1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi begitu cepat sehingga jika tidak dicermati, maka kita akan menjadi korban, terutama korban teknologi komunikasi. Dengan semakin canggihnya di dunia komunikasi, dunia seolah-olah sudah tanpa batas (borderless world), dengan membuat anak-anak lebih enjoy untuk duduk didepan televisi dan bermain play station (PS),1 selain itu mereka lebih senang berjam-jam bermain gadget. Hal tersebut menjadikan anak lupa akan kewajibannya sebagai siswa dan waktu akan terbuang sia-sia. Bahkan anak-anak usia SD begitu mudahnya mengakses situs-situs internet tanpa adanya pantauan dari orang tua. Oleh karena itu tidak heran sering kali diberitakan di media massa tentang degradasi moral anak usia SD yang semakin marak. Hal-hal tersebut akan berdampak pada perilaku anak. Islam sebagai agama yang universal sudah barang tentu mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, mulai dari ibadah, kehidupan sosial, sampai ke tingkat perilaku (akhlak). Agama sangat berperan dalam pembentukan perilaku anak, sehingga pembentukan pribadi anak membaur sesuai pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak memerlukan pendidikan dengan persyaratanpersyaratan tertentu dan pengawasan serta pemeliharaan yang terus menerus sehingga pelatihan dasar dalam pembentukan kebiasaan dan sikap memiliki
1
Baharudin, Pendidikan dan Psikologi Perkembangan 2009), hlm. 230.
1
(Jogjakarta : Ar-Ruz Media,
2
kemungkinan untuk berkembang secara wajar dalam kehidupan di masa mendatang.2 Untuk membina agar anak mempunyai sifat terpuji, tidaklah mungkin dengan penjelasan saja, tetapi anak perlu membiasakannya untuk melakukan yang terbaik dan diharapkan nantinya akan mempunyai sifat-sifat terpuji dan bisa menjauhi sifat yang tercela. Latihan-latihan beragama yang menyangkut seperti ibadah salat berjamaah, puasa, zakat, doa-doa dan menghafal surat pendek harus dibiasakan sejak kecil agar nantinya bisa merasakan manisnya beribadah.3 Selain itu pembentukan sikap dan perilaku anak sangat perlu dibiasakan sejak dini, agar anak terbiasa mengerjakan yang baik. Kebiasaan tersebut diharapkan akan tumbuh menjadi suatu kekuatan yang mendorong anak untuk selalu berbuat baik dan meninggalkan yang buruk.4 Jadi, nantinya anak mempunyai kepribadian dan perilaku yang baik sesuai dengan ajaran agama Islam. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, banyak sekali usaha-usaha yang dilakukan lembaga-lembaga pemerintah maupun swasta dengan menerapkan sistem atau kurikulum yang dirasa pas untuk mewujudkan tujuan tersebut. Salah satu di antaranya sistem full day school. Full day school saat ini memang dinilai cukup memberi alternatif bagi beberapa pihak. Full day school adalah sekolah sepanjang hari atau proses belajar mengajar yang dilakukan mulai pukul 06.45 sampai 15.00 dengan durasi istirahat setiap 2 jam sekali. Sistem full day school atau sekolah sehari penuh adalah 2
Jalaludin Rahmat, Psikologi Agama (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1995), hlm. 204. Abdullah Nashih Ulwan, Pemeliharaan Kesehatan Jiwa Anak; Pendidikan Anak Menurut Islam (Terj) (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1996), hlm. 169. 4 Imam Suraji, Prinsip-prinsip Pendidikan Anak dalam Perspektif Al-Qur’an dan Hadits (Pekalongan: STAIN Press, 2011), hlm. 50. 3
