BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Media massa merupakan bagian yang tidak terpisahkan di dalam masyarakat. Media massa merupakan bagian yang penting dalam memberikan informasi dan pengetahuan di dalam masyarakat. Rubrik yang ada di dalam media massa sangat beragam dan memiliki kekhasan yang berbeda-beda. Salah satu rubrik yang ada di dalam media Jawa Pos adalah “Clekit ”. Clekit yang arti harfiahnya adalah rasa sakit karena cubitan atau gigitan serangga. Fungsi Clekit sebagai opini berbentuk visual adalah mengingatkan khalayak masyarakat dan pemerintah bahwa di sekitar mereka terdapat fenomena yang layak dibahas bersama. Clekit muncul secara periodik di Jawa Pos mulai bulan Oktober 1994 satu kali seminggu yaitu hari sabtu, namun pada perkembangannya Clekit hadir secara periodik tiga kali dalam satu minggu yaitu di hari selasa, kamis, dan sabtu. Kemunculan tiga kali dalam satu minggu itu sejak bulan Januari 1997 sampai sekarang. Clekit merupakan opini redaksi media Jawa Pos yang dituangkan dalam bentuk gambar yang menggambarkan permasalahan bangsa ini, baik masalah sosial, politik, ekonomi, budaya bahkan musibah yang sedang dialami oleh masyarakat. Isi pesan dari gambar tersebut biasanya digunakan untuk mengkritik kebijakan, langkah pemerintah atau lembaga dalam menyelesaikan suatu
1
permasalahan yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat luas. Tentu saja kritik yang diopinikan media tersebut merupakan kritik yang membangun dan ditujukan kepada arah perbaikan kepada semua pihak yang bersangkutan. Segmen karikatur Clekit pada Koran Jawa Pos lebih berani dalam mengkritisi persoalanpersoalan sosial yang sedang terjadi. Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa karikatur digunakan dalam rubrik opini dengan tujuan lebih menarik minat pembaca untuk membaca pada rubrik ini. Hal ini dipertegas oleh pendapat Pramoedjo (2005:13) bahwasannya wujud karikatur mengandung tanda-tanda komunikatif, dan lewat bentuk-bentuk komunikasi itulah pesan tersebut menjadi bermakna. Gabungan antara tanda dan pesan yang ada pada karikatur diharapkan mampu mempersuasi khalayak yang dituju. Menurut Djoyosuroto (2005: 70) mengatakan kajian semiotik adalah kajian yang bertolak dari pandangan bahwa semua yang terdapat dalam karya sastra merupakan lambang-lambang atau kode-kode yang mempunyai arti/makna tertentu. Hal itu diperkuat oleh pendapat Sobur (2002: 145) yang menyatakan bahwa kajian semiotika dipakai untuk mencari makna yang laten/konotatif. Menurut taksonomi Peirce (dalam Bimantoro, 2005) dalam semiotika, terdapat elemen-elemen semiotika, yaitu tanda, intertpretan, dan obyek. Tanda yaitu tanda yang dapat dilihat yaitu tanda itu sendiri. Objek adalah sesuatu yang ditunjukkan/diwakili oleh tanda, sedangkan interpretan adalah tanda lain dalam pikiran penerima tanda (sebagai makna). Elemen-elemen tersebut terdapat relasi.
2
Salah satunya yaitu tanda yang dikaitkan dengan objek yang menghasilkan ikon, simbol dan indeks. Ikon adalah tanda yang sedemikian rupa sebagai kemungkinan, tanpa sebuah denotatum (benda), tetapi dapat dikaitkan dengannya, peta dan foto (terdapat kemiripan atau persamaan antara tanda dan denotatumnya). Elemen kedua, yaitu indeks yang berarti sebuah tanda yang dalam hal corak tandanya tergantung pada adanya sebuah denotatum. Hubungan antara keduanya bersebelahan, misalnya pada asap berarti api. Elemen yang ketiga adalah simbol atau lambang yang berarti antara tanda dan denotatumnya ditentukan oleh suatu peraturan yang berlaku umum, misalnya anggukan kepala yang berarti tanda persetujuan. Ikon ditandai dengan kemiripan dengan objek sehingga dapat di lihat, indeks ditandai dengan hubungan sebab akibat sehingga dapat dikenali, sedangkan simbol ditandai dengan kesepakatan sehingga harus di pelajari. Zoest (1993: 2324). Pembaca lebih dituntut teliti dan banyak menafsirkan gambar yang ada dari sebuah karikatur. Dengan melihat karikatur tidak hanya gambar saja yang dibahasakan akan tetapi pesan yang disampaikan. Begitu pula dengan bentukbentuk yang bermacam-macam tentunya ada makna yang tersirat. Sebagai bahan kajian bandingan, penelitian yang membahas tentang analisis semiotika pernah dibahas dalam skripsi Andi Caturisma (2008) Analisis Semiotika Karikatur Oom Pasikom Harian Kompas sebagai media kritik sosial. Hasil rumusan masalah pertama yang ada dalam penelitian ini adalah makna tanda di dalam karikatur untuk menampilkan bagaimana situasi politik yang terjadi di
3
Indonesia dan penggambaran kritik politiknya yaitu kehidupan politik disajikan untuk mengkritisi realita dampak ketidakstabilan sosial. Ideologi yang diselipkan dalam kritik sosial pada karikatur menyiratkan kebutuhan rakyat akan pemerintah yang dapat bertanggung jawab dan perhatian kepada nasib rakyat di garis kemiskinan dan penggambaran kritik sosialnya yaitu realita sosial yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Hasil rumusan masalah yang kedua Karikatur bertema perorangan
