BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dengan adanya perubahan kondisi politik dan adanya krisis ekonomi dunia menuntut perusahaan untuk lebih efektif dalam mengelola manajemen struktur modal mereka. Sehingga mereka dapat lebih mudah menjaga kestabilan return perusahaan. Salah satu bagian manajemen struktur modal yang harus disusun secara efektif dan efisien yaitu keputusan investasi pada utang privat dan utang publik terutama mengenai bagaimana menggunakan dan komposisi keduanya akan mempengaruhi resiko. Modal diperlukan perusahaan
untuk
membiayai
kegiatan
operasional
perusahaan
dan
pengembangan perusahaan. Manajemen struktur modal yang efektif sangat penting untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang. Apabila perusahaan kekurangan modal untuk memperluas penjualan dan meningkatkan produksinya, maka besar kemungkinannya akan mengalami kehilangan pendapatan dan keuntungan. Perusahaan yang tidak memiliki modal yang cukup, tidak dapat membayar kewajiban jangka pendek pada waktunya dan akan menghadapi masalah likuiditas. Investasi modal merupakan proses terus-menerus selama perusahaan beroperasi, yang dipengaruhi oleh :
· Tingkat investasi aktiva perusahaan · Proporsi utang lancar dan utang tidak lancar yang digunakan · Tingkat investasi pada setiap jenis aktiva · Sumber dana yang spesifik dan komposisi utang yang harus dipertahankan. Karena setiap perusahaan baik yang sedang mengalami kesulitan finansial maupun yang sedang dalam kondisi baik dan berkembang membutuhkan tambahan biaya modal, maka salah satu cara untuk mendapatkan tambahan pembiayaan yaitu melalui utang. Bagi perusahaan yang sedang mengalami kesulitan finansial, tambahan modal melalui utang dapat membantu mengatasi masalah keuangan perusahaan, sedangkan bagi perusahaan yang sedang tumbuh utang dapat digunakan untuk membiayai pengembangan perusahaan. Dalam penggunakan utang sebagai alat untuk membiayai operasional atau pengembangan perusahaan, perusahaan diharuskan untuk memilih dua jenis utang yaitu utang publik, dan utang bank. Kedua utang tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Perusahaan dapat memilih salah satu bentuk utang sesuai dengan kondisi perusahaan. Beberapa faktor dapat digunakan untuk menganalisis bentuk utang yang paling cocok dengan kondisi perusahaan. Dengan menggunakan faktor tersebut maka perusahaan dapat memilih menggunakan utang publik atau utang pribadi.
Namun walaupun di lapangan banyak perusahaan yang meningkatkan utang publik dan utang pribadi, fakta yang menunjukkan faktor-faktor apa yang menentukan kombinasi sangat jarang. James (1996) menunjukkan bahwa suatu kombinasi utang publik dan utang pribadi memperbolehkan perusahaan yang mempunyai kesulitan untuk mengubah struktur modal mereka diluar non-court restructurings dan oleh karena itu pilihan dari kombinasinya adalah suatu fenomena yang kompleks. Hasil penelitian
Yener Altunbas (2005) menunjukkan bahwa
penggunaan obligasi berhubungan positif dengan ukuran perusahaan, financial leverage, profitabilitas, dan rasio fixed asset dengan total modal. Jadi perusahaan yang memiliki kemungkinan bertumbuh akan lebih memilih obligasi. Namun penelitian tersebut dilakukan dengan studi kasus pada perusahaan-perusahaan
manukfaktur
di
Eropa
yang
tentu
memiliki
karakteristik yang berbeda dengan manajemen perusahaan di Indonesia. Sedangkan menurut Pablo de Andr´es Alonso, F´elix J. L´opez Iturriaga, Juan A. Rodr´ıguez Sanz dan Eleuterio Vallelado Gonz´alez (2005) perusahaan dengan proyek-proyek investasi yang menguntungkan enggan untuk menggunakan utang bank, karena mereka ingin mempertahankan fleksibilitas peluang pertumbuhan yang dapat hilang jika ada pengawasan bank yang lebih rinci. Hukum sipil-negara Spanyol mendorong perusahaanperusahaan terbesar untuk mempertahankan hubungan dekat dengan bank. Sehingga perusahaan yang lebih dekat dengan kebangkrutan terbukti lebih
sering menggunakan proporsi yang lebih tinggi pada utang bank sehingga menghindari likuidasi yang tidak efisien di pasar keuangan . Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pemilihan utang, literature menawarkan tiga kemungkinan penjelasan. Pertama, hipotesis “liquidation and renegotiation” (likuidasi dan renegosiasi) menjelaskan bahwa renegosiasi utang publik adalah sulit, memerlukan biaya dan memungkinkan untuk mengarah pada likuidasi dari perusahaan yang sedang mempunyai kesulitan keuangan (Chemmanur and Fulghieri, 1994). Jadi, perusahaan dengan risiko seperti itu lebih memilih untuk menghindari utang publik. Kedua, hipotesis “moral hazard and adverse selection” menyatakan bahwa pinjaman bank berbeda dari utang publik karena bank mendapatkan keuntungan biaya dalam meminjamkan dan menyediakan informasi yang lebih tentang kemungkinan dari pinjaman perusahaan (Diamond, 1984). Fama (1985) berpendapat bahwa utang bank sebagai bagian dari utang yang mungkin mengurangi masalah kekurangan investasi. Oleh karena itu, perusahaan dengan agency conflicts potensial ditantang untuk memanfaatkan penggunaan utang pribadi (misal, bank) daripada utang publik. Terakhir, hipotesis “flotation cost” menyatakan bahwa skala ekonomis dalam mengeluarkan utang publik dalam jumlah banyak dan karena itu hanya perusahaan yang lebih besar yang lebih memilih memanfaatkan keuntungan utang publik (Blackwell and Kidwell, 1988). Ini, menyatakan secara tidak langsung bahwa memilih antara mengeluarkan utang publik atau utang bank hanya terbatas pada perusahaan yang lebih besar.
Sedangkan hasil dari penelitian Antonios Antoniou, Yilmaz Guney, Krishna Paudyal (2008) yaitu menyatakan umur utang, likuiditas, dan rasio utang memiliki pengaruh terbalik dengan penggunaan utang. Namun hasil tersebut bergantung pada negaranya. Utang memiliki pengaruh positif pada penggunaan utang bank di UK tapi ini berpengaruh terbalik di German saat likuiditas dan rasio utang bank secara negatif diasosiasikan di UK tapi tidak demikian dengan di German. Kualitas perusahaan dan penggunaan utang bank adalah kuat dan berhubungan positif di UK saat derajat dari asosiasi ini tidak berlaku di German. Untuk itu, fokus mengenai informasi pinjaman yang lebih baik untuk mengurangi masalah kesalahan seleksi adalah tidak signifikan di perusahaan German tapi sangat penting untuk perusahaan UK. Ditambahkan, tidak ada pembayaran deviden di UK atau perusahaan memotong deviden mereka untuk menghindari masalah utang bank, tapi berkebalikan di German. Sama halnya, perubahan pendapatan tidak berpengaruh pada keputusan utang
dari perusahaan German tapi secara
positif berpengaruh pada rasio utang bank pada perusahaan UK. Kemudian menegaskan prediksi dari hipotesis biaya flotation, kenyataannya menyatakan bahwa perusahaan yang lebih kecil menyukai pinjaman bank daripada utang publik di kedua negara. Pada akhirnya, estimasi memiliki kepentingan bagi beberapa pasar sebagai faktor kontrol pada model. Perubahan pengembalian saham dan performa yang positif pada harga sahamnya mengurangi jumlah penggunaan utang bank oleh perusahaan UK. Secara relatif tinggi rendahnya
tingkat bunga jangka panjang menginspirasi manajer German (British) untuk meminjam dari bank. Berdasarkan hasil tersebut maka menurut pendapat Antonios Antoniou, Yilmaz Guney, Krishna Paudyal (2008) menegaskan bahwa keputusan kepemilikan utang dari list perusahaan tidak hanya hasil dari karakteristik mereka tetapi juga hasil dari lingkungan keuangan dan hubungan tradisi perusahaan dimana mereka beroperasi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor- faktor yang menentukan pemilihan penggunaan utang bank (utang privat), apabila digunakan beberapa variabel–variabel yang disesuaikan dengan kondisi di Indonesia. Penyesuaian dilakukan karena penelitian sebelumnya dilakukan di luar Indonesia dengan kondisi dan kebijakan ekonomi yang berbeda dan adanya beberapa hasil yang tidak konsisten karena adanya pengaruh sistem ekonomi. Selain itu peneliti ingin menguji
Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Perusahaan dalam
Memilih antara menggunakan Utang bank pada perusahaan-perusahaan manufaktur di Indonesia yang terdaftar di BEI pada periode pengamatan 2001-2008. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Antonios Antoniou, Yilmaz Guney, Krishna Paudyal (2008). Perbedaannya terletak dalam hal variabel, obyek, dan waktu yang digunakan. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, peneliti tertarik untuk meneliti Faktor-Faktor yang menentukan Penggunaan Utang Bank Bagi Perusahaan dengan judul :
ANALISIS PENGARUH ANTARA LEVERAGE, MARKET-TOBOOK, DEVIDEN, SIZE, CHANGE-IN STOCK PRICE DAN FIXEDASSETS RATIO DENGAN PENGGUNAAN UTANG BANK BAGI PERUSAHAAN (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEJ Periode 2001-2008).
B. Perumusan Masalah 1.
Apakah ada pengaruh antara Leverage dengan penggunaan utang bank bagi perusahaan?
2.
Apakah ada pengaruh antara Market-to-book dengan penggunaan utang bank bagi perusahaan?
3.
Apakah ada pengaruh antara Deviden dengan penggunaan utang bank bagi perusahaan?
4.
Apakah ada pengaruh antara Size perusahaan dengan penggunaan utang bank bagi perusahaan ?
5.
Apakah ada pengaruh antara Change-in Stock Price perusahaan dengan penggunaan utang bank bagi perusahaan?
6.
Apakah ada pengaruh antara Fixed Assets Ratio perusahaan dengan penggunaan utang bank bagi perusahaan?
C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : ·
Untuk mengetahui adanya pengaruh antara Leverage terhadap penggunaan utang bank bagi perusahaan.
·
Untuk mengetahui adanya pengaruh antara Market-to-book terhadap penggunaan utang bank bagi perusahaan.
·
Untuk mengetahui adanya pengaruh antara Deviden terhadap penggunaan utang bank bagi perusahaan.
·
Untuk mengetahui adanya pengaruh antara Size perusahaan terhadap penggunaan utang bank bagi perusahaan.
·
Untuk mengetahui adanya pengaruh antara Change-in Stock Price perusahaan terhadap penggunaan utang bank bagi perusahaan.
·
Untuk mengetahui adanya pengaruh antara Fixed Assets Ratio perusahaan terhadap penggunaan utang bank bagi perusahaan.
.
D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini bagi pihak – pihak yang terkait adalah sebagai berikut : ·
Bagi perusahaan, penelitian bermanfaat bagi perusahaan sebagai bahan pertimbangan dalam penggunaan utang bank bagi perusahaan sehingga dapat sesuai dengan kondisi perusahaan
·
Bagi peneliti akan memperoleh ilmu pengetahuan yang lebih banyak mengenai pengaruh leverage, market-to-book, size, dividen, change-in stock price dan fixed assets ratio terhadap penggunaan utang bank bagi perusahaan yang digunakan untuk memenuhi tugas akhir S1 yang merupakan salah satu syarat kelulusan.
·
Bagi pembaca akan mendapat tambahan ilmu dan referensi mengenai pengaruh leverage, market-to-book, dividen, size, change-in stock price dan fixed assets ratio terhadap penggunaan utang bank bagi perusahaan yang diharap dapat bermanfaat untuk digunakan sebagai referensi atau untuk melanjutkan penelitian ini.
BAB II TELAAH PUSTAKA A. Landasan Teori 1.
Pengertian Pasar Modal Pasar modal merupakan tempat atau sarana bertemunya antara penawaran dan permintaan atas instrumen keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari satu tahun (Mohamad Samsul, 2006). Dalam UndangUndang RI No. 8 Tahun 1995 Tertanggal 10 November 1995 yang dimaksud dengan pasar modal adalah segala kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkan, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Sehingga pasar modal secara umum adalah pasar abstrak dan sekaligus pasar konkrit dengan barang yang diperjualbelikan adalah dana yang bersifat abstrak dan bentuk konkritnya adalah lembar surat-surat berharga di bursa efek.
2.
Struktur Modal Dalam
menjalankan
kegiatan
operasinya,
setiap
perusahaan
menghadapi masalah dari mana dana diperoleh dan untuk apa dana tersebut digunakan. Sumber dana suatu perusahaan dapat di lihat di sisi pasiva dari neraca perusahaan, sedangkan penggunaan dana dapat di lihat pada sisi aktiva dari neraca perusahaan. Untuk setiap penggunaan dana, haruslah ada sumbernya. Dalam arti yang lebih luas, aktiva-aktiva yang
dimiliki perusahaan menunjukkan penggunaan bersih dari dana, sedangkan utang dan modal sendiri mencerminkan sumber dananya (Husnan:2001). Setiap perusahaan membutuhkan dana untuk membiayai operasi perusahaan, yang bisa dipenuhi dari pemilik modal sendiri maupun dari pihak lain berupa utang. Dana tersebut mempunyai biaya modal yang harus ditanggung oleh perusahaan. Struktur modal akan menentukan biaya modal. Biaya modal adalah balas jasa yang harus dibayarkan oleh perusahaan kepada masing–masing pihak yang menanamkan dananya di dalam perusahaan. Dalam kaitannya dengan biaya modal, baik modal sendiri maupun utang perlu diperinci lebih lanjut, karena tiap–tiap jenis sumber modal mempunyai konsekuensi tersendiri, baik jenis, cara perhitungan maupun ada atau
tidaknya keharusan untuk dibayarkan. Sumber modal
dimaksudkan di sini terbatas pada modal tetapnya saja, yaitu utang jangka panjang, modal saham preferen dan modal saham biasa. Keputusan untuk menggunakan
tiap–tiap
mengkombinasikannya,
jenis senantiasa
sumber
modal
dihadapkan
tersebut pada
atau
berbagai
pertimbangan baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif yang mencakup tiga unsur penting, yaitu : a.