3
proses pendidikan kurikulum dengan seluruh isi kehidupan anak seperti belajar, bermain, beribadah, makan dan aktivitas lainnya dalam suatu rangkaian sistem pendidikan dan pengajaran yang lebih lama dibanding sekolah formal lainnya.5 Secara umum full day school didirikan karena beberapa tuntutan. Pertama, minimnya waktu orang tua di rumah, lebih-lebih karena kesibukan di luar rumah yang tinggi (tuntutan kerja). Hal ini kalau tidak disiasati dengan tambahan jam sekolah maka akan berimplikasi pada kurangnya kontrol orang tua terhadap anak di rumah (di luar jam sekolah). Kedua, perlunya formalisasi jamjam tambahan keagamaan karena dengan minimnya waktu orang tua di rumah maka secara otomatis pengawasan terhadap hal tersebut juga minim. Ketiga, perlunya peningkatan perilaku keagamaan anak sebagai solusi alternatif untuk mengatasi berbagai problematika kehidupan. Peningkatan mutu tidak akan tercapai tanpa terciptanya suasana dan proses pendidikan yang representatif dan profesional. Oleh karena itu, kehadiran full day school diharapkan dapat mengakomodir tuntutan-tuntutan di atas.6 Dengan kelebihan-kelebihan yang ada dalam sekolah dasar sistem full day school diharapkan stimulasi perkembangan anak dapat diberikan dengan lebih dibanding SD/MI pada umumnya. Dengan demikian, anak akan mendapatkan
5
Fauziyah Effendy, “Full day School dan Implikasinya terhadap Kreativitas dan Prestasi Anak Didik di Ulul Albab Pekalongan”(Pekalongan: Skripsi Sarjana Pendidikan Islam STAIN Pekalongan, 2008), hlm. 2. 6
Joko Susilo, Pelaksanaan Full day school di http://gudangmakalah.blogspot.com/2010/06/tesis-pelaksanaan-full-day-school-di-sd.html, diakses, 27 Oktober 2013.
SD,
4
pengalaman dan perlakuan yang akan meningkatkan perkembangan fisik, emosi, dan intelektualnya akan berkembang lebih baik.7 Salah satu ciri khas SDIT Insan Mulia Tanjungkulon Kajen Pekalongan dengan menerapkan sistem full day school, dimana kegiatan belajar mengajar (KBM) dilaksanakan sehari penuh, dengan mengakomodasi muatan kurikulum nasional dan muatan kurikulum lokal (mulok) diniyah. Adapun bentuk perilaku keagamaan siswa di SDIT Insan Mulia Tanjungkulon Kajen Pekalongan diantaranya adalah berdoa sebelum memulai KBM, azan, wudhu, salat duha, salat zuhur, salat Jumat, zikir, berlatih infaq, membiasakan berdoa dan membaca Alquran.8 Dengan sistem full day school guru dapat memantau dan membimbing kegiatan keagamaan siswa. Bukan hanya pemberian materi pendidikan agama Islam semata tapi juga pengembangan karakter (charakter building), serta pembiasaan-pembiasaan yang dikembangkan melalui belajar praktik maupun pelaksanaan rutinitas dalam bentuk ibadah sehari-hari. Sehubungan dengan itu, sistem full day school diharapkan dapat meningkatkan perilaku keagamaan siswa di SDIT Insan Mulia Tanjungkulon Kajen Pekalongan. Berdasarkan latar belakang di atas penulis terdorong mengkaji lebih lanjut tentang “Implementasi Sistem Full day School dalam Meningkatkan Perilaku Keagamaan Siswa di SDIT Insan Mulia Tanjungkulon Kajen Pekalongan “.
7
Wiwik Sulistianingsih, Full Day School dan Optimalisasai Perkembangan Anak ( Yogyakarta: Paradikma Indonesia, 2008), hlm. 75. 8 Rosyid, Kepala SDIT Insan Mulia Tanjungkulon Kajen Pekalongan, wawancara pribadi, Senin, 04 Desember 2013.
