BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penunjang keberhasilan dalam usaha beternak, khususnya babi diperlukan manajemen kandang yang baik dan benar. Manajemen perkandangan yang dikelola dengan baik dan benar dapat memberikan keuntungan dari pertambahan dan pertumbuhan ternak tersebut. Ternak babi seperti halnya mahluk hidup lainya mengalami pertumbuhan terus-menerus. Pertumbuhan ini dimulai semenjak babi masih di dalam kandungan sampai babi menjadi dewasa. Proses pertumbuhan babi yang paling penting adalah proses laktasi. Babi yang kurang mendapatkan susu dari induknya akan berakibat jelek pada pertumbuhan periode berikutnya, karena dalam kolostrum induk saat proses menyusui terdapat antibodi yang sangat diperlukan untuk proses kelanjutan pertumbuhannya. Faktor yang paling mendukung adalah kondisi kandang pada periode laktasi. Apabila kandang pada periode laktasi jelek maka akan mempengaruhi pada preiode pertumbuhan babi berikutnya, karena di kandang laktasi inilah anak babi memulai kehidupannya. Pertimbangan lainnya dalam pembuatan kandang adalah sarana jalan yang mudah, ketinggian lokasi, adanya sumber air, mudah memperoleh bahan pakan untuk ternak, keadaan lingkungandan kondisi tanah ( Sihombing, 2006 ).
1
Tujuan Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui manajemen kandang khususnya kandang babi laktasi di peternakan CV. Adhi Farm milik bapak Alexandre. Pengamatan yang dilakukan meliputi: pemilihan lokasi, sarana jalan, ketinggian lokasi, adanya sumber air, mudah memperoleh bahan pakan, keadaan lingkungan, dan kondisi tanah. Manfaat Dengan mengetahui manajemen kandang babi laktasi di peternakan CV. Adhi Farm Karanganyar diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan pembaca khususnya dalam hal manajemen kandang babi laktasi.
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perkandangan Perencanaan lokasi usaha peternakan babi terutama usaha yang besar, perlu disiapkan untuk jangka panjang, misalnya harus dipersiapkan untuk jangka waktu 25-50 tahun yang akan datang, karena modal yang diinvestasikan relatif tinggi. Penting pula diperhatikan dari faktor fisik, ekonomis dan sosial, terutama di Indonesia, agar sesuai dengan makna yang terkandung dalam peraturan yang berlaku. Undang-undang RI No. 4 tahun 1982 terutama pasal 16: setiap rencana yang diperkirakan punya dampak penting terhadap lingkungan wajib dilengkapi dengan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) yang pelaksanannya diatur dengan peraturan pemerintah (Nugroho dan Whendarto, 1990). Sejak awal suatu usaha peternakan babi harus dibuat perkiraan dampak terhadap lingkungan hidup, baik fisik, ekonomis, dan sosial budaya. Berdasarkan analisis tersebut dapat diperkirakan secara terperinci dampak negatif dan positif yang akan timbul dari usaha atau kegiatan berternak babi, sehingga sejak dini sudah dipersiapkan langkah untuk menanggulangi dampak negatif dan mengembangkan dampak positivnya. Dampak yang perlu ditentukan dalam pembangunan kandang babi yaitu : banyak manusia yang akan terlibat di sekitarnya, luas wilayah penyebaran dampak, lama dampak berlangsung, intensitas dampak, banyak komponen lingkungan lainya yang akan terkena, sifat
3
komulatif dampak tersebut, berbaliknya (reversible) atau tidaknya (irreversible) dampak (Anonim,1981 ; Sihombing, 2006). Luas lahan peternakan babi Lahan peternakan harus cukup luas dengan besar usaha peternakan,selain diperuntuhkan bagi peternakan, sedapat mungkin ada lahan untuk menafaatkan hasil limbah ternak untuk tanaman pangan atau pakan. Jalan harus ada dan tahan saat musim hujan untuk dilalui alat pengangkutan, untuk mengangkut ternak, makanan, dan limbah (Sihombing, 2006). Topografi lahan Lahan harus dipilih yang bertopografi memungkinkan digunakan untuk peternakan babi. Sedapat mungkin dari daerah perkandangan dapat di salurkan limbah ternak ke tempat penampungan limbah oleh gravitasi saja. Air permukaan diarahkan menjauh dari kandang dan menuju penampungan limbah yang sedapat mungkin berada di lingkungan peternakan itu sendiri dan jangan mencemari lingkungan milik orang lain (Sihombing, 2006). Aspek higienis Aspek higienis yang perlu dipertimbangkan agar dapat diperoleh kandang dan lingkungan yang higienis yang meliputi, pertama berada di tempat yang trerbuka dan menghindari adanya pohon yang besar yang menutupi kandang sehingga sinar matahari dapat masuk kedalam kandang, yang ke dua berada jauh dari pabrik industri dan pemukiman warga ( Anonim, 1981 ).
