1 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB I Pendahuluan A. Latar belakang masalah Perkembangan serta kemajuan teknologi dalam bidang komunikasi dan transportasi telah memberi pengaruh yang besar dalam hubungan antar negara khususnya di bidang ekonomi internasional. Kelancaran serta kesuksesan perdagangan Internasional terjadi karena adanya dukungan beberapa faktor kunci, yaitu komitmen pelaku perdagangan, instrumen perdagangan, dan insfrastruktur perdagangan. Komitmen pelaku perdagangan yaitu terkait dengan kesepakatan antara buyer dan seller dalam melakukan kontrak perdagangan. Instrumen perdagangan terkait dengan aturan main seperti incoterms. Infrastruktur perdagangan terkait dengan jasa transportasi dan jasa perbankan (Purnamawati, 2013) (PPEI, 2014). Dalam kaitannya dengan bidang perdagangan, pemerintah memberikan kebebasan kepada para pengusaha untuk dapat menunjang usaha, salah satunya dengan kegiatan ekspor. Ekspor merupakan proses dimana perusahaan mengembangkan produknya agar dapat bersaing di pasar internasional. Kegiatan ekspor mempunyai nilai ekonomi yang sangat penting baik bagi swasta maupun bagi pemerintah. Manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya kegiatan ekspor bagi suatu negara akan mendorong negara tersebut untuk menambah jumlah transaksi keluar negeri sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan negara (Anwar, 2011).commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
2 digilib.uns.ac.id
Transaksi perdagangan internasional antara importir dan eksportir akan menunjuk pada suatu nilai tertentu. Nilai tersebut lazimnya menggunakan referensi ToD (Terms of Delivery) berdasarkan Incoterms 2010 yang disusun oleh International Chamber of Commerce (ICC). Incoterms 2010 adalah instrumen yang ditujukan untuk memudahkan transaksi perdagangan internasional. Incoterms disusun dengan maksud untuk menyeragamkan penafsiran mengenai persyaratan perdagangan yang menetapkan hak dan kewajiban dari penjual maupun pembeli khususnya dalam mekanisme penyerahan barang (Widyaiswara, 2014) (Purnamawati, 2013).
Dalam Ketentuan Incoterms 2010 telah dijelaskan bahwa penjual dan pembeli harus memahami bahwa hukum setempat yang bersifat memaksa dapat mengesampingkan setiap aspek kontrak penjualan, termasuk Incoterms yang dipilih (Tandjung, 2011). Kebijakan sistem CIF (Cost, Insurance, and Freight) dalam kegiatan ekspor yang diterapkan oleh pemerintah adalah kebijakan yang memaksa, walaupun saat ini penerapannya hanya khusus untuk komoditas tertentu. Eksportir Indonesia tidak dapat memaksakan sistem CIF jika pembeli menginginkan transaksi menggunakan sistem FOB (Free On Board) atau lainnya (Kompas, 2014). Berdasarkan data statistik tahun 2013, sekitar 90% kegiatan perdagangan internasional di Indonesia masih menggunakan kapal berbendera asing, kemampuan jasa asuransi dalam menutup kerugian masih diragukan, dan penjual belum siap dalam pengurusan dan pengangkutan kapal serta kesiapan dalam menanggung resiko (Kompas,2014). Perubahan pencatatan dari FOB ke commitpada to user sistem CIF hanya berdampak positif statistik perdagangan, kenaikan itu
perpustakaan.uns.ac.id
3 digilib.uns.ac.id
bukan kinerja ekspor riil. Diseluruh dunia, ekspor dicatat dengan menggunakan sistem FOB, lantaran biaya dari pengiriman dianggap memberi pemasukan lebih banyak dari pada menggunakan sistem CIF (Merdeka, 2014).
Cost, Insurance, and Freight (CIF) berarti bahwa penjual melakukan penyerahan barang melewati pagar kapal di pelabuhan pengapalan. Penjual wajib membayar semua biaya dan ongkos angkut yang diperlukan untuk mengangkut barang sampai ke pelabuhan tujuan. Akan tetapi, risiko hilang atau kerusakan atas barang-barang termaksud setiap setiap biaya tambahan sehubungan dengan peristiwa yang terjadi setelah waktu penyerahan berpindah tangan dari penjual kepada pembeli. Dalam syarat CIF, penjual wajib menutup asuransi angkutan laut terhadap risiko atau kerusakan atas barang yang mungkin ditanggung pembeli selama barang dalam perjalanan ( Tandjung, 2011).
Ketentuan pencantuman nilai transaksi ekspor menggunakan terms CIF dalam PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang) dianggap hanya untuk kepentingan pencatatan nilai freight dan insurance saja, ketentuan ini tidak mengubah proses bisnis normal dalam transaksi ekspor. Nilai transaksi ekspor yang riil adalah nilai transaksi yang disepakati antara eksportir dengan importir. Dengan demikian, ketentuan ini dianggap bukanlah bentuk intervensi pemerintah untuk mewajibakan eksportir mengikat kesepakatan dagang menggunakan terms CIF. Penerapan kebijakan penggunaan terms CIF untuk pencatatan ekspor pada dokumen PEB (Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK 41/PMK.04/2014) dimaksudkan untuk meningkatkan validitas dan akurasi data freight dan insurance dari kegiatan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
4 digilib.uns.ac.id
ekspor yang dicatat pada Transaksi Berjalan di Neraca Pembayaran Indonesia. Serta dalam jangka panjang diharapkan akan mendorong pengembangan jasa transportasi dan insurance dalam negeri (Surono, 2014).