5
B. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas, maka pertanyaan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut. 1. Bagaimana implementasi sistem full day school di SDIT Insan Mulia Tanjungkulon Kajen Kabupaten Pekalongan? 2. Bagaimana perilaku keagamaan siswa di SDIT Insan Mulia Tanjungkulon Kajen Kabupaten Pekalongan? 3. Bagaimana implementasi sistem full day school dalam meningkatkan perilaku keagamaan siswa di SDIT Insan Mulia Tanjungkulon Kajen Kabupaten Pekalongan? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah yang diajukan, maka penelitian ini bertujuan. 1. Untuk menelaah penerapan sistem full day school di SDIT
Insan Mulia
Tanjungkulon Kajen Pekalongan. 2. Untuk mendeskripsikan perilaku keagamaan siswa di SDIT Insan Mulia Tanjungkulon Kajen Pekalongan. 3. Untuk menganalisis implementasi sistem full day school dalam meningkatkan perilaku keagamaan siswa di SDIT Insan Mulia Tanjungkulon Kajen Pekalongan. D. Kegunaan Penelitian 1.
Kegunaan Teoretis Secara teoretis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi semua pihak, khususnya pihak-pihak yang
6
berkompeten
dengan
permasalahan
yang
diangkat,
serta
dapat
memperkaya khazanah dan wawasan keilmuan mengenai implementasi sistem full day school dalam meningkatkan perilaku keagamaan siswa yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, serta dapat dijadikan rujukan dalam penelitian selanjutnya. 2.
Kegunaan Praktis Kegunaan secara praktis dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pendidikan yang berkaitan dengan implementasi sisitem full day school dalam meningkatkan perilaku keagamaan siswa di SDIT Insan Mulia Tanjungkulon Kajen Pekalongan. Serta Untuk melengkapi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam Jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan.
E. Tinjauan Pustaka 1. Analisis Teoretis Arif Rahman menjelaskan bahwa dunia globalisasi saat ini mensyarakan dunia pendidikan berpikir keras sekaligus cerdas dalam memajukan lembaga yang dicitakan, tak terkecuali sekolah yang menerapkan sistem Full day school. Full day school adalah suatu kebutuhan yang dibutuhkan untuk mengantisipasi terhadap perkembangan sosial budaya sebagai akibat globalisasi informasi serta percepatan perkembangan ilmu pengetahuan teknologi.9 Sistem
full
day
school
seluruh
program
dan
aktivitas
anak
di sekolah mulai belajar, bermain, makan dan beribadah dikemas dalam suatu
9
Arif rahman, Prinsip-prinsip sekolah unggul, (Jakarta: Media Wacana, 2002), hlm. 31.
7
sistem pendidikan. Dengan adanya sistem ini diharapkan mampu memberikan nilai-nilai kehidupan yang islami pada anak didik secara utuh dan terintegrasi dalam tujuan pendidikan.10 Baharudin menjelaskan bahwa nilai plus dari sekolah yang berbasis formal dan invormal full day school. Pertama, anak mendapat pendidikan umum antisipasi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. Kedua, anak memperoleh pendidikan keislaman secara layak dan proporsional. Ketiga, anak mendapatkan pendidikan kepribadian yang bersifat antisipatif terhadap perkembangan sosial budaya yang ditandai dengan derasnya arus informasi dan globalisasi yang membutuhkan nilai saring. Keemapat, potensi anak tersalurkan melalui kegiatankegiatan ekstrakulikuler. Kelima, perkembangan bakat minat dan kecerdasan anak terantisipasi sejak dini melalui pantuan program bimbingan dan konseling.11 Full day school dapat memberikan efek positif bahwa anak-anak akan lebih banyak belajar dari pada bermain, karena lebih banyak waktu terlibat dalam kelas yang bermuara pada produktivitas yang tinggi, juga lebih dekat dengan guru, dan siswa juga menunjukkan sikap yang lebih positif, terhindar dari penyimpangan-penyimpangan karena seharian berada di kelas dan dalam pengawasan guru.12 Menurut Zakiah Daradjat bahwa pendidikan agama pertama-tama bertujuan untuk membentuk kepribadian sesuai dengan ajaran agama. Ia juga menambahkan bahwa pembinaan akhlak, mental, dan sikap jauh lebih penting 10
Sismanto, http://skripsi-free.blogspot.com/2008/11/manajemen-pembelajaran-sistemfullday.html. diakses Ahad, 10 November 2013. 11 Baharudin, op.cit., hlm. 231. 12 Bobbi Departer, Mark Reardon & Sarah Singger Naurie, Quantum Teaching (Mempraktekan Quantum teaching di ruang kelas-kelas), (Bandung: Kaifa, 2003), hlm. 7.
