BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Penelitian Bentang alam karst pada umumnya memiliki karakter yang spesifik dan khas, baik secara morfologi, geologi, maupun hidrogeologi. Karst merupakan bentang alam yang khusus berkembang pada batuan karbonat. Karakteristik yang ditunjukkan pada bentang alam ini dipengaruhi oleh proses pelarutan batuan yang terus berkembang akibat adanya interaksi antara air, gas dan batuan tersebut (Ford, 2003). Daerah karst memiliki sistem hidrologi yang berbeda dengan batuan lainnya. Hidrologi kawasan karst didominasi oleh sungai-sungai bawah tanah yang merupakan hasil pelarutan batuan. Air di kawasan karst bergerak melalui sistem retakan-celah-gua, sedangkan pada kawasan bukan karst airtanah bergerak melalui pori-pori batuan (Ford, 2003).
Gambar 1.1 Penampang akuifer Formasi Wonosari (Sir MacDonald & Partners, 1984)
Studi geokimia sistem hidrologi kawasan karst yang menempati Formasi Wonosari wilayah Gunung Kidul pernah dilakukan oleh Sir MacDonald &
1
BAB I PENDAHULUAN
Partners tahun 1984 dengan hasil bahwa airtanah mengalir pada batugamping Formasi Wonosari. Sementara Kusumayudha (2000) menggambarkan model konseptual airtanah kawasan karst di Gunungkidul, dimana terdapat model konseptual yang menunjukkan bahwa aliran airtanah di beberapa lokasi telah mencapai formasi batuan lain. Penelitian yang dilakukan saat ini bertujuan untuk menganalisis geokimia airtanah di Formasi Wonosari untuk mengidentifikasi perubahan geokimia airtanah, dan ditujukan untuk mengetahui apakah memang aliran airtanah di kawasan karst Gunungkidul telah mencapai formasi batuan di bawahnya. Penelitian ini difokuskan pada analisis geokimia airtanah yang diambil di beberapa titik mata air, inlet, dan outlet aliran bawah tanah pada kawasan karst Gunungkidul.
I.2 Perumusan Masalah Masalah yang menjadi dasar penelitian adalah : 1. Bagaimana kondisi geokimia airtanah Formasi Wonosari di Gunungkidul saat ini? 2. Apakah terjadi perubahan geokimia airtanah di Formasi Wonosari di Gunungkidul pada saat ini dibandingkan dengan hasil penelitian Sir MacDonald & Partners (1984)? 3. Apakah airtanah di kawasan karst Gunungkidul telah mencapai formasi batuan di bawah Formasi Wonosari?
2
BAB I PENDAHULUAN
I.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah : 1. Mengklasifikasikan tipe airtanah berdasarkan geokimia airtanah di daerah penelitian. 2. Menentukan genesa kimia airtanah di daerah penelitian yaitu jenis batuan yang dilewati oleh airtanah berdasarkan analisis geokimia airtanah. 3. Menentukan sistem akuifer karst yang berkembang di daerah penelitian seperti apakah aliran airtanah hanya berada di Formasi Wonosari atau telah mencapai formasi batuan lain.
I.4 Batasan Masalah Penelitian ini difokuskan pada penentuan jenis litologi berdasarkan analisa dan deskripsi data geokimia airtanah yang diambil dari beberapa mata air, inlet dan outlet pada Formasi Wonosari di Gunung Kidul. Selain itu, dilakukan pengamatan petrografi batuan dan XRD suspensi sungai yang digunakan sebagai data pendukung.
I.5 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian terletak di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, seperti dapat dilihat pada Gambar 1.2. Secara geologi daerah penelitian mencakup seluruh Formasi Wonosari yang berada di Kabupaten Gunung Kidul. Secara administratif daerah penelitian mencakup 13 kecamatan di
3
BAB I PENDAHULUAN
wilayah Provinsi Gunung Kidul yaitu Kecamatan Playen, Paliyan, Wonosari, Karangmojo, Semanu, Ponjong, Rongkop, Girisubo, Tepus, Tanjungsari, Saptosari, Panggang, dan Purwosari. Luas daerah penelitian secara keseluruhan adalah 845,45 km2, dimana area karst pada lokasi penelitian tersebut yaitu seluas 724,71 km2 atau mencapai 85,71% dari luas total daerah penelitian (lihat Gambar 1.3).
Gambar 1.2 Peta administrasi daerah penelitian (Bappeda DIY, 2010)
4
BAB I PENDAHULUAN
Gambar 1.3 Peta lokasi penelitian
5
BAB I PENDAHULUAN
I.6 Peneliti Terdahulu 1. Sir M. MacDonald & Partners (1984) Penelitian mengenai hidrogeologi daerah Gunung Kidul khususnya daerah Plato Wonosari meliputi model hidrogeologi, peta penyebaran akuifer, potensi airtanah, dan kualitas airtanah serta geokimia airtanah. 2. Widyastuti (1991) Penelitian mengenai hubungan antara arah umum kekar dengan karaketristik mata air di Cekungan Wonosari, Gunung Kidul. Data yang digunakan berupa debit air, kualitas fisik dan kimia air, kedudukan bidang kekar, serta arah aliran air. 3. Suyoto (1994) Penelitian tentang sekuen stratigrafi daerah Gunung Sewu sebagai landasan stratigrafi dalam membangun model hidrogeologi Gunung Sewu. 4. Adji (1997) Penelitian di DAS Bawah Tanah Bribin mengenai kualitas air dari tetesan dan dari kualitas air aliran sungai bawah tanah gua, serta faktor yang mempengaruhinya. 5. Adji dan Nurjani (1999) Penelitian tentang optimasi airtanah karst di daerah Gunung Kidul sebagai pemasok air domestik. Penelitian bertujuan untuk mengetahui adanya potensi dan sebaran sumberdaya air gua dan sungai bawah tanah.
6
BAB I PENDAHULUAN
6. Kusumayudha (2000) Penelitian mengenai hidrogeologi Karst Gunung Sewu di wilayah Gunung Kidul dengan menggunakan analisis geometri fraktal. Penelitian tersebut
membahas
secara
detail
mengenai
kuantifikasi
sistem
hidrogeologi, model hidrogeologi konseptual, potensi airtanah, dan peta hidrogeologi. 7. Wijayanti (2001) Penelitian mengenai kualitas air di Kecamatan Ponjong dan Panggang, yang difokuskan pada hubungan antara variasi zat terlarut dan tersuspensi terhadap waktu dan adanya fluktuasi debit terhadap perubahan waktu.
7