4
Jarak kandang dari pemukiman Ternak dapat mencemari lingkungan dalam bentuk pencemaran air permukaan maupun air dalam tanah, udara, maupun bising oleh suara ternak. Oleh karena itu jarak peternakan, dalam hal ini kandang tempat mengurung ternak harus diperhatikan jarak minimalnya dari pemukiman. Bangunan kandang harus cukup jauh jaraknya untuk menghindari polusi kebisingan, udara, dan air bagi penghuni rumah tempat tinggal, bangunan-bangunan, atau pusat-pusat kegiatan lain. Jarak pisah minimum yang disarankan untuk usaha peternakan babi sesuai banyak ternak yang dipelihara dan golongan pemukiman sebaiknya adalah seperti Tabel 1. Tabel 1: Jarak pisah minimum (meter) peternakan babi dari pemukiman (Sihombing, 2006). Banyak induk Pemukiman lahan sekitar (meter) Golongan (1) Golongan (2) Golongan (3) Golongan (4)
50 725 450 360 320
100 900 550 450 400
200 1100 700 550 500
Pemukiman digolongkan menjadi 4 : Golongan 1 : pusat-pusat kegiatan pinggir kota, rumah sakit, sekolah. Golongan 2:banyak rumah-rumah pemukiman. Golongan 3: sedikit rumah pemukiman, tempat rekreasi dan industri.
5
Golongan 4 : daerah pertanian dan peternakan, sedikit rumah pemukiman Kehidupan Babi dan Lingkungannya Babi termasuk dalam golongan hewan berdarah panas (homeoterm) dimana hewan tersebut akan mempertahankan keadaan internal tubuh dengan kondisi lingkungan luar tubuhnya. Babi juga termasuk hewan yang mudah stres, jika hewan ini tidak mencapai keadaan tubuh yang homeestotis. Hal ini sangat berpengaruh pada metabolisme tubuh, sehingga akan menimbulkan perubahan tingkah laku yang kemudian berpengaruh pada produktivitasnya (Anonim, 1981; Sihombing, 2006). Kelahiran Induk melahirkan dengan berat badan tubuh pada salah satu sisi. Mengeluarkan fetus dalam vagina dengan cara berurutan satu persatu selama satu sampai lima jam. Sekitar 70% anak babi lahir dengan kaki muka lebih dahulu keluar. Kematian anak babi pada proses melahirkan biasanya terjadi karena waktu melahirkan yang terlalu lama sehingga kurang nafas dalam saluran kelahiran (Sihombing, 2006 ). Laktasi Hormon oxytosin yang dikeluarkan sewaktu melahirkan berkerja juga untuk merangsang keluarnya air susu dan demikian suplai air susu tersedia bagi anak babi ( Sihombing, 2006 ).
6
Kandang ternak babi Kandang harus memenuhi tuntutan biologis bagi hewan yang akan dipelihara.Ternak babi tergolong hewan berdarah panas, yakni mekanisme fisiologisnya selalu mempertahankan keadaan luar tubuh. Babi selalu berusaha mencapai keadaan homeostatis yang ditentukan oleh faktor-faktor eksternal, yakni ketinggian tempat, garis lintang bumi, gerakan udara (angin), komposisi dan ionisasi udara, tekanan udara dan bahan-bahan pencemaran udara. Ternak yang mengalami stres akan berpengaruh terhadap hormon-hormon dan enzim-enzim yang dapat juga mempengaruhi tingkah laku, mempengaruhi produksi, reproduksi, maupun kesehatan ternak tersebut (Sihombing, 2006). Bila syarat-syarat lokasi, topografi dan luas lahan telah dipenuhi, maka perencanaan selanjutnya adalah rencana induk pengembangan fisik dan rekayasa letak (site engineering). Rekayasa letak dibagi menjadi dua bagian, yaitu rekayasa terperinci (detail engineering) yang mencakup perincian kekuatan, bahan dan harga serta terperinci disain (detail design) yang mencakup penataan (lay out) perkandangan, bangunan-bangunan penyesuaian dengan topografi lahan, dan koefisien pekerjaan mengelolanya (Sihombing, 2006). Aroma yang tidak enak yang timbul di dalam kandang ternak disebabkan oleh gabungan berbagai bahan berbau. Antara lain ammonia, hydrogen sulfide, saktol, dan sebagainya. Sebagian besar berasal dari feses dan urin ternak. Bahan berbau ini telah diidentifikasi dan sekarang telah ada alat scentometer untuk mengukur intensitas bau (Anonim, 1981; Sihombing, 2006).