8
daripada hanya sekedar mengajarkan untuk menghafal materi dan dalil tanpa diresapi dan dihayati dengan baik maknanya.13 Jalaludin menerangkan bahwa terbentuknya perilaku keagamaan anak ditentukan oleh keseluruhan pengalaman yang disadari oleh pribadi anak. Kesadaran merupakan sebab dari tingkah laku, artinya bahwa apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh individu itu menentukan apa yang akan diajarkan, adanya nilai-nilai keagamaan yang dominan mewarnai seluruh kepribadian anak yang ikut serta menentukan pembentukan perilaku anak.14 Kaelany memaparkan bahwa secara garis besar perilaku atau akhlak dibagi menjadi dua yaitu akhlak terhadap khalik (pencipta) dan akhlak terhadap makhluk sekitar (ciptaan Allah). Sedangkan Akhlak terhadap sesama makhluk dapat dibagi menjadi dua yaitu akhlak terhadap manusia dan akhlak terhadap lingkungan.15 Menurut Syamsu Yusuf ada beberapa faktor yang turut mempengaruhi terbentuknya perilaku keagamaan: 1.
faktor intern, yaitu pengalaman pribadi dan pengalaman emosi.
2.
faktor ekstern, yaitu pengaruh orang tua, pengaruh masyarakat dan pengaruh sekolah.16 Ali Rohmad menjelaskan bahwa membiasakan perilaku keagamaan
kepada anak-anak jelas membutuhkan suatu keahlian dan menejemen serta
13
Zakiyah Darajat, Ilmu Jiwa Agama (Jakarta : Bulan Bintang, 1996), hlm. 107 . Jalaludin, op.cit., hlm. 69. 15 Kaelany, Islam dan Aspek-aspek Kemasyarakatan (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hlm. 14
58. 16
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya), hlm. 140.
9
kiat-kiat khusus dari para ustadz atau guru, supaya mereka benar-benar memahami, menghayati, dan memiliki perilaku keagamaan yang sesuai dengan harapan.17 2.
Analisis penelitian terdahulu Berdasarkan skripsi yang ditulis oleh Chanifa dengan NIM 232107074
dengan judul Evektifitas Pembelajaran Full Day School dalam Keberhasilan Belajar PAI (study pada siswa kelas V SDIT Ulul Albab Pekalongan), Hasil penelitiannya adalah bahwa pembelajaran Full Day School di SDIT Ulul Albab Pekalongan dimulai pukul 07.00 sampai 15.30 WIB, dengan waktu belajar yang lebih lama tersebut guru dapat leluasa memantau perkembangan kognitif, afektif dan psikomotorik siswa terutama dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Komponen-komponen pendidikan di Full Day School mempengaruhi hasil belajar Pendidikan Agama Islam siswa sehingga dapat dikatakan bahwa pembelajaran Full Day School mempunyai evektifitas dalam keberhasilan belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas V SDIT Ulul Albab Pekalongan.18 Skripsi dari Qonitatur Rosyida dengan NIM 232108189 dengan judul Full Day School dan Implikasinya erhadap Perkembangan Sosial Anak Didik TK IT Insan Mulia Tanjungsari Kajen kabupaten Pekalongan, menyatakan bahwa Sekolah yang menerapkan sistem full day school mempunyai jam pembelajaran yang lebih dari pada sekolah biasa. Full day school memiliki implikasi yang baik dalam perkembangan sosial anak didik di lingkungan sekolah dan dalam
17
Ali Rohmad, Kapita Selekta Pendidikan, cet.II (Yogyakarta:Teras, 2009), hlm. 346. Chanifa, “Efektifitas Pembelajaran Full day School dalam Keberhasilan Belajar PAI (study pada siswa kelas V SDIT Ulul Albab Pekalongan)” (Pekalongan: Skripsi Sarjana Pendidikan Islam STAIN Pekalongan, 2011), hlm. 93. 18
10
