BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) membawa perubahan yang besar dalam berbagai aspek kehidupan manusia, salah satunya dalam bidang pendidikan. Semakin maju tingkat pendidikan seseorang,maka semakin siap pula menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan (IPTEK) di masa depan. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting dalam kehidupan manusia, untuk itu perlu diupayakan agar kualitas pendidikan terus ditingkatkan. Salah satu upaya untuk meningkatkan
kualitas
pendidikan
disekolah
adalah
dengan
memperbaiki
dan
mengembangkan proses pembelajaran yang terjadi disekolah. Masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan adalah lemahnya proses pembelajaran dan pembelajaran masih didominasi oleh guru. Dalam hal ini peserta didik tidak diajarkan strategi belajar yang dapat memahami bagaimana cara belajar yang baik, berpikir kritis dan kreatif serta bagaimana memotivasi diri sendiri untuk belajar mengenai pelajaran yang sudah diajarkan oleh guru maupun hal-hal yang tidak dapat diajarkan di sekolah. Dari masalah ini dapat berdampak pada kualitas dan mutu pendidikan, rendahnya mutu pendidikan disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya: penyebaran guru yang belum merata diberbagai daerah, kurangnya sarana belajar seperti laboratorium dan perpustakaan di sekolah khususnya di daerah masih tertinggal jauh dibandingkan sarana belajar di sekolah-sekolah yang berada di kota, pembelajaran hanya berpusat pada buku paket, mengajar satu arah dalam arti bahwa metode pembelajaran yang menjadi favorit guru hanya satu yaitu metode berceramah, dan
budaya mencontek, serta perubahan kurikulum yang belum diimplementasikan secara merata. Menghadapi hal tersebut perlu dilakukan penataan terhadap sistem pendidikan secara menyeluruh, terutama berkaitan dengan kualitas pendidikan (Mirza, 2009: 21). Penataan terhadap sistem pendidikan tesebut berpedoman pada seperangkat aturan yang diatur dalam kurikulum. Kurikulum yang dimaksud adalah kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berbasis kompetensi menuntut perubahan paradigma dalam pendidikan dan pembelajaran, khususya pada jenis dan jenjang pendidikan formal (persekolahan). Perubahan tersebut harus pula diikuti oleh guru yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan pembelajaran di sekolah (di dalam kelas ataupun di luar kelas). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menghendaki, bahwa suatu pembelajaran pada dasarnya tidak hanya mempelajari tentang konsep, teori dan fakta tapi juga aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, materi pembelajaran tidak hanya tersusun atas hal-hal sederhana yang bersifat hafalan dan pemahaman, tetapi juga tersusun atas materi yang kompleks yang memerlukan analisis, aplikasi, dan sintesis. Sekolah Menengah Atas Beringin merupakan salah satu sekolah Swasta yang berada di kota kupang dan memiliki nilai rata-rata ulangan harian pada mata pelajaran fisika materi pokok usaha kelas XI IPA dan energi tiga semester terakhir dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1.1 Nilai Ulangan Mata pelajaran Fisika
Pada Materi Pokok Usaha dan Energi No
Tahun Ajaran
Jumlah Peserta Didik
1. 2. 3.
2012-2013 2013-2014 2014-2015
16 27 32
Nilai Rata-Rata Jumlah Rata-Rata Skor 548 34,25 1094 40,51 898 39,04
Rendahnya nilai ulangan untuk mata pelajaran fisika pada materi pokok usaha dan energi tiga semester terakhir yang diperoleh peserta didik Kelas XI SMA Swasta Beringin Kupang dilihat dari tabel diatas dapat dikatakan bahwa minat peserta didik untuk belajar fisika masih sangat rendah. Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara kompunen-kompunen sistem pembelajaran. Konsep pembelajaran dapat dipahami dengan menganalisis aktivitas kompunen guru, peserta didik, bahan ajar, media, alat, prosedur, dan proses belajar. Dalam proses pemblajaran terdapat unsur-unsur yang menghasilkan hasil belajar, melalui hasil belajar inilah pembelajaran bisa berkelanjuatan sehingga segala sesuatu yang dibutuhkan manusia akan terpenuhi. Kegiatan pembelajaran terutama dalam tahap perencanaan, prinsip-prinsip pembelajaran dapat diberikan batas-batas yang memungkinkan bagi guru dalam proses pelaksanaanya. Pengetahuan tentang teori dan prinsip-prinsip pembelajaran dapat memberikan kemudahan bagi guru dalam memilih tindakan pada proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan informasi dari Guru mata pelajaran Fisika dan hasil pengamatan selama kegiatan PPL serta Observasi di SMA Swasta Beringin Kupang adalah: 1. Partisipasi peserta didik masih rendah. Pembelajaran hanya didominasi oleh guru dan beberapa peserta didik yag dianggap mampu, hal ini karena peserta didik belum biasakan diri untuk membagikan ilmu yang dimiliki kepada sesama yang sedang belajar.