Sifat keharusan untuk membayarkan balas jasa atas penggunaan modal kepada pihak yang menyediakan dana tersebut, atau sifat keharusan untuk pembayaran biaya modal.
b.
Sampai seberapa jauh kewenangan dan campur tangan pihak penyedia dana itu dalam pengelolaan perusahaan.
c.
Risiko yang dihadapi perusahaan.
Agar dapat dipahami perbedaan karakteristik antara tiga macam sumber modal itu dapat dilihat dan disajikan pada kolom berikut : Tabel II.1 Perbedaan Karakteristik Antara Utang Jangka Panjang, Saham Preferen dan Saham Biasa Perbedaan
Utang Jangka Panjang
Saham Preferen
Saham Biasa Perusahaan hanya terikat untuk membayar deviden dari sisa laba setelah bunga atas utang dan deviden atas saham preferen yang menunggak itu harus dibayar. Tetapi deviden atas saham biasa tidak harus dibayarkan dan dapat dilakukannya berdasar tindakan formal / resmi dari manajemen. Merupakan pemilik perusahaan yang berhak untuk menentukan kebijaksanankebijaksanan penting perusahaan.
1.Keharusan untuk membayarkan balas jasa (biaya modal)
Perusahaan menjadi terikat / mengikatkan dirinya untuk membayar bunga yang bersifat tetap menurut kontrak
Perusahaan terikat / mengikatkan dirinya untuk membayar deviden yang bersifat tetap sebelum perusahaan membayarkan deviden kepada pemegang saham biasa.
2.Kewenangan untuk ikut campur di dalam manajemen perusahaan
Terbuka kemungkinan bagi para kreditur mengambil alih kendali manajemen di dalam perusahan apabila perusahaan
Terbuka kemungkinan untuk mendapatkan hak memilih direksi / pimpinan dalam perusahaan
3.Risiko yang dihadapi perusahaan
3.
gagal memenuhi kewajibankewajibannya. Gambaran atau bayangan akan ketidakmampuan untuk membayar kembali utang kepada kreditur merupakan risiko yang mengancam kelangsungan hidup perusahaan.
Perusahaan dihadapkan pada kemungkinan adanya deviden yang menunggak yang biasanya diatasi dengan cara membagikan saham atau bonus.
Pada akhirnya pemegang saham biasa sebagai pemilik perusahaan merupakan pihak yang menanggung risiko.
Utang Utang merupakan sejumlah atau sesuatu yang dapat dinilai dengan uang yang diterima dari pihak lain berdasarkan persetujuan dengan kewajiban mengembalikan atau melunasi (Sujaya Ismana, 2004). Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
pemilihan
struktur
utang
perusahaan ada 5 faktor (Suad Husnan, 2000), yaitu : · Lokasi distribusi keuntungan, yang berarti seberapa besar nilai yang diharapkan (expected value) dari keuntungan operasi perusahaan. Semakin besar expected value keuntungan, semakin kecil perusahaan menderita kerugian. · Stabilitas penjualan dan keuntungan. Stabilitas penjualan akan mempengaruhi kestabilan keuntungan dan pada akhirnya akan mempengaruhi
kemampuan
perusahaan
dalam
memenuhi
kewajiban finansialnya. Sehingga semakin stabil keuntungan
perusahaan maka akan semakin besar kemungkinan perusahaan mampu memenuhi kewajiban finansialnya. · Kebijakan deviden. Apabila perusahaan cenderung membagikan deviden yang besarnya tetap, maka pembayaran deviden tersebut akan merupakan beban tetap bagi perusahaan. Dengan demikian perusahaan
dengan
utang
yang
besar
akan
sulit
untuk
mempertahankan deviden yang tetap tersebut. Hal ini disebabkan karena utang yang tinggi akan menimbulkan beban tetap yang tinggi pula. · Pengendalian. Perusahaan mungkin menggunakan utang karena tidak ingin kehilangan kendali atas perusahaan. Jika perusahaan menerbitkan saham baru, maka proporsi kepemilikan saham lama akan berkurang, kecuali jika ia juga dapat membeli saham yang baru
tersebut
dengan
proporsi
yang
sama.
Namun
ada
kemungkinan pemegang saham lama tidak memiliki cukup dana, padahal perusahaan membutuhkan tambahan dana segera. Dengan demikian dalam kondisi tersebut mungkin pemilik lebih memilih untuk menerbitkan obligasi agar tidak kehilangan kendali atas perusahaan. · Risiko kebangkrutan. Apabila ada peningkatan bunga pinjaman saat perusahaan ingin meningkatkan utangnya, maka pembeli obligasi akan mulai menganalisa adanya risiko kebangkrutan. Sehingga perusahaan memilih untuk tidak menaikkan utang bank.
Sedangkan manfaat penggunaan utang yaitu : · Bunga yang dibayarkan memperkecil pajak (penghematan pajak), sehingga menurunkan biaya modal (WACC) · Pemegang
utang
(debtholder)
memperoleh
pendapatan/
penghasilan tetap, sehingga pemegang saham (stockholder) tidak perlu mengambil bagian laba ketika perusahaan dalam konsidi prima. Utang berdasarkan jatuh temponya dibedakan menjadi 2 (Agus Sartono, 2001), yaitu: a. Utang Jangka Panjang Utang jangka panjang merupakan utang yang jatuh temponya lebih dari 1 tahun. Terdapat tiga karakteristik utang jangka panjang, yaitu: cepat, fleksibel dan berbiaya rendah. Hal ini disebabkan karena pinjaman ini dinegoisasikan langsung antara peminjam dengan kreditur. Biaya administrasi menjadi relatif kecil, dan tidak diperlukan persetujuan dengan pengawas pasar modal. Contoh sumber utang jangka panjang yaitu: utang bank jangka panjang, obligasi, dan utang dengan atau tanpa jaminan. Utang bank jangka panjang jarang digunakan oleh perusahaan karena adanya flotation cost yang tinggi, penalti akibat pelunasan yang lebih awal sangat tinggi, dan mengurangi keleluasaan manajer dalam memanuver dana.
Sedangkan obligasi menurut Agus Sartono (324, 2001) merupakan surat tanda utang yang dikeluarkan oleh perusahaan dengan jumlah tertentu dan akan jatuh tempo pada waktu tertentu dan memberikan pendapatan dengan bunga tetap.
b. Utang Jangka Pendek Utang jangka pendek merupakan utang yang jatuh temponya kurang dari 1 tahun. Penggunaan utang jangka pendek yang tidak hati-hati akan memberatkan perusahaan karena ada kemungkinan pada saat utang tersebut jatuh tempo perusahaan tidak mampu membayar kembali. Dengan demikian utang jangka pendek dalam jumlah besar akan memperburuk kondisi perusahaan. Contoh utang jangka pendek yaitu utang dagang dan utang bank jangka pendek. Utang dagang terjadi karena perusahaan membeli bahan baku dari supplier dengan kredit. Utang bank jangka pendek memiliki biaya yang sangat bervariasi untuk berbagai jenis peminjam dalam satu waktu. Secara teoritis tingkat bunga akan cenderung tinggi bagi peminjam yang berisiko tinggi dan sebaliknya rendah bagi peminjam yang bonafide. 4.
Utang Privat (Utang Bank)
Utang bank yaitu pinjaman dari bank dalam waktu tertentu, biasanya digunakan untuk tujuan komersil. Jaminan pinjaman Utang bank dapat dikenal sebagai collateral security. Pembayaran pinjaman dapat diangsur sesuai dengan suku bunga yang diterapkan masing-masing bank (Sujana Ismaya; 2006) Suku bunga yaitu sejumlah imbalan yang diberikan oleh bank kepada nasabah atas dana yang disimpan di bank yang dihitung sebesar presentase tertentu dari pokok simpanan dan jangka waktu simpanan; tingkat bunga yang dikenakan terhadap pinjaman yang diberikan bank kepada debiturnya (Sujana Ismaya; 2006) Dengan adanya utang bank maka biaya keagenan perusahaan akan berkurang, karena adanya pengawasan dari bank. Namun perlu diingat bahwa tingkat suku bunga bank lebih besar pada perusahaan yang berisiko tinggi. 5.
Utang Publik (Obligasi) Obligasi adalah utang jangka panjang dimana peminjam setuju melakukan pembayaran bunga dan pokok pinjaman, pada tanggal tertentu kepada pemegang obligasi (Brigham and Houston; 2001). Investor memiliki banyak pilihan apabila ingin melakukan investasi dalam obligasi, yang dapat diklasifikasi menjadi empat jenis utama, yaitu: a. Obligasi Treasuri (treasury bond) yang terkadang disebut dengan obligasi pemerintah karena diterbitkan oleh pemerintah federal. Orang biasanya mengasumsikan bahwa pemerintah federal pasti
akan melakukan pembayaran, sehingga obligasi ini dianggap tidak memiliki risiko kegagalan. Namun, harga obligasi treasuri menurun apabila suku bunga naik, sehingga obligasi ini tidak bebas dari semua risiko. b. Obligasi perusahaan (corporate bond), sesuai dengan namanya diterbitkan oleh perusahaan. Tidak seperti obligasi treasuri, obligasi ini memiliki risiko kegagalan, apabila penerbit obligasi memiliki masalah maka mungkin ia tidak dapat membayar bunga dan pokok pinjaman. Obligasi perusahaan yang berbeda akan memiliki tingkat risiko kegagalan yang juga berbeda, tergantung pada karakteristik perusahaan penerbit dan jangka waktu obligasi itu. Risiko kegagalan sering disebut “risiko kredit”, dan semakin besar risiko kegagalan atau kredit maka semakin tinggi suku bunga yang harus dibayar oleh penerbit. c. Obligasi Municipal (municipal bond) yang diterbitkan pemerintah bagian dan lokal. Seperti halnya dengan obligasi perusahaan, obgasi ini memiliki risiko kegagalan. Akan tetapi obligasi ini memiliki keunggulan dibandingkan obligasi lainya yaitu bunga yang diperoleh dari sebagian besar obligasi municipal dikecualikan dari pajak federal, dan juga dari pajak negara bagian jika pemegangnya adalah penduduk negara bagian tersebut. Akibatnya, obligasi municipal memiliki suku bunga yang lebih rendah jika
dibandingkan obligasi perusahaan dengan risiko kegagalan yang sama. d. Obligasi asing (foreign bond) diterbitkan oleh pemerintah asing atau perusahaan asing. Obligasi ini juga memiliki risiko kegagalan. Risiko tambahan muncul jika obligasi itu dinyatakan dalam mata uang asing, karena nilai tukar mata uang asing selalu berfluktuasi. Beberapa obligasi memasukkan provisi dana pelunasan (sinking fund provision) yang digunakan untuk melunasi penerbitan obligasi. Biasanya dana pelunasan mengharuskan perusahaan untuk menarik sebagian obligsi setiap
tahun.
Kadang-kadang
perusahaan
diharuskan
untuk
mendepotasikan uang kepada trustee, yang menginvestasikan dana ini dan kemudian menggunakan dana yang terkumpul untuk menarik obligasi ketika jatuh tempo. Akan tetapi, biasanya
dana pelunasan digunakan
untuk membeli kembali sejumlah presentase tertentu dari penerbitan setiap tahun. Kegagalan unuk memenuhi persyaratan dana pelunasan dapat menyebabkan penerbitan obligasi menjadi sia-sia, yang dapat memaksa perusahaan menghadapi kebangkrutan. Dana pelunasan ini dapat menghabiskan kas perusahaan. Dalam sebagian besar kasus, perusahaan diberikan hak untuk menangani dana pelunasan dalam 2 cara, yaitu: a. Perusahaan dapat menarik sebagai penebusan (pada nilai nominal) suatu presentase tertentu dari obligasi setiap tahun; misalnya, perusahaan dapat menarik 5% dari jumlah awal penerbitan pada
harga $1.000 per obligasi. Obligasi itu kemudian diberi nomor urut, dan obigasi yang ditarik sebagai penebusan ditentukan dengan cara diundi yang dilakukan dengan trustee. b. Perusahaan dapat membeli sejumlah obligasi yang dibutuhkan di pasar terbuka. Perusahaan akan memilih metode yang paling rendah biayanya (leastcost method). Jika suku bunga naik, yang menyebabkan harga obligasi turun, maka perusahaan akan menarik obligasi. 6.
