BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses menyiapkan individu untuk mampu
menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan. Pendidikan mempunyai peran penting dalam pembangunan nasional karena pendidikan merupakan salah satu cara untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas untuk mencapai tujuan pembangunan nasional. Generasi muda merupakan generasi penerus bangsa. Perkembangan kemajuan bangsa sedikit banyak berada di tangan generasi muda. Pendidikan pada generasi muda diharapkan mampu mendukung pencapaian tujuan pembangunan nasional. Generasi muda yang berpendidikan dan berprestasi diharapkan mampu membawa negeri ini menghadapi persaingan global khususnya dalam bidang pendidikan. Jalur pendidikan dibedakan menjadi dua yaitu pendidikan formal dan pendidikan nonformal. Pendidikan formal diperoleh melalui lembaga pendidikan yaitu sekolah dan merupakan pendidikan yang berjenjang dari pendidikan paling rendah sampai dengan pendidikan yang tinggi. Sedangkan jalur pendidikan nonformal adalah suatu bentuk pelatihan yang mempunyai organisasi di luar pendidikan formal, misalnya kursus. “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahklak mulia,
1
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”.1 Pendidikan dasar adalah pendidikan yang lamanya sembilan tahun, diselenggarakan enam tahun di Sekolah Dasar dan tiga tahun di Sekolah Menengah Pertama. Pendidikan dasar bertujuan memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kemampuanya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara, dan anggota manusia serta mempersiapkan peserta didik untuk mengembangkan pendidikan menengah. Pendidikan menengah adalah pendidikan yang diselenggarankan selama tiga tahun yang bertujuan untuk melanjutkan dan meluaskan pendidikan dasar serta mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam memasuki dunia kerja maupun pendidikan selanjutnya yaitu pendidikan tinggi. Pendidikan menengah ini terdiri atas pendidikan menengah umum (SMA). Sedangkan pendidikan selanjutnya adalah pendidikan tinggi atau perguruan tinggi dengan segala bentuk penyelenggaraanya. Pendidikan tinggi atau perguruan tinggi bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat
yang
memiliki
kemampuan
akademis
maupun
kemampuan
profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan, dan menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga dari pendidikan tinggi akan lahir ahli-ahli
1
Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, BAB 1, pasal 1,
ayat 1.
2
yang dapat berperan sebagai pelaku, pelaksaan sekaligus penemu hal-hal yang dapat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat. “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. 2 Setiap anak mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan dan pengajaran. Namun dalam pelaksanaan pendidikan dan pengajaran yang di berikan kepada anak selalu dipengaruhi kondisi atau sosial ekonomi orang tua baik dari segi pendidikan dan pendapatan orang tua. Pendidikan orang tua akan mempengaruhi pandangan tentang pendidikan anak yaitu perlu atau tidak anak melanjutkan sekolah yang lebih tinggi.
Sedangkan pendapatan orang tua yang dibebani dengan biaya pendidikan anak-anaknya yang dari tahun ke tahun mengalami kenaikan yang sangat besar pada semua jenjang pendidikan baik TK, SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi. Terutama di pendidikan perguruan tinggi biayanya mahal. Sehingga banyak anak tamatan SMA tidak dapat melanjutkan pendidikan sekolahnya disebabkan terbatasnya kemampuan orang tua untuk membiayai pendidikan anaknya. Apabila siswa hendak mengambil keputusan terhadap studi lanjutannya
ke
jenjang yang lebih tinggi mereka harus mempertimbangkan beberapa hal :
2
Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, BAB II, pasal 3.
