BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi saat ini, kompetisi antar perusahaan semakin ketat, karena perusahaan tidak hanya dihadapkan pada persaingan dalam negeri, tetapi juga luar negeri. Menghadapi situasi dan kondisi tersebut,
perusahaan
harus
menentukan
strategi
dan
kebijakan
manajemennya, khususnya dalam bidang sumber daya manusia (SDM). Pengelolaan SDM saat ini merupakan suatu keharusan dan bukan lagi merupakan suatu pilihan apabila perusahaan ingin berkembang menjadi lebih baik. Pengelolaan SDM yang baik juga merupakan suatu keharusan yang dilaksanakan oleh perusahaan yang memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat, salah satunya adalah rumah sakit. Dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya rumah sakit selalu dituntut untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada konsumennya. Menurut UURI no. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, yaitu Rumah Sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Solok merupakan rumah sakit kelas B yang berada di Sumatera Barat. Rumah sakit yang diresmikan pada tanggal 7 April 1984 oleh Gubernur Provinsi Sumatera Barat ini memiliki visi menjadi rumah sakit terunggul dalam
1
pelayanan dan
terdepan dalam pendidikan serta penelitian di bidang
kesehatan di Propinsi Sumatera Barat tahun 2020. Visi dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Solok, Sumatera Barat ini menunjukkan bahwa kualitas pelayanan kesehatan merupakan salah satu hal yang yang menjadi fokus oleh rumah sakit untuk terus ditingkatkan dan dikembangkan. Hal ini juga terlihat dari tujuan dari RSUD Solok ini yaitu terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, efisien, efektif, manusiawi dan mandiri serta berkeadilan. Banyak pihak yang berperan dalam memberikan peran penting dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit, salah satunya adalah perawat. Perawat merupakan salah satu komponen dalam pelayanan di rumah sakit dan menjadi tolok ukur yang menentukan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit (Lailani, 2012). Perawat merupakan karyawan lini depan yang lebih sering berinteraksi dengan pasien, sehingga kinerja perawat berperan penting pada keberhasilan sebuah rumah sakit dalam memberikan pelayanan yang berkualitas dan memuaskan bagi pelanggan. Kualitas pelayanan yang diberikan oleh perawat merupakan salah satu hal penting yang harus diperhatikan karena akan memberikan dampak pada daya saing rumah sakit. Tappen (1989) dalam Arruum (2010) menyatakan bahwa perawat berperan aktif dalam mengevaluasi kualitas pelayanan kesehatan dan memiliki kontribusi dalam memperbaiki dan meningkatkan pelayanan kesehatan untuk dapat mencapai hasil yang diinginkan. Tugas perawat yang meluas dalam bentuk pelayanan bio-
2
psiko-sosial-spiritual yang komprehensif merupakan tugas perawat yang ideal. Namun kenyataannya, kualitas pelayanan keperawatan belum semuanya memenuhi harapan ideal, terbukti masih banyak dijumpai keluhan masyarakat terhadap mutu pelayanan keperawatan (Lailani, 2012). Menurut Djojosugito (2001) dalam Arruum (2010), masalah pokok yang masih dihadapi pada sistem pelayanan kesehatan adalah kualitas sumber daya manusia yang kurang professional, sehingga sumber daya manusia perlu diperhatikan karena akan mempengaruhi persaingan di bidang kesehatan. Kinerja sumber daya manusia (perawat) yang tinggi akan mendorong munculnya perilaku kewargaan organisasional, yaitu perilaku melebihi apa yang telah distandarkan perusahaan (Krietner dan Kinicki, 2007). Perilaku kewargaan organisasional dapat timbul dari berbagai faktor dalam organisasi, di antaranya karena adanya keadilan yang dirasakan dan juga faktor gaya kepemimpinan di dalam organisasi. Ketika karyawan merasa diperlakukan adil, maka karyawan tersebut akan bekerja secara maksimal dalam menyelesaikan pekerjaannya, bahkan melakukan beberapa hal yang mungkin diluar tugasnya. Berdasarkan peran dan manfaat perilaku kewargaan organisasional, manajer dan akademisi SDM berusaha mendorong timbulnya perilaku kewargaan organisasional dalam organisasi melalui berbagai cara termasuk dengan memasukkan kriteria perilaku kewargaan organisasional dalam penilaian kinerja (Garay, 2006).
