BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Banyak cara yang dilakukan oleh masyarakat untuk membuat tubuh dan jiwa mereka menjadi sehat, salah satunya adalah dengan berolahraga. Olahraga juga merupakan salah satu agenda yang tidak boleh terlewatkan agar kita tetap merasa bugar dan dapat menjalani aktivitas dengan lancar dan hidup yang lebih lama, ini juga sesuai dengan ungkapan latin “Mens sana in corpore sano” dari seorang pujangga Romawi, Decimus Iunius Juvenalis yang artinya “di dalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat”.1 Seiring dengan perkembangan zaman, kini olahraga tidak harus selalu terpusatkan pada latihan fisik yang cukup berat semisal mengangkat beban, berlari, berkuda, berenang dan sebagainya. Ada beberapa yang menggabungkan antara memusatkan kebugaran fisik dan juga fikiran dengan bentuk olahraga dan gerakan yang ringan, sehingga bisa dilakukan dengan mudah oleh semua orang termasuk kaum wanita. Selain itu, faktor keterbatasan lahan dan waktu yang dimiliki oleh sebagian besar masyarakat, khususnya di perkotaan, olahraga juga bisa dilakukan dimanapun dan kapanpun, baik dirumah, maupun di pusat-pusat kebugaran (fitness center). Fisik yang sehat, segar, peredaran darah berjalan baik, asupan gizi sampai pada sel-sel yang membutuhkan dan dipadu dengan
1
Sumber; http://olahraga.kompasiana.com/atletik/2012/06/11/mens-sana-in-corpore-sano470049.html, diakses pada 31 Desember 2014 pukul 10.20 WIB.
ketenangan jiwa, berpikir rileks dan dalam bauran positif thinking, akan dapat membuat kehidupan lebih berkualitas. Salah satu bentuk olahraga modern yang sekarang banyak diminati oleh masyarakat, khususnya masyarakat modern dan diperkotaan adalah Yoga. Seiring dengan semakin banyaknya penggemar olahraga Yoga ini, mulailah muncul acara Yoga yang diadakan untuk mengumpulkan komunitas-komunitas yoga itu sendiri, beberapa diantaranya adalah Bali Spirit Festival yang dimulai sejak tahun 2008 dan Namaste Festival yang dimulai sejak tahun 2010. Bali Spirit Festival (BSF) menjadi pioneer pelaksanaan festival yoga di Indonesia untuk skala international yang diadakan di Pulau Bali. Sedangkan di Jakarta pada tahun 2010, muncul lah acara festival yoga yang disebut Namaste Festival. Meskipun dengan kemasan yang berbeda, kedua festival tahunan tersebut tetap menarik banyak para komunitas Yoga. Hal ini dikarenakan saat ini dapat dilihat bahwa Yoga sebagai sebuah gaya hidup didalam masyarakat kita.2 Namaste Festival didirikan pada awal tahun 2010 oleh Anita Boentarman, Nina Teteng, Ine Noor dan Vikky Bolang. Berawal dari kecintaannya kepada olahraga yoga, pada awalnya mereka membuat sebuah organisai yang mewadahi semua pecinta yoga dan juga komunitas yoga di seluruh Indonesia untuk bisa menyalurkan aspirasi dan kecintaan mereka terhadap olahraga Yoga tersebut, yaitu dengan mendirikan organisasi yang bernama Namaste. Setelah mendirikan organisasi Namaste, pada tahun tersebut juga mereka mengadakan sebuah acara/event Yoga berskala internasional yang bernama Namaste Festival, dimana
2
Sumber; www.namastefestival.com, diakses pada 31 Desember 2014, pukul 11.02 WIB.