3
Dengan tingginya biaya pendidikan, maka timbullah suatu pandangan orang tua tentang pendidikan anak. Pendidikan orang tua yang berpendidikan formal dan berpendapatan tinggi akan berusaha untuk dapat menyekolahkan anaknya agar merasakan dunia pendidikan. Namun bukan berarti orang tua yang akan peduli terhadap pendidikan anaknya melainkan dengan banyak informasi yang dapat dilihat dari berbagai media informasi maka akan terus berusaha untuk menyekolahkan anaknya dengan harapan kelak anak-anaknya memiliki kehidupan yang baik dari orang tuanya. Kondisi ekonomi yang beragam dilihat dari mata pencaharian, pendidikan dan pendapatan. Kondisi sosial ekonomi tersebut kaitanya dengan anak tidak melanjutkan pedidikan ke perguruan tinggi adalah sangat erat dimana dengan adanya mata pencaharian dengan profesi yang baik, maka akan mempengaruhi pendapatan orang tua sehingga dapat menghargai anak akan tidak melanjutkan pendidikan perguruan begitu juga dengan tingkat pendidikan yang tinggi, maka orang tua untuk menyekolahkan anaknya sampai ke perguruan tinggi, tetapi sebaliknya karena pendidikan orang tua rendah, maka untuk menyekolahkan anaknya akan rendah karena pengetahuan orang tua tentang perguruan tinggi rendah. Pada umumya semua orang itu berharap mampu untuk menyekolahkan anaknya mulai dari tingkat dasar sampai pada perguruan tinggi, karena melakukan hal ini berarti membekali anak dengan ilmu pengetahuan (pendidikan). Selanjutnya harapan orang tua akan lebih sepesifik tergantung dari
4
tujuan orang tua akan diarahkan kemana pendidikan untuk anak dan itu juga terlepas dari tingkat pendidikan anaknya.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi anak melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi dapat diklasifikasikan dalam dua kategori yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam anak itu sendiri. Faktor ini meliputi: (1) Kemampuan belajar anak yang kurang sehingga anak malas untuk studi ke perguruan tinggi. (2) Kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan kurang, akhinya anak merasa bahwa belajar tidak berarti. (3) Kemampuan mengaktualisasi diri kurang, sehingga anak tidak memiliki percaya diri, karena rasa percaya diri dapat membunuh potensi dan kreatifitas anak termasuk untuk belajar. Faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar anak. Faktor ini meliputi sebagai berikut; (1) Ekonomi keluarga yang kurang mendukung anak untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi, sehingga anak tidak dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. (2) Kemampuan keluarga yang kurang dirasakan oleh anak, misalnya keluarga kurang memperhatikan anak tentang pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. (3) Lingkungan yang kurang mendukung, artinya lingkungan pergaulan tempat tinggal merupakan faktor yang sangat mempengaruhi anak untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Jenis pekerjaan orang tua dan keadaan ekonomi orang tua merupakan faktor yang berperan penting yang dapat mempengaruhi orang tua untuk melanjutkan studi anaknya ke perguruan tinggi. Orang tua yang mempunyai pekerjaan yang layak dan penghasilan yang tinggi akan rela berkorban materi demi pendidikan anaknya, sementara orang tua dengan pekerjaan yang belum mapan dan
5
penghasilan sedang, sebagian dari mereka mengesampingkan pendidikan anaknya, bahkan tidak sedikit yang mengarahkan anaknya untuk bekerja mencari uang. Desa Lanjan adalah desa yang terletak di Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah yang dijumpai sawah-sawah dan kebun. Mayoritas penduduk desa Lanjan bermata pencaharian sebagai buruh tani baik yang mengolah lahanya sendiri maupun yang mengolah lahan orang lain (buruh), buruh bangunan, pegawai swasta dan petani. Akan tetapi, selain masyarakatnya yang bermata percaharian sebagai petani ada juga yang bekerja sebagai POLISI, TNI, PNS, dan Wirausaha. Walaupun sebagian besar orang tuanya menjadi buruh bangunan, buruh tani, pegawai swasta dan petani mereka tidak ingin anaknya seperti mereka. Berbagai macam latarbelakang atau kondisi sosial ekonomi yang berbeda menyatakan bahwa, pada umumnya anak yang berasal dari keluarga menengah keatas lebih banyak mendapatkan pengarahan mengenai pengetahuan pendidikan di perguruan tinggi dan bimbingan yang baik dari orang tua mereka. Anak-anak yang berlatarbelakang ekonomi rendah, kurang dapat mendapat bimbingan dan pengarahan mengenai pengetahuan pendidikan di perguruan tinggi yang cukup dari orang tua mereka, karena orang tua lebih memusatkan perhatiannya pada bagaimana untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