3
Untuk menciptakan perilaku kewargaan organisasional pada diri karyawan dipengaruhi oleh sikap pimpinan mereka. Handoko (2009) menyatakan kepemimpinan merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mempengaruhi orang-orang agar bekerja sesuai dengan sasaran. Pemimpin perlu memberikan panutan dan teladan kepada bawahannya.
Suparmi
(2010)
menyatakan
faktor
kepemimpinan
merupakan faktor terbesar dalam mempengaruhi karyawan. Pemimpin atau manajer dituntut memiliki gaya kepemimpinan yang tepat untuk menggerakkan kinerja bawahan di dalam rumah sakit. Manajer dan supervisor dapat membantu perawat dengan memperjelas kinerja yang diharapkan dengan menetapkan target dan saran yang jelas dan terukur, menyarankan mengikuti pelatihan dan aktivitas rekan senior atau menonton demonstrasi yang menunjukkan seperti apa kinerja yang bagus secara terbuka dan deskriptif sehingga memenuhi kebutuhan karyawan. Salah meningkatkan
satu
gaya
kinerja
transformasional.
di
kepemimpinan organisasi
Munarwoh
yang
adalah
(2011)
dianggap gaya
mampu
kepemimpinan
mengemukakan
bahwa
kepemimpinan transformasional digambarkan sebagai gaya kepemimpinan yang dapat membangkitkan atau memotivasi karyawan sehingga dapat berkembang dan meningkatkan kinerja. Pengikut seorang pemimpin akan merasakan adanya kepercayaan, kesetiaan dan hormat pada pemimpin sehingga termotivasi melakukan lebih dari apa yang diharapkan (Yukl, 2005).
4
Selain itu, ada faktor lain yang bisa berpengaruh menciptakan perilaku kewargaan organisasional dalam diri karyawan yaitu persepsi keadilan, salah satunya adalah keadilan prosedural persepsian. Keadian prosedural persepsian merujuk kepada persepsi keadilan mengenai prosedur pengambilan keputusan (Leventhal, 1980; Thibaut dan Walker, 1975).
Prosedur-prosedur
tersebut
dievaluasi
berdasarkan
tingkat
konsistensi keputusan tersebut, penekanan terhadap bias, keakuratan, korektabilitas, keetisan, dan tingkat prosedur tersebut dapat menerima suara dan masukan. (Leventhal, 1980: Thibaut dan Walker, 1975) Keadilan prosedural mencerminkan sejauh mana persepsi karyawan mengenai keputusan pengalokasian hasil sudah dibuat dengan adil yang berhubungan dengan prosedur resmi organisasi dan perlakuan yang diberikan dalam memberlakukan prosedur tersebut (Moorman, 1991 dalam Radzi et al., 2009). Pada akhirnya, prosedur yang adil dapat memberikan manfaat bagi organisasi dalam bentuk perilaku kerja yang efektif dan sikap kerja yang positif (Cohen-Charash and Spector, 2001 dalam Radzi et al., 2009). Tremblay et al (2000) dalam Radzi et al. (2009) mencatat bahwa keadilan prosedural akan menghasilkan keterikatan yang kuat kepada organisasi, terutama bagi mereka yang merasa dihargai oleh organisasi. Sehingga pandangan
karyawan
mengenai
keadilan
prosedural
menciptakan
lingkungan dimana karyawan akan merasakan pentingnya diri karyawan tersebut untuk perusahaan dan akan berkontribusi lebih kepada organisasi.