pribadi,
tokoh-tokoh
yang
dijadikan
karikatur
digambarkan
berdasarkan ciri khas bentuk tubuh, latar belakang, jabatan, kegemaran ataupun, sifat dan sikap pribadi dari tokoh tersebut dan penggambaran kritik dalam karikatur bertema perorangan pribadi lebih kepada kritik langsung kepada tokoh masyarakat ataupun orang terkenal yang dikarikaturkan Penelitian di atas memiliki kaitan dengan penelitian yang saat ini dilakukan oleh peneliti. Peneliti lebih fokus pada analisis semiotik pada rubrik opini khususnya karikatur Clekit yang terdapat dalam media massa cetak Jawa Pos, sehingga penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Penelitian ini membahas tentang bagaimana penggunaan indeks, ikon, simbol dalam karikatur Clekit, ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu bahasa khususnya yang terkait dengan bidang linguistik. Peneliti berusaha mengungkap tanda-tanda yang terdapat dalam karikatur Clekit, di lihat dari sudut teks dan konteks dalam analisis semiotika. Peneliti akan mengkaji tentang indeks, ikon, dan simbol yang terdapat pada karikatur Clekit yang ada pada media massa cetak Jawa Pos.
4
Jawa Pos karena merupakan salah satu media yang memberikan porsi idealis termasuk pula pada visinya “selalu ada yang baru” sekaligus menjadi merek dagang Jawa Pos yang membidik pasar kelas menengah. Media massa Jawa Pos merupakan salah satu saluran komunikasi politik di Indonesia setelah era reformasi, relitas media dapat dilakukan dengan berbagai macam cara disamping menggunakan bahasa tulis sebagai media utama penyampaian informasi, juga dapat menggunakan dengan memaknai gambar kartun. Sebagai koran nasional Jawa Pos meliputi hampir seluruh kota di Indonesia dan selalu menjadi pemimpin di pasaran (market leader). Berdasarkan pemikiran di atas maka peneliti mengangkat permasalahan tentang “Kajian Semiotika Pada Karikatur Clekit Jawa Pos Edisi Mei-Juni 2012”.
1.2 Fokus Penelitian Aspek yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah semiotika. Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Segala sesuatu dapat menjadi tanda. Pendapat ini dikemukakan oleh tokoh semiotika yaitu Charles Sanders Piece. Charles Sanders Peirce mengatakan bahwa tanda-tanda memungkinkan kita untuk berpikir, berhubungan dengan orang lain, dan memberi makna pada apa yang ditampilkan oleh alam semesta. Berdasarkan objeknya, Peirce membagi tanda atas ikon, indeks, dan simbol. Berdasarkan interpretant tanda (sign, representamen) dibagi atas rheme, dicent sign atau dicisign dan argument. Selain itu Peirce mengadakan klasifikasi tanda.
5
Tanda yang dikaitkan dengan ground dibaginya menjadi qualisign, sinsign, dan legisign. 1.3 Batasan Penelitian Mengingat luasnya permasalahan yang ada dan keterbatasan pada peneliti, maka masalah yang diteliti perlu dibatasi. Dari segi media massa cetak dibatasi pada Jawa Pos pada rubrik karikatur Clekit yang terbit pada edisi bulan Mei-Juni 2012. Teori semiotika yang dipakai pada penelitian ini adalah teori Charles Sanders Pierce yaitu mengenai ikon, indeks dan simbol. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan topik penelitian yang difokuskan pada semiotika maka dapat dirumuskan, masalah penelitian sebagai berikut: 1) Bagaimanakah penggunaan indeks karikatur Clekit pada harian Jawa Pos edisi bulan Mei-Juni 2012? 2) Bagaimanakah penggunaan ikon karikatur Clekit pada harian Jawa Pos edisi bulan Mei-Juni 2012? 3) Bagaimanakah penggunaan simbol karikatur Clekit pada harian Jawa Pos edisi bulan Mei-Juni 2012? 1.5 Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini terdapat dua tujuan penelitian yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
6
a. Tujuan Umum Tujuan umum yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah mendeskripsikan penggunaan indeks, ikon, dan simbol karikatur Clekit pada harian Jawa Pos edisi bulan Mei-Juni 2012. b. Tujuan Khusus Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan khusus penelitian ini untuk : 1) Mendeskripsikan penggunaan indeks karikatur Clekit pada harian Jawa Pos edisi bulan Mei-Juni 2012. 2) Mendeskripsikan penggunaan ikon karikatur Clekit pada harian Jawa Pos edisi bulan Mei-Juni 2012. 3) Mendeskripsikan penggunaan simbol karikatur Clekit pada harian Jawa Pos edisi bulan Mei-Juni 2012. 1.6 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap semua lapisan yang berada dalam lingkup Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Adapun manfaat penelitian ini terbagi menjadi dua bagian yaitu teoritis dan praktis. a. Secara Teoretis Secara teoretis penelitian ini memberikan penjelasan sistematis tentang analisis semiotika pada karikatur Clekit pada media massa cetak Jawa Pos dan memberikan manfaat kepada pembaca.