6
1.2. Fokus Penelitian Perguruan tinggi di era modernisasi sekarang ini merupakan unsur penting yang sangat menentukan kemajuan suatu bangsa sebab melalui perguruan tinggi tenaga-tenaga terampil dapat terwujud. Namun sangat disayangkan arti pentingnya pendidikan tinggi tampaknya belum sepenuhnya disadari oleh sebagian masyarakat Indonesia. Bagi masyarakat umumnya pendidikan SMA dianggap sudah cukup dijadikan bekal untuk mencari pekerjaan, sehingga tidak ada antusias untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi setelah menamatkan pendidikan sekolah lanjutan tingkat atas. Keberhasilan pembangunan nasional ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia pendidik memegang peranan penting.“Dalam arti luas, pada dasarnya pendidikan adalah wajib bagi siapa saja dan dimana saja, karena menjadi dewasa, cerdas, dan matang adalah hak asasi manusia pada umumnya”.3 Masyarakat desa Lanjan kecamatan Sumowono sudah mempunyai kesadaran akan pentingnya pendidikan sudah mulai tumbuh tetapi hanya sebatas pendidikan dasar dan pendidikan menengah sedangkan untuk pendidikan tinggi masih sangat minim. Semangat penduduk desa Lanjan untuk menyekolahkan anak mereka ke perguruan tinggi masih tergolong rendah. Masyarakat kurang gereget untuk malanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi begitupun anak-anak yang sudah lulus dari SMA, ini terlihat banyak anak-anak yang sudah lulus SMA tidak melanjutkan pendidikanya ke perguruan tinggi. Dapat dilihat pada tabel di bawah ini . 3
Suhartono, Suparlan, Filsafat Pendidikan, Jogyakarta, Ar-Ruzz, 2009, hal. 80.
7
Tabel 1.1. Data Jumlah Anak Lulusan SMA dari 32 Orang di desa Lanjan Kecamatan Sumowono Tahun 2012-2014 Tidak Melanjutkan Jumlah Lulusan
Melanjutkan Ke
SMA
Perguruan Tinggi
Tahun
Ke Perguruan Tinggi
2012
8 anak
3 anak
5 anak
2013
19 anak
5 anak
14 anak
2014
5 anak
1 anak
4 anak
Jumlah
32 anak
9 anak
23 anak
Sumber : Data Primer Berdasarkan data tabel 1.1. dapat dilihat bahwa anak lulusan SMA yang melanjutkan ke perguruan tinggi menunjukkan jumlah terbanyak pada tahun 2013 yaitu jumlah 5 anak, pada tahun 2012 ada 3 anak dan tahun 2014 ada 1 anak. Sedangkan pada anak lulusan SMA yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi jumlah terbanyak pada tahun 2013 yaitu berjumlah 14 anak, tahun 2012 ada 5 anak dan tahun 2014 berjumlah 4 anak. Kenyataannya, ketika anak lulusan SMA untuk melanjutkan ke perguruan tinggi, anak masih enggan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Dari 32 anak lulusan SMA di desa Lanjan kecamatan Sumowono kabupaten Semarang yang melanjutkan ke perguruan tinggi ada 9 anak. Dari wawancara yang penulis lakukan di desa Lanjan kecamatan Sumowono kabupaten Semarang
masih
banyak anak yang belum melajutkan ke perguruan tinggi dengan berbagai alasan yang mereka kemukakan. Alasan kondisi ekonomi orang tua adalah salah satu
8
yang menjadi alasan mereka tidak melanjutkan ke perguruan tinggi. Pendidikan orang tua juga menjadi alasan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi karena anak menganggap bila pendidikan orang rendah orang tua cederung kurang mendukung anak untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Ada juga anak menganggap tidak perlu melanjutkan ke perguruan tinggi dan mereka menganggap sudah cukup sampai lulusan SMA saja. Banyak anak kurang memahami arti pentingnya pendidikan melanjutkan ke perguruan tinggi. Adanya persepsi anak terhadap manfaat melanjutkan ke perguruan tinggi yaitu pola pikir anak yang berasumsi bahwa pendidikan itu penting namun mereka belum melanjutkan ke perguruan tinggi Alasan yang lain timbul adalah keadaan ekonomi masyarakat yang berada di garis kemiskinan dengan pekerjaan sebagai petani dan penghasilan yang tidak menentu menjadikan masyarakat enggan untuk berperan aktif dalam pendidikan anak-anaknya. Setelah lulus SMA ada yang melanjutkan ke perguruan tinggi tetapi ada yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi. Ada pula anak yang setelah lulus SMA yang langsung bekerja membantu orang tua dalam mencari nafkah karena beban orang tua yang banyak untuk menghidupi keluarga. Ada pula anak yang kurang mendapat dukungan dari orang tua untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Dengan melanjutkan ke perguruan tinggi maka seharusnya anak akan tambah pengetahuan dan akan menjadi orang dengan kualitas sumber daya manusia yang baik.
