BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini banyak menjadi sorotan publik khususnya Perguruan tinggi (PT). Banyaknya permasalahan yang membelenggu mulai dari pengelolaan aset dan keuangan oleh instansi pendidikan hingga rendahnya mutu lulusan yang dihasilkan menjadi perhatian khusus pemerintah. Oleh karena itu pemerintah memerlukan adanya reformasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang ada di Indonesia (Istiningrum, 2011). Higher Education Long Term Strategy (HELTS) 2003-2010 menetapkan tiga kebijakan dasar pengembangan kualitas perguruan tinggi, yaitu: nation’s competitiveness, autonomy, dan organizational health. Dari lulusan yang dihasilkan oleh PT diharapkan memiliki standar kompetensi yang tinggi sehingga dapat bersaing dengan lulusan PT lain, khususnya dari luar negeri. Kemandirian merupakan pendekatan terbaik untuk pengelolaan manajemen perguruan PT yang sangat kompleks. Kesehatan organisasi diwujudkan untuk mengembangkan kebebasan akademik, inovasi, kreativitas, dan knowledge sharing. Sistem penjaminan mutu merupakan sarana untuk mendorong terwujudnya tiga kebijakan di atas (Gunawan, dkk. 2008). Menurut UU. No. 20 Tahun 2003 tentang sisdiknas bahwa struktur pengawasan atas penyelenggaraan PT melalui penjaminan mutu dilaksanakan oleh tiga unsur, yaitu PT, Stakeholders, dan Pemerintah. Oleh karena itu, ketiga unsur
1
2
tersebut bertanggungjawab dalam menjalankan penjaminan mutu perguruan tinggi. Untuk memastikan bahwa proses penjaminan mutu PT telah berjalan dengan baik, maka pihak pemerintah membuat suatu Sistem Pengendalian Internal yang merupakan bentuk pengawasan intern atas pengelolaan kegiatan khususnya proses penjaminan mutu yang dilakukan oleh PT yang ada di Indonesia. Dalam Peraturan Pemerintah No.60 Tahun 2008, dijelaskan bahwa Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP) dapat memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui (i) kegiatan yang efektif dan efisien, (ii) keandalan pelaporan keuangan, (iii) pengamanan asset Negara dan (iv) ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan (PP no 60 tahun 2008 Bab 1 pasal 1). Universitas Gadjah Mada (UGM) merupakan salah satu PT yang berada di bawah naungan pemerintah yang juga berperan dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Melalui Kantor Jaminan Mutu (KJM), UGM merintis dan mengembangkan konsep sistem penjaminan mutu internal PT diantaranya mempertahankan dan meningkatkan mutu, baik di bidang akademik, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, serta bidang pendukung lainnya. Tugas KJM dinyatakan dalam SK Rektor No. 123/P/SK/Set.R/2001 dan No. 267/P/SK/HT/2008 yaitu salah satunya melakukan auditing dan evaluasi terhadap pelaksanaan sistem penjaminan mutu di UGM. Kegiatan tersebut merupakan bentuk pengawasan/pengendalian intern yang dapat memberikan keyakinan kepada KJM bahwa kegiatan telah dilaksanakan secara efektif dan efisien.
3
1.2 Permasalahan Penelitian Berdasarkan observasi penulis melalui wawancara dengan staff administrasi tentang proses kegiatan yang berlangsung di unit kerja KJM, terdapat beberapa isu/permasalahan yang ada diantaranya keterlambatan pelaksanaan audit mutu internal serta masalah validasi data dalam pelaksanaan pengisian Evaluasi Diri Program Studi (EDPS). Masalah ini mengakibatkan keterlambatan pelaporan hasil dan tindak lanjut audit mutu internal sebagai bagian dari tugas KJM-UGM dalam membantu penyelenggaraan akreditasi di tingkat prodi. Kondisi permasalahan yang ada di KJM memberikan indikasi bahwa kegiatan pengendalian yang dilakukan belum efektif dalam mendukung proses pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu di UGM. Oleh karena itu, penulis bermaksud melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengevaluasi “Efektivitas Penerapan Sistem Pengendalian Internal pada Kantor Jaminan Mutu dalam mendukung pelaksanaan SPMI di UGM.
