BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Kondisi
geografis
Indonesia
sebagai
negara
kepulauan
membawa
konsekuensi logis yaitu timbulnya lalu lintas pergerakan antar pulau untuk pemenuhan kebutuhan barang dan jasa. Demikian pula yang terjadi pada pergerakan Sibolga – Gunung Sitoli. Secara geografis wilayah Sibolga dan Gunung Sitoli berada dipantai barat Sumatera Utara dan terpisahkan oleh laut. Seperti yang terlihat pada Gambar 1.1, hubungan transportasi untuk mencapai Gunung Sitoli, Pulau Nias bisa dilalui dengan dua cara yakni : 1. Jalur Udara, menggunakan moda transportasi Pesawat Terbang 2. Jalur Laut, menggunakan moda transportasi Kapal Laut Untuk Jalur 1 yakni Jalur Udara, ketersediaan moda pesawat terbang untuk rute ke Gunung Sitoli hingga saat ini hanya bisa diakses lewat Bandara Polonia, Kota Medan. Pesawat Terbang yang melayani rute ini termasuk tipe pesawat kecil dengan kapasitas 35 penumpang. Dengan kisaran harga tiket normal Rp 400.000 – Rp 500.000, membuat moda transportasi ini relatif tergolong untuk mereka yang berpendapatan tinggi. Sementara untuk Jalur 2 yakni Jalur laut, tersedia moda Kapal Laut yang merupakan akses utama transportasi untuk mencapai Gunung Sitoli, yang bisa diakses dari Kota Sibolga. Hal ini dikarenakan, pelayaran Kapal Laut rute Sibolga – Gunung Sitoli telah lama dibuka. Moda Kapal laut ini juga bisa menampung lebih banyak penumpang yakni sekitar 150 – 300 penumpang. Dengan kisaran harga tiket
Universitas Sumatera Utara
normal kelas ekonomi Rp 66.000 dan kelas bisnis Rp 100.000 – Rp 136.000, membuat Cost (Biaya) moda Kapal laut relatif tergolong sedang dan bisa dijangkau dari golongan menengah ke atas bahkan yang berpendapatan rendah sekalipun.
1
2
Gambar 1.1 Hubungan Transportasi Gunung Sitoli, Nias dalam Peta Wilayah Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
Ketersediaan Kapal Laut untuk rute Sibolga – Gunung Sitoli yang telah lama dikelola oleh PT. ASDP, baru beberapa tahun terakhir ini telah mendapatkan pesaing dari pihak swasta yakni PT. Surya Gemilang yang telah diberi izin oleh pemerintah setempat untuk mengoperasikan Kapal Laut dengan rute yang sama. Armada yang dioperasikan oleh PT.ASDP berupa Kapal Feri atau Kapal Roro (roll on – roll off), sementara armada yang dioperasikan pihak perusahaan swasta PT. Surya Gemilang berupa Kapal Cepat. Kapal Cepat ini merupakan moda transportasi baru yang hadir dalam pelayaran laut rute Sibolga – Gunung Sitoli. Kehadiran Kapal Cepat yang dikelola oleh pihak swasta ini secara langsung memberikan alternatif pilihan moda transportasi Kapal Laut kepada calon penumpang transportasi laut rute tersebut. Antara Kapal Feri yang dikelola PT. ASDP dan Kapal Cepat yang dikelola Perusahaan Swasta masing-masing memiliki karakteristik dalam hal jasa yang ditawarkan kepada calon penumpang. Akan tetapi, probabilitas terpilihnya moda antara Kapal Feri dan Kapal Cepat tersebut sangat bergantung pada preferensi pengguna jasa angkutan umum terhadap beberapa atribut perjalanan dalam hubungannya dengan jasa angkutan yang ditawarkan masing-masing kapal tersebut. Dengan kata lain, dalam hal ini terjadi kompetisi antara Kapal Feri dan Kapal Cepat untuk memperoleh penumpang. Berkaitan dengan hal adanya kompetisi tersebut, penulis tertarik untuk mengetahui Bagaimanakah Kompetisi antara Kapal Feri dan Kapal Cepat dalam memperoleh penumpang ?. Oleh karena itu, penulis ingin melakukan penelitian untuk mendapatkan “Model Pemilihan Moda Angkutan Penumpang antara Kapal Feri (PT. ASDP) dan Kapal Cepat (Swasta) dengan Metode Stated Preference.” Untuk maksud tersebut penulis mengambil kasus pada rute Sibolga – Gunung Sitoli.