7
b.
Secara Praktis Secara praktis hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang semiotik.
1.7 Penegasan Istilah Agar tidak menimbulkan kesalahan penafsiran, maka peneliti memberikan penegasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini. a. Karikatur Karikatur adalah penyajian atau penggambaran seseorang, suatu contoh atau suatu kegitan dalam keadaan terdistorsi, biasanya dalam suatu penyajian yang diam yang dibuat berlebihan dari gambar-gambar binatang, burung, sayursayuran
yang menggantikan bagian-bagian dari benda hidup
atau
persamaanya dengan kegiatan binatang yang diberi muatan pesan yang bernuansa kritikan atau usulan terhadap seseorang atau suatu permasalah (Sibarani, 2001: 10) b. Clekit Clekit merupakan opini redaksi media Jawa Pos yang dituangkan dalam bentuk gambar karikatur yang menggambarkan berbagai permasalaan bangsa ini, baik masalah sosial, politik, ekonomi, budaya bahkan musibah yang sedang dialami masyarakat. Isi pesan dari gambar tersebut biasanya digunakan untuk mengkritik kebijakan, atau langkah pemerintah atau lembaga dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang berkaitan dengan masyarakat luas. Tentu saja kritik yang diopinikan media tersebut tentu
8
kritik yang membangun, kritik yang ditujukan ke arah perbaikan kepada semua pihak yang bersangkutan (Siregar Ashadi, 1995:28). c. Jawa Pos Media yang memberikan porsi idealis termasuk pula pada visinya “selalu ada yang baru” dan merupakan alat komunikasi kelas menengah. Jawa Pos didirikan oleh The Chung Shen pada 1 Juli 1949 dengan nama Djawa Post. Saat itu The Chung Shen hanyalah seorang pegawai bagian iklan sebuah bioskop di Surabaya. Karena setiap hari dia harus memasang iklan bioskop di surat kabar, lama-lama ia tertarik untuk membuat surat kabar sendiri. Setelah sukses dengan Jawa Pos-nya, The Chung Shen mendirikan pula koran berbahasa Mandarin dan Belanda. Bisnis The Chung Shen di bidang surat kabar tidak selamanya mulus. Pada akhir tahun 1970-an, pendapatan Jawa Pos mengalami kemerosotan yang tajam. Tahun 1982, upahnya hanya tinggal 6.800 eksemplar saja. Koran-korannya yang lain sudah lebih dulu pensiun. d. Indeks Indeks adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara tanda dan petanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat yang langsung mengacu pada kenyataan. indeks merupakan tanda yang memiliki kaitan fisik, eksistensial, atau kausal di antara representamen dan objeknya sehingga seolah-olah akan kehilangan karakter yang mejadikannya tanda jika objeknya dihilangkan atau dipindahkan. Indeks dapat berupa hal-hal semacam zat atau benda material, asap (asap adalah indeks dari adanya api) (Sobur, 2003:126).
9
e. Simbol Simbol adalah sebuah tanda di mana hubungan antara sigfnifier dan signified semata-mata adalah masalah konvensi, kesepakatan atau peraturan. Unsur bahasa yang bersifat arbitrer dan konvensional yang mewakili hubungan objek dan signifikasinya. Simbol merupakan tanda yang representamennya menunjuk kepada objek tertentu tanpa motivasi (unmotivated) simbol terbentuk melalui kovensi-konvensi atau kaidah-kaidah tanpa adanya kaitannya langsung diantara representamen dan objeknya, yang dikatakan sebagai sifat tanda yang arbitrer. (Van Zoest, 1996:23) f. Ikon Ikon adalah tanda yang hubungan antara penanda dan petandanya bersifat bersamaan dan berbentuk alamiah. Ikon merupakan tanda yang didasarkan pada keserupaan atau kemiripan di antara representamen dan objeknya, Akan tetapi, sesungguhnya ikon tidak semata-mata mencakup citra-citra “realistis” seperti pada foto atau lukisan, melainkan juga pada grafis, skema, peta geografis, persamaan-persamaan matematis, bahkan metafora (Sobur, 2003:126).
10