7
Luas kandang Besar unit usaha peternakan bervariasi, dari yang kecil sampai yang sangat besar. Skala usaha ini tergantung dari ketersediaan modal dan besar permintaan pasar (demand) untuk menyerap produksi ternak. Besar skala usaha ternak babi yang kini terdapat di dunia usaha ternak dapat digolongkan sebagai usaha keluarga (beternak di perkarangan) sampai usaha yang sangat besar. Tabel 2. Besar skala usaha peternakan babi Skala usaha
banyak induk
Usaha keluarga Usaha kecil Usaha sedang Usaha besar Usaha sangat besar
1-20 20-50 50-200 200-1250 lebih dari 1250
populasi babi 1-125 250-450 450-2200 2200-10.000 lebih dari 10.000
Usaha ternak babi yang sedang sampai besar sudah tentu lebih dahulu dilakukan studi kelayakan, sebab modal yang diinvestasikan sudah relatif besar. Semakin modern usaha peternakan babi, pengusaha ternak makin mengarahkan bangunan kandang babi yang hemat akan lahan, tenaga, air, dan energi. Oleh sebab itu tipe bangunan dirancang sedapat mungkin memenuhi persyaratan tersebut (Sihombing, 2006). Bangunan kandang babi untuk daerah tropis seperti Indonesia lebih sederhana dibandingkan dengan daerah subtropik atau daerah beriklim dingin. Suhu Indonesia rata-rata 27,2°C, namun suhu di berbagai daerah berbeda,
8
tergantung dari letak geografis, ketinggian (altitude) tempat, kelandaian, sinar, angin, hujan, dan kelembaban( Sihombing, 2006). Suhu Bangunan kandang babi untuk daerah tropis seperti Indonesia lebih sederhana dibandingkan dengan daerah subtropik atau daerah beriklim dingin . Suhu Indonesia rata-rata 27°C, namun suhu di berbagai daerah berbeda, tergantung dari letak daerah geografis,ketinggian(altitut) tempat, kelandaian, sinar, angin, hujan dan kelembaban. Suhu optimal bagi peternakan babi berbeda menurut umur atau bobot badannya (Tabel 3) (Sihombing, 2006). Tabel 3. Suhu optimal bagi ternak babi Status babi Baru lahir Menyusui Lepas sapih/fase bertumbuh Fase bertumbuh pengakhiran Babi bunting Induk menyusui anak
bobot badan (kg) 1-2 2-5 5-40 40-90 130-250 130-250
suhu optimal (°C) 35 25-34 18-24 12-22 14-20 5-18
Anak babi yang baru lahir memerlukan suhu yang relatif tinggi, sedang babi dewasa memerlukan suhu yang relatif rendah. Suhu lingkungan mikro harus dimodifikasi agar sesuai dengan tuntutan hidup ternak babi yang dipelihara dalam kandang. Diusahakan agar mikroklimat dalam kandang sesuai bagi kehidupan atau kebutuhan fisiologis babi. Bila suhu terlalu tinggi, babi akan kehilangan panas evaporative (berkeringat), konsumsi makanan biasanya menurun. Konsumsi air minum meningkat, berusaha mencari kesejukan, dan tingkah laku mungkin
9
berubah dan gangguan tersebut akan mengganggu proses produksi. Suhu lingkungan yang berbeda menyebabkan pertumbuhan babi yang berbeda. Temperatur yang terlalu tinggi atau yang terlalu rendah akan menggangu kehidupan babi, sebab babi akan berkembang baik di lingkungan zone termonetralnya, yakni berkisar antara 20-26°C (Sihombing, 2006). Syarat factor-faktor fisik bangunan kandang untuk daerah tropis: Bahan bangunan yang tahan lama, relatif murah dan berdaya pantul tinggi terhadap sinar, berkemampuan rendah menyimpan beban panas yang berasal dari hewan,landasan (slope) atap cukup, biasanya 30-45°C sehingga ternak terlindung baik terhadap panas sinar matahari, hujan dan angin, langit-langit bangunan cukup tinggi sesuai kebutuhan, terjamin sirkulasi udara yang baik dan keluarnya udara tak sehat dan masuk udara segar, arah memanjang (poros) bangunan kandang adalah Timur-Barat, berbeda dari arah bangunan di daerah beriklim subtropis ataupun beriklim dingin (Sihombing, 2006). Tata letak dan bentuk bangunan kandang Tata letak bangunan biasanya disesuaikan dengan keadaan atau topografi lahan, namun harus memenuhi persyaratan teknis kandang ternak babi, agar dapat berdiri peternakan babi yang baik (Anonim, 1981).