lingkungan keluarga atau rumah. Akan tetapi memiliki implikasi kurang baik dalam lingkungan sekitar atau masyarakat melihat kurangnya intensitas sosialisasi anak di lingkungan sekitar.19 Dari kedua penelitian di atas, penelitian ini mempunyai perbedaan, baik dari segi fokus penelitian dan subjek yang di teliti. Sehingga hasil penelitian ini akan dapat memperkaya kajian tentang implementasi sistem full day school terutama dalam meningkatkan perilaku keagamaan siswa. 3. Kerangka Berpikir Era globalisasi merupakan era perkembangan yang pesat, baik dalam teknologi, informasi, ilmu pengetahuan atau budaya. Apa yang terjadi di belahan dunia lain dapat langsung kita lihat dan nikmati. Realitas semacam ini dapat mempengaruhi pola pikir, nilai, sikap atau perilaku orang dewasa ataupun anak-anak. Sehingga akan mengakibatkan pergeseran-pergeseran nilai yang berdampak positif dan negatif pada kehidupan manusia. Anak merupakan generasi penerus cita-cita bangsa, ditangan anak kelak tonggak kepemimpinan akan diestafetkan. Untuk menanamkan perilaku yang sesuai dengan ajaran agama, maka sejak kecil harus dikenalkan dengan pendidikan agama. Pendidikan agama Islam adalah usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik, supaya kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta mampu menjadikannya sebagai pandangan hidup (Way of life). Serta berarti usaha secara sistematis dan
19
Qonitatur Rosyida, “Full Day School dan Implikasinya Terhadap Perkembangan Sosial Anak Didik TK IT Insan Mulia Tanjungsari Kajen Kabupaten Pekalongan” (Pekalongan: Skripsi Sarjana Pendidikan Islam STAIN Pekalongan, 2012), hlm. 97.
11
pragmatis dalam membantu anak didik agar supaya mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam. Untuk membina agar anak mempunyai sifat terpuji, tidaklah mungkin dengan penjelasan saja, akan tetapi perlu membiasakannya untuk melakukan yang terbaik dan diharapkan nantinya akan mempunyai sifat-sifat terpuji dan bisa menjauhi sifat yang tercela. Latihan-latihan beragama yang menyangkut seperti ibadah salat berjamaah, puasa, zakat, doa-doa dan menghafal surat pendek harus dibiasakan sejak kecil agar nantinya bisa merasakan manisnya beribadah. Selain itu pembentukan sikap dan perilaku anak sangat perlu di biasakan sejak dini, agar anak terbiasa mengerjakan yang baik. Kebiasaan tersebut diharapkan akan tumbuh menjadi suatu kekuatan yang mendorong anak untuk selalu berbuat baik dan meninggalkan yang buruk. Jadi, anak akan berperilaku sesuai ajaran agama Islam. Full day school merupakan sekolah sehari penuh, sehingga seluruh aktivitas anak seperti belajar, bermain, ibadah, makan, kegiatan keagamaan dan aktivitas lainnya dalam suatu rangkaian sistem pendidikan dan pengajaran yang lebih lama dibanding sekolah formal lainya. Dengan full day school siswa tidak hanya menerima materi semata melainkan pengembangan karaker (character building). Serta pembiasaan-pembiasaan yang dikembangkan melalui belajar praktik maupun pelaksanaan rutinitas dalam bentuk ibadah sehari-hari. Guru juga dapat mempunyai banyak waktu untuk membimbing dan memantau kegiatan dan perilaku keagamaan siswa. Dalam kaitannya dengan upaya mengembangkan fitrah beragama siswa, maka full day school mempunyai
12
peranan penting dalam mengembangkan wawasan, pembiasaan mengamalkan ibadah atau akhlak yang mulia dan sikap apresiatif terhadap ajaran agama.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
Kemajuan di segala bidang
Degradasi moral siswa
Full day school
Pembiasaan 1. Azan 2. Wudu 3. Salat 4. Zikir
5. Puasa 6. Infaq 7. Doa 8. Membaca dan menghafal Alquran
Dapat meningkatkan perilaku keagamaan siswa Bagan 1.1 alur kerangka berpikir penelitian. F. Metode Penelitian Metode merupakan salah satu cara untuk menemukan data yang diperoleh dalam penelitian. Dijelaskan oleh Wardi Bachtiar bahwa metode merupakan suatu
13
cara untuk mencapai cita-cita.20 Metode juga merupakan cara kerja untuk memahami dan mendalami obyek yang menjadi sasaran.21 1.