Leverage Secara harviah kata leverage adalah kekuatan pengungkit, yaitu dari kata dasar lever yang berarti pengungkit (Suad Husnan, 1998). Ada dua tipe leverage, yaitu operating dan financial leverage. Operating leverage terjadi ketika perusahaan menggunakan aktiva yang menimbulkan beban tetap yang harus ditutup dari hasil operasinya. Sedangkan financial leverage terjadi saat perusahaan menggunakan utang dan menimbulkan beban tetap (yaitu bunga) yang harus dibayarkan dari hasil operasi. Menurut Agus Sartono (2001) perusahaan menggunakan operating dan financial leverage dengan tujuan agar keuntungan yang diperoleh lebih besar daripada biaya aset dan sumber dananya, sehingga meningkatkan keuntungan para pemegang saham. Sebaliknya leverage juga
meningkatkan
risiko
perusahaan,
karena
jika
perusahaan
mendapatkan keuntungan lebih rendah daripada biaya tetapnya maka penggunaan leverage akan menurunkan keuntungan pemegang saham.
7.
Market-to-Book Rasio market-to-book memberikan indikasi berbeda mengenai bagaimana investor melindungi perusahaannya. Karena market-to-book merupakan perbandingan antara harga saham perlembar dengan book value perlembar saham (Brigham dan Houston, 2008). Perusahaan dengan tingkat return yang relatif tinggi biasanya memiliki book value yang lebih tinggi daripada perusahaan dengan return rendah.
8.
Deviden. Deviden merupakan pembagian laba perusahaan setelah pajak yang diberikan kepada para pemegang saham. Terdapat 3 teori mengenai deviden (Suad Husnan, 2000), yaitu : · Devidend irrelevance Theory (MM). Teori ini menyatakan bahwa kebijakan deviden perusahaan tidak mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan maupun biaya modal. Modigliani dan Miller (MM) berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan ditentukan oleh kemampuan menghasilkan laba dan risiko bisnisnya. · Bird–in-the-hand theory. Gorgo Linther berpendapat bahwa nilai perusahaan akan dimaksimumkan oleh rasio pembayaran deviden (devien payout ratio) yang tinggi karena investor menganggap bahwa
deviden
tunai
lebih
kecil
risikonya
dibandingkan
keuntungan modal potensial (jika laba ditahan untuk diinvestasikan kembali).
· Tax preference theory. Investor menyukai pembagian deviden yang rendah daripada deviden yang tinggi, karena : tarif pajak keuntungan lebih rendah dari pada tarif pajak deviden, adanya pajak keuntungan (capital gain) yang dibayarkan jika saham dijual, dan saham yang dimiliki oleh investor sampai meninggal ahli warisnya tidak membayar pajak. 9.
Size Salah satu cara untuk menganalisis prospek perusahaan di masa yang akan datang yaitu dengan analisis common size. Analisis common size menyajikan persentase setiap elemen terhadap total aktiva, dan untuk laporan laba rugi persentase setiap elemen terhadap penjualan (Agus Sartono, 2001).
10. Change-in Stock Price Change-in Stock Price merupakan perubahan harga saham rata-rata dalam setahun. Harga saham cenderung akan naik apabila perusahaan mengumumkan adanya pemecahan saham dan pembagian deviden. Namun apabila jika selama beberapa bulan ke depan perusahaan belum mengumumkan adanya kenaikan laba dan deviden, maka harga akan kembali jatuh ke tingkat sebelumnya (Brigham dan Houston, 2006). 11. Fixed Asset
Fixed Asset merupakan aktiva yang sulit untuk diubah dalam bentuk kas oleh perusahaan. Aktiva tetap meliputi benda bergerak seperti alat-alat berat dan tidak bergerak, seperti tanah dan bangunan. 12. Penelitian Terdahulu Telah ada beberapa penelitian yang berkaitan tentang pengaruh Leverage, Market-to-Book, Deviden, Size, Change-in Stock Price dan Fixed Assets Ratio dengan penggunaan utang bank bagi perusahaan, antara lain: 1.
Antonios Antoniou, Yilmaz Guney, Krishna Paudyal (2008) melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan
kepemilikan
utang
pada
perusahaan-perusahaan
manufaktur di United Kingdom dan German selama periode Tahun 1969-2000. Hasilnya menyatakan bahwa umur utang, likuiditas, dan rasio utang memiliki pengaruh terbalik dengan penggunaan utang. Namun hasil tersebut bergantung pada negaranya. Utang memiliki pengaruh positif pada penggunaan utang bank di UK tapi ini berpengaruh terbalik di German saat likuiditas dan rasio utang bank secara negatif diasosiasikan di UK tapi tidak demikian dengan di German. 2.
Joel Houston dan Christopher James (1996) melakukan penelitian mengenai pengaruh firm size, growth opportunities, intangible assets, leverage, hubungan dengan bank, dan akses perusahaan terhadap pasar utang publik terhadap pinjaman bank dengan sampel 250
perusahaan dagang publik selama periode Tahun 1980 sampai 1990. Hasilnya menunjukkan bahwa hubungan antara jumlah pinjaman bank dan kesempatan pertumbuhan bergantung pada jumlah bank yang dipergunakan perusahaan dan apakah perusahaan mengeluarkan obligasi. Perusahaan yang berhubungan hanya dengan satu bank, memilki hubungan negatif antara utang bank dengan kesempatan pertumbuhan. Sedangkan untuk perusahaan yang berutang lebih dari satu bank, memiliki hubungan positif antara utang bank dengan kesempatan bertumbuh. 3.
David J. Denis dan Vassil T. Mihov (2002) melakukan penelitian mengenai pengaruh firm size, fixed assets ratio, credit quality, dan growth
opportunities
penelitiannya
terhadap
menunjukkan
rasio
bahwa
struktur semua
utang.
variabel
Hasil dalam
penelitiannya berpengaruh signifikan terhadap struktur utang, dan pengaruh terbesar diberikan oleh credit quality. 4.
Shiddiq N. Rahardjo dan Berty Hartantiningrum (2006) melakukan penelitian empiris mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi struktur utang perusahaan-perusahaan go public yang terdaftar di BEJ. Hasil penelitiannya menunjukkan firm size berpengaruh signifikan terhadap proporsi kepemilikan utang. Semakin besar perusahaan maka semakin besar proporsi utang privat dibandingkan dengan proporsi utang publiknya. Sedangkan untuk variabel growth opportunities, devidend payout ratio (DPR), debt maturity dan leverage tidak
memiliki pengaruh secara parsial terhadap rasio struktur utang perusahaan. 5.
Pablo de Andr´es Alonso, F´elix J. L´opez Iturriaga, Juan A.
Rodr´ıguez Sanz dan Eleuterio Vallelado Gonz´alez (2005) tentang
struktur kepemilikan utang perusahaan dan penggunaan utang bank
oleh perusahaan dalam sebuah negara hukum sipil, Spanyol. Hasilnya
yaitu perusahaan dengan peluang investasi yang menguntungkan
tampak enggan untuk menggunakan utang bank, ada hubungan yang positif antara ukuran perusahaan dan proporsi utang bank yang digunakan, perusahaan dengan ROA rendah lebih mungkin untuk membiayai diri dengan utang bank, dan perusahaan yang lebih dekat
dengan kebangkrutan dan leverage yang lebih tinggi lebih mungkin untuk menggunakan utang bank. 6.
Shane A. Johnson (1997) melakukan penelitian empiris mengenai Penentuan struktur kepemilikan utang perusahaan. Hasil penelitian tersebut yaitu
investasi perusahaan kecil lebih sensitif terhadap
fluktuasi dalam penyediaan kredit daripada investasi perusahaan besar karena perusahaan kecil lebih mengandalkan utang bank dan penggunaan utang bank oleh perusahaan dengan akses ke pasar utang publik menunjukkan efek dari langkah-langkah kebijakan moneter mungkin tidak terbatas pada perusahaan-perusahaan kecil tidak memiliki akses ke pasar utang publik, dan langkah-langkah kebijakan moneter cenderung mempengaruhi beberapa lender swasta (misalnya, bank-bank komersial) lebih dari yang lain (misalnya, perusahaan asuransi) 7.
Sunarsih (2004) melakukan studi yang bertujuan untuk menguji hubungan antara leverage dan kebijakan jatuh tempo utang, dan untuk mengungkap
faktor-faktor
yang
berpengaruh
pada
analisis
simultanitas leverage dan kebijakan utang jatuh tempo pada industri manufaktur Indonesia. Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel eksogen yang terbukti memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan maturitas utang adalah firm size, efek signaling dan asset maturity. Selain itu hasil analisis menunjukkan bahwa kebijakan utang dan
kebijakan
maturitas
utang
mempunyai
hubungan
yang
komplementer, yang berarti bahwa ada arah hubungan simultanitas yang positif antara kebijakan utang dan maturitas utang. 8.
Franco Modigliani dan Enrico Perotti (1998) Security versus Bank Finance: the Importance of a Proper Enforcement of Legal Rules. Hasil analisisnya menyebutkan bahwa di negara-negara di mana suara premi besar, perusahaan pembiayaan didominasi oleh pinjaman bank dan penggunaan pasar modal untuk menambah pembiayaan sangat kecil.
9.
Aditya Wikanaji (2005) menguji Simultanitas Kebijakan Utang dan Kebijakan Dividen dengan menggunakan variabel penjelas. Hasil dari penelitian tersebut yaitu adanya simultanitas kebijakan Utang dan dividen dengan arah hubungan positif. Variabel market-to-book value of equity dan future abnormal earning berpengaruh secara signifikan pada persamaan leverage dan dividen, namun variabel market-tobook value of equity pada persamaan dividen menunjukkan hubungan negatif. Sedangkan untuk variabel Asset tangibility, menunjukkan hubungan positif dengan leverage.
B. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
Variabel Independen Leverage
Market-to-Book
Deviden Size
Variabel Dependen Penggunaan Utang Bank Bagi Perusahaan
Pergerakan Harga Saham
Rasio Aset Tetap
C. HIPOTESIS Berlin dan Loeys (1988) berpendapat bahwa perusahaan dapat menghasilkan struktur kepemilikan utang yang optimal dengan menjual perjanjian obligasi kasar yang tidak efisien dari utang publik dan agency costs dalam merekrut/ menggunakan penyerahan monitor untuk utang bank. Model dari faktor-faktor yang menentukan struktur kepemilikan utang beranggapan/ berasumsi bahwa perusahaan memiliki target rasio utang bank. Rasio utang bank yang terlambat di dalam penyajian model seperti suatu benchmark dalam pengujian apakah perusahaan memiliki suatu target struktur kepemilikan utang, dan apakah mereka benar-benar melakukannya tingkatan penyimpangan (atau pemusatan) dari level target ini. Beberapa hal seperti deviasi dapat menjadi sifat pada biaya penyesuaian vs biaya menjauhi target. Jika perusahaan secara optimal menentukan struktur kepemilikan utang mereka, koefisien dari LDV seharusnya dapat (secara statistik) berada antara
0 dan 1. Peneliti menggunakan beberapa variable proxy untuk untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan keputusan kepemilikan utang. Debt Maturity. Schuhmacher (1998) menunjukkan bahwa pilihan sumber utang tergantung pada kebutuhan waktu. Utang bank (publik) cocok untuk kebutuhan pembiayaan jangka pendek (panjang). Kanatas dan Qi (2001) berpendapat bahwa utang bank lebih cocok untuk pembiayaan asset dengan umur ekonomi yang lebih pendek. Ini sesuai dengan gagasan dari hipotesis pertemuan waktu/umur bahwa perusahaan mempertemukan umur dari kewajiban dengan asset untuk meminimalkan risiko likuidasi. Karenanya, peneliti mengharapkan suatu hubungan berkebalikan antara umur utang dengan rasio utang bank. Peneliti mengukur umur utang dengan rasio utang jangka panjang (umur di atas satu tahun) pada total utang. Leverage. (Fama, 1985) berpendapat bahwa umumnya bank memonitor suatu publik bagus dalam hal mengurangi biaya dari utang publik. Hasilnya, utang bank yang lebih tinggi mungkin memperlihatkan leverage yang lebih tinggi untuk suatu akibat pelengkap dari utang bank pada utang publik. Dengan cara yang sama, Berlin dan Loeys (1988) menyatakan bahwa utang pribadi (khususnya utang bank) menyediakan perhatian lebih pada monitoring daripada yang utang publik yang dilakukan. Dengan begitu, diharapkan ada suatu asosiasi positif antara rasio utang bank dan leverage dari perusahaan. Di sisi lain, perusahaan dengan rasio utang yang lebih tinggi mungkin membatasi pinjaman bank mereka untuk menghindari likuidasi
(Diamond, 1993). Motivasi bank memonitor pinjaman perusahaan, atas nama junior public debtholders, mungkin menurunkan utang publik. Hooks dan Opler (1993) menemukan bahwa pinjaman bank lebih tinggi antara perusahaan yang memanfaatkan sedikit utang secara relative dalam struktur modal mereka. Karenanya, diharapkan adanya hubungan negatif antara utang bank dan leverage. Bagaimana leverage dapat mempengaruhi sumber utang sisanya menyisakan suatu pertanyakan empirik. Peneliti mengukur leverage dengan rasio nilai buku dari total utang dengan nilai buku dari total asset. H1 : leverage memiliki pengaruh negatif dengan penggunaan utang bank
Yosha
(1995)
menyatakan
bahwa
perusahaan
dengan
proyek
pertumbuhan masa depan yang potensial tidak akan meminjam dari pasar utang publik yang memperlihatkan tingginya biaya dari pernyataan informasi yang sensitif. Blackwell dan Kidwell (1988) berpendapat bahwa semakin kecilnya perusahaan memungkinkan untuk mengeluarkan utang publik yang mengandung sedikit perincian batas perjanjian. MacKie Mason (1990) berpendapat bahwa penelitian dan pengembangan intensif perusahaan (misal, perusahaan dengan pertumbuhan potensial yang tinggi) harus menghindari peningkatan utang publik. Kemudian, asosiasi positif antara kesempatan pertumbuhan dan rasio utang bank harus diantisipasi. Di sisi lain, Hoshi et al. (1993) menunjukkan bahwa perusahaan dengan tingkatan nilai peluang investasinya akan menggunakan utang publik dengan biaya rendah karena ini akan menjadi biaya net present value (NPV) proyek
karena biaya finansial tinggi pada utang bank. Houston dan James (1996) berpendapat bahwa hold-up masalah bersama dengan monopoli informasi bank memimpin hubungan negatif antara market-to-book ratio dan kepercayaan pada utang bank. Bank dapat meminjami perusahaan khususnya jika
perusahaan
tidak
mempunyai
sumber
dana
alternatif.
