BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran sebagai bagian integral dari kurikulum sekolah. Kegiatan pengembangan diri merupakan upaya pembentukan watak dan kepribadian peserta didik yang dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling berkenaan dengan masalah pribadi dan kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan pengembangan karir, serta kegiatan ekstra kurikuler. Kegiatan pengembangan diri di SMKN Wonorejo dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik dalam mengembangkan dan mengekspresikan diri dalam beradaptasi dengan lingkungan sekolah, teman, keluarga dan masyarakat sekitar. Lokasi SMKN Wonorejo di lingkungan pesantren yang merupakan lembaga sekolah kejuruan yang bernuansa pesantren, siswa SMKN Wonorejo berasal dari berbagai daerah yang bermukim di pondok pesantren dan juga dari kalangan masyarakat sekitar, pada saat ini produk didik tidak lagi mempunyai kepekaan nurani yang berlandaskan moralitas, hal ini disebabkan pada era global saat ini, meskipun siswa didik sudah bermukim di pondok akan tetapi masih bisa nantinya terpengaruh aksi-aksi kekerasan,konvoi lulusan dan bahkan pesta sex, peranan
sekolah sebagai pendidik moral yang vital pada saat
melemahnya
pendidikan saat ini sangat penting sekali adanya penekanan pendidikan karakter,
1
karena muncul beragam persoalan karakter sehingga pihak sekolah mengambil inisatif untuk menekankan dan mengutamakan
pembangunan karakter , baik
melalui mata pelajaran maupun melalui pengembangan diri . Pengembangan diri merupakan wadah yang sangat tepat untuk membentuk karakter anak didik dan menumbuhkan bakat minat, dalam hal ini pada kegiatan ekstrakurikuler dan bimbingan konseling yang selama ini hanya merupakan kegiatan informal, Hal itu tercermin dalam indikator pengembangan diri yang menempatkan pendidikan karakter sebagai misi guna mewujudkan visi sekolah karena kita ingin membangun manusia yang berakhlak, berbudi pekerti dan berperilaku baik. KTSP yang pelaksanaannya berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 tahun 2006. Perubahan kurikulum ini tentu menuntut perubahan dalam banyak hal bagi para pelaku pendidikan terutama para guru di SMKN Wonorejo sebagai ujung tombak keberhasilan visi misi sekolah . Salah satu hal baru yang terdapat dalam KTSP SMKN Wonorejo adalah kegiatan pengembangan diri, pelaksanaan pengembangan diri berdasarkan kurikulum KTSP di mulai di SMKN Wonorejo pada tahun pelajaran 2008/2009. Dari tahun ketahun program kegiatan pelaksanaan tidak terkontrol dengan maksimal dari pihak berwenang sekolah, padahal program pengembangan diri merupakan salah satu program yang bisa dijadikan wadah pengembangan bakat minat serta karakter siswa.Pada struktur kurikulum pendidikan
menengah
dicantumkan kegiatan pengembangan diri dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran. Pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006
2
dijelaskan bahwa kegiatan pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran tetapi palaksanaannya dianggap sangat penting dalam rangka mengembangkan minat dan bakat terutama juga sangat penting adalah pengembangan pada karakter siswa. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekpresikan diri sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minat sesuai dengan kondisi sekolah. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menetapkan bahwa pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara tri pusat pendidikan antara lain: pemerintah, keluarga dan masyarakat. Ketiga pihak inilah mempunyai tanggung jawab yang sama dalam membina anak melalui upaya pendidikan. Dalam dunia pendidikan yang menjadi fokus perhatian adalah peserta didik, baik itu di TK, SD, SMP, SMA/SMK maupun di Perguruan Tinggi. Berbagai
tanggapan
bermunculan
terutama
mengenai
kegiatan
pengembangan diri yang pada struktur KTSP dicantumkan dengan jelas bahwa pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran, tetapi eksistensinya dipandang sangat penting. Karena bukan merupakan mata pelajaran,akan tetapi Bimbingan Karir dan Konseling bagi peserta didik yang meliputi kemampuan menentukan pilihan jenis karir, menerapkan nilai-nilai hubungan industrial dalam lingkup dunia kerja atau ketenagakerjaan, layanan belajar baik pribadi maupun kelompok. Kebijakan tentang bentuk kegiatan pengembangan diri diserahkan kepada satuan pendidikan. Sekolah sebagai satuan pendidikan menentukan macam macam kegiatan ekstrakurikuler, masing-masing kegiatan ekstrakurikuler maupun