secara umum tujuan utama dibuatnya event tersebut adalah untuk menyatukan komunitas yoga yang ada di Indonesia pada khususnya dan di Asia serta Australia pada umumnya. Selain itu, event Namaste Festival ini juga akan diadakan setiap tahunnya dan telah menjadi agenda tahunan hingga kini karena pihak penyelenggara melihat animo yang cukup besar dan positif dari masyarakat Indonesia terhadap yoga. Sehingga pihak penyelenggara harus selalu membuat acara itu sendiri harus lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Maka dari itu, selain kemasan acara yang baik, pihak penyelenggara harus selalu melakukan strategi promosi yang lebih baik agar pengunjung tetap datang ke event tersebut.3 Namaste
Festival
merupakan
suatu
event
Yoga
tahunan
yang
mengetengahkan format Yoga, Healing dan Wellbeing dalam satu atap. Tahun 2014 merupakan pelaksanaan event yang ke lima sejak dilaksanaan pertama kali tahun 2010 lalu. Terdapat banyak sekali program dan kelas yoga yang diadakan pada Namaste Festival, mulai dari Hatha Yoga, Asana, Astangga, hingga Yoga untuk anak-anak, yang khusus dan menjadi daya tarik tersendiri dari event ini adalah untuk beberapa kelas Yoga pihak Namaste mengundang para master Yoga dari luar negeri untuk menjadi instruktur, sedangkan pada sesi Healing dan Wellbeing pihak Namaste mengundang pakar-pakar lokal dibidangnya.4 Seiring dengan meningkatnya peminat Yoga, Healing dan Wellbeing yang selalu meningkat setiap tahunnya, pengunjung Namaste Festival pun terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Ini bisa dilihat dari observasi awal yang peneliti dapatkan dari narasumber bahwasanya terjadi peningkatan jumlah 3 4
Ibid. Ibid.
pengunjung dari tahun ke tahun dalam penyelenggaraan event Namaste Festival tersebut. Selain meningkatkan popularitas Yoga itu sendiri di Indonesia, meningkatnya jumlah pengunjung pastinya juga mendatangkan keuntungan bagi pihak penyelenggara. Dibawah ini adalah jumlah pengunjung yang datang pada event Namaste Festival dari tahun ke tahun sejak tahun 2010 hingga 2014. Tabel 1.1 Program Acara
3-5 Desember 2010, The Hotel Sultan 900
1-3 Desember 2011, Borobudur Hotel 1.100
30 November 1& 2 Desember 2012, The Hotel Sultan 1.250
Average Daily Attendance Workshops 800 950 1.100 tickets sold Namaste Bazzar 24 30 35 Average Daily 17 25 30 Attendance Namaste 19 12 9 Wellness Sanctuary Yoga Masters 14 20 25 Healers 5 9 10 Wellness 15 15 19 Instructors Music & Art 13 15 19 Performers Media Partners 17 20 21 Sumber: Laporan Namaste Festival Tahun 2010-2014
19-21 November Desember 2013, The Hotel Sultan 1.500
21-23 November Desember 2014, The Hotel Sultan
1.300
1.500
40 35
40 40
12
12
30 10 20
30 10 20
20
15
25
25
2.000
Gambar 1: Laporan Data Pengunjung Festival Namaste Periode Tahun 2010-2013 Dari data diatas yang peneliti dapatkan pada observasi awal oleh penyelengara event Namaste Festival dapat disimpulkan bahwa pengunjung yang datang selalu meningkat setiap tahunnya. Keberhasilan dalam meningkatkan jumlah pengunjung dari tahun ke tahun tersebut, selain memang Yoga sudah
menjadi gaya hidup sebagian besar masyarakat perkotaan, hal tersebut juga tidak terlepas dari keberhasilan beberapa strategi promosi yang digunakan oleh penyelenggara event Namaste Festival untuk mempromosikan dan memasarkan produk Yoga itu sendiri dari tahun ke tahunnya kepada target pasarnya. Layaknya sebuah produk atau jasa, agar dikenal luas dan mendatangkan pengunjung, maka event Namaste Festival memerlukan sebuah atau bahkan beberapa strategi promosi yang tepat. Mempromosikan suatu penyelenggaraan event itu sendiri tidak terlepas dari beberapa langkah yang harus disiapkan, salah satunya adalah menyiapkan materi pemasaran dan promosi event. Pada dimensi ini terjadi kontak pertama antara penyelenggara dan calon pengunjung atau peserta event. Mulai dari pengumuman pertama tentang event, panitia sudah harus menciptakan kesan yang istimewa tentang acara yang akan diselenggarakan. Dalam hal ini, materi promosi dan pemasaran event harus disiapkan tidak hanya untuk memberikan informasi yang cukup tentang acara itu, tetapi juga untuk mengungkapkan isi dan menggunakan format yang menarik sehingga dapat mempengaruhi minat calon pengunjung atau peserta untuk datang atau melakukan investasi pada acara tersebut. 