Ini
mengimplikasikan hubungan kebalikan antara peluang pertumbuhan (marketto-book ratio) seperti rasio (nilai buku total aset kurang dari nilai buku equitas ditambah nilai pasar equitas) pada (nilai buku total aset). Rasio ini dapat dilihat seperti mewakili kualitas proyek yang dirasakan oleh pasar (Johnson, 1997). H2 : Market –to- Book memiliki pengaruh negatif dengan penggunaan utang bank Dividend payout ratio. Kebijakan dividen perusahaan diketahui untuk menyatakan informasi. Masalah informasi tersembunyi mungkin diperburuk non-dividend yang dibayar perusahaan dan dari sini perusahaan membatalkan utang publik. Low et al. (2001) menunjukkan bahwa investor memperhatikan keputusan dividen perusahaan kecil seperti fungsi pengawasan bank. Mereka menunjukkan bahwa reaksi pasar pada penghapusan dividen oleh perusahaan kecil dengan utang bank level tinggi kurang lebih negatif daripada perusahaan dengan utang bank kecil atau tidak memiliki sama sekali. Kami mengantisipasi keterbalikan hubungan antara deviden payout ratio (mewakili kebijakan dividen) dan rasio utang bank.
H3 : Deviden memiliki pengaruh negatif dengan penggunaan utang bank Firm size. Ukuran perusahaan dapat juga menjadi beberapa implikasi pada pilihan antara utang publik dan pribadi. Biaya utang publik yang dikeluarkan perusahaan sangat tinggi atau sangat rendah. Coase (1973) berpendapat bahwa mencegah biaya transaksi dan kontrak perusahaan kecil dari kenaikan kekuatan dana eksternal mereka dipercayakan pada earning yang ditahan. Dari sini, mereka lebih suka meminjam utang bank jangka pendek untuk mencegah skala ketidakekonomisan dan biaya financial distress. Perusahaan besar umumnya lebih matang, berisiko rendah, dan peluang pertumbuhan secara relatif rendah, potensi masalah rendah. Perusahaan besar cenderung memiliki reputasi yang lebih baik dan informasi umum memimpin mereka untuk mengeluarkan biaya utang publik yang lebih efisien (Diamond, 1991. Hubungan antara rasio utang bank dan ukuran perusahaan
yang
diharapkan.
Ukuran
perusahaan
diukur
dengan
menggunakan dua cara, yaitu melalui total penjualan dan total aset dalam penelitian Antonios Antoniou, Yilmaz Guney, Krishna Paudyal (2008). Sedangkan dalam penelitian ini peneliti mengukur dengan menggunakan total penjualan karena lebih dapat menggambarkan keadaan nyata dibandingkan dengan menggunakan total aset. Cash flow sebagai salah satu dasar komponen penjualan lebih menggambarkan keadaan nyata perusahaan. Sedangkan
komponen
total
aset
seperti
penyusutan
kurang
dapat
menggambarkan keadaaan nyata perusahaan karena hanya merupakan prediksi nilai penyusutan bukan gambaran nilai penyusutan yang sebenarnya.
H4 : Ukuran perusahaan memiliki pengaruh negatif dengan penggunaan utang bank Change in stock price. Mackie – Mason (1990) berpendapat bahwa peningkatan utang publik perusahaan yang mengimplikasikan bahwa investor meyakini
prospek
perkembangan
perusahaan.
Perusahaan
dapat
meningkatkan utang publik pada berbagai jangka waktu. Hubungan negatif merupakan harapan rasio utang bank dan perubahan (peningkatan) harga saham. H5 : Change in stock price memiliki pengaruh negatif dengan penggunaan utang bank Fixed – assets ratio. Boot et al (1991) memprediksi bahwa perusahaan dengan jaminan berpotensi meminjam dari bank. James (1996) menekankan bahwa hampir semua utang bank didanai secara distress dijamin keamanannya bahkan utang publik saja jarang dijamin keamanannya. Sebagai tambahan, Berger dan Udell (1995) berpendapat bahwa beberapa bank khusus meminjami perusahaan besar dengan masalah informasi asimetris. Ini dapat dilihat di jatuh tempo kontrak pinjaman alami seperti rentang tingkat bunga dan jaminan. Edwards dan Fischer (1994) mengemukakan bahwa jaminan menjadi salah satu syarat untuk sebagian besar pinjaman bank di German dan UK. Peneliti mengukur rasio aset tetap (mewakili jaminan) dengan rasio aset nyata bersih hingga total aset dan memperkirakan hubungan positif antara rasio ini dan utang bank.
H6 : Fixed – assets ratio memiliki pengaruh positif dengan penggunaan utang bank
BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan tipe penelitian penjelasan (explanatory research) yang memfokuskan hubungan antara variabel-variabel penelitian dan menguji hipotesis yang dirumuskan. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2002 sampai dengan 2008 dan daftar harga saham perusahaan tersebut menurut pasar periode tahun 2001 sampai dengan 2008.
B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi
merupakan
jumlah
dari
keseluruhan
obyek
(satuan-
satuan/individu-individu) yang karakteristiknya hendak diduga (Djarwanto, 2000:107). Dalam penelitian ini, peneliti mengambil populasi dari perusahaan non financial yang go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2001 sampai dengan 2008. Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki, dan dianggap mampu mewakili keseluruhan populasi (jumlahnya lebih sedikit daripada populasinya) (Djarwanto, 2000:108). Sampel yang dipakai dalam penelitian ini diambil dengan memakai purposive sampling, yaitu salah satu teknik nonrandom sampling dengan mengambil sampling yang ditentukan berdasarkan kriteria dan sistematika tertentu. Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah : 1. Perusahaan nonfinancial yang list di Bursa Efek Indonesia per 1 Januari 2001 sampai dengan 31 Desember 2008. 2. Laporan keuangan perusahaan memiliki data lengkap yang dibutuhkan dalam penelitian ini, terutama data tentang penggunaan utang bank dan utang publik, besarnya laba yang dibagi, dan data untuk mengukur market-to-book dan ukuran perusahaan. 3. Perusahaan
tersebut
telah
mengeluarkan
laporan
keuangan
tahunannya periode 1 Januari 2002 sampai dengan 31 Desember 2008.
C. Periode Pengamatan Periode estimasi penelitian ini menggunakan laporan keuangan perusahaan periode 1 Januari 2002 sampai dengan 31 Desember 2008 dan Harga Saham Pasar yang tercantum di www.yahoo.finance.com periode 1 Januari 2001 sampai dengan periode 31 Desember 2008.
D. Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan data-data sekunder yang dilakukan dengan menggunakan pooling data. Data yang dipergunakan dalam penelitian ini bersifat historis karena merupakan kejadian atau kenyataan yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang diamati dan diperoleh dari buku “Indonesian Capital Market Directory” yang tersedia di Pojok Bursa Efek Indonesia FE UNS dan website masing-masing perusahaan untuk periode 2002 sampai dengan 2008. Sedangkan untuk data harga saham dan dividen menggunakan sumber www.idx.co.id dan www.yahoo.finance.com untuk periode penelitian yaitu tahun 2001
sampai dengan 2008. Namun ada
beberapa data yang masih merupakan data mentah sehingga perlu diolah terlebih dahulu. Data-data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu : 1.
Nama perusahaan nonfinansial yang list di BEI dan membayar dividen
pada
periode
penelitian
yang
www.yahoo.finance.com dan www.idx.co.id
diperoleh
dari
2.
Data laporan keuangan perusahaan nonfinancial yang terdaftar dan diperlukan dalam penelitian berupa neraca keuangan perusahan dan laporan laba rugi perusahaan per Januari 2001 sampai dengan 2008 diperoleh dari website masing-masing perusahaan.
3.
Data Harga Saham berdasarkan pasar perusahaan non finansial yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 1 Januari 2001 sampai dengan 2008 diperoleh dari www.yahoo.finance.com dan www.idx.co.id
E. Definisi dan Pengukuran Variabel Penelitian Pengukuran yang digunakan dalam penelitian berupa: v Variabel Independen 1.
Leverage Ratio Leverage Ratio merupakan rasio nilai utang terhadap total aset. Pengukuran untuk variabel ini adalah : Leverage =
2.
Total U tan g Total Aset
Market –to-Book
Market –to-Book merupakan kombinasi antara aktiva riil dan opsi investasi di masa yang akan datang. Pengukuran untuk variabel ini adalah : M/B Ratio = Nilai Perusahaan = (harga saham yang beredar x Saham Beredar) –NB Total Aset + NB Ekuitas
3.
Deviden Deviden merupakan hasil pengurangan dari laba setelah pajak dikurangi laba ditahan. Deviden dalam penelitian ini merupakan deviden payout ratio (DPR). Deviden Payout Ratio =
4.
Size. Size merupakan ukuran dalam menilai suatu perusahaan yang dapat diukur dalam berberapa sudut pandang. Dalam jurnal penelitian ini, terdapat 2 cara pengukuran size perusahaan, yaitu : total penjualan
dan total asset. Total penjualan merupakan pendekatan yang lebih nyata untuk mengukur size, karena berdasarkan pada cash flow keadaan yang sebenarnya. Sedangkan salah satu unsur total aset merupakan akumulasi penyusutan ditambah harga masa lalu yang lebih merupakan prediksi nilai penyusutan sehingga tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya. Oleh karena itu maka penelitian ini menggunalan Total penjualan sebagai Size. Size = Ln (Total Penjualan) Peneliti menggunakan Ln karena data asli merupakan data absolut, sehingga sulit dibandingkan. Data absolut ini memiliki nilai range yang terlalu besar sehingga dihaluskan dengan menggunakan Ln. 5.
Perubahan Harga Saham (Change in Stock Price) Rasio ini akan mengukur perubahan harga rata-rata saham dalam satu tahun dibandingkan dengan harga rata-rata saham pada tahun sebelumnya Change in Stock Price = Harga Sahamt =
Keterangan: = jumlah harga saham dalam 1 tahun (dari saham bulan Januari sampai dengan saham bulan Desember.
t
= tahun ke-t
t-1
= 1 tahun sebelum tahun t
i
= bulan (Januari, Februari, Maret, April, Mei, Juni, Agustus, September, Oktober, November, dan Desember)
6.
Rasio Aset Tetap (Fixed- Asset Ratio) Fixed-Asset ratio merupakan perbandingan antara total aset tetap dibandingkan dengan total aset. Pengukuran untuk variabel ini : Fixed-Asset Ratio =
v Variabel Dependen Penelitian ini menggunakan variabel dependen (Y) berupa Pilihan Kepemilikan Utang Perusahaan yang ditampilkan melalui tingkat BankTotal. Rasio ini akan mengukur besarnya presentase (%) total utang bank dibandingkan dengan total utang. Hutang Bank =
F. Metode Analisis Data 1. Uji Normalitas Data Asumsi normalitas dipakai untuk menguji apakah data berdistribusi normal atau tidak. Data yang baik adalah data berdistribusi normal. Data
terdistribusi secara normal berarti bahwa data akan mengikuti bentuk distribusi normal dimana data memusat pada nilai rata-rata dan median. Pengujian ini dilakukan dengan memakai uji Grafik distribusi. Cara ini dilakukan karena bentuk data yang terdistribusi secara normal akan mengikuti pola distribusi normal dimana grafiknya mengikuti bentuk lonceng (Purbayu, 2005) Dari grafik output dapat dilihat dari apakah bentuk histogram mengikuti bentuk distribusi normal yaitu bentuk lonceng. Selain dengan menggunakan histogram, hasil uji normalitas juga dapat dilihat berdasarkan grafik PP Plots. Suatu data akan terdistribusi secara normal jika nilai probabilitas yang diharapkan adalah sama dengan nilai probabilitas pengamatan. Pada grafik PP Plots, persamaan antara nilai probabilitas harapan dan probabilitas pengamatan ditunjukkan dengan garis diagonal yang merupakan perpotongan antara garis probabilitas harapan dan probabilitas pengamatan. Apabila nilai plot PP terletak di sekitar garis diagonal maka distribusi data adalah normal (Purbayu, 2005) Penelitian ini menggunakan uji regresi sehingga uji normalitas menguji residual regresi, bukan variabel regresi.
2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel
independen lain dalam 1 model. Uji ini dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Apabila nilai VIF di atas 10 dan nilai tolerance di bawah 0,1 maka menunjukkan adanya multikolinearitas. Sebaliknya jika nilai VIF di bawah 10 dan nilai tolerance di atas 0,1 maka tidak terjadi multikolinearitas. b. Uji Autokolerasi Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel pengganggu pada periode tertentu dengan variabel
pengganggu
pada
periode
sebelumnya.