5
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dalam penelitian ini penulis perlu meneliti lebih lanjut mengenai “Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Transformasional
dan
Keadilan
Prosedural
Persepsian Terhadap Perilaku Kewargaan Organisasional Perawat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Solok, Sumatera Barat.” 1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1.
Apakah gaya kepemimpinan transformasional memiliki pengaruh positif pada perilaku kewargaan organisasional perawat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Solok, Sumatera Barat?
2.
Apakah keadilan prosedural persepsian memiliki pengaruh positif pada perilaku kewargaan organisasional perawat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Solok, Sumatera Barat?
1.3
Tujuan Penelitian 1.
Untuk
menganalisis
pengaruh
positif
gaya
kepemimpinan
transformasional pada perilaku kewargaan organisasional perawat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Solok, Sumatera Barat. 2.
Untuk
menganalisis
pengaruh
positif
keadilan
prosedural
persepsian pada perilaku kewargaan organisasional perawat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Solok, Sumatera Barat.
6
1.4
Manfaat Penelitian 1.
Bagi perusahaan Diharapkan penelitian ini dapat digunakan perusahaan untuk memperbaiki perilaku kewargaan organisasional perawat dan sebagai
pertimbangan
untuk
mengambil
kebijakan
dalam
perusahaan yang berhubungan dengan gaya kepemimpinan transformasional dan keadilan prosedural persepsian. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memotivasi karyawan untuk bertindak sesuai dengan kebijakan yang ada untuk memajukan organisasi atau perusahaan. 2.
Bagi karyawan Hasil
penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberikan
pengetahuan dan wawasan yang lebih banyak kepada perawat dalam
bekerja
di
rumah
sakit
agar
perilaku
kewargaan
organisasional perawat semakin baik. 3.
Bagi peneliti Penelitian pemahaman
ini
penulis
dapat dalam
menambah bidang
pengetahuan
penelitian
mulai
dan dari
pengumpulan data, pengolahan data hingga penyajian dalam bentuk laporan. 1.5
Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian Ruang lingkup yang disebutkan dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh gaya kepemempinan transformasional dan keadilan
7
prosedural persepsian pada perilaku kewargaan organisasional. Variabel bebas dalam ini adalah gaya kepemempinan transformasional dan keadilan prosedural persepsian, sedangkan variabel terikatnya adalah perilaku kewargaan organisasional. Batasan penelitianya adalah : 1.
Penelitian ini
mengambil subjek hanya dari sampel responden
yang berupa perawat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Solok, Sumatera Barat 2.
Penelitian ini dibatasi hanya untuk menganalisis pengaruh gaya kepemempinan persepsian
transformasional
pada
perilaku
dan
kewargaan
keadilan
prosedural
organisasional.
Tidak
menganalisis sampai perkategori subjek penelitian, misalnya perbedaan pengaruhnya berdasarkan jenis kelamin, lama bekerja, pendidikan, dan lain-lain. 1.6
Sistematika Penulisan Tesis ini terdiri dari lima bab, dengan sistematika sebagai berikut: Bab 1: Pendahuluan Mengemukakan dan menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Bab 2: Landasan Teori Menguraikan tentang teori-teori yang melandasi penelitian ini yaitu tentang kepemimpinan transformasional, keadilan prosedural persepsian dan perilaku kewargaan organisasional
8
Bab 3: Metode Penelitian Menjelaskan obyek penelitian yang digunakan, metode pengumpulan data, teknik pengumpulan data, kerangka analisis penelitian dan metode analisis yang digunakan. Bab 4: Analisis Data Menguraikan mengenai pembahasan dari masalah yang diulas, berdasarkan data-data yang diperoleh. Menjelaskan tentang analisis pengaruh gaya kepemimpinan transformasional dan keadilan
prosedural
persepsian
pada
perilaku
kewargaan
organisasional. Bab 5: Kesimpulan Merupakan simpulan dari analisis data yang dilakukan dan keterbatasan penelitian yang telah dilakukan serta saran bagi penelitian yang akan datang.
9