Universitas Sumatera Utara
Hal ini dikarenakan layanan Kapal Feri (Kelas Bisnis) dan Kapal Cepat untuk wilayah pantai barat Sumatera Utara terdapat dan dirintis pada rute Sibolga – Gunung Sitoli. Selain itu, penulis juga sudah tidak asing lagi dengan wilayah penelitian karena penulis merupakan penduduk asli Sibolga, sehingga diharapkan dapat menghemat waktu, biaya dan tenaga. Kapal Laut yang dijadikan sampel disini adalah Kapal Feri (Kelas Bisnis) dan Kapal Cepat yang dianggap berimbang pelayanannya, terutama dari segi Biaya dan Kenyamanannya.
I.2 Permasalahan Sebagai penyedia jasa angkutan umum penting bagi perusahaan angkutan untuk mengetahui perilaku calon penumpang untuk rute yang dilayaninya. Terlebih bila dalam suatu pasar atau rute terdapat beberapa pesaing yang memberikan pelayanan yang hampir-hampir sama. Perilaku penumpang yang dimaksud adalah preferensinya terhadap suatu moda yang dipilih. Preferensi tersebut muncul dari perbandingan atribut-atribut perjalanan yang dimiliki moda-moda yang tersedia. Dalam hal ini, perbandingan moda yang akan diteliti adalah antara Kapal Laut yakni antara Kapal Feri (Kelas Bisnis) dan Kapal Cepat. Penelitian ini akan mengambil survei atas penumpang Kapal Cepat dan Kapal Feri (kelas bisnis), karena kedua kapal tersebut memiliki beberapa atribut – atribut perjalanan yang hampirhampir sama dan bersaing dalam hal penawaran jasa angkutan seperti biaya (cost), frekuensi,
service (kenyamanan)
dan
juga
safety (keamanan/keselematan),
sebagaimana terlihat dari tabel Perbandingan atribut perjalanan antara Kapal Feri (Kelas Bisnis) dan Kapal Cepat berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.1 Perbandingan atribut perjalanan Kapal Feri (Kelas Bisnis) dan Kapal Cepat
Atribut Perjalanan
Kapal Feri
Kapal Cepat
(Kelas Bisnis) Cost (Biaya)
Rp. 100.000
Rp. 136.000
9-10 jam
4 – 5 jam
1 kali sehari
1 kali sehari
Jam 20.00
Jam 10.00
Malam
Pagi
TV, AC, Toilet, Kafe,
TV, AC, Toilet
Time (Total Waktu Perjalanan) Frekuensi (Banyaknya Perjalanan) Departure (Jadwal Keberangkatan) Service (Tingkat Kenyamanan)
Safety (Tingkat Keselamatan)
Space Luas
Life raft, Pelampung,
Life raft, Pelampung,
Pemadam api
Pemadam api
Dari atribut perjalanan kedua kapal diatas bisa dilihat masing-masing memiliki kelebihan ataupun kekurangan. Bila kita menganalisa atribut perjalanan yang dimiliki kapal cepat, beberapa kekurangan kapal cepat yakni :
Universitas Sumatera Utara
1. Segi biaya perjalanan, penumpang yang memilih kapal cepat harus mengeluarkan biaya yang lebih besar dari biaya bila memilih kapal feri (kelas bisnis) dengan selisih Rp 36.000 lebih mahal kapal cepat. 2. Segi service ataupun fasilitas kenyamanan yang ditawarkan, kapal cepat yang memiliki dimensi fisik yang lebih kecil hanya bisa memberikan fasilitas TV, AC dan Toilet. Namun, keunggulan yang dimiliki oleh kapal cepat adalah di point Time yakni waktu tempuh perjalanan, bila menggunakan kapal cepat hanya membutuhkan waktu 4 - 5 jam untuk mencapai daerah Gunung Sitoli Pulau Nias dari Pelabuhan Sibolga. Kemudian, bila kita menganalisa atribut perjalanan yang dimiliki oleh Kapal Feri, beberapa kelebihanya yakni : 1. Segi Biaya Perjalanan, Biaya Perjalanan Kapal Feri (kelas bisnis) lebih murah Rp 36.000 bila dibandingkan dengan biaya perjalanan kapal cepat. 2. Segi Service Perjalanan, Dengan dimensi fisik kapal yang lebih besar kapal feri (kelas bisnis) menawarkan fasilitas kenyamanan yang lebih dibandingkan kapal cepat, selain TV, AC, Toilet, kapal feri juga menyediakan Kafe yang melayani kebutuhan makanan dan minuman penumpang. Ditambah dengan kebebasan ruangan (space) yang lebih luas dibandingkan dengan kapal cepat. Namun, kapal feri juga memiliki kekurangan yakni dari segi Time ataupun waktu perjalanan. Kapal feri (kelas bisnis) membutuhkan waktu perjalanan yang lebih lama atau lambat dibanding kapal cepat yakni 9 – 10 jam untuk mencapai daerah Gunung Sitoli dari Pelabuhan Sibolga.