Cara
mudah
mendeteksi autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin-Watson (Gujarati,2006) yaitu dengan kriteria pada Tabel III.1 dibawah ini Tabel III.1 Aturan Keputusan Hasil Durbin-Watson Jika
Hipotesis Nol
Keputusan
o < d < dL
Tidak ada Autokolerasi positif
Tolak
dL ≤ d ≤ dU
Tidak ada Autokolerasi positif
Tak Ada Keputusan
4- dL < d < 4
Tidak ada Autokolerasi negatif
Tolak
4 - dU ≤ d ≤ 4 - dL
Tidak ada Autokolerasi negatif
Tak ada Keputusan
dU < d < 4 - dU
Tidak ada Autokolerasi negatif atau
Jangan Tolak
positif
c. Uji Heterokedastisitas Uji Heterokedastisitas digunakan untuk menguji apakah semua variabel bebas mempunyai variasi kesalahan pengganggu yang sama dengan model regresi. Uji ini dilakukan dengan metode Gleiser apabila
nilai signifikan masing-masing variabel independen melebihi nilai alpha yang telah ditetapkan, maka tidak terjadi heterokedastisitas.
3. Uji Hipotesis Pengujian Koefisien Simultan (Uji F) Pengujian independen
ini
dilakukan
secara
untuk
bersama-sama
mengetahui
pengaruh
variabel
(serentak)
terhadap
variabel
dependen. Uji F dilakukan dengan membandingkan nilai sigifikan F hitung dengan tingkat signifikan yang telah ditentukan yaitu 0,05. Pengujiannya adalah sebagai berikut: ·
H0 diterima atau Ha ditolak apabila nilai Fhitung ≥ 0,05. Ini menunjukkan bahwa variabel independen secara bersama-sama tidak pengaruh terhadap variabel dependen.
·
H0 ditolak atau Ha diterima apabila nilai Fhitung < 0,05.
Ini
menunjukkan bahwa pengaruh variabel independen secara bersamasama (simultan) terhadap variabel dependen.
a. Uji Regresi Berganda 1. Model 1 (menggunakan 4 variabel independen) Model 1 menggunakan 4 variabel utama yang terdapat pada jurnal utama (Jurnal Antonios Antoniou, Yilmaz Guney, Krishna Paudyal ,2008). Model persamaan regresinya yaitu Y = α + b1LV + b2 MB + b3 Dev + b4Size + e
Keterangan : Y
= Utang Bank = konstanta
b1,b2,b3,b4
= Koefisien regresi
LV
= Leverage
MB
= Market- to- Book
Dev
= Deviden Payout Ratio
Size
= Size (ukuran perusahaan)
e
= Standar Error
2. Model 2 (menggunakan 2 variabel independen) Model 2 menggunakan 2 variabel kontrol yang terdapat pada jurnal Antonios Antoniou, Yilmaz Guney, Krishna Paudyal (2008), tetapi digunakan
sebagai
variabel
independen.
regresinya yaitu
Y = α + b1CSP + b2 FAR + e Keterangan : Y
= Utang Bank = konstanta
b1,b2
= Koefisien regresi
CSP
= Change-in Stock Price
FAR
= Fixed- Assets Ratio
Model
persamaan
e
= Standar Error
3. Model 3 (menggunakan 6 variabel independen) Model persamaan regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah Y = α + b1LV + b2MB + b3 Dev + b4Size + b5CSP + b6FAR + e
Keterangan : Y
= Utang Bank = konstanta
b1,b2,b3,b4,b5,b6
= Koefisien regresi
LV
= Leverage
MB
= Market- to- Book
Dev
= Deviden Payout Ratio
Size
= Size (ukuran perusahaan)
CSP
= Change-in Stock Price
FAR
= Fixed- Assets Ratio
e
= Standar Error
b. Koefisien Determinasi (R2) Uji koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui presentase variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen. Nilai R2 besarnya antara 0 dan 1. R2 dikatakan baik jika makin
mendekati 1 sedangkan jika R2 bernilai 1 berarti variabel independen berpengaruh sempurna pada variabel independen. Jika R2 bernilai 0 maka tidak ada pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen (Gujarati, 2008).
c. Pengujian Koefisien Parsial (Uji t) Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui variabel bebas secara parsial atau individu mempunyai pengaruh terhadap variabel bebas lainnya atau tidak (Gujarati, 2008). Pengujiannya adalah sebagai berikut : · H0 diterima atau Ha ditolak apabila nilai signifikansi t hitung ≥ 0,05. Ini menunjukkan bahwa variabel independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. · H0 ditolak atau Ha diterima jika nilai signifikansi t hitung < 0,05. Ini menunjukkan
bahwa
variabel
independen
secara
parsial
berpengaruh terhadap variabel dependen. . BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini menganalisis hubungan variabel-variabel penelitian terhadap penggunaan utang bank bagi perusahaan perusahaan. Variabel-variabel tersebut yaitu leverage ratio, market-to-book, dividen, size, change-in stock price, dan fixed asset ratio pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI. Pada bab ini
diuraikan deskripsi data, pengujian hipotesis, serta pembahasannya. Pengolahan data dan pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan software Microsoft Excel 2007 dan SPSS for Windows 17.0 A. Deskripsi Data Data yang dikumpulkan merupakan data sekunder yang diperoleh dari database Pojok BEI FE UNS dan website masing-masing perusahaan. Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara purposive sampling, yaitu mengambil sampel dari populasi berdasarkan kriteria tertentu (Jogiyanto, 2000, 79). Proses penyeleksian sampel dimulai dengan mencari perusahaanperusahaan yang terdaftar di BEI dan mempunyai utang bank selama tahun pengamatan 2002-2008 dari hasil tersebut diperoleh 65 data laporan keuangan perusahaan . Hasil tersebut kemudian dikurangi dengan kriteria-kriteria yang digunakan yaitu: mempunyai utang, memiliki data harga saham, dividen saham, total penjualan, fixed asset, dan data tersedia lengkap. Distribusi sampel penelitian dapat dilihat pada Tabel IV.1 dibawah ini. Tabel IV.1 Distribusi Sampel Penelitian Sampel Penelitian
Tahun
Sampel Awal
Sampel Akhir
Keterangan
2002
4
3
1 sampel data tidak lengkap
2003
11
8
3 sampel data tidak lengkap
2004
8
7
1 sampel data tidak lengkap
2005
11
10
1 sampel data tidak lengkap
2006
9
6
3 sampel data tidak lengkap
2007
9
8
1 sampel data tidak lengkap
2008
13
12
1 sampel data tidak lengkap
Berdasarkan kriteria pengambilan sampel yang telah dikemukakan sebelumnya, diperoleh 54 sampel yang memiliki data lengkap. Laporan keuangan Perusahaan yang terpilih disajikan dalam lampiran 1. B. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik data. Tabel deskriptif statistik memaparkan nilai mean, standar deviasi, minimum dan maximum (Trihendradi, 2005). Tabel
IV.2 menyajikan data statistik
deskriptif dari data yang digunakan dalam penelitian. Tabel IV.2 Hasil Analisis Deskriptif Variabel Dependen (Utang Bank) dan Variabel Independen (leverage ratio, market-to-book, dividen, size, change-in stock price, dan fixed asset ratio) Descriptive Statistics Variabel
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Utang Bank
54
.0003
.8514
.257425
.2246462
Leverage Ratio
54
.0397
.9969
.502487
.1775252
Market to Book Ratio
54
.0802
1.7517
.714861
.3991959
Deviden PayOut Ratio
54
.0119
.8696
.242166
.2131282
Ln Size
54
9.73
19.20
14.8181
1.65840
Change-in Stock Price
54
1.30
222.22
17.9811
39.97202
Fixed Asset Ratio
54
.1596
.8364
.335891
.1437029
Valid N (listwise)
54
Sumber hasil pengolahan SPSS for Windows 17.0
Berdasarkan Tabel dijelaskan dalam penelitian (2001-2008), hasil analisis terhadap Utang Bank selama periode penelitian diperoleh nilai minimum sebesar 0,0003, nilai maksimum sebesar 0,8514, nilai mean sebesar 0,257425, dan standar deviasi sebesar 0,2246462. Hasil analisis terhadap Leverage ratio selama periode penelitian diperoleh nilai minimum sebesar 0,0397, nilai maksimum sebesar 0,9969, nilai mean sebesar 0,502487, dan standar deviasi sebesar 0,1775252. Hasil analisis terhadap Market to Book Ratio selama periode penelitian diperoleh nilai minimum sebesar 0,0802, nilai maksimum sebesar 1,7517, nilai mean sebesar 0,714861, dan standar deviasi sebesar 0,3991959. Hasil analisis terhadap Deviden Pay Out Ratio selama periode penelitian diperoleh nilai minimum sebesar 0,0119, nilai maksimum sebesar 0,8696 , nilai mean sebesar 0,242166, dan standar deviasi sebesar 0,2131282. Hasil analisis terhadap Ln Size selama periode penelitian diperoleh nilai minimum sebesar 9,73, nilai maksimum sebesar 19,20, nilai mean sebesar 14,8181, dan standar deviasi sebesar 1.65840. Hasil analisis terhadap Changein Stock Price Ratio selama periode penelitian diperoleh nilai minimum sebesar 1,30, nilai maksimum sebesar 222,22, nilai mean sebesar 17,9811, dan
standar deviasi sebesar 39,97202. Hasil analisis terhadap Fixed Asset Ratio selama periode penelitian diperoleh nilai minimum sebesar 0,1596, nilai maksimum sebesar 0,8364, nilai mean sebesar 0,335891, dan standar deviasi sebesar 0,1437029. C. Uji Normalitas Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian normalitas data guna mengetahui alat analisis yang tepat sesuai normalitas data yaitu dengan menggunakan grafik distribusi. Suatu data akan terdistribusi secara normal jika nilai probabilitas yang diharapkan adalah sama dengan nilai probabilitas pengamatan. Pada grafik PP Plots, persamaan antara nilai probabilitas harapan dan probabilitas pengamatan ditunjukkan dengan garis diagonal yang merupakan perpotongan antara garis probabilitas harapan dan probabilitas pengamatan. Apabila nilai plot PP terletak di sekitar garis diagonal maka distribusi data adalah normal (Purbayu, 2005). Hasil dari grafik distribusi residual regresi dapat dilihat pada Grafik IV.1 Grafik IV. 1 Hasil Uji Normalitas
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS untuk uji normalitas data variabel Utang Bank Regresi Residual menunjukkan bahwa bentuk histogram mengikuti bentuk distribusi normal. Untuk grafik PP Plot terlihat bahwa nilai plot PP terletak di sekitar garis diagonal. Plot tidak menyimpang jauh dari
garis diagonal, sehingga kedua yang mempunyai arti bahwa regresion residual model ini berdistribusi normal. Sehingga memiliki arti bahwa semua Variabel dalam penelitian ini berdistribusi normal.
D. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Multikolinearitas Multikolinearitas yaitu suatu keadaan yang menunjukkan hubungan linier yang sempurna diantara beberapa variabel bebas dalam model regresi. Dari hasil regresi dapat diketahui apakah terdapat variabel independen yang menunjukkan gejala multikolinearitas yakni dengan nilai VIF di atas 10 dan tolerance variance di atas
0,10. Hasil uji
multikolinearitas dapat dilihat pada Tabel 1V. 3 berikut: Tabel IV. 3 Hasil Uji Multikolinearitas Variabel
Collinearity Statistics
Keterangan
Tolerance
VIF
Leverage
0.798
1.253
Market- to Book Ratio
0.901
1.110
Deviden Pay Out Ratio
0.926
1.080
Tidak terjadi Multikolinearitas
Size
0.675
1.481
Tidak terjadi Multikolinearitas
Change -in Stock Price
0.922
1.084
Fixed Asset Ratio
0.719
1.391
Tidak terjadi Multikolinearitas Tidak terjadi Multikolinearitas
Tidak terjadi Multikolinearitas Tidak terjadi Multikolinearitas
Berdasarkan hasil uji multikolinearitas menunjukkan bahwa semua variabel independen memiliki nilai VIF di bawah 10 dan memiliki nilai tolerance di atas 0,1 yang mempunyai arti bahwa semua variabel independen dalam model ini tidak memiliki gejala multikolinearitas. Sehingga semua variabel independen dapat digunakan dalam model. 2. Uji Autokolerasi Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel pengganggu pada periode tertentu dengan variabel pengganggu pada periode sebelumnya (Santosa, 2005) Hasil uji Autokolerasi dapat dilihat pada Tabel IV. 4 di bawah ini. Tabel IV.4 Hasil Uji Autokolerasi Change Statistics Std. Error R Adjusted R of the R Square Square Square Estimate Change F Change df1 df2
R .563
a
.317
.230
.1971624
.317
3.634
6
47
Sig. F DurbinChange Watson .005
1.682
Hasil uji autokolerasi di atas menunjukkan bahwa nilai DurbinWatson sebesar 1,682. Selanjutnya dari tabel statistik d (Durbin Watson) pada tingkat signifikansi α 0,05, k = 6 , n = 55 ditemukan nilai dL = 1,3374 dan dU = 1,814. Berdasarkan nilai dU dan dL tersebut maka nilai 4- dL = 2,6626 dan nilai (4 – dU) = 2,186. Karena nilai Durbin Watson hitung sebesar 1,532 terletak antara dL < d < dU maka tidak ada keputusan (Gujarati, 1992).
