
lainnya yang biasa menjual produk imitasi atau kw yang memiliki kualitas yang masih di ragukan.
Situs
zalora
juga
sangat
menarik
dan
memudahkan
para
konsumennya mengakses produk yang mereka inginkan karena interface dari situs tersebut sangatlah user friendly dan terdapat juga proses-proses untuk melakukan pemesanan produk, jadi konsumen tidak perlu bingung untuk melakukan proses pembelian.
Zalora melihat bahwa peluang melakukan penjualan online di Indonesia sangatlah besar. Dengan bertumbuhnya pengguna smartphone seperti Blackberry, Iphone dan Android dan juga diiringi oleh bertumbuhnya
pengguna
tablet
pc,
maka
zalora
melihat
untuk
menciptakan situs yang di rancang untuk mobile. Perbedaan antara situs untuk mobile dan versi standar adalah dari size masing-masing konten. Mereka mengetahui bahwa yang menjadi kendala penunda terjadinya transaksi online adalah karena sebuah situs yang berat akan sulit untuk di akses oleh mobile gadget dan tentu akan mengurangi keinginan konsumennya dalam melakukan transaksi.
Saat ini Zalora berencana untuk meningkatkan transaksinya sebanyak dua kali lipat dari tahun sebelumnya yang rata-rata 1.000 hingga 1.500 transaksi per hari pada akhir 2012 menjadi 3.000 transaksi per hari ungkap Fika Pratiwi selaku Gadget Business Development & PR Manager Zalora Indonesia (2013) dalam Zalora targetkan (2013).
7
Fika Pratiwi (2013) dalam Zalora targetkan (2013) kembali membeberkan taktik yang akan mereka gunakan dalam mencapai target mereka yaitu mencapai 3.000 transaksi perhari, dan salah satunya adalah dengan menggarap potensi pasar konsumen pengguna perangkat mobile. Sebelumnya Zalora telah meluncurkan situs versi mobile untuk mempermudah konsumen, dan pada April hingga Mei tahun ini, perusahaan akan meluncurkan aplikasi mobile untuk perangkat bebrbasis IOs, Blackberry, dan Android.
Sebelumya di dalam mobile site milik Zalora Fika Pratiwi (2013) dalam Strategi Zalora (2013) menyatakan mereka telah menawarkan keunggulan versi komputer dengan berbagai modifikasi yang dapat di gunakan di ponsel seperti tampilan baru yang ringan, layout yang simple, tapi elegan, pengkategorian yang lebih jelas, dan navigasi yang mulus.
Fika Pratiwi (2013) dalam Zalora targetkan (2013) menyatakan hingga akhir tahun lalu, Zalora mencatat rata-rata pengunjung per hari mencapai 150.000 pengunjung. Saat ini Zalora menawarkan 500 merek baik lokal maupun internasional dan menjual 27.000 produk fashion. Zalora memiliki tiga kategori produk fashion yaitu lokal-lokal untuk merek asli dalam negeri, internasional-lokal untuk merek internasional yang memiliki pemasaran di Indonesia, dan internasional-internasional untuk merek yang tidak dijual di Indonesia.
Pada penelitian ini, peneliti ingin melihat faktor-faktor yang mempengaruhi
Repurchase
Intention
pada
Zalora.co.id.
Dengan
8
mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap repurchase intention yang diharapkan dapat memudahkan pihak Zalora untuk bisa mencapai targetnya yaitu 3.000 transaksi per hari, yang pada saat ini hanya mencapai 1.000 – 1.500 transaksi per hari.
Sebenarnya banyak faktor yang mempengaruhi repurchase intention namun Jayawardhena dan Wright (2009); Kim, Lim dan Jung (n.d.) menyatakan bahwa convenience, attributes of websites, merchandising, perceived price, dan excitement sebagai variabel yang mempengaruhi repurchase intention.
Konsumen akan mempertimbangkan untuk melakukan repurchase intention terhadap produk atau jasa setelah mempertimbangkan faktorfaktor tersebut. Menurut Jayawardhena dan Wright (2009) variabel convenience, attributes of websites, dan merchandising tidak akan langsung mempengaruhi repurchase intention, melainkan mempengaruhi variabel excitement yang kemudian akan mempengaruhi repurchase Intention. Perceived price menurut Kim, Lim dan Jung (n.d.) akan memiliki pengaruh langsung terhadap repurchase intention.
Secara umum convenienve akan berpengaruh positif terhadap excitement karena ketika konsumen merasakan kenyamanaan yang di berikan suatu situs atau toko, mereka akan merasa senang berbelanja dan suasana hati mereka akan menjadi lebih baik (Jayawardhena dan Wright, 2009).
9
Attributes of websites adalah elemen-elemen di situs yang mempermudah konsumen dalam melakukan proses pencarian dan pembelian. Ketika konsumen merasakan kemudahan dalam bertransaksi mereka akan merasakan excitement yang kembali akan membuat mereka meniliki suasana hati yang baik dan membuat mereka merasa bahagia berbelanja di situs tersebut (Jayawardhena dan Wright, 2009).
Pengertian merchandising dalam penelitian ini adalah ketersedian varian produk dan informasi mengenai produk tersebut yang memudahkan konsumen untuk mendapatkan pengertian lebih mudah dari masingmasing produk (Jayawardhena dan Wright, 2009). Maka ketika ketersediaan varian produk dan informasi akan membuat konsumen merasakan excitement dalam melakukan transaksi belanja (Jayawardhena dan Wright, 2009).