Desain Penelitian a. Pendekatan Pendekatan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.
Pendekatan
kualitatif
adalah
prosedur
menghasilkan data deskriptif berupa data-data tertulis
penelitian
yang
atau lisan dan
orang-orang dan perilaku yang dapat diamaati.22 b. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field research) adalah bahwa penelitian berangkat ke „lapangan‟ untuk mengadakan pengamatan tentang sesuatu fenomena dalam suatu keadaan alamiah.23 Penelitian lapangan mempunyai tujuan memberi kesempatan untuk mempersiapkan diri menghadapi persoalan-persoalan yang kongkret dalam lapangan studinya, yang sangat diperlukan di masa mendatang.24 yang akan dikaji dalam penelitian ini yaitu implementasi sistem full day school dalam meningkatkan perilaku keagamaan siswa. 2. Sumber Data Pengambilan data dalam penelitian ini, peneliti akan memakai dua sumber data yaitu data primer dan data sekunder. 20
Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah (Ciputat: Logos, 1997), hlm. 59. Syamsudin dan Usmara, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), hlm.14. 22 Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hlm.36. 23 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 26. 24 Sutrisno Hadi, Metode Research (Yogyakarta : Audi Offiset, 2005), hlm.63. 21
14
a.
Sumber data primer Sumber data primer, merupakan data yang diperoleh melalui serangkaian kegiatan observasi, wawancara, penyebaran kuesioner.25 Dalam penelitian ini data primernya terdiri dari peserta didik di SDIT Insan Mulia Tanjungkulon Kajen Pekalongan.
b.
Sumber data sekunder Merupakan data yang diperoleh melalui pengumpulan atau pengolahan data yang bersifat studi dokumentasi berupa penelaah terhadap dokumen pribadi, resmi kelembagaan, refrensi-refrensi atau peraturan (literatur laporan, tulisan dan lain-lain yang memiliki relevansi dengan fokus permasalahan penelitian.26 Dalam penelitian ini data sekundernya meliputi Kepala Sekolah, staf tata usaha (TU), guru dan buku-buku yang berhubungan dengan sistem full day school dan perilaku keagamaan siswa serta karya ilmiah yang relevan dan juga dokumen-dokumen.
3. Teknik Pengumpulan Data a.
Metode Observasi Observasi adalah metode pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang diteliti.27 Metode ini digunakan untuk mengungkap data tentang sistem full day school, perilaku keagamaan, gambaran umum dan implementasi sistem full day school dalam meningkatkan perilaku keagamaan siswa.
25
Iskandar , Metodologi Penelitian dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif) (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), hlm.76. 26 Ibid, hlm.77. 27 Sutrisno Hadi, op. cit., hlm. 63.
15
b.
Metode Wawancara Wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka dan dengan arah serta tujuan yang ditentukan.28 Dalam hal ini penulis melakukan wawancara kepada kepala, guru, peserta didik, orang tua, serta staf tata usaha yang penulis pandang bisa untuk mendapatkan informasi tentang hal-hal yang berhubungan dengan Implementasi Sistem Full Day School dalam meningkatkan perilaku keagamaan anak, keadaan guru, peserta didik, dan data tentang sejarah, letak geografis, struktur organisasi, sarana dan prasarana.
c.