3. Uji Heterokedastisitas Heteroskosdasitas merupakan gangguan di dalam model regresi yang mempunyai varians variabel yang sama sehingga mengakibatkan hasil pengujian hipotesis yang tidak signifikan. Hasil Uji Heteroskesdasitas melalui Uji Geiser dapat dilihat pada Tabel IV. 5 di bawah ini Tabel IV. 5 Hasil Uji Heteroskedastisitas Variabel
Sig
Keterangan
Leverage
0,176
Tidak Terjadi Heterokedastisitas
Market-to-Book
0,676
Tidak Terjadi Heterokedastisitas
Dividen PayOut Ratio
0,834
Tidak Terjadi Heterokedastisitas
Ln Size
0,109
Tidak Terjadi Heterokedastisitas
Change -in Stock Price
0,065
Tidak Terjadi Heterokedastisitas
Fixed Asset Ratio
1,66
Tidak Terjadi Heterokedastisitas
Hasil Uji Heterokedastisitas menunjukkan bahwa
pada variabel
leverage ratio, market-to-book, dividen, ln size, Change -in Stock Price dan fixed asset ratio tidak terjadi Heteroskesdasitas, karena memiliki tingkat Sigifikansi diatas alpha 5%.
E. Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan untuk menguji ada tidaknya pengaruh variabel-variabel penelitian dengan penggunaan utang bank bagi perusahaan. Variabel-variabel penelitian tersebut yaitu leverage ratio, market-to-book, dividen, size, change in stock price, dan fixed asset ratio. Hipotesis ini mencoba menguji 3 model untuk melihat model mana yang paling sesuai untuk data yang diperoleh. Peneliti mengharapkan tingkat signifikansi kurang dari 5%, karena peneliti menggunakan alpha 5%. Hasil pengujian ketiga model dipaparkan masing-masing sebagai berikut: 1. Pengujian Berdasarkan Jurnal Utama (Model 1) Pengujian berdasarkan jurnal utama merupakan pengujian variabelvariabel independen pokok yang terdapat dalam jurnal berjudul The Determinants of Corporate Debt Ownership Structure oleh Antonios Antoniou, Yilmaz Guney, dan Krishna Paudyal (2008) yang terdiri dari 1 variabel dependen dan 4 variabel independen. Variabel-variabel tersebut yaitu Utang Bank (sebagai variabel dependen) dan leverage ratio, marketto-book, dividen, dan size (sebagai variabel independen). Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah model yang digunakan dalam jurnal utama telah cukup baik dalam menjelaskan permasalahan dalam penelitian ini. Pengujian Model (Uji F) Untuk mengetahui adanya pengaruh signifikan secara simultan atau bersama-sama antara leverage ratio, market-to-book, dividen, dan size,
maka dilakukan Pengujian koefisien regresi simultan
(Uji F). Hasil
pengujian Uji F dapat dilihat pada Tabel IV.6 di bawah ini. Tabel IV. 6 Hasil Uji F (Koefisien Regresi Simultan) ANOVAb Model
Sum of Squares
df
Mean Square
1 Regression
.738
4
.185
Residual
1.936
49
.040
Total
2.675
53
F
Sig.
4.670
.003a
a. Predictors: (Constant), LnSize, DevidenPayOutRatio, Market to Book Ratio, Leverage Ratio b. Dependent Variable: Utang Bank
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS diketahui bahwa nilai F- hitung sebesar 4,670 dengan tingkat Signifikansi sebesar 0,003 yang berarti probabilitas < α 0,05 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model 1 ini cukup baik untuk menjawab permasalahan, karena memiliki signifikansi sebesar 0,3%. Berdasarkan hasil pengujian maka dapat dirumuskan suatu persamaan regresi berganda prediksi Utang Bank yaitu: Model Fungsi → Y = f (LV, MB, Dev, Size) Model Statistik → Y = 0,722 + 0,493 LV + 0,014 MB + 0,008 Dev – 0,391Size t = 2,723
3,765
0,108
0,064
- 2,967
Sig = 0,009
0,000
0,914
0,949
0,005
Adj. R2 = 0,217 F = 4,670
Sig = 0,003
Dimana: Y
=
Utang Bank (variabel dependen)
LV
=
Leverage Ratio (variabel independen)
MB
=
Market-to-Book (variabel independen)
Dev
=
Deviden Payout Ratio (variabel independen)
Size
=
Size (variabel independen)
Konstanta = 0,722 Koefisien Regresi : b1 = 0,493; b2 = 0,014; b3 = 0,008;
b4 = - 0,391
Koefisien-koefisien persamaan regresi linier berganda diatas dapat ditafsirkan sebagai berikut : Konstanta (a) sebesar 0,722 yang mempunyai arti apabila nilai variabel independen sama dengan nol maka rata-rata Utang Bank sebesar 0,722. Koefisien regresi leverage ratio adalah sebesar 0,493 mempunyai arti setiap kenaikan leverage rasio sebesar 1 akan menaikkan rata-rata Utang Bank sebesar 0,493. Koefisien regresi Market-to-Book adalah sebesar 0,014 mempunyai arti setiap kenaikan ratio Market-to-Book sebesar 1 akan berpengaruh menaikkan rata-rata Utang Bank sebesar 0,014. Koefisien regresi Deviden Pay Out Ratio adalah sebesar 0,008 yang memiliki arti kenaikan Deviden Pay Out Ratio
sebesar 1 akan berpengaruh
menaikkan rata-rata Utang Bank sebesar 0,008. Koefisien regresi Size adalah sebesar negatif 0,391 yang memiliki arti kenaikan Size sebesar 1 akan berpengaruh menurunkan rata-rata Utang Bank sebesar 0,391. a.
Pengujian Koefisien Determinasi (R2) Koefisien Determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar hubungan dari variabel-variabel penelitian yang dapat dijelaskan dengan model tersebut. Koefisien Determinasi akan menjelaskan seberapa besar perubahan atau variasi suatu variable dapat dijelaskan oleh perubahan atau variasi pada variable yang lain. Hasil uji koefisien determinasi menunjukkan bahwa koefisien korelasi berganda antara variabel leverage ratio, market-to-book, dividen, dan size adalah sebesar 0,525. Nilai koefisien determinasi dari persamaan regresi adalah sebesar 0,276 dengan nilai koefisien Adj. Square sebesar 0,217. Karena persamaan regresi menggunakan lebih dari satu variabel, maka koefisien determinasi yang baik untuk digunakan dalam persamaan ini adalah Adj. Square. Tabel tersebut menunjukkan bahwa nilai Adj. Square adalah sebesar 0,217 yang mempunyai arti bahwa variabel independen (variabel leverage ratio, market-to-book, dividen, dan size) hanya mempengaruhi sebesar 21,7% terhadap rata-rata Utang Bank. Sedangkan 78,3% adalah dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak ikut dalam model 1 ini.
b. Pengujian Koefisien Parsial (Uji t) Uji t bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel leverage ratio, market-to-book, dividen, dan size terhadap rata-rata Utang Bank perusahaan secara parsial. Berdasarkan hasil perhitungan SPSS untuk pengujian hipotesis pertama diketahui bahwa hanya variabel Leverage Ratio dan Ln Size yang mempunyai pengaruh terhadap rata-rata Utang Bank secara parsial karena variabel Leverage Ratio dan Ln Size masing-masing memiliki nilai probabilitas signifikansi t sebesar 0,000 dan 0,005 (lebih kecil dari 0,05), yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima. Sedangkan variabel lainya (market-to-book dan dividen) tidak berpengaruh secara parsial terhadap Utang Bank perusahaan karena memiliki nilai probabilitas signifikansi lebih besar dari 0,05. Model 1 ini terbukti hanya dapat menjelaskan variabel dependen (Utang Bank) sebesar 21,7%, oleh karena itu peneliti mencoba menggunakan model lain yang mungkin lebih dapat menjelaskan variabel dependen (Utang Bank).
2. Pengujian 2 Variabel Independen (Model 2) Pengujian kedua ini menggunakan 2 variabel kontrol (change-in stock price, dan fixed asset ratio) pada jurnal utama (Antonios Antoniou, Yilmaz Guney, dan Krishna Paudyal, 2008) sebagai variabel independen, serta Utang Bank sebagai variabel dependen. Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah change-in stock price, dan fixed asset ratio yang dianggap sebagai variabel kontrol pada jurnal utama dapat digunakan untuk memperbaiki model sehingga model dapat lebih menjelaskan variabel dependen (Utang Bank). Hasil model 2 dapat diihat dibawah ini Pengujian Model ( Uji F) Pengujian model digunakan untuk mengetahui apakah model 2 yang digunakan telah cukup baik atau tidak. Uji F digunakan dalam pengujian ini. Pengujian koefisien regresi simultan (Uji F) digunakan untuk mengetahui ada pengaruh signifikan secara simultan atau bersama-sama antara change in stock price, dan fixed asset ratio terhadap rata-rata Utang Bank . Hasil pengujian Uji F dapat dilihat pada Tabel IV. 7 Berdasarkan hasil perhitungan SPSS untuk pengujian hipotesis diketahui bahwa nilai F- hitung sebesar 4,473 dengan tingkat Signifikansi sebesar 0,016 yang berarti probabilitas < α 0,05 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model 1 ini cukup baik untuk menjawab permasalahan, karena memiliki signifikansi kurang dari alpha 5% dan 10%.
Tabel IV. 7 Hasil Uji F (Koefisien Regresi Simultan) b
ANOVA Model 1
Sum of Squares Regression
df
Mean Square
.408
2
.204
Residual
2.267
51
.044
Total
2.675
53
F 4.589
Sig. .015
a
a. Predictors: (Constant), Fixed Asset Ratio, Change Stock Price Ratio b. Dependent Variable: Utang Bank
Berdasarkan hasil output regresi maka dapat dirumuskan suatu persamaan regresi berganda prediksi Bank Debt Ratio yaitu: Model fungsi → Y = f (CSP, FA) Model Statistik → Y = 0,036 + 0,058 CSP + 0,390FA t = 0,423
0,446
3,019
Sig = 0,674
0,658
0,004
Adj. R2 = 0, 119 F = 4,589
Sig = 0,015
Dimana: Y
=
Utang Bank (variabel dependen)
CSP
=
Change-in Stock Price (variabel independen)
FA
=
Fixed Asset Ratio(variabel independen)
Konstanta = 0,036 Koefisien Regresi : b1 = 0,058;
b2 = 0,390
Koefisien-koefisien persamaan regresi linier berganda diatas dapat ditafsirkan sebagai berikut : Konstanta (a) sebesar 0,036 yang mempunyai arti apabila nilai variabel independen sama dengan nol maka rata-rata Utang Bank sebesar 0,036. Koefisien regresi Change- in Stock Price adalah sebesar 0,058 mempunyai arti setiap kenaikan ratio Change-in Stock Prices sebesar 1 akan meningkatkan rata-rata Utang Bank sebesar 0,058. Koefisien regresi Fixed Asset Ratio adalah sebesar 0,390 mempunyai arti setiap kenaikan ratio Fixed Assets Ratio sebesar 1 akan berpengaruh meningkatkan rata-rata Utang Bank sebesar 0,390. a.
Pengujian Koefisien Determinasi (R2) Hasil uji koefisien determinasi menunjukkan bahwa koefisien korelasi berganda antara variabel change-in stock price, dan fixed asset ratio adalah sebesar 0,391. Nilai koefisien determinasi dari persamaan regresi adalah sebesar 0,153 dengan nilai Adj. Square sebesar 0,119. Karena persamaan regresi menggunakan lebih dari satu variabel, maka koefisien determinasi yang baik untuk digunakan dalam persamaan ini adalah Adj. Square. Tabel tersebut menunjukkan bahwa nilai Adj. Square adalah sebesar 0,119 yang mempunyai arti bahwa variabel independen (change –in stock price, dan fixed asset ratio) hanya mempengaruhi sebesar 11,9% terhadap Utang Bank. Sedangkan 88,1% adalah dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak ikut dalam penelitian ini.
b. Pengujian Koefisien Parsial (Uji t) Uji t bertujuan untuk mengetahui pengaruh change –in stock price, dan fixed asset ratio terhadap Utang Bank perusahaan secara parsial. Berdasarkan hasil perhitungan SPSS untuk pengujian hipotesis pertama diketahui bahwa
hanya variabel Fixed-Assets Ratio yang
mempunyai pengaruh terhadap rata-rata Utang Bank secara parsial karena variabel Fixed-Assets Ratio memiliki nilai probabilitas signifikansi t sebesar 0,004 ( < 0,05), yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima. Sedangkan variabel lainya (change-in stock price) tidak berpengaruh secara parsial terhadap Utang Bank perusahaan karena memiliki nilai probabilitas signifikansi lebih besar dari 0,05. Model 2 hanya dapat menjelaskan pengaruh variabel independen (change in stock price, dan fixed asset ratio) dalam menjelaskan variabel dependen (Utang Bank) sebesar 11,9 %. Walaupun demikian hasil ini membuktikan bahwa variabel kontrol pada jurnal utama memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap variabel dependen (Utang Bank). Oleh karena itu model 3 digunakan dengan menggabungkan model 1 dan model 2, untuk memperoleh model yang lebih baik.