10
Bahan Kandang Bahan untuk pembuatan kandang ada yang cepat ada yang lambat mengalirkan panas. Panas dapat dialirkan dengan cara konduksi, konvensi, dan radiasi (Sihombing, 2006). Lantai Bahan yang digunakan tergantung pada tipe lantai kandang yang dikehendaki. Biasanya dikenal dengan 2 tipe lantai, yaitu pertama lantai polos (solid floor) atau plasteran dan yang ke dua lantai berbilah yang terbuat dari batang-batangan coran, almunium, logam berlubang-lubang, fiberglass atau plastik. Namun dapat pula digabungkan dengan dua cara tadi, yakni sebagai polos dan berpilah. Lantai dibuat agak miring sehingga air kencing atau air pembersih dapat langsung mengalir ke tempat penampungan limbah sehingga tidak mengganggu kebersihan kandang ( Anonim, 1981; Sihombing, 2006). Hal–hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan kandang yaitu permukaan tidak boleh licin, kasar, dan tidak terdapat tonjolan yang dapat melukai babi. Lantai dibuat tidak bersiku dan menghindar sambungan lantai agar tidak terjadi sarang penyakit atau penumpukan bakteri, lantai tidak menyebabkan stres bagi babi, bahan lantai tahan lama dan murah, jika lantai berbilah-bilah kotoran dan urin mudah terbuang dengan lancar dan tidak menumpuk, dan serendah mungkin biaya pembuatannya (Sihombing, 2006).
11
Dinding Dinding berfungsi sebagai perlindungan ternak atau pembatas, yakni pembatas antar luar dan dalam kandang antar ternak. Berfungsi untuk membatasi ruang, udara, dan panas. Dinding luar mempunyai ukuran 90-110 cm, kecuali kandang babi pejantan dan babi karantina sakit perlu setinggi 125 cm, sedangkan dinding kandang babi sapih 75 cm, dan batas pemisah kandang melahirkan cukup 50 cm (Sihombing, 2006). Atap Atap adalah naungan bagi ternak dan melindungi ternak terhadap air hujan, panas sinar surya maupun terhadap angin. Bahan-bahan atap yang sering digunakan adalah seng plat atau gelombang, almunium super dek, asbes, plastik, genting, sirap, ijuk, dan lain-lain. Atap hendaknya dibuat dengan kemiringan sedang yaitu 30-45 derajat. Namun hal ini berhubungan dengan bahan yang digunakan dan lebar kandang. Biasanya tinggi atap pada titik terendah adalah sekitar 2,0-2,5 meter dan bagian tinggi puncak sekitar 3,0-3,5 meter, namun ditentukan bahan dan lebar atap kandang (Anonim, 1981). Perlengkapan Kandang Ventilasi udara dan sinar matahari Terdapat dua macam ventilasi yaitu ventilasi alami dan ventilasi buatan. Ventilasi buatan dengan suatu rencana secara khusus, misalnya menggunakan kipas angin, namun fungsi kedua macam dari ventilasi itu sama, yakni untuk
12
menjaga keadaan udara dalam kandang tetap segar dan udara selalu berganti. Pembuatan ventilasi sangat perlu diperhatikan karena berkaitan erat pada kesehatan ternak, karena jika sirkulasi udara dapat berjalan dengan lancar dan sinar matahari dapat masuk ke dalam kandang, maka bibit penyakit yang berada di dalam kandang dapat diminimalis ( Anonim,1981 ). Tempat makan dan minum Ada dua macam tempat makan yaitu yang berbentuk bak dari bahan semen dan yang kedua ialah tempat makan berupa kotak yang bahannya dari papan ataupun seng. Masing-masing dapat dipakai secara individual maupun kelompok. Demikian juga dengan tempat minum, ada yang berupa bak, tabung dan nozzle. Tempat makan maupun minum ini merupakan perlengkapan