Dengan diterapkannya ketentuan pencatatan CIF dapat memiliki sisi yang positif serta sisi negatif.
Sisi positif dari sistem pencatatan ini akan mengurangi kesenjangan antara data statistik yang dicatat oleh Bank Indonesia dengan data yang dicatat oleh BPS. Dengan memasukkan nilai freight dan insurance, maka data ekspor versi pemerintah akan konsisten dengan data Bank Indonesia yang sudah lebih dulu menggunakan CIF dalam mencatat nilai ekspor.
Sisi positif lainnya, pemerintah bisa mendapatkan tambahan informasi mengenai potensi ekonomi di sektor jasa angkutan dan insurance. Nilai transaksi jasa angkutan ekspor dan insurance yang selama ini tidak tercatat akan menjadi peluang yang sangat menarik bagi pelaku usaha industri pengangkutan dan insurance dalam negeri. Dalam jangka panjang, langkah kebijakan pemerintah ini akan mendorong aktivitas jasa pengapalan dan jasa insurance di dalam negeri (Bank Indonesia, 2013).
Sisi negatif yang perlu diwaspadai oleh pemeritah adalah kemungkinan timbulnya swelling effect akibat data nilai transaksi ekspor yang tidak riil, yaitu kondisi dimana data statistik yang dicatat angkanya melebihi fakta riil (penggelembungan data). Fakta transaksi ekspor dewasa ini lebih dominan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
5 digilib.uns.ac.id
menggunakan terms FOB. Apabila upaya pemerintah untuk mendorong penggunaan kesepakatan riil berdasarkan terms CIF tidak berhasil maka publikasi statistik transaksi ekspor pemerintah cenderung lebih besar dari nilai transaksi riilnya (Bank Indonesia, 2013).
Penjual dan pembeli memiliki kebebasan dalam melakukan kontrak. Penjual dan pembeli bebas menentukan syarat-syarat penyerahan barang (term of delivery), apakah dengan sistem Ex.Work, FOB, CIF atau jenis syarat penyerahan barang lainnya dalam melakukan kontrak penjualan. Masing-masing pihak akan melakukan pertimbangan dan penilaian dalam menentukan kesepakatan jenis Incoterms yang dipilih. Pembeli akan menghitung dan menilai harga jual yang ditawarkan oleh pembeli berdasarkan syarat penyerahan barang yang dibeli (daya saing barang). Pembeli akan melakukan evaluasi kesiapan alat angkut (kapal) dan asuransi jika dia akan membeli dengan sistem CIF. Penjual juga akan memperhitungkan jika dia menjual dengan CIF, maka kesiapan dan ketersediaan kapal, jasa bongkar muat dan asuransi harus sudah dipersiapkan terlebih dahulu. Negosiasi antara penjual dan pembeli akan terjadi dalam menentukan harga sesuai dengan ketentuan Incoterms yang dipilih. Kemampuan negosiasi dan kesiapan masing-masing pihak akan turut serta dalam menentukan pemilihan Incoterms (Jalil, 2015).
PT Indotrans Armada Buana merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa Freight Forwading dan keagenan yang melayani jasa pengiriman barang keluar negeri dan impor, PT Indotrans Armada Buana commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
6 digilib.uns.ac.id
didirikan oleh Bapak Harto Jamantoro pada tahun 1997. Freight Forwarder ini berada di Komplek Semarang Indah, Semarang. PT Indotrans Armada Buana juga bekerjasama dengan Vic Lines yang mempunyai cabang di seluruh Negara seperti: Amerika, China, Australia, Inggris dan negara besar lainnya. Perusahaan ini telah menangani berbagai macam ekspor dan impor komoditi dari dalam negeri serta luar negeri. Dalam proses penanganan barang ekspor impor terdapat hak dan kewajiban PT Indotrans Armada Buana untuk memastikan kebenaran dokumendokumen ekspor maupun impor dalam penggunaan jenis Terms of Delivery (Jalil, 2015).
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk memberi uraian mengenai penerapan terms CIF dengan studi kasus pada PT Indotrans Armada Buana serta untuk memenuhi persyaratan dalam penyusunan tugas akhir. Penulisan laporan tugas akhir ini disusun dalam struktur terdiri dari, pendahuluan, landasan teori, deskripsi objek penelitian dan pembahasan dan penutup.