5 Sejalan dengan hal tersebut, demi mendatangkan banyak pengunjung agar tiket event laku keras, pihak penyelengara gencar melakukan promosi dari segala arah baik melalui periklanan, maupun alat-alat komunikasi pemasaran lainnya seperti humas, pemasaran langsung (direct marketing), personal selling, dan promosi penjualan dalam memasarkan produknya. Biaya yang dikeluarkanpun 5
Natoradjo, Sulyus 2011. Event Organizing – Dasar – Dasar Event Management, PT Gramedia Pustaka Utama, hal. 38
terkadang tidak kecil, tetapi penerapan dan hasilnya belum tentu efektif, masih banyak perusahaan / organisasi yang salah dalam memilih strategi promosinya, akibatnya perusahaan bukannya mengalami keuntungan tetapi malah mengalami kerugian.6 Pasar harus dianalisa terlebih dahulu melalui riset konsumen, hasil riset dan informasi yang didapat, digunakan untuk mengembangkan strategi promosi secara keseluruhan dan campuran. Sebuah perusahaan / organisasi dapat menghabiskan sejumlah biaya yang besar untuk iklan atau promosi penjualan, tetapi sedikit kesempatan untuk sukses jika produk tersebut berkualitas buruk, dengan harga tidak benar, atau tidak memiliki distribusi yang memadai kepada konsumen.7 Maka dari itu, sebuah perusahaan harus jeli dan cerdas dalam menentukan strategi promosi yang tepat untuk memasarkan produknya agar tidak mengalami kerugian yang besar, selain tentunya untuk mencapai tujuan lain . Berbagai kiat menyusun strategi promosi yang kreatif dapat dilakukan untuk meningkatkan penjualan. Pada prinsipnya, kiat menyusun strategi promosi yang kreatif berpedoman pada tiga hal penting, yaitu a) Save; b) Free; dan c) Win. Save artinya pelanggan mendapatkan keuntungan dari penghematan yang diperoleh apabila membeli suatu produk.8 Agar memberikan pengaruh yang sangat luar biasa, strategi promosi ini harus dioperasionalkan melalui program-program yang direncanakan. Sebaiknya,
6
8
Philip Kotler, Kevin Lane Keller. Manajemen Pemasaran Edisi 13 Jilid1. Erlangga. Jakarta. 2009. Hal.270 7 George A. Belch & Michael A. Belch. AdvertisingandPromotion: An Integrated Marketing Communications Perspective 6th edition. The Mc-Graw Hill. New York. 2003. P.10 Rangkuti, Freddy. 2009. Strategi Promosi yang Kreatif dan Analisis Kasus Integrated Marketing Communication, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. hal, 49.
program-program itu jangan dilakukan sendiri-sendiri, melainkan dilaksanakan secara terintegrasi dengan tetap mempertahankan penyataan positioning yang jelas sebagai pedoman dalam meningkatkan ekuitas merek dari sebuah produk / jasa. Berdasarkan observasi awal yang peneliti dapatkan dari narasumber di lapangan, diketahui bahwa ada beberapa strategi yang digunakan oleh pihak penyelenggara event Namaste Festival ini, antara lain; pada tahun 2010-2012 adalah : a) email blast, pihak penyelenggara secara rutinitas setiap minggunya mengirimkan email blast kepada komunitas dengan memberikan program paket pembelian; b) melakukan talk show & iklan di radio-radio dan televisi yang menjadi partner dalam acara Namaste Festival; c) memasang billboard di beberapa titik (dalam hal ini pihak Namaste Festival bekerjasama dengan pihak Sponsorhip); d) pemasangan poster & flyers di tempat-tempat pusat olaharaga; e) Press Conference yang dilakukan satu hari sebelum acara; dan f) menggunakan host
(selebritis)
dengan
menggunakan
social
media
pribadinya
untuk
mempromosikan acara. Pada tahun 2013, strategi promosi yang digunakan oleh Namaste Festival untuk memasarkan produknya selain enam strategi promosi (email blast, talk show
& iklan di radio-radio dan televisi yang menjadi partner dalam acara