Universitas Sumatera Utara
Disamping Point Kelebihan dan Kekurangan masing-masing kapal diatas terdapat beberapa point atribut perjalanan kapal yang berimbang yakni : 1. Frekuensi, banyaknya perjalanan dalam satu hari. Masing-masing kapal, baik Kapal feri (kelas bisnis) maupun kapal cepat hanya mengoperasikan satu unit kapal perhari untuk melayani rute Sibolga – Gunung Sitoli. 2. Departure, Jadwal keberangkatan. Meskipun berbeda jadwal keberangkatan, dimana Kapal Feri berangkat pada malam hari dan Kapal Cepat pada pagi hari, keduanya dianggap berimbang karena pemilihan berdasarkan Jadwal keberangkatan sangat bergantung dari kebutuhan calon penumpang bisa saja ingin berangkat pagi bisa juga ingin berangkat malam hari. 3. Safety, Keamanan. Fasilitas keamanan kedua kapal juga dianggap berimbang karena masing-masing memiliki Life raft (rakit penolong), pemadam api, dan juga pelampung tentunya. Dari Point Kelebihan, Kekurangan, dan Berimbang diatas ingin dilihat preferensi ataupun karakteristik perilaku pelaku perjalanan terhadap pilihan moda yang dipilihnya dilakukan survey pendekatan terhadap perilaku individu dengan menggunakan metode Stated Preference. Adapun kapal-kapal yang melayani rute penelitian ini yakni rute Sibolga – Gunung Sitoli adalah Kapal Feri (Kelas Bisnis) yakni Kapal Feri (Kelas Bisnis) Belanak dan Kapal Feri (Kelas Bisnis) Barau yang dikelola oleh PT. ASDP, sementara itu Kapal Cepat, yakni Kapal Cepat Surya Gemilang II dan Kapal Cepat Ocean Mikonata yang dikelola oleh pihak swasta dalam hal ini PT.Surya Gemilang. Dari beberapa atribut perjalanan yang ada, penulis ingin mengetahui faktor apakah yang mempengaruhi penumpang transportasi laut rute Sibolga – Gunung
Universitas Sumatera Utara
Sitoli dalam memilih moda kapal laut yang dipilihnya serta melihat bagaimanakah karakteristik kondisi sosial ekonomi penumpang kedua jenis kapal tersebut.
I.3 Tujuan dan Manfaat Tujuan dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk memperoleh suatu model pemilihan moda yang dapat menjelaskan probabilitas pemilihan masing-masing moda. 2. Untuk menguji sensitivitas pelaku perjalanan dalam penentuan pemilihan moda apabila dilakukan perubahan terhadap atribut perjalanannya. 3. Untuk mengetahui variabel identitas diri atau karakteristik penumpang yang menggunakan moda dalam hubungan dengan terpilihnya suatu moda.
Manfaat dari penelitian ini adalah : Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan atau pertimbangan bagi perencana transportasi setempat dan juga bagi penyedia jasa angkutan transportasi laut baik itu dari pemerintah ataupun pihak perusahaan swasta dalam usaha untuk meningkatkan kinerja dan pelayanan angkutan Kapal Laut rute Sibolga – Gunung Sitoli.
