BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Pengambilan
keputusan
merupakan
suatu
proses
mengkombinasikan pendekatan yang rasional dan judgmental, yang prosesnya tidak dapat diformulasikan secara lengkap. Dalam proses ini, pengambil keputusan akan selalu menghadapi risiko yang berpengaruh pada proses judgment itu sendiri. Pemahaman terhadap proses pengambilan keputusan pada masalah yang kompleks, sangatlah penting agar dapat mengambil keputusan dengan baik dan menghadapi risiko dengan bijak. Praktik pengambilan keputusan selama ini menunjukkan kompleksitas masalah dan keterbatasan kemampuan rasional manusia. Dalam keterkaitannya dengan penugasan audit, hasil audit merupakan feed back yang dibutuhkan oleh semua pihak yang berkaitan dengan pihak eksternal maupun pihak internal perusahaan. Agar hasil audit yang menghasilkan laporan audit yang baik dibutuhkan proses audit yang dapat dilakukan dengan prosedur-prosedur profesi, sikap kehati-hatian dan independen yang baik dari seorang auditor. Mengingat pentingnya keputusan tersebut, seorang pembuat keputusan diharapkan dapat membuat suatu keputusan yang optimal. Dalam proses pengambilan keputusan tersebut, seringkali pengambil keputusan hanya mendasarkan pada cara yang sederhana dan mudah saja (Banzerman, 1994).
1
Hal ini terjadi karena terbatasnya kapasitas kemampuan dalam memproses informasi, sehingga pengambil keputusan hanya mengadopsi cara-cara sederhana dengan menggunakan mental strategies atau heuristics untuk mengatasi kompleksitas masalah yang terjadi (Tversky, 1979). Framing (pembingkaian) merupakan salah satu penyebab terjadinya bias dalam pengambilan keputusan. Teori yang digunakan untuk menguji bias akibat framing ini adalah teori prospek (Tversky, 1979) yang mengemukakan bahwa frame yang diadopsi seseorang dapat mempengaruhi keputusannya. Dalam hal ini, seorang pengambil keputusan yang diberi alternatif keputusan yang di bingkai secara positif maka keputusan yang diambil akan cenderung risk averse. Sedangkan pengambil keputusan yang diberi informasi yang di bingkai secara negatif akan mengambil keputusan yang cenderung risk seeking. Penelitian mengenai framing di Indonesia masih memberikan hasil yang bervariasi. Misalnya, hasil penelitian (Gudono, 1998) menunjukkan perilaku orang Indonesia yang cenderung risk neutral ketika informasi disajikan secara positif dan berperilaku risk taker ketika informasi disajikan secara negatif. Hasil penelitian (Haryanto, 2000)
menunjukkan
bahwa
framing
dan
jabatan
mempengaruhi
pengambilan keputusan individu-kelompok. Penyajian informasi dengan framing negatif membuat keputusan yang diambil kelompok lebih beresiko dibandingkan keputusan individu. Sebaliknya, untuk informasi yang disajikan dengan framing positif membuat keputusan yang diambil kelompok kurang beresiko dibandingkan keputusan individu. (Arifin, 2004)
2
melakukan pengujian terhadap teori prospek dan teori fuzzy-trace untuk melihat pengaruh framing pada keputusan akuntansi manajerial dalam perspektif individu dan kelompok. Hasilnya menunjukkan bahwa teori fuzzy-trace
lebih
unggul
dalam
menjelaskan
pengaruh
framing
dibandingkan teori prospek. Dalam pengambilan keputusan seorang auditor juga harus melihat resiko-resiko yang akan dihadapi dengan menggunakan sikap independensi dan sikap skeptisme yang dimiliki seorang auditor. Auditor yang baik diharapkan memiliki judgment yang berkualitas baik pula. Menurut (Kida, 1984) dan (Suartana, 2010) auditor membuat judgment dalam mengevaluasi pengendalian
internal,
menilai
resiko
audit,
merancang
dan
mengimplementasikan penyampelan dan menilai serta melaporkan aspekaspek ketidakpastian. Faktor pertama yang akan diteliti adalah framing (pembingkaian), pengaruh frame atau framing adalah sebuah fenomena yang menunjukkan bahwa para pembuat keputusan akan merespon dengan cara yang berbeda pada permasalahan keputusan yang sama jika masalah tersebut disajikan dalam format yang berbeda (Kuhberger, 1998; Levin et. al., 1998). Bazerman (1984) menyatakan bahwa framing yang diadopsi mungkin dapat membantu mengklarifikasi keputusan yang diambil oleh pembuat keputusan. Selain faktor framing ada faktor lain yang mempengaruhi auditor dalam membuat pertimbangan audit (audit judgment) yaitu urutan
3
bukti (order effect). Pengaruh urutan bukti terjadi karena adanya interaksi antara strategi pemrosesan informasi dan karakteristik tugas pengauditan. Dalam penelitian (Subroto, Interaksi Individu-Kelompok Sebagai Pemoderasi Pengaruh Framing dan Urutan Bukti Terhadap Audit Judgment, 2010) mengobservasi bahwa urutan bukti berpotensi menimbulkan implikasi terhadap efisiensi dan efektivitas dari audit itu sendiri. Efisiensi dapat dipengaruhi ketika urutan bukti audit yang diproses mungkin akan meluas sehingga perlu pencarian bukti-bukti tambahan. Menurut (Noviyanti, 2007) skeptisme profesional perlu dimiliki oleh auditor terutama pada saat memperoleh dan mengevaluasi bukti audit. Dengan demikian sikap skeptisme auditor berpengaruh terhadap profesionalisme seorang auditor dalam hal mengevaluasi bukti audit seorang auditor dalam mengaudit laporan keuangan klien. Dalam penelitian ini juga menambahkan faktor pendukung yaitu sikap skeptisme yang dimiliki seorang auditor, faktor ini juga dirasa berpengaruh terhadap pengambilan keputusan dari seorang auditor yang nantinya akan dipengaruhi faktor sebelumnya yaitu framing dan urutan bukti (order effect). Penelitian ini bersifat eksperimen semu (Quasi Eksperimental Research) yang akan melihat bagaimana pengaruh framing, urutan bukti dan sikap skeptisme profesional yang dimiliki oleh seorang auditor terhadap audit judgment yang diberikan.