Namaste Festival; memasang billboard di beberapa titik, pemasangan poster & flyers di tempat-tempat pusat olaharaga; Press Conference satu hari sebelum acara; dan menggunakan host (selebritis) dengan menggunakan social media pribadinya untuk mempromosikan acara, yang telah digunakan pada tahun 20122013, pihak penyelenggara Namaste Festival juga menggunakan media promosi
website resmi Namaste Festival dan social media khusus event Namaste Festival, seperti facebook dan twitter. Penambahan strategi promosi tersebut dilakukan dengan tujuan untuk menambah minat pengunjung agar lebih banyak lagi yang datang ke event Namaste Festival cukup berhasil, ini terbukti sejak tahun 2010 hingga 2013 terjadi peningkatan yang relatif baik. Namaste Festival memiliki beberapa keunikan tersendiri yang peneliti dapatkan pada observasi awal sehingga membuat peneliti merasa tertarik mengambil penelitian dengan studi kasus tersebut. Antara lain, yaitu : Layaknya sebuah tiket festival / event, untuk pengunjung yang masuk dan ikut serta beryoga ria di dalamnya harus membayar harga tiket yang relatif naik setiap tahunnya yang berkisar antara Rp. 500.000,-/ hingga Rp. 1.500.000,- / hari, belum ditambah dengan biaya masuk tambahan jika ingin mengikuti kelas yoga dengan instruktur luar negeri, dengan demikian hal ini dapat dikatakan bahwa target pengunjung yang datang ke event Namaste Festival adalah segmented yaitu orang yang rela membayar mahal untuk menyalurkan hobby dan eksistensinya tersebut. Tetapi dengan harga tiket masuk yang setiap tahun mengalami peningkatan tidak menyurutkan minat para pecinta yoga untuk datang ke event tersebut, malahan pengunjungnya relatif naik setiap tahunnya, kelas yoga dengan instruktur atau guru dari luar negeri selalu ramai dipenuhi oleh peminat yoga. Selain itu, strategi promosi yang digunakan pihak penyelenggara selalu mengalami perubahan positif setiap tahunnya dengan mengikuti perkembangan media yang sedang trend saat ini, seperti misalnya social media.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan dan juga beberapa unsur yang menarik diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti permasalahan mengenai Strategi Promosi Penyelenggara Event Dalam Menarik Minat Pengunjung pada Namaste Festival, dan judul yang diambil untuk penelitian ini adalah : STRATEGI
PROMOSI
EVENT
NAMASTE
FESTIVAL
DALAM
MENARIK PEMINAT YOGA.
1.2 Fokus Penelitian Peneliti mengidentifikasi bahwa seiring dengan terus meningkatnya jumlah pecinta yoga yang identik dengan gaya hidup sehat kaum urban, meningkatnya juga jumlah pengunjung ke Namaste Festival dari tahun 2010 hingga 2014 serta pengaplikasian alat-alat promosi yang selalu bertambah setiap tahunnya oleh pihak penyelenggara, peneliti merasa tertarik untuk mengetahui bagaimanakah strategi promosi event yang diterapkan oleh pihak penyelenggara event Namaste Festival dalam menarik minat peminat yoga.
1.3 Tujuan Penelitian Untuk mengetahui strategi promosi event yang diterapkan oleh pihak penyelengara event Namaste Festival dalam dalam menarik peminat yoga.
1.4 Manfaat Penelitian Dengan dilaksanakannya penelitian ini, penulis berharap akan memberikan manfaat kepada semua pihak yang berkepentingan ,sebagai berikut :
1.4.1 Manfaat Akademis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi akademik, dapat memberikan penjelasan dan pemahaman mengenai Strategi Promosi Penyelenggara Event Namaste Festival Dalam Menarik Peminat Yoga sehingga hasil penelitian ini dapat menjadi dasar pemikiran atau bahan materi untuk menambah pengetahuan, dan pembuktian dari hasil penelitian ini dapat di jadikan acuan untuk penelitian selanjutnya.
1.4.2. Manfaat Praktis Secara praktis penelitian ini berfungsi untuk memberikan kontribusi bagi divisi marketing dan promosi dalam hal ini pihak penyelenggara Namaste Festival itu sendiri, agar pada saat terjadi hambatan dalam menarik minat pengunjung, dapat segera dilakukan perubahan
dan
perbaikan
strategi
promosi.