Metode Dokumentasi Dokumentasi adalah peninggalan yang tertulis tentang berbagai macam kegiatan atau kejadian yang dari segi waktu belum relatif lama.29 Metode ini digunakan untuk memperoleh informasi lebih konkri mengenai data-data, seperti data guru, data peserta didik, letak geografis dan struktur organisasi.
4. Teknik Analisis Data Teknik analisis yang penulis gunakan di sini adalah teknik analisis interaktif dengan menggunakan metode induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh (bersifat khusus), selanjutnya dikembangkan
28
Salafudin, Statistik Terapan Untuk Penelitian Sosial (Pekalongan : STAIN Press 2005),
hlm. 23. 29
Handari Nawawi dan Martini Handari, Instrumen Penelitian Sosial (Yogyakarta : Gajah Mada Pers), hlm. 169.
16
pola hubungan tertentu (bersifa umum).30 Sehubungan dengan jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yang mana jenis data yang dihasilkan adalah data lunak, berupa kata-kata baik yang diperoleh dengan wawancara, observasi dan analisis dokumen, maka dalam menganalisis data peneliti menempuh dengan tiga langkah, yaitu reduksi data, display atau sajian data dan verifikasi atau penyimpulan data. Reduksi
data
adalah
suatu
bentuk
analisis
yang
menajamkan,
menggolongkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasikan data tentang full day school dan perilaku keagamaan siswa.31 Sajian data dimaksudkan untuk menentukan pola-pola yang bermakna serta memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan serta memberikan tindakan. Penyajian data dalam penelitian ini juga dimaksudkan untuk menemukan suatu makna dari data-data yang diperoleh, kemudian disusun secara sistematis, dari bentuk informasi yang kompleks menjadi sederhana namun selektif. G. Sistematika Penulisan Untuk mendapatkan pembahasan yang sistematis dan konsisten, maka perlu disusun sistematika penulisan, sehingga dapat menjawab dari apa yang dirumuskan dalam rumusan masalah dan dapat menunjukkan totalitas pembahasan secara utuh. Secara keseluruhan penelitian ini terdiri dari V bab, dengan sistematika penulisan sebagai berikut :
30
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendidikan Kuantiaif, Kualitaif, dan R&D) (Bandung : Alfabeta, 2008), hlm. 335. 31 Cholid Nurbuka dan Abu Ahmadi, Meodelogi Penelitian, cet. 7 (Bumi Aksara, 2005), hlm. 47.
17
BAB I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, sistematika penelitian. BAB II Merupakan pembahasan secara teoritis mengenai pengertian Sistem full day school, Latar belakang munculnya full day school, tujuan full day school, pelaksanaan Sistem full day school, kelebihan dan kelemahan Sistem full day school. Selain itu, pengertian perilaku keagamaan siswa, aspek-aspek perilaku keagamaan, bentuk-bentuk perilaku keagamaan dan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku keagamaan,. BAB III Laporan hasil penelitian yang berisi tentang kondisi umum SDIT Insan Mulia Tanjungkulon Kajen Pekalongan, yang meliputi sejarah dan latar belakang pendirian, visi misi, tujian, sarana dan prasarana, keadaan guru dan karyawan, keadaan siswa dan struktur organisasi. Serta Pelaksanaan sistem full day school dan perilaku keagamaan siswa. BAB IV Analisis Implementasi Sistem full day school dalam meningkatkan perilaku keagamaan siswa di SDIT Insan Mulia Tanjungsari Kajen Pekalongan, meliputi : analisis pelaksanaan sistem full day school, analisis perilaku keagamaan siswa di SDIT Insan Mulia Tanjungkulon Kajen Pekalongan, dan analisis Implementasi Sistem Full Day School dalam Meningkatkan Perilaku Keagamaan Siswa di SDIT Insan Mulia Tanjungkulon Kajen Pekalongan. BAB V Merupakan penutup yang berisi kesimpulan dan saran.