I.4 Ruang Lingkup Studi Pada penulisan Tugas Akhir ini, penulis membatasi masalah pada penentuan Model Pemilihan Moda Angkutan Penumpang antara Kapal Feri dan Kapal Cepat rute Sibolga – Gunung Sitoli, berdasarkan pada data preferensi pengguna jasa
Universitas Sumatera Utara
angkutan umum terhadap atribut perjalanan. Dengan pertimbangan tersebut maka ruang lingkup studi dibatasi pada : •
Studi ini hanya mengambil pergerakan satu arah yakni Sibolga – Gunung Sitoli.
•
Moda transportasi dibatasi pada angkutan umum Kapal Feri dan Kapal Cepat yang melayani rute Sibolga – Gunung Sitoli.
•
Responden yang dipilih adalah penumpang Kapal Feri (Kelas Bisnis) dan penumpang Kapal Cepat.
•
Pengambilan data dilakukan di Pelabuhan utama Kota Sibolga, langsung diatas Kapal Feri (kelas bisnis) dan Kapal Cepat.
•
Atribut perjalanan yang dipakai adalah Cost (Biaya), Time (Waktu Tempuh), Frekuensi
Perjalanan,
Departure
(Jadwal
Keberangkatan),
Service
(Kenyamanan), dan Safety (Keamanan). •
Penelitian ini tidak membahas pentarifan angkutan umum.
•
Penelitian ini tidak membahas fungsi kapal sebagai alat angkutan umum barang maupun kelengkapan Kapal Laut dengan fasilitasnya.
•
Analisis dilakukan dengan menggunakan Teknik Stated Preference.
I.5 Metodologi Penelitian 1) Kajian Pustaka atau Studi Literatur yaitu dengan mengumpulkan bahanbahan yang berhubungan dengan Tugas Akhir ini yang bersumber dari bukubuku, masukan dari dosen, serta referensi lainnya sebagai pendekatan teori maupun sebagai perbandingan untuk mengkaji penelitian ini. Dalam hal ini yaitu teori-teori mengenai pemilihan moda kendaraan yang diperoleh dari
Universitas Sumatera Utara
buku “Perencanaan dan Pemodelan Transportasi” oleh Ofyar Z. Tamin dan buku “Perencanaan Transportasi” oleh Fidel Miro serta tulisan-tulisan mengenai pemilihan moda transportasi yang berasal dari beberapa tugas akhir, jurnal, maupun thesis. 2) Pengambilan data, dalam penelitian ini digunakan dua data sumber yaitu : •
Data Primer yaitu data yang diperoleh melalui metode pengumpulan data yang dilakukan dengan teknik stated preference yang didapat dengan pengamatan langsung. Data ini berupa dokumentasi pengamatan langsung dilapangan dengan melakukan wawancara langsung kepada pengguna kapal laut baik kapal feri (kelas bisnis) dan kapal cepat. Hasil kuesioner diperoleh melalui dua tahap yakni : a. Dalam pelaksanaannya, surveyor membawa lembar kuesioner dan menyebar kuisioner kepada responden secara acak pada kedua kapal tinjauan, dalam hal ini penumpang angkutan umum Kapal Laut Sibolga – Gunung Sitoli. b. Survei dengan teknik wawancara langsung kepada pengguna moda angkutan kapal feri (kelas bisnis) dan kapal cepat yang dilakukan oleh surveyor. Format kuesioner disusun sedemikian rupa sehingga mudah dipahami dan tidak menimbulkan keraguan responden untuk menjawab. Data yang dikumpulkan akan terangkum dalam lembar kuisioner yang meliputi datadata : a. Karakteristik Penumpang, yang mencakup data-data :
Universitas Sumatera Utara
Jenis Kelamin ; Pendapatan Perbulan ; Usia ; Pendidikan ; Pekerjaan ; Maksud perjalanan yang dapat berupa bekerja, berdagang, sekolah, rekreasi, ataupun sosial ; Frekuensi perjalanan ; Kapal Laut yang digunakan. b. Persepsi penumpang apabila dilakukan perubahan terhadap atribut perjalanan yang dapat dibagi menjadi 5 kategori : Pasti pilih Kapal Feri, Mungkin pilih Kapal Feri, Pilihan berimbang, Mungkin pilih Kapal Cepat, dan Pasti pilih Kapal Cepat. •
Data Sekunder yaitu data yang sudah tersusun yang didapat dari instansi – instansi tertentu. Data ini berupa data mengenai operator-operator Kapal laut yang melayani rute Sibolga – Gunung Sitoli, Jumlah rata-rata penumpang dalam satu kali keberangkatan, Kapasitas muatan penumpang dalam angkutan umum, tarif angkutan.