2. Kurangnya rasa ingin tahu dan kesadaran dari peserta didik sehingga dalam proses pembelajaran berlangsung banyak peserta didik yang ribut. 3. Peserta didik cenderung mengikuti pelajaran hanya dengan dengan mendengar dan mencatat. 4. Guru jarang memberikan kesempatan pada peserta didik melakukan eksperimen karena keterbatasan alat-alat laboratorium dan kurangnya buku penunjang sehingga guru lebih memilih menggunakan metode ceramah. 5. Penggunaan model pembelajaran yang tidak sesuai dengan fase-fase sehingga dalam proses pembelajan guru cenderung memberikan catatan pada peserta didik. 6. Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang dituntut sekolah untuk mata pelajaran fisika kelas XI IPA adalah 75 Guru merupakan sosok yang menjadi panutan bagi peserta didik dan dituntut untuk memiliki ilmu pengetahuan yang selalu berkembang mengikuti perkembangan zaman. Guru dalam melaksanakan perannya, yaitu sebagai pendidik, pengajar, pemimipin, harus mampu melayani peserta didik yang dilandasi dengan kesadaran, keyakinan, kedisiplinan dan tanggung jawab secara optimal sehingga memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan peserta didik. Dalam pembelajaran yang akan tercipta interaksi peserta didik dan guru. Peserta didik adalah seseorang/sekelompok orang pencari, penerima pelajaran yang dibutuhkannya, sedangkan guru adalah seorang/sekelompok orang yang berprofesi sebagai pengelola kegiatan mengajar. Untuk itu, guru dituntut harus memiliki empat kompetensi yang meliputi (1) kompentensi pedagogis yaitu merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran, (2) kompetensi kepribadian terdiri dari berakhlak mulia, berwibawa, arif dan bijaksana. (3) kompetensi sosial yaitu merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat. (4) kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi pelajaran
secara luas dan mendalam. Untuk menunjang proses pembelajaran tersebut maka salah satu cara yang dibuat guru adalah harus jelih memilih model pembelajaran yang sesuai karena keberhasilan dalam suatu pembelajaran selain ditentukan oleh sarana dan prasarana pendidikan tetapi juga ditentukan oleh kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran. Bagaimanapun baiknya sarana pendidikan apabila guru tidak melaksanakan tugasnya dengan baik maka hasil pembelajaran tidak akan memberikan hasil yang memuaskan. Salah satu cara untuk mengaktifkan peserta didik dalam mengembangkan ketiga kemampuan tersebut melalui penerapan model pembelajaran langsung (Direct instruction) dalam membelajarkan suatu materi kepada peserta didik. Model pembelajaran langsung adalah model pembelajaran yang berpusat pada guru, yang mempunyai lima langkah dalam pelaksanaanya, yaitu menyiapkan peserta didik menerima pelajaran, demonstrasi, pelatihan terbimbing, umpan balik, dan pelatihan mandiri (Nur,2000:7). Dalam kegiatan pembelajaran melibatkan kelompok kecil yang dibentuk secara heterogen baik dari aspek intelektual, ras, suku, budaya dan jenis kelamin untuk bekerja sama menyelesaikan masalah pembelajaran guna mencapai tujuan bersama. Pengajaran dilakukan selangkah demi selangkah untuk menumbuhkan sikap percaya diri, berani, kessungguhan, keberanian serta tanggung jawab (Kardi 2001:1). Model pembelajaran langsung dapat membantu peserta didik untuk mengukur kemampuaanya sendiri serta terampil dalam berproses baik secara individu maupun kelompok. Dalam anggota kelompok itu sendiri tidak saling berkompetisi menjadi yang terbaik tetapi saling berbagi ilmu untuk mencapai pengetahuan bersama. Dalam pembelajaran langsung,parapeserta didik saling mendukung dan saling membantu satu sama lain untuk berusaha keras karena mereka semua menginginkan tim mereka berhasil. Tanggung jawab individu bisa dipastikan
hadir karena satu-satunya skor yang diperhitungkan
adalah skor akhir, dan peserta didik