kandang yang mutlak diperlukan oleh babi. Oleh karena itu, perlengkapan kandang ini harus dengan baik memenuhi persyaratan agar menjadi kandang yang baik (Tarigan dan Suranto, 1978). Persyaratan pembutan tempat pakan dan minum yang perlu diperhatikan antara lain ukuran tempat pakan dan minum hendaknya disesuaikan dengan umur dan besar kecilnya babi, mudah dibersihkan, konstruksi tempat pakan dan minum harus dijaga, agar babi tidak mudah masuk menginjak-injak ataupun berbaring di dalamnya, tempat pakan dan minum harus lebih tinggi dari pada lantai, permukaan dalam harus keras, rata, dan halus agar sisa makanan tidak tertinggal di sela-selanya, mudah dibersihkan, tepi-tepi atau bibir tempat pakan dan minum
13
harus dibuat agak bulat, bertujuan agar tidak terlalu tajam apabila menyentuh bagian tubuh babi (Anonim, 1981). Bak penampungan kotoran Setiap kandang hendaknya dilengkapi dengan saluran atau parit yang menghubungkan kandang dengan bak penampungan kotoran, sehingga dengan letak lantai yang sedikit miring, air kencing dan kotoran dengan mudah bisa dialirkan langsung ke bak penampungan, agar kotoran tidak mengganggu lingkungan sekitarnya, serta bisa dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian. Ukuran bak tergantung dari persediaan bak yang ada, jumlah babi, dan luas kandang. Pintu kandang Khusus kandang induk menyusui sebaiknya perlu dilengkapi dengan pintu penghalang, sehingga kematian anak babi akibat tertindih induk bisa dihindari. Apabila tidak ada perlengkapan seperti ini anak babi menyusui bisa ditaruh di dalam kotak tersendiri. Hanya saat menyusui saja anak babi dicampur dengan induknya, anak – anak babi harus selalu diawasi. Lampu pemanas Lampu pemanas dipakai saat genjik setelah lahir, yang berfungsi untuk menjaga suhu tubuh agar tetap hangat. Biasanya dipasang pada kandang baterai (Tarigan dan Suranto, 1978 ).
14
Box pemisah Box pemisah digunakan untuk memisahkan genjik setelah diberi vitamin atau obat, sehingga tidak ada genjik yang terlewatkan. Box diletakkan di atas kandang baterai induknya (Anonim, 1974 ). Macam Kandang Ada berbagai macam kandang babi, yang masing- masing bisa dibedakan menurut jenis dan kepercayaannya. Menurut jenis Macam kandang menurut jenis dibagi menjadi dua yaitu pertama kandang seri tunggal yakni bangunan kandang yang terdiri dari 1 baris dan kandang seri ganda yakni bangunan kandang yang terdiri dari 2 baris yang letaknya saling berhadapan atau bertolak belakang (Anonim, 1981 ). Menurut kegunaan/tujuan Menurut kegunaannya, kandang babi biasanya dibangun sesuai dengan tujuannya masing-masing dengan ukuran dan perlengkapan yang berbeda. Kandang induk menyusui (laktasi) Kandang ini dibuat untuk kenyamanan induk dengan anaknya yang sedang masa menyusui. Ukuran kandang pokok 2,5 x 3 m, dengan bagian umbaran 4 x 3 m, bagian tinggi kandang pokok 2,5 m, dan bagian belakang 2 m. Kandang laktasi
15
ini dilengkapi dengan lampu penghangat dan kotak untuk anak ( Nugroho dan Whendarto, 1990 ). Tipe kandang Tipe kandang dapat disesuaikan dengan kapasitas ternak, lahan yang ada serta dana yang tersedia. Hal ini berhubungan dengan konstruksi kandang. Terdapat kandang yang dilengkapi dengan genteng kaca yang memudahkan sinar matahari pagi untuk masuk ke dalam kandang ( Anonim, 1981 ).
16