Berdasarkan latar
belakang penelitian yang telah dijelaskan di atas, peneliti ingin mereplikasi penelitian (Suartana, 2010) dan (Suparto, 2014), karena masih banyak
4
kecenderungan bias terhadap dampak framing, urutan bukti dan sikap skeptisme profesional auditor terhadap judgment auditor.
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka pertanyaan penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut: 1. Apakah ada pengaruh framing positif yang mendorong perilaku untuk menghindari resiko (mengambil sesuatu yang pasti) dan framing negatif yang mendorong perilaku untuk mengambil resiko? 2. Apakah terdapat perbedaan pengaruh format urutan bukti SbS: ++++++----- dan urutan bukti SbS: ------++++++ terhadap audit judgment yang dibuat oleh auditor? 3. Apakah
pengaruh
sikap
skeptisme
profesional
auditor
dapat
memperkuat hubungan framing terhadap audit judgment? 4. Apakah
pengaruh
sikap
skeptisme
profesional
auditor
dapat
memperkuat hubungan urutan bukti terhadap audit judgment?
1.3
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: a. Untuk menguji pengaruh framing positif akan cenderung menghindari risiko (mengambil sesuatu yang pasti) dan framing negatif yang mendorong perilaku untuk mengambil resiko.
5
b. Untuk menguji pengaruh perbedaan format urutan bukti SbS: ++++++----- dan urutan bukti SbS: ------++++++ terhadap audit judgment yang dibuat oleh auditor. c. Untuk menguji pengaruh framing dan sikap skeptisme profesional auditor secara simultan terhadap audit judgment. d. Untuk menguji pengaruh sikap skeptisme profesional auditor dan urutan bukti secara simultan terhadap audit judgment.
1.4
Kontribusi Penelitian Kontribusi dari penelitian ini adalah: a. Bagi Akademik Hasil penelitian ini diharapkan memiliki kontribusi dalam mengembangkan pengetahuan mengenai pengaruh framing atas urutan bukti dan sikap skeptisme profesional auditor. b. Bagi Perusahaan (KAP) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam meningkatkan profesionalitas seorang audit dan meningkatkan pemahaman yang mendalam agar auditor memiliki pertimbangan yang tepat dalam mengaudit laporan keuangan. c.
Bagi Peneliti Lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk penelitian lain yang sejenis.
6
1.5
Sistimatika Penulisan Bab I: Pendahuluan Pada bab ini berisi latar belakang penelitian dan diikuti oleh perumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistimatika penulisan. Bab II: Landasan Teori Bab ini membahas teori yang menjadi landasan dan acuan dalam penelitian, kemudian pembuatan kerangka pemikiran teoritis dan referensi penelitian terdahulu serta perumusan hipotesis. Perumusan hipotesis merupakan dugaan sementara yang disimpulkan dari landasan teori dan penelitian terdahulu, serta merupakan jawaban sementara dari masalah yang diteliti. Bab III: Metode Penelitian Dalam bab metode penelitian menguraikan jenis penelitian, populasi dan sampel penelitian, jenis data dan metode pengumpulan data, teknik pengumpulan data, pengujian instrumen penelitian, definisi operasional variabel, uji serta teknik pengujian hipotesis. Bab IV: Analisis Data dan Temuan Pada bab ini menggambarkan subjek penelitian, uraian hasil penelitian, interpretasi data, dan pembahasan hasil penelitian.
7
Bab V: Kesimpulan dan Rekomendasi Bab V menguraikan kesimpulan hasil penelitian dan rekomendasi bagi pihak yang terkait dengan implikasi hasil penelitian ini, serta peluang perbaikan untuk penelitian selanjutnya.
8