3
bimbingan konseling harus mempunyai dan
menyusun program kegiatan
pengembangan diri tersebut. Hal ini memungkinkan terjadinya berbagai permasalahan dalam isi program
pengembangan diri atau tidak mempunyai
program kegiatan, hal ini sangat menarik untuk dikaji. Sebagai program kegiatan relatif pengembangan diri mulai terlaksana
baru di SMKN Wonorejo, program tahun pelajaran 2009/2010, kegiatan
pengembangan diri menemui berbagai kendala. Sumber daya yang merupakan faktor terpenting dalam implementasi KTSP masih dianggap kurang baik dalam kuantitas maupun kualitas. Pada Penjelasan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi, kegiatan pengembangan diri dibimbing atau difasilitasi oleh guru, konselor, atau tenaga pendidikan lain yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakulikuler. Pada kenyataannya, keberadaan konselor atau tenaga profesional non guru masih belum mencukupi. Disamping itu pula managemen pengelolaan pendidikan yang masih cenderumg sentralistik ikut menghambat pelaksanaan kegiatan pengembangan diri.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah adalah sebagai berikut: 1.2.1. Bagaimanakah
isi
program
pengembangan
diri
dalam
rangka
mengembangkan bakat dan minat serta karakter siswa pada SMKN Wonorejo Kabupaten Pasuruan?
4
1.2.2. Bagaimanakah pelaksanaan program pengembangan diri dalam rangka mengembangkan bakat dan minat serta karakter siswa
pada SMKN
Wonorejo Kabupaten Pasuruan? 1.2.3. Faktor-faktor
apakah
yang
mempengaruhi
pelaksanaan
program
pengembangan diri dalam rangka mengembangkan bakat dan minat siswa serta karakter siswa pada SMKN Wonorejo Kabupaten Pasuruan? 1.2.4. Bagaimanakah model evaluasi program pengembangan diri dalam rangka mengembangkan bakat dan minat serta karakter siswa
pada SMKN
Wonorejo Kabupaten Pasuruan?
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan fokus penelitian di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1.3.1. Mendapatkan gambaran tentang isi program pengembangan diri dalam rangka mengembangkan bakat dan minat siswa serta karakter pada SMKN Wonorejo Kabupaten Pasuruan 1.3.2. Mengetahui pelaksanaan program pengembangan diri dalam rangka mengembangkan bakat dan minat serta karakter siswa pada SMKN Wonorejo Kabupaten Pasuruan 1.3.3. Mengetahui
dan
menganalisis
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
pelaksanaan program pengembangan diri dalam rangka mengembangkan bakat dan minat serta karakter siswa pada SMKN Wonorejo Kabupaten Pasuruan
5
1.3.4. Mengetahui model evalusi dan pelaporan hasil pelaksanaan program pengembangan diri dalam rangka mengembangkan bakat dan minat serta karakter siswa pada SMKN Wonorejo Kabupaten Pasuruan
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1
Manfaat Teoritis Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, disamping prestasi
akademik, Prestasi non akademik perlu dapat dicapai melalui program pengembangan diri dan harus menjadi sebuah prioritas penyelenggaraan pendidikan. Oleh karena itu penelitian tentang program pengembangan diri menjadi sangat penting terutama bukan hanya pada peningkatan bakat dan minat siswa saja tetapi adanya perubahan pada karakter siswa ke arah lebih baik sesuai dengan tujuan sekolah. Hasil akhir penelitian program pengembangan diri diharapkan dapat menambah kepustakaan Sebagai sebuah kerangka teori tentu masih membutuhkan kajian yang lebih mendalam. Hasil penelitian dapat digunakan oleh peneliti lain yang mempunyai minat terhadap program pengembangan diri sebagai kajian awal untuk melakukan penelitian lanjutan atau penelitian dengan fokus berbeda. 1.4.2
Manfaat Empiris Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti, masyarakat
pemerhati pendidikan, pihak sekolah. Bagi peneliti yang berprofesi sebagai seorang guru, penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan pemahaman tentang program pengembangan diri dan menambah pengalaman tentang penelitian
6
khususnya penelitian kualitatif, serta meningkatkan profesionalisme. Bagi masyarakat, penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan tentang program pengembangan diri di sekolah dan membentuk serta mengarahkan karakter siswa sesuai dengan tujuan pendidikan nasional . Bagi pihak sekolah hasil penelitian ini bermanfaat sebagai bahan pertimbangan untuk membuat kebijakan baru sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan khususnya pendidikan karakter.