melakukan tes akhir tanpa bantuan teman satu tim. Menurut Slavin (terjemahan Lita, 2005: 14), para peserta didik juga mendapat kesempatan sukses yang sama karena semuanya telah ditempatkan berdasarkan tingkat kemampuan atau pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. Setelah diimplementasikan model pembelajaran langsung diharapkan materi yang disampaikan dapat lebih mudah dipahami oleh peserta didik, sehingga kemampuan belajar akan berkembang, dan hasil belajar peserta didik akan menjadi baik. Usaha dan Energi merupakan salah satu materi pokok fisika yang diajarkan pada kelas XI IPA semester ganjil tingkat SMA sesuai dengan KTSP dengan penjabaran Standar Kompetensi adalah menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik. Materi ini tergolong luas dan sulit karena memiliki banyak perhitungan yang meggunakan persamaan matematis, peserta didik juga diharapkan untuk salaing berinteraksi dengan aktif dan saling membantu satu sama lain dalam memecahkan masalah secara bersama sehinggamasalah yang rumit dapat dipecahkan bersama-sama dalam kelompok tersebut Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka ingin dilakukan penelitian dengan judul: ’’Penerapan Model Pembelajaran Langsung Materi Pokok Usaha dan Energi
Pada
Peserta Didik Kelas XI IPA Semester Ganjil SMA SWASTA BERINGIN KupangTahun Pelajaran 2015/2016”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka yang menjadi masalah umum dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana hasil penerapan Model Pembelajaran Langsung materi pokok Usaha dan Energi pada peserta didik kelas XI semester ganjil SMA Swasta Beringin Kupang Tahun Ajaran 2015/2016?” Secara terperinci rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajarandengan menerapkan Model Pembelajaran Langsung materi pokok Usaha dan Energi pada Peserta didik kelas XI semester ganjil SMA Swasta Beringin Kupang tahun ajaran 2015/2016? 2. Bagaimana ketuntasan Indikator Hasil Belajar (IHB) dalam pembelajaran dengan menerapkan Model Pembelajaran Langsung materi pokok Usaha dan Energi pada Peserta didik kelas XI semester ganjil SMA Swasta Beringin Kupang tahun ajaran 2015/2016? 3. Bagaimana hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran dengan menerapkan Model Pembelajaran Langsung materi pokok Usaha dan Energi pada Peserta didik kelas XI semester ganjil SMA Swasta Beringin Kupang tahun ajaran 2015/2016? 4. Bagaimana respon peserta didik terhadap kegiatan pembelajarandengan menerapkan Model Pembelajaran Langsung materi pokok Usaha dan Energi pada Peserta didik kelas XI semester ganjil SMA Swasta Beringin Kupang tahun ajaran 2015/2016?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan umum penelitian ini adalah “Mendeskripsikan hasil penerapan Model Pembelajaran Langsung materi pokok Usaha dan Energi Siswa kelas XISMA Swasta Beringin Kupang Tahun Ajaran 2015/2016.” Secara terperinci tujuan dalam penelitian ini adalah: 1. Mendeskripsikan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran dengan menerapkan Model Pembelajaran Langsung materi pokok Usaha dan Energi pada Pesrta didik kelas XI semester ganjil SMA Swasta Beringin Kupang tahun ajaran 2015/2016. 2. Mendeskripsikan ketuntasan Indikator Hasil Belajar (IHB) dengan menerapkan Model Pembelajaran Langsung materi Usaha dan Energi pada Pesrta didik kelas XI semester ganjil SMA Swasta Beringin Kupang tahun ajaran 2015/2016. 3. Mendeskripsikan hasil belajar peserta didik dengan menerapkan Model Pembelajaran Langsung materi pokok Usaha dan Energi pada Peserta didik kelas XIsemester ganjil SMA Swasta Beringin Kupang tahun ajaran 2015/2016. 4. Mendeskripsikan respon peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran dengan menerapkan Model Pembelajaran Langsung materi pokok Usaha dan Energi pada Pesrta didik kelas XI semester ganjil SMA Swasta Beringin Kupang tahun ajaran 2015/2016.
D. Manfaaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: a. Bagi Peserta Didik: a. Meningkatakan peran aktif peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. b. Meningkatkan semangat belajar peserta didik. c. Meningkatkan hasil belajar pesrta didik. d. Melatih pesrta didik untuk saling bekerja sama dalam menyelesaikan masalah dalam kelompok. b. Bagi Guru: a. Membantu mengatasi masalah yang dihadapi pesrta didik dalam kegiatan pembelajaran khususnya pada mata pelajaran Fisika. b. Sebagai bahan informasi guru dalam memilih model pembelajaran yang lebih tepat sehingga dapat meningkatkan hasil belajar
dan aktivitas mental belajar pesrta didik
khususnya pada mata pelajaran Fisika. c. Guru dapat menjadikan model pembelajaran langsung sebagai model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. c. Bagi sekolah Memberikan masukan yang baik bagi sekolah dalam rangka memperbaiki dan meningkatkankegiatan pembelajaran yang selanjutnya dapat meningkatkan mutu sekolah. d. Bagi peneliti a. Mendapat pengalaman penerapan model pembelajaran langsung sehingga dapat diterapkan saat terjun langsung di sekolah. b. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya. e. Bagi LPTK Unwira
Bagi LPTK UNWIRA penelitian sangat bermanfaat dalam rangka perbaikan sistem pembelajaran.Terutama Universitas ini memiliki tugas menghasilkan calon-calon guru profesional di masa depan dan dapat dijadikan bahan masukan dalam mempersiapkan calon guru dan juga sebagai pengembangan keilmuan khususnya masalah pembelajaran. E. Penjelasan Istilah Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam menafsirkan istilah dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan beberapa istilah yang digunakan antara lain: 1. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran didalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain Joice(Trianto, 2007: 5). 2. Model pembelajaran langsung (Direct Instruction) merupakan salah satu model pengajaran yang dirancang khusus untuk mengembangkan belajar peserta didik tentang pengetahuan procedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah (Sofan Amri & Iif Khoiru Ahmadi, 2010 : 39) 3. Usaha dan Energi adalah salah satu materi pokok pada mata pelajaran fisika kelas XI SMA. 4. Respon adalah suatu reaksi atau jawaban yang bergantung pada stimulus atau merupakan hasil stimulus tersebut (Gulo, 1995).Respon seseorang dapat dalam bentuk baik atau buruk, positif atau negatif (Azwar, 1988). Apabila respon positif maka orang yang bersangkutan cenderung untuk menyukai atau mendekat objek, sedangkan respon negatif cenderung untuk menjauhi objek tersebut. 5. Menurut pasal 1 UU RI No. 20 tahun 2013. Mengenai sistem pendidikan nasional dimana peserta didik atau siswa adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan diri
mereka melalui proses pendidikan pada jalur dan jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Menurut tokoh Abu Ahmadi peserta didik ata siswa adalah orang yang belum mencapai dewasa, yang membutuhkan usaha, bantuan dan bimbingan dari orang lain yang telah dewasa guna melaksanakan tugas sebagai salah satu makhluk Tuhan, sebagai umat manusia, sebagai warga negara yang baik, dan sebagai salah satu masyarakat serta sebagai suatu pribadi atau individu.