3. Pengujian yang Menggabungan Model 1 dan Model 2 Pengujian ketiga ini menggabungan kedua model, yaitu dengan memasukkan 4 variabel independen pokok dan 2 variabel kontrol pada jurnal utama menjadi 6 variabel independen. Pengujian Simultan (Uji F) Pengujian regresi berganda bertujuan untuk mengetahui koefisien setiap variabel independen. Sehingga mengetahui besarnya pengaruh setiap variabel independen secara simultan. Untuk mengetahui ada pengaruh signifikan secara simultan atau bersama-sama antara leverage ratio, market-to-book, dividen, size, change in stock price, dan fixed asset ratio maka dilakukan Pengujian koefisien regresi simultan (Uji F). Hasil pengujian Uji F dapat dilihat pada Tabel IV. 8 di bawah ini. Tabel IV. 8 Hasil Uji F (Koefisien Regresi Simultan) b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
Regression
df
Mean Square
.848
6
.141
Residual
1.827
47
.039
Total
2.675
53
F 3.634
Sig. .005
a
a. Predictors: (Constant), Fixed Asset Ratio, Change Stock Price Ratio, Leverage Ratio, DevidenPayOutRatio, Market to Book Ratio, LnSize b. Dependent Variable: Utang Bank
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS untuk pengujian hipotesis diketahui bahwa nilai F- hitung sebesar 3,634 dengan tingkat Signifikansi sebesar 0,005 yang berarti probabilitas < α 0,05 %. Dengan demikian dapat disimpulkan H0 ditolak, Ha diterima yang berarti leverage ratio,
market-to-book, dividen, size, change -in stock price, dan fixed asset ratio berpengaruh secara simultan terhadap Utang Bank. Pengujian regresi berganda bertujuan untuk mengetahui koefisien setiap variabel independen. Sehingga mengetahui besarnya pengaruh setiap variabel independen secara simultan. Hasil perhitungan koefisien Regresi dapat dilihat pada Tabel IV. 9. Tabel IV. 9 Hasil Uji Regresi Berganda Coefficients
a
Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model
B
1 (Constant)
.406
.323
Leverage Ratio
.550
.171
-.008
Std. Error
Beta
Collinearity Statistics
Correlations t
Sig.
Zeroorder
Partial
Part
Toler ance
VIF
1.258
.215
.435
3.220
.002
.369
.071
-.014
-.110
.913
.143
.055
.132
.052
.416
.679
-.017
-.038
.020
-.283
-1.926
.060
-.236
Change Stock Price Ratio
.037
.142
.033
.264
.793
.032
.038
.032
.922 1.084
Fixed Asset Ratio
.371
.222
.237
1.670
.102
.386
.237
.201
.719 1.391
Market to Book Ratio Deviden PayOut Ratio Ln Size
.425
.388
.798 1.253
-.016 -.013
.901 1.110
.061
.050
.926 1.080
-.271 -.232
.675 1.481
a. Dependent Variable: Utang Bank
Berdasarkan tabel diatas maka dapat dirumuskan suatu persamaan regresi berganda prediksi Bank Debt Ratio yaitu: Model Fungsi → Y = f(LV, MB, Dev, Size, CSP,FA) Model Statistik →
Y= 0,406 + 0,435LV - 0,014MB + 0,052Dev - 0,283Size + 0,033CSP + 0,237FA Sig = 0,215
0,002
0,913
0,679
0,060
0,793
0,102
Dimana: Y
=
Utang Bank (variabel dependen)
LV
=
Leverage Ratio (variabel independen)
MB
=
Market-to-Book (variabel independen)
Dev
=
Deviden Payout Ratio (variabel independen)
Size
=
Size (variabel independen)
CSP
=
Change Stock Price (variabel independen)
FA
=
Fixed Asset Ratio (variabel independen)
Konstanta = 0,406 Koefisien Regresi : b1 = 0,435;
b2 = - 0,014;
b4 = - 0,283; b5 = 0,033;
b3 = 0,052 ; b6 = 0,237
Koefisien-koefisien persamaan regresi linier berganda diatas dapat ditafsirkan sebagai berikut : Konstanta (a) sebesar 0,406 yang mempunyai arti apabila nilai variabel independen sama dengan nol maka rata-rata Utang Bank sebesar 0,406. Koefisien regresi leverage ratio adalah sebesar 0,435 mempunyai arti setiap kenaikan leverage rasio sebesar 1 akan meningkatkan rata-rata Utang Bank sebesar 0,435. Koefisien regresi Market-to-Book adalah sebesar negatif 0,014 mempunyai arti setiap kenaikan ratio Market-to-Book sebesar 1 akan berpengaruh menurunkan rata-rata Utang Bank sebesar 0,014. Koefisien regresi Deviden Payout Ratio adalah sebesar 0,052 memiliki arti setiap kenaikan Deviden Payout
Ratio sebesar 1 akan berpengaruh menaikkan rata-rata Utang Bank sebesar 0,052. Koefisien regresi Ln Size adalah sebesar negatif 0,283 yang mempunyai arti setiap kenaikan Ln size sebesar 1 akan menurunkan ratarata Utang Bank sebesar 0,283. Koefisien regresi Change- in Stock Price adalah sebesar positif 0,033 yang memiliki arti setiap kenaikan Change- in Stock Price sebesar 1 akan berpengaruh menaikkan rata-rata Utang Bank sebesar 0,033. Koefisien regresi Fixed Asset Ratio adalah sebesar 0,237 mempunyai arti setiap kenaikan ratio Fixed Assets Ratio sebesar 1 akan meningkatkan rata- rata Utang Bank sebesar 0,237. a. Pengujian Koefisien Determinasi (R2) Koefisien Determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar hubungan dari variabel-variabel penelitian yang dapat dijelaskan dengan model tersebut. Koefisien Determinasi akan menjelaskan seberapa besar perubahan atau variasi suatu variabel dapat dijelaskan oleh perubahan atau variasi pada variable yang lain. Hasil pengujian koefisien determinasi data dapat dilihat dalam Tabel IV. 10. Tabel IV.10 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Change Statistics Std. Error R Adjusted R of the R Square F Square Square Estimate Change Change df1 df2
R .563
a
.317
.230
.1971624
.317
3.634
6
47
Sig. F Change .005
DurbinWatson 1.682
Hasil uji koefisien determinasi menunjukkan bahwa koefisien korelasi berganda antara variabel leverage ratio, market-to-book, dividen, size, change-in stock price, dan fixed asset ratio adalah sebesar 0,563. Nilai koefisien determinasi dari persamaan regresi adalah sebesar 0,317 dengan nilai Adj. Square sebesar 0,230. Karena persamaan regresi menggunakan lebih dari satu variabel, maka koefisien determinasi yang baik untuk digunakan dalam persamaan ini adalah Adj. Square. Tabel tersebut menunjukkan bahwa nilai Adj. Square adalah sebesar 0,230 yang mempunyai arti bahwa variabel independen (leverage ratio, market-to-book, dividen, size, change –in stock price, dan fixed asset ratio) hanya mempengaruhi sebesar 23,00% terhadap rata-rata Utang Bank. Sedangkan 77,00% adalah dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak ikut dalam penelitian ini. b. Pengujian Koefisien Parsial (Uji t) Uji t bertujuan untuk mengetahui pengaruh leverage ratio, market-to-book, dividen, size, change –in stock price, dan fixed asset ratio terhadap rata-rata Utang Bank perusahaan secara parsial. Hasil pengujian koefisien determinasi data dapat dilihat dalam Tabel IV.11
Tabel IV. 11 Hasil Uji Koefisien Parsial (Uji t) Variabel t -hitung Leverage Ratio 3,220 Market-to-Book -0,110 Dividen PayOut Ratio 0,416 Ln Size - 1,926 Change-in Stock Price 0,264 Fixed-Assets Ratio 1,670 Sumber : Olah data sekunder
Signifikansi 0,002 0,913 0,679 0,060 0,793 0,102
Hasil H0 ditolak H0 diterima H0 diterima H0 diterima H0 diterima H0 diterima
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS untuk pengujian hipotesis pertama diketahui bahwa hanya variabel leverage ratio mempunyai pengaruh terhadap rata-rata Utang Bank secara parsial karena variabel leverage ratio memiliki nilai probabilitas signifikansi t sebesar 0,002 (lebih kecil dari 0,05) yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima. Sedangkan variabel lainya (market-to-book, dividen payout ratio, ln size, change-in stock price dan Fixed-Assets Ratio) tidak berpengaruh secara parsial terhadap rata-rata Utang Bank perusahaan karena memiliki nilai probabilitas signifikansi lebih besar dari 0,05.
F. Interprestasi dan Pembahasan Hasil Penelitian 1. Model 1 (Menggunakan 4 Variabel Independen) Model 1 mengunakan sebagian variabel independen pokok yang terdapat pada jurnal utama (Antonios Antoniou, Yilmaz Guney, dan Krishna Paudyal, 2008. Pengujian melalui Uji F pada model 1 membuktikan bahwa variabel independen (leverage ratio, market-to-book,
dividen, dan size)
mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen
(Utang Bank) secara simultan atau bersama-sama. Hal ini membuktikan bahwa model cukup baik dalam menjelaskan data yang data. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian sebelumnya Pablo de Andr´es Alonso, F´elix J. L´opez Iturriaga, Juan A. Rodr´ıguez Sanz dan Eleuterio Vallelado Gonz´alez (2005) memberikan hasil bahwa
leverage ratio,
market-to-book, dividen, size, change in stock price, dan fixed asset ratio mempunyai pengaruh terhadap Utang Bank secara simultan atau bersamasama pada perusahaan nonfinansial tahun 1991-1996 di Spanyol. Hasil ini didukung dengan penelitian Shane A. Johnson (1997), David J. Denis, Vassil T. Mihov (2002), dan Aditya Wikanaji (2005), Hasil pengujian regresi yang dilakukan pada variabel leverage ratio menunjukkan bahwa variabel ini berpengaruh positif terhadap rata-rata Utang Bank (H1 ditolak). Hasil ini konsisten dengan penelitian event study yang dilakukan Pablo de Andr´es Alonso, F´elix J. L´opez Iturriaga, Juan A. Rodr´ıguez Sanz dan Eleuterio Vallelado Gonz´alez (2005) mengenai utang bank pada sistem keuangan continental perusahaan nonfinancial pada tahun 1991-1996 di Spanyol. Hal ini mungkin disebabkan karena adanya fleksibilitas yang lebih besar dari utang bank karena dapat membantu perusahaan menghindari likuidasi terutama perusahaanperusahaan dengan leverage tinggi atau dekat dengan kebangkrutan (Pablo de Andr´es Alonso, F´elix J. L´opez Iturriaga, Juan A. Rodr´ıguez Sanz dan Eleuterio Vallelado Gonz´alez, 2005). Selain itu karena utang bank
menyediakan perhatian lebih pada monitoring daripada utang publik sehingga mengurangi biaya (Berlin dan Loeys, 1988). Namun tidak konsisten dengan penelitian Antonios Antoniou, Yilmaz Guney, Krishna Paudyal (2008) pada perusahaan nonfinansial di Inggris dan Jerman pada tahun 1969 sampai dengan 2000, dan didukung penelitian Shiddiq N Rahardjo dan Berty Hartantiningrum (2006) yang memberikan hasil bahwa perusahaan dengan rasio Utang tinggi lebih membatasi pinjaman bank mereka untuk menghindari likuidasi dan negoisasi kembali. Hasil pengujian menunjukkan bahwa market-to-book berpengaruh positif terhadap rata-rata Utang Bank (H2 ditolak). Hal ini konsisten dengan penelitian Krishnaswarni (1999) karena perusahaan dengan pertumbuhan
potensial
tinggi
harus
menghindari
utang
publik
(MacKiewell dan Kidwell, 1988). Kontradiksi dengan penelitian Pablo de Andr´es Alonso, F´elix J. L´opez Iturriaga, Juan A. Rodr´ıguez Sanz dan Eleuterio Vallelado Gonz´alez (2005) dan penelitian Aditya Wikanaji (2005) menyatakan perusahaan dengan market-to-book tinggi cenderung memiliki return
tinggi sehingga terdapat kesempatan bertumbuh yang
memungkinkan perusahaan untuk menerbitkan utang publik. Sedangkan fleksibilitas peluang pertumbuhan tersebut dapat hilang jika ada pengawasan bank yang terlalu ketat. Dividen payout ratio menunjukkan pengaruh positif terhadap ratarata Utang Bank (H3 ditolak) konsisten dengan penelitian sebelumnya
Aditya Wikanaji (2005) menyatakan adanya simultanitas kebijakan Utang dan dividen dengan arah hubungan positif. Hasil ini juga didukung hasil penelitian Antonios Antoniou, Yilmaz Guney, Krishna Paudyal (2008) pada perusahaan-perusahaan Jerman. Hal ini tidak konsisten dengan penelitian Hartono (1998) dan Antonios Antoniou, Yilmaz Guney, Krishna Paudyal (2008) pada perusahaan-perusahaan di Inggris menyatakan perusahaan yang tidak membayar deviden cenderung untuk menghindari penerbitan utang publik. Hasil pengujian regresi Ln size menunjukkan bahwa size berpengaruh negatif terhadap rata-rata Utang Bank (H4 diterima) .Hasil ini konsisten dengan penemuan Shane A. Johnson (1997) memberikan hasil bahwa perusahaan yang lebih kecil akan lebih mengandalkan Utang bank karena perusahaan kecil lebih sensitif terhadap fluktuasi penyediaan kredit. Didukung dengan penemuan Antonios Antoniou, Yilmaz Guney, Krishna Paudyal (2008) dan Sunarsih (2004) menyatakan perusahaan dengan ukuran lebih kecil lebih memilih menggunakan Utang privat karena adanya biaya flotation yang tinggi pada Utang publik. Hasil ini tidak konsisten dengan penemuan Pablo de Andr´es Alonso, F´elix J. L´opez Iturriaga, Juan A. Rodr´ıguez Sanz dan Eleuterio Vallelado Gonz´alez (2005) menyatakan perusahaan-perusahaan besar di Spanyol lebih memilih tetap menggunakan Utang bank walaupun memiliki kesempatan untuk beralih ke Utang publik karena bank merupakan sumber kredit utama di Spanyol.