1.5 Penegasan Istilah - satu alinea saja Agar tidak menimbulkan salah pengertian atau menimbulkan perbedaan penafsiran makna, maka perlu penegasan atau kejelasan kata-kata kunci dalam penelitian ini, yaitu analisis kebijakan, pengembangan diri, karakter .
1.5.1
Analisis Kebijakan Dalam penelitian ini mengacu pada definisi analisis kebijakan menurut
Dunn (2000: 10), yaitu aktivitas menciptakan pengetahuan tentang kebijakan dan dalam proses pembuatan kebijakan, dengan meneliti sebab, akibat, dan kinerja program. 1.5.2
Pengembangan Diri Pengembangan diri adalah program yang disusun oleh satuan pendidikan
untuk meningkatkan bakat dan minat serta karakter peserta didik melalui kegiatan bimbingan konseling yang dibina oleh konselor atau guru Bimbingan Konseling (BK) dan ekstrakurikuler yang dibimbing oleh guru atau tenaga kependidikan lain.
7
1.5.3
Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter dalam penelitian ini sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang tujuannya mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baikburuk, memelihara apa yang baik itu, dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati sehingga mampu mewujudkan terutama dalam dunia usaha maupun dunia industri. (Yang dimaksud penulis)
1.5.4
Minat Bakat Minat adalah dorongan yang kuat bagi seseorang untuk melakukan segala
sesuatu yang menjadi keinginannya.Minat merupakan faktor yang dapat mengarahkan bakat dan keberadaannya merupakan faktor utama dalam pengembangan bakat. Bakat merupakan kondisi atau kualitas yang dimiliki seseorang,yang memungkinkan seseorang tersebut akan berkembang pada masa mendatang
1.5.5
Isi Program Pengembangan Diri Isi program pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan
konseling berkenaan dengan masalah pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar dan pengembangan karir, serta kegiatan ekstrakurikuler.
1.5.6
Pelaksanaan Program Pengembangan Diri Pelaksanaan
program
pengembangan
8
diri
dilaksanakan
dengan
perencanaan khusus dalam kurun waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan peserta didik secara individual, kelompok, dan atau klasikal
melalui
penyelenggaraan: Layanan dan kegiatan pendukung konseling, kegiatan ekstra kurikuler. Pelaksanaan program pengembangan diri memerlukan kesiapan sistem pendukung yang tidak sedikit, efektifitas, dan efisiensi, fleksibilitas. program disamping faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan program baik internal maupun eksternal.
1.5.7
Faktor yang Berpengaruh dalam Program Pengembangan Diri Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan program baik internal
maupun eksternal. Faktor internal seperti kepemimpinan kepala sekolah, manajemen, budaya kerja warga sekolah dapat menjadi faktor pendukung maupun penghambat pelaksanaan program pengembangan diri. Faktor eksternal yang mendukung antara lain: komite sekolah dan orang tua siswa.
1.5.8
Evaluasi Program Pengembangan Diri Evaluasi program pengembangan diri dalam rangka pengembangan bakat
minat dan karakter siswa pada pendidikan kejuruan diarahkan terhadap proses dan hasil. Evaluasi terhadap hasil dan praktek kinerja dilakukan dengan dua model, yaitu evaluasi performan dan evaluasi partispatif.
9