3) Penganalisaan data. Data yang didapat kemudian diolah dan disajikan menyangkut hasil penelitian di lapangan menggunakan Metode Stated Preference. Adapaun data yang dianalisa adalah : a. Pengolahan
data
pertama
menyangkut
kompilasi
data
hasil
karakteristik sosial/ekonomi pengguna kapal feri (kelas bisnis) ataupun kapal cepat, yang merupakan jawaban responden pada lembar satu kuesioner. Penyajian data ini diselesaikan dengan Program Excel.
Universitas Sumatera Utara
b. Pengolahan data yang kedua menyangkut kompilasi data hasil Stated Preference, yang merupakan jawaban dari hasil kuesioner lembar kedua. Penyajian data ini diselesaikan dengan Program SPSS 13. 4. Pembahasan data, setelah didapat analisa data berupa kompilasi data hasil maka langkah selanjutnya adalah : a. Validasi uji statistik, dengan program SPSS 13, kompilasi data hasil diuji untuk mendapatkan model utilitas pemilihan moda kapal feri (kelas bisnis) dan kapal cepat dengan nilai R2 yang tertinggi. Validasi terhadap model dilakukan untuk menguji tingkat kepercayaan terhadap
model
yang
diperoleh,
yaitu
dengan
mengukur
kemampuannya dalam mengestimasi nilai utilitas pemilihan moda. Sehingga dengan model tersebut bisa didapat probabilitas terpilihnya masing-masing kapal tersebut, yakni antara Kapal Feri (kelas bisnis) dan Kapal Cepat. b. Uji sensitifitas, dengan program Excel, Uji sensitivitas dilakukan untuk memahami perubahan nilai probabilitas pemilihan Kapal Feri seandainya dilakukan perubahan nilai atribut pelayanannya. Untuk menggambarkan sensitivitas ini dilakukan beberapa perubahan atribut terhadap model pada masing-masing kelompok, yakni :
Biaya Perjalanan dikurangi atau ditambah
Waktu Tempuh Perjalanan diperlambat atau dipercepat
Frekuensi Perjalanan dikurangi atau ditambah
Jadwal Keberangkatan diubah
Tingkat Pelayanan dikurangi atau ditingkatkan
Universitas Sumatera Utara
Tingkat keamanan/keselamatan dikurangi atau ditingkatkan.
Enam atribut
dalam kasus
ini diuji sensitivitasnya dengan
memasukkan nilai rata-rata atribut kapal feri(kelas bisnis) dan kapal cepat terhadap model yang telah didapatkan dari validasi uji statistik. Dengan demikian didapatkan perubahan probabilitas pemilihan moda akibat sensitivitas yang dilakukan yakni perubahan atribut perjalanan. 5. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan disini menyangkut temuan hasil studi yakni model pemilihan moda, karakteristik sosial-ekonomi pengguna kapal feri(kelas bisnis) dan kapal cepat rute Sibolga – Gunung Sitoli, dan juga hasil analisa Sensitivitasnya. Disamping kesimpulan, tentunya diberikan beberapa saran ataupun masukan penelitian berdasarkan pengalaman meneliti.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1.2 Diagram Alir (Flow Chart) Penelitian
Mulai
Kajian Pustaka Pengumpulan bahan dan studi literatur
DATA PRIMER
DATA SEKUNDER
Data hasil kuesioner berupa Data karakteristik penumpang Data Stated Preference
Data operator kapal trayek Sibolga-Gunung Sitoli Data rata-rata penumpang Sekali berangkat Kapasitas penumpang
ANALISA DATA Pengolahan Data Hasil Survei Lapangan dengan menggunakan Metode Stated Preferensi
PEMBAHASAN Validasi dengan uji statistik (t-test, f-test, dan R2) Uji sensitivitas pelaku perjalanan
Kesimpulan dan Saran
Selesai
Universitas Sumatera Utara