1.3 Pertanyaan Penelitian Sesuai dengan kerangka SPI yang baik, ada lima komponen yang harus ada dan diimplementasikan dengan baik dalam pelaksanaan SPI ( PP No.60 Tahun 2008 dan COSO), yaitu lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan atas kegiatan pengendalian. Oleh karena itu pertanyaan penelitian yang dianalisis adalah:
4
a. Proses pelaksanaan sistem pengendalian internal: 1) Apakah pimpinan sudah berperan dalam menciptakan dan memelihara lingkungan pengendalian yang ada di Kantor Jaminan Mutu UGM? 2) Apakah KJM UGM sudah melakukan penilaian risiko atas seluruh kegiatan yang dilakukan? 3) Apakah KJM UGM sudah melakukan kegiatan pengendalian atas seluruh kegiatan yang dilakukan? 4) Apakah KJM UGM sudah melakukan pengelolaan informasi dan komunikasi secara efektif? 5) Apakah pimpinan sudah berperan dalam melakukan pemantauan terkait SPI yang dijalankan di Kantor Jaminan Mutu UGM? b. Kendala-kendala/permasalahan apa yang dihadapi pihak KJM-UGM dalam pelaksanaan sistem pengendalian internal? c. Sejauh mana tingkat efektivitas penerapan sistem pengendalian internal yang dilaksanakan oleh KJM-UGM?
1.4 Keaslian Penelitian Penelitian ini difokuskan untuk melihat sejauh mana efektivitas penerapan sistem pengendalian internal pada Kantor Jaminan Mutu dalam mendukung pelaksanaan SPMI di UGM. Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel yaitu semua komponen pengendalian internal yaitu: lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi, dan pemantauan. Sebelum dilakukan penelitian ini, telah banyak dilakukan penelitian-penelitian terdahulu terkait dengan sistem pengendalian internal
5
khususnya di lingkungan instansi pemerintah seperti yang telah dilakukan oleh Hindriani (2012) dengan judul penelitian tentang sistem pengendalian internal pemerintah (SPIP) dalam perencanaan dan pelaksanaan anggaran pada dinas kesehatan kabupaten Madiun. Pada penelitian tersebut, diperoleh hasil penelitian bahwa dalam proses penerapan SPIP perlu didukung dengan penerapan hard control berupa standar operating prosedur (SOP) dan satuan tugas (SATGAS) sehingga dapat menjamin pengelolaan yang handal. Oleh karena itu yang membedakan penelitian yang penulis lakukan dengan penelitian sebelumnya yaitu peneliti hanya menfokuskan untuk mengkaji penerapan sistem pengendalian internal pada instansi pendidikan tinggi yaitu unit kerja yang ada di Universitas Gadjah Mada yaitu Kantor Jaminan Mutu UGM yang penulis ketahui belum pernah dilakukan oleh peneliti-peneliti yang lain.
1.5 Tujuan Penelitian Tujuan dilakukanya penelitian ini yaitu untuk menganalisis efektivitas penerapan SPI pada KJM UGM. Secara rinci analisis akan dilakukan pada: a. Pelaksanaan Sistem Pengendalian Internal. b. Kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan Sistem Pengendalian Internal, dan c. Tingkat efektivitas penerapan Sistem Pengendalian Internal.
6
1.6 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi kajian akademik analisis efektivitas penerapan SPI pada kantor layanan yang dapat digunakan sebagai refrensi. 2. Manfaat Praktis Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi Universitas Gadjah Mada khususnya Kantor Jaminan Mutu untuk memperbaiki dan meningkatkan keefektivan sistem pengendalian internal yang dijalankannya.
1.7 Organisasi Penelitian Penelitian ini diorganisasikan menjadi lima bab yaitu: BAB I
: memaparkan tentang latar belakang, rumusan masalah, serta tujuan dan manfaat dari penelitian yang dilakukan,
BAB II
: menjelaskan tentang tinjauan pustaka dan landasan teori yang terkait dengan peneltian yang dilakukan yaitu tentang Sistem Pengendalian Internal,
BAB III : memaparkan
tentang
metoda
penelitian
yang
akan
digunakan dan jadwal pelaksanaan penelitian kedepannya. BAB IV :
memaparkan latar belakang kontekstual terhadap objek penelitian serta analisis hasil penelitian.
7
BAB V : memaparkan kesimpulan dari penelitian yang dilakukan dan memberikan rekomendasi untuk diaplikasikan oleh objek penelitian.