Berdasarkan uraian diatas, penulis ingin mengungkapkan permasalahanpermasalahan yang berhubungan dengan penggunaan Terms CIF studi kasus pada PT Indotrans Armada Buana di Semarang”
B. Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini dimaksudkan untuk dijadikan pedoman bagi penulis untuk melakukan penelitian secara cermat dan sesuai dengan prinsip-prinsip suatu penelitian yang ilmiah. Dengan perumusan masalah commit to user
7 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
diharapkan dapat mengetahui obyek-obyek yang diteliti, serta bertujuan agar tulisan dan ruang lingkup penelitian urainnya terbatas dan terarah pada hal-hal yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti (Umar, 2001). Untuk memudahkan pembahasan masalah dan pemahamannya, maka penulis merumuskan permasalahannya sebagai berikut: 1. Bagaimana prosedur penanganan ekspor menggunakan terms CIF pada PT. Indotrans Armada Buana? 2. Bagaimanakah cara penghitungan biaya ekspor dalam menggunakan terms CIF? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan agar penelitian tersebut dapat memberikan manfaat yang sesuai dengan apa yang dikehendaki. Adapun tujuan penelitian ini adalah (Umar, 2001): 1. Untuk menganalisis prosedur penanganan ekspor menggunakan terms CIF pada PT Indotrans Armada Buana 2. Untuk menganalisis cara penghitungan biaya ekspor dalam menggunakan terms CIF . D. Kegunaan Penelitian Selain mempunyai tujuan penelitian, penelitian ini juga mempunyai manfaat penelitian. Dalam penelitian ini mempunyai manfaat penelitian yaitu : commit to user
8 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1. Bagi Akademisi Dapat memberikan sedikit pengetahuan dan juga gambaran bagaimana prosedur dalam penanganan ekspor dengan penggunaan terms CIF pada PT Indotrans Armada Buana, dan juga sebagai referensi bacaan tambahan. 2. Bagi Perusahaan Memberi masukan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan aktivitas ekspor yang dapat digunakan sebagai salah satu bahan evaluasi dengan perusahaan dalam mengambil kebijaksanaan untuk meningkatkan aktivitas ekspor dan pengembangan usaha. 3. Bagi Pemerintah Sebagai
bahan
pertimbangan
dalam
menentukan
berbagai
kebijakan yang berkaitan dengan kegiatan ekspor khususnya ekspor dengan menggunakan terms CIF oleh freight forwarder
pada PT
Indotrans Armada Buana. 4. Bagi Dunia Usaha Sebagai salah satu pendorong untuk lebih memajukan dunia usaha dalam era globalisasi (Sanusi, 2002) E. Metode penelitian Suatu penelitian pada dasarnya adalah bagian mencari, mendapatkan data untuk selanjutnya dilakukan penyusunan dalam bentuk laporan hasil penelitian. Supaya proses tersebut dapat berjalan lancar serta hasilnya dapat dipertanggung commit to user penelitian (Cooper, 1998). jawabkan secara ilmiah, maka diperlukan metode
perpustakaan.uns.ac.id
9 digilib.uns.ac.id
Metode penelitian mengemukakan secara tertulis tata kerja dari suatu penelitian. Metode ini terdiri dari: 1. Ruang lingkup penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian Tugas Akhir ini adalah studi kasus, karena mengambil satu obyek tertentu untuk dianalisa secara mendalam dengan menfokuskan pada satu masalah (Cooper, 1998). 2. Jenis dan Tahap Penelitian a. Jenis data 1) Data primer Yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya. Data ini diperoleh dengan cara wawancara langsung pada bagian ekspordan staf/karyawan PT Indotrans Armada Buana. 2) Data Sekunder Yaitu data pendukung yang diperoleh dari sumber lain yang berkaitan dengan penellitian. Data ini menulis peroleh dari buku maupun sumber bacaan lain (Suparmoko, 1999). b. Tahap Penelitian 1) Wawancara Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab secara langsung atau tidak langsung yang dilaksanakan dengan tatap muka dengan pihak Perusahaan PT Indotrans Armada Buana. commit to user
10 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2) Studi Pustaka Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari buku/referensi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. 3) Observasi Dalam penelitian ini, penulis melihat atau melakukan pengamatan secara langsung mengenai kegiatan yang dilakukan PT Indotrans Armada Buana. Dari pengamatan tersebut dimaksudkan untuk mengumpulkan data secara selektif. 4) Deduksi Setelah dilakukan pengumpulan data-data dari berbagai sumber selanjutnya menjabarkan kesimpulan berdasarkan teori umum dalam bentuk ramalan,atau sebuah perkiraan yang dapat diuji.. 5) Penilaian Menentukan pendapat berdasarkan hasil hipotesa. Peneliti membahas seberapa jauh hasil analisis teori penelitian (de Groot, 1975). 3. Sumber Data a. Sumber data primer Yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya. Data ini diperoleh dengan cara wawancara langsung pada PT Indotrans Armada Buana yaitu pada bagian manajer, dan staff/karyawan PT Indotrans Armada Buana. commit to user
11 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Sumber data sekunder Yaitu data pendukung yang diperoleh dari buku maupun sumber bacaan lain yaitu Makalah Prosedur Ekspor, Buku Petunjuk Ekspor Indonesia (Agung, 2014).
commit to user