9
Untuk dapat memenuhi kualitas sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam persaingan global, pendidikan adalah kunci utamanya. Pendidikan tidak hanya terbatas pada pendidikan dasar dan menengah tapi lebih daripada itu adalah pendidikan tinggi. Pendidikan tinggi sangat diperlukan bagi seluruh penduduk Indonesia termasuk desa Lanjan yang ada di kecamatan Sumowono. Selama ini masyarakat tidak mementingkan pendidikan, terutama pendidikan tinggi. Masih sangat sedikit anak lulusan SMA yang melanjutkan ke perguruan tinggi. Selama ini partisipasi masyarakat masih tergolong rendah terhadap pentingnya pendidikan tinggi. Padahal pendidikan tinggi sangat penting untuk memperbaiki kualitas sumber daya manusia. Berdasarkan hasil pengamatan terdapat lulusan SMA dari tahun 2012-2014 yang tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi berjumlah 23(dua puluh tiga) orang. Yang menjadi fokus penelitian penulis adalah faktor penyebab ketidaklanjutan studi ke perguruan tinggi dikalangan anak lulusan SMA di desa Lanjan kecamatan Sumowono kabupaten Semarang? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor penyebab ketidaklanjutan studi ke perguruan tinggi dikalangan anak lulusan SMA di desa Lanjan kecamatan Sumowono kabupaten semarang.
10
1.4 Signifikansi Penelitian 1.4.1. Signifikansi Teoritis Hasil penelitian ini mendukung pendapat Baharudin mengatakan bahwa “Minat adalah seseorang yang minat terhadap suatu objek yang timbul dari dirinya sendiri. Minat bisa dinyatakan karena menyukai suatu hal dalam bentuk aktivitas yang diminatinya. Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang besar terhadap sesuatu”.4 1.4.2. Signifikansi praktis a. Bagi Penulis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis dan dapat menerapkan ilmu-ilmu yang telah didapat dari bangku kuliah serta dapat digunakan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi pada Universitas Kristen Satya Wacana. b. Bagi Fakultas Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan bacaan dan perbandingan bagi pembaca yang sedang mengadakan penelitian. a. Bagi Orang Tua Penelitian diharapkan dapat memberikan masukan kepada orang tua murid dan masyarakat desa Lanjan kecamatan Sumowono kabupaten Semarang tentang pentingnya pandidikan tinggi untuk anak-anak mereka serta untuk mengiatkan masyarakat untuk menyekolahkan anak-anak mereka ke perguruan tinggi.
4
Baharudin, 2007, Teori Belajar dan Pembelajaran, Jogjakarta, Ar-ruzz Media, hal.24.
11
b. Bagi Siswa Diharapkan penelitian ini akan memberikan gambaran kepada anak-anak desa Lanjan tentang pendidikan sehingga dapat menjadi motivasi untuk melanjutkan ke pendidikan tinggi. 1.5 Keterbatasan Penelitian Penelitian ini
memiliki
tujuan untuk mengetahui
faktor penyebab
ketidaklanjutan studi ke perguruan tinggi dikalangan anak lulusan SMA di desa Lanjan kecamatan Sumowono kabupaten Semarang. Mengingat biaya dan waktu yang terbatas, penelitian ini hanya menfokuskan pada penyebab ketidaklanjutan studi ke perguruan tinggi dikalangan anak lulusan SMA di desa Lanjan kecamatan Sumowono kabupaten Semarang.
12