Pereived price adalah harga yang berada di benak konsumen yang di dapatkan dari persepsi produk tersebut. Ketika produk tersebut memiliki brand yang baik maka secara otomatis perceived price untuk produk tersebut akan meningkat. Ketika perceived price berada pada tingkat yang sama atau lebih tinggi di bandingkan harga yang tercantum pada produk tersebut maka konsumen akan memiliki repurchase intention karena produk tersebut memiliki nilai yang tinggi (Jayawardhena dan Wright, 2009). Mengingat menariknya untuk memahami perkembangan industry kreatif di Indonesia serta perkembangan yang terus meningkat terhadap
10
pengunaan internet di Indonesia serta pertumbuhan online shop, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis faktor – faktor yang mempengaruhi repurchase intention pada situs Zalora Indonesia: Telaah pada konsumen Zalora Indonesia” yang mengacu pada jurnal yang ditulis oleh Jayawardhena dan Wright (2009); Kim, Lim dan Jung (n.d.).
1.2 Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian Pokok permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah
Convenience
memiliki
pengaruh
positif
terhadap
Excitement? 2. Apakah Attributes of websites memiliki pengaruh positif terhadap Excitement? 3. Apakah Merchandising memiliki pengaruh positif terhadap Excitement? 4. Apakah Excitement memiliki pengaruh positif terhadap Reprchase Intention? 5. Apakah Percieved Price memiliki pengaruh positif terhadap Reprchase Intention?
1.3 Tujuan Penelitian Berikut beberapa tujuan dari penelitian ini. 1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Convenience terhadap Excitement.
11
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Attributes of websites terhadap Excitement. 3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Merchandising terhadap Excitement. 4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Excitement terhadap Repurchase Intention. 5. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Perceived price terhadap Repurchase Intention.
1.4 Batasan Masalah Peneliti akan mempersempit ruang lingkup penelitian agar pembahasan penelitian lebih terperinci dan tidak keluar dari batas masalah yang telah ditetapkan. Pembatasan masalah ini bertujuan agar di akhir penelitian keputusan yang definitif bisa diambil. Adapun batasan masalah penelitian ini yaitu: 1. Responden pada penelitian ini adalah konsumen yang berusia antara 17 – 55 tahun yang pernah berbelanja produk fashion di situs Zalora dalam waktu 3 bulan terakhir. 2. Penelitian hanya difokuskan pada produk fashion Zalora karena produk fashion adalah produk yang paling kuat dalam situs Zalora. 3. Penelitian ini dibatasi pada variabel convenience, attributes of websites, merchandising, excitement, dan repurchase intention pada Zalora.
12
1.5 Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian ini, maka peneliti mengharapkan hasil dari penelitian ini dapar bermanfaat baik secara akademis, praktis maupun untuk peneliti. Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini secara: 1. Manfaat akademis Dapat memberikan kontribusi potensial informasi dan referensi kepada pembaca mengenai ilmu pemasaran, khususnya dalam hal partisipasi pelanggan terhadap fashion melalui transaksi online. 2. Manfaat kontribusi praktis Dapat memberikan gambaran
informasi, pandangan, dan saran
yang berguna bagi para pelaku bisnis sehingga mengetahui pentingnya perhatian terhadap industri fashion. 3. Manfaat untuk peneliti Mengkontribusikan teori yang dipelajari di perkuliahan untuk dapat di praktek kan pada suatu perusahaan.
1.6 Sistematika Penulisan Skripsi Penulisan skripsi ini terbagi atas lima bab, di mana antara bab satu dengan bab yang lainnya terdapat ikatan yang sangat erat. Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
BAB I: Pendahuluan Bagian ini berisi latar belakang yang menurut hal-hal yang mengantarkan pada pokok permasalahn, rumusan masalah yang dijadikan
13
dasar dalam melakukan penelitian ini, tujuan dari dibuatnya skripsi ini yang akan dicapai, dan manfaat yang akan diharapkan serta terdapat sistematika penulisan skripsi.
BAB II: Tinjauan Kepustakaan Dalam bab 2 ini berisi tentang konsep-konsep yang berhubungan dengan permasalahan yang dirumuskan, yaitu tentang fashion dan konsep penjualan online. Uraian tentang konsep-konsep di atas diperoleh melalui studi kepustakaan dari literatur yang berkaitan, buku, dan jurnal.
BAB III: Metodologi Penelitian Pala bagian ini peneiti akan menguraikan tentang gambaran umum dari objek penelitian yang akan diteliti, metode-metode yang akan digunakan, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, prosedur pengambilan data, serta teknik analisis yang akan digunakan untuk menjawab semua rumusan masalah.
BAB IV: Analisis dan Pembahasan Bagian ini berisi tentang gambaran secara umum mengenai objek dan setting dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti, kemudian paparan mengenai hasil kuesioner fashion tersebut. Hasil dari kuesioner tersebut akan di hubungkan dengan teori dan proporsi yang terkait dengan bab 2.
BAB V: Kesimpulan dan Saran
14
Bagian ini memuat kesimpulan dari peneliti yang dikemukakan berdasarkan hasil penelitian yang menjawab proporsi penelitian serta membuat saran-saran yang terkait dengan objek penelitian.
Mengigat penting sekali memahami bahwa perkembangan fashion dalam industri ekonomi, maka penulis tertatik untuk melakukan penelitian dengan judul, “Analisis faktor – faktor yang mempengaruhi repurchase intention pada situs Zalora Indonesia: Telaah pada konsumen Zalora Indonesia”.
15