BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Laut dan kehidupan di dalamnya merupakan bagian apa yang disebut Ekosistem yaitu suatu lingkungan tempat berlangsungnya reaksi timbal balik antara makhluk dan faktor-faktor alam. Oleh karena itu pendayagunaan laut dan kehidupan di dalamnya berarti melakukan perubahan di dalam Ekosistem tersebut yang pengaruhnya akan menjalar pada seluruh sitem jaringan kehidupan. Dengan demikian pendayagunaan laut dan kehidupan di dalamnya tidak boleh ditinjau secara terpisah, melainkan senantiasa dilakukan dalam hubungannya dengan Ekosistem bersangkutan (Dengah, 1981). Laut yang mengandung berbagai jenis sumberdaya yang dapat dimanfaatkan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan meningkatkan kesejahteraannya, banyak mengalami tekanan baik dari aktivitas manusia yang secara langsung dilakukan di laut, maupun karena aktivitas manusia di daratan. Pencemaran laut yang merupakan salah satu bentuk tekanan terhadap lingkungan laut maupun sumberdaya di dalamnya dapat menyebabkan kerugian bagi sistem alami (ekosistem) yang telah tertata sebelumnya maupun bagi manusia yang merupakan bagian dari sistem alami tersebut. Beberapa logam berat merupakan komponen penting yang dibutuhkan di dalam makanan hewan dalam jumlah yang sangat kecil. Jenis logam berat tersebut antara lain, besi di mana zat ini dibutuhkan dalam proses untuk menghasilkan oksidasi enzim cytochrome dan pigmen pernafasan (haemoglobin), sedangkan tembaga diperlukan dalam oksidasi cytochrome dan pigmen haemocyanin. Logam-
2
logam ini akan menjadi racun apabila mereka terdapat dalam konsentrasi di atas normal seperti yang terdapat di alam. Jenis logam berat yang lain seperti kadmium, timah dan air raksa (mercury) tidak termasuk yang dibutuhkan dalam proses metabolisme. Mereka merupakan bahan pencemar yang berbahaya akibat dari pembuangan sampah-sampah ke laut secara berlebihan. Hal ini dapat terjadi melalui tiga cara. Pertama, akibat dari pembuangan sisa industri yang tidak terkontrol. Di mana mereka ini kemudian mengalir ke dalam estuarin dan terus masuk ke laut. Kedua, berasal dari lumpur minyak yang kadang-kadang juga mengandung logam berat dengan konsentrasi yang tinggi yang terbuang ke laut. Ketiga, berasal dari pembakaran minyak (hidrokarbon) dan batubara di daratan. Mereka melepaskan logam berat ke dalam atmosfer di mana kemudian bercampur dengan air hujan dan jatuh ke dalam laut (Hutabarat et al¸1985). Inswsiasri et al, (1997) menyatakan bahwa limbah industri, pertanian dan hasil
kegiatan
manusia
lainnya
yang
mengandung
logam
berat
dapat
mengkontaminasi perairan sungai maupun laut dan bioakumulasi dalam rantai makanan yang berasal dari perairan tersebut seperti kerang, ikan rumput laut dan sebagainya. Pantai Congot terletak di Desa Jangkaran, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kondisi pantai Congot saat ini tidak nyaman karena air pantai yang sedikit berminyak. Banyak sampah dedaunan dan ranting bercampur aspal hitam yang meleleh terkena panas. Pencemaran yang diakibatkan kapal tanker yang tenggelam telah meluas dan meresahkan banyak pihak. Nelayan sulit mendapatkan ikan karena ikan sudah mati
3
atau pindah ke lokasi yang bersih. Di Pantai Congot terdapat Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang sangat berpotensi dengan produksi ikan yang banyak. Ikan-ikan yang dihasilkan biasanya didistribusikan ke pasar, rumah makan maupun industriindustri pangan (Anonim, 2001). Ikan Tenggiri
merupakan salah satu ikan yang banyak dikonsumsi oleh
masyarakat. Ikan tenggiri biasanya dijual di pasar sebagai ikan segar, ikan kering atau telah diolah menjadi berbagai produk seperti krupuk (Nontji, 1987). Ikan sebagai bahan pangan harus dijaga keamanannya untuk dikonsumsi, salah satunya melalui monitoring kadar polutan yang masuk kedalam tubuh ikan tersebut. Dalam dasawarsa terakhir ini, toksisitas dari logam berat seperti tembaga, merkuri, kadmium, dan timbal menjadi masalah dunia internasional. Penyebab utama logam berat menjadi bahan pencemar berbahaya yaitu logam berat tidak dapat dihancurkan (non-degradable) oleh organisme hidup di lingkungan dan terakumulasi ke lingkungan, terutama mengendap di dasar perairan. (Djuangsih, 1982). Pantai Congot serta biota di dalamnya, perlu dilakukan monitoring dari bahan pencemar terutama logam berat, karena pada saat ini beberapa perairan di sekitar pulau Jawa telah tercemar dengan logam berat. Dimana pada penelitian ini kadar logam berat yang dianalisis adalah kadmium (Cd). Cd dipilih sebagai logam berat yang dianalisis pada penelitian ini, karena bila melihat dari penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya, pada perairan sekitar pulau Jawa telah mengandung kadar Cd yang cukup tinggi, seperti hasil dari Masoka (1994) di Pantai Kanjeran, Semarang, Pantai tersebut telah mengandung Cd sebesar 0,07 ppm, serta penelitian Inswiarsi (2004) di Pantai Ancol, Jakarta telah mengandung Cd sebesar
4
0,1 ppm pada air laut dimana haisl penelitian kedua peneliti tersebut telah melampaui Kep-02/MENKLH/I/88 tentang Baku Mutu Air Laut, di mana ambang batas yang ditentukan sebesar 0,01ppm.
B. Perumusan Masalah Dari uraian diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1.
Seberapa besarkah kadar logam berat kadmium (Cd) pada ikan tenggiri papan (Scomberomorus guttatus) yang ditangkap di Pantai Congot?
2.
Apakah periode sampling mempengaruhi kadar Cd pada tubuh ikan?
3.
Apakah berat dan panjang ikan mempengaruhi kadar Cd pada ikan?
C. Tujuan Penelitian 1.
Mengetahui konsentrasi Cd pada ikan tenggiri papan yang dtangkap di Pantai Congot.
2.
Mengetahui pengaruh periode sampling terhadap kadar Cd pada tubuh ikan.
3.
Mengetahui pengaruh berat dan panjang ikan terhadap kadar Cd pada tubuh ikan
5
D. Manfaat Penelitian Dari penelitian ini akan didapatkan data awal yang berhubungan dengan model akumulasi yang akan dibandingkan dengan baku mutu yang dapat bermanfaat secara akademik untuk mengetahui pola bioakumulasi pada ikan khususnya pada organ-organ tubuh ikan, dan juga dapat bermanfaat bagi Dinas Perikanan Kulonprogo serta Dinas Kesehatan untuk mengetahui status keamanan pangan.