Analisis regresi model 1 ini menghasilkan koefisien determinasi Adj R2 sebesar 21,7%. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh variabel-variabel di atas (leverage ratio, market-to-book, dividen, dan size) dalam menjelaskan
rata-rata
Utang
Bank
mempunyai
pengaruh
lemah.
Sedangkan 78,3% merupakan faktor lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini. Model 1 menunjukkan faktor paling dominan yang mempengaruhi rata-rata Utang Bank adalah Leverage Ratio yang ditunjukkan dengan koefisien sebesar 0,493 dan nilai t sebesar 3,765. Selanjutnya untuk pengujian parsial melalui uji t membuktikan bahwa hanya variabel Leverage Ratio dan Ln Size yang mempunyai pengaruh terhadap rata-rata Utang Bank (Utang Bank) secara parsial pada α 5%. Sedangkan variabel lain seperti market-to-book, dan dividen size payout ratio tidak berpengaruh terhadap rata-rata Utang Bank baik pada α 5% maupun pada α 10%. Hal penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya Shiddiq N. Rahardjo dan Berty Hartantiningrum (2006) yang memberikan hasil bahwa hanya firm size yang memiliki pengaruh signifikan terhadap proporsi kepemilikan utang. Sedangkan untuk variabel growth opportunities, devidend payout ratio (DPR), dan leverage tidak memiliki pengaruh terhadap rasio struktur utang perusahaan pada perusahaan publik di Bursa Efek Jakarta tahun 1999 sampai dengan 2004.
2. Model 2 ( Menggunakan 2 Variabel Independen) Model 2 menggunakan 2 variabel kontrol (change –in stock price, dan fixed asset ratio) pada jurnal utama (Antonios Antoniou, Yilmaz Guney, dan Krishna Paudyal, 2008). Namun peneliti menggunakan 2 variabel tersebut sebagai variabel independen. Sehingga model 2 menggunakan analisis regresi linier berganda untuk mengetahui pengaruh antara change –in stock price, dan fixed asset ratio sebagai variabel independen terhadap Utang Bank sebagai variabel dependen. Pengujian melalui Uji F pada model 2 membuktikan bahwa variabel independen (change –in stock price, dan fixed asset ratio) mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen (Utang Bank) secara simultan atau bersamasama. Hasil ini menggambarkan bahwa variabel kontrol yang terdapat pada jurnal utama memiliki pengaruh yang besar terhadap Utang Bank seperti variabel independen pokoknya. Hasil ini konsisten dengan penemuan Pablo de Andr´es Alonso, F´elix J. L´opez Iturriaga, Juan A. Rodr´ıguez Sanz dan Eleuterio Vallelado Gonz´alez (2005) yang memberikan hasil bahwa change in stock price, dan fixed asset ratio mempunyai pengaruh terhadap Utang Bank secara simultan atau bersamasama pada perusahaan nonfinansil tahun 1991-1996 di Spanyol. Hasil pengujian regresi yang dilakukan pada variabel change in stock price menunjukkan bahwa variabel ini berpengaruh positif terhadap ratarata Utang Bank (H1 ditolak). Hal ini tidak konsisten dengan penelitian Mackie Manson (1990) dan Antonios Antoniou, Yilmaz Guney, dan
Krishna Paudyal (2008) yang memberikan hasil peningkatan utang publik perusahaan
mengimplikasikan
bahwa
investor
meyakini
prospek
perkembangan perusahaan. Hasil pengujian regresi menunjukkan bahwa Fixed-Assets Ratio berpengaruh positif terhadap rata-rata Utang Bank (H2 diterima). Hal ini konsisten dengan penelitian terdahulu yang menyatakan tingginya FixedAssets Ratio dapat dijadikan jaminan untuk memperoleh utang bank. Bank cenderung lebih mempercayai perusahaan yang memiliki nilai fixed assets yang tinggi dinyatakan oleh Antonios Antoniou, Yilmaz Guney, dan Krishna Paudyal (2008). Analisis regresi ini menghasilkan koefisien determinasi Adj R2 sebesar 11,9%. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh variabel-variabel di atas (change in stock price, dan fixed asset ratio) dalam menjelaskan ratarata Utang Bank mempunyai pengaruh lemah. Sedangkan 88,1% merupakan faktor lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini. Model 2 menunjukkan bahwa faktor paling dominan yang mempengaruhi Utang Bank adalah Fixed-Assets Ratio yang ditunjukkan dengan koefisien regresi 0,390 dan nilai t sebesar 3,019. Selanjutnya untuk pengujian parsial melalui uji t membuktikan bahwa hanya variabel Fixed-Assets Ratio yang mempunyai pengaruh terhadap rata-rata Utang Bank secara parsial pada α 5%. Sedangkan variabel lain yaitu change in stock price tidak berpengaruh terhadap Utang Bank baik pada α 5% maupun pada α 10%.
Hal penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya Shiddiq N. Rahardjo dan Berty Hartantiningrum (2006) yang memberikan hasil bahwa hanya firm size berpengaruh signifikan terhadap proporsi kepemilikan utang. Model 2 hanya dapat menjelaskan pengaruh variabel independen (change stock price, dan fixed asset ratio) dalam menjelaskan variabel dependen (Utang Bank) sebesar 11,9 %. Oleh karena itu model 3 digunakan untuk menggabungkan kedua model, untuk memperoleh model yang lebih baik.
3. Model 3 (Penggabungan Model 1 dan Model 2) Dalam model 3 penelitian ini, pengujian analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Dalam analisis regresi linier berganda ini terdapat Uji F yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara leverage ratio, market-to-book, dividen, size, change in stock price, dan fixed asset ratio sebagai variabel independen terhadap variabel dependen (Utang Bank) secara simultan atau bersama-sama. Pengujian melalui Uji F pada model 3 membuktikan bahwa variabel independen (antara leverage ratio, market-to-book, dividen, size, change in stock price, dan fixed asset ratio) mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen (Utang Bank) secara simultan atau bersama-sama. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian sebelumnya Pablo de Andr´es Alonso, F´elix J. L´opez Iturriaga, Juan A. Rodr´ıguez Sanz dan Eleuterio
Vallelado Gonz´alez (2005) yang memberikan hasil bahwa leverage ratio, market-to-book, dividen, size, change in stock price, dan fixed asset ratio mempunyai pengaruh terhadap Utang Bank secara simultan atau bersamasama pada perusahaan nonfinansil tahun 1991-1996 di Spanyol. Hasil ini didukung dengan penelitian Shane A. Johnson (1997), David J. Denis, Vassil T. Mihov (2002), dan Aditya Wikanaji (2005), Hasil pengujian regresi yang dilakukan pada variabel leverage ratio menunjukkan bahwa variabel ini berpengaruh positif terhadap rata-rata Utang Bank (H1 ditolak). Hasil ini konsisten dengan penelitian event study yang dilakukan Pablo de Andr´es Alonso, F´elix J. L´opez Iturriaga, Juan A. Rodr´ıguez Sanz dan Eleuterio Vallelado Gonz´alez (2005) mengenai utang bank pada sistem keuangan continental perusahaan nonfinancial pada tahun 1991-1996 di Spanyol. Hal ini mungkin disebabkan karena adanya fleksibilitas yang lebih besar dari utang bank karena dapat membantu perusahaan menghindari likuidasi terutama perusahaanperusahaan dengan leverage tinggi atau dekat dengan kebangkrutan (Pablo de Andr´es Alonso, F´elix J. L´opez Iturriaga, Juan A. Rodr´ıguez Sanz dan Eleuterio Vallelado Gonz´alez, 2005). Selain itu karena utang bank menyediakan perhatian lebih pada monitoring daripada utang publik sehingga mengurangi biaya (Berlin dan Loeys, 1988). Namun tidak konsisten dengan penelitian Antonios Antoniou, Yilmaz Guney, Krishna Paudyal (2008) pada perusahaan nonfinansial di Inggris dan Jerman pada tahun 1969 sampai dengan 2000 yang didukung
penelitian Shiddiq N Rahardjo dan Berty Hartantiningrum (2006) yang memberikan hasil bahwa perusahaan dengan rasio Utang tinggi lebih membatasi pinjaman bank mereka untuk menghindari likuidasi dan negoisasi kembali. Hasil pengujian regresi menunjukkan bahwa market-to-book berpengaruh negatif terhadap rata-rata Utang Bank (H2 diterima). Hal ini konsisten dengan penelitian (Pablo de Andr´es Alonso, F´elix J. L´opez Iturriaga, Juan A. Rodr´ıguez Sanz dan Eleuterio Vallelado Gonz´alez: 2005) dan penelitian Aditya Wikanaji (2005) menyatakan perusahaan dengan market-to-book tinggi cenderung memiliki return tinggi sehingga terdapat kesempatan bertumbuh yang memungkinkan perusahaan untuk menerbitkan utang publik. Sedangkan fleksibilitas peluang pertumbuhan tersebut dapat hilang jika ada pengawasan bank yang terlalu ketat. Namun hasil ini tidak konsisten dengan penelitian Krishnaswarni (1999) karena perusahaan dengan pertumbuhan potensial yang tinggi harus menghindari utang publik (MacKiewell dan Kidwell, 1988). Dividen menunjukkan
pengaruh positif terhadap rata-rata Utang
Bank (H3 ditolak) konsisten dengan penelitian sebelumnya Aditya Wikanaji (2005) yang menyatakan adanya simultanitas kebijakan Utang dan dividen dengan arah hubungan positif. Hasil ini juga didukung hasil penelitian Antonios Antoniou, Yilmaz Guney, Krishna Paudyal (2008) pada perusahaan-perusahaan Jerman.
Hal ini tidak konsisten dengan penelitian Hartono (1998) dan Antonios Antoniou, Yilmaz Guney, Krishna Paudyal (2008) pada perusahaan-perusahaan di Inggris menyatakan perusahaan yang tidak membayar deviden cenderung untuk menghindari penerbitan utang publik. Hasil pengujian regresi Ln size menunjukkan bahwa Ln size berpengaruh negatif terhadap rata-rata Utang Bank (H4 diterima). Hal ini konsisten dengan penemuan Antonios Antoniou, Yilmaz Guney, Krishna Paudyal (2008) dan Sunarsih (2004) menyatakan perusahaan dengan ukuran lebih kecil lebih memilih menggunakan Utang privat karena adanya biaya flotation yang tinggi pada Utang publik. Hasil ini didukung penemuan Shane A. Johnson (1997) memberikan hasil bahwa perusahaan yang lebih kecil akan lebih mengandalkan Utang bank karena perusahaan kecil lebih sensitif terhadap fluktuasi penyediaan kredit. Hasil ini tidak konsisten dengan penemuan Pablo de Andr´es Alonso, F´elix J. L´opez Iturriaga, Juan A. Rodr´ıguez Sanz dan Eleuterio Vallelado Gonz´alez (2005) menyatakan perusahaan-perusahaan besar di Spayol lebih memilih tetap menggunakan Utang bank walaupun memiliki kesempatan untuk beralih ke Utang publik karena bank merupakan sumber kredit utama di Spanyol. Hasil pengujian menunjukkan bahwa change-in stock price berpengaruh positif terhadap rata-rata Utang Bank (H5 ditolak). Hal ini tidak konsisten dengan penelitian Mackie Manson (1990) dan Antonios Antoniou, Yilmaz Guney, dan Krishna Paudyal (2008) yang memberikan
hasil peningkatan utang publik perusahaan mengimplikasikan bahwa investor meyakini prospek perkembangan perusahaan. Hasil pengujian regresi menunjukkan bahwa Fixed-Assets Ratio berpengaruh positif terhadap rata-rata Utang Bank (H6 diterima). Hal ini konsisten dengan penelitian terdahulu yang menyatakan tingginya FixedAssets Ratio dapat dijadikan jaminan untuk memperoleh utang bank. Bank cenderung lebih mempercayai perusahaan yang memiliki nilai fixed assets yang tinggi dinyatakan oleh Antonios Antoniou, Yilmaz Guney, dan Krishna Paudyal (2008) Analisis regresi ini menghasilkan koefisien determinasi Adj R2 sebesar 23,00%. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh variabel-variabel di atas (leverage ratio, market-to-book, dividen, size, change stock price, dan fixed asset ratio) dalam menjelaskan Utang Bank mempunyai pengaruh lemah. Sedangkan 77,00% merupakan faktor lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini. Model 3 menunjukkan bahwa faktor paling dominan yang mempengaruhi Utang Bank adalah Leverage Ratio ditunjukkan dengan koefisien regresi sebesar 0,435 dan nilai t sebesar 3,220. Selanjutnya untuk pengujian parsial melalui uji t membuktikan bahwa hanya variabel Leverage Ratio yang mempunyai pengaruh terhadap rata-rata Utang Bank (Utang Bank) secara parsial pada α 5% dan 10%. Sedangkan variabel lain seperti market-to-book, dividen payout ratio, ln size dan change stock price tidak berpengaruh terhadap Utang Bank baik pada α 5% maupun pada α 10%.
Hal penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya Shiddiq N. Rahardjo dan Berty Hartantiningrum (2006) yang memberikan hasil bahwa hanya firm size berpengaruh signifikan terhadap proporsi kepemilikan utang. Sedangkan untuk variabel growth opportunities, devidend payout ratio (DPR), dan leverage tidak memiliki pengaruh terhadap rasio struktur utang perusahaan pada perusahaan publik di Bursa Efek Jakarta tahun 1999 sampai dengan 2004.
G. Ringkasan Hasil Perhitungan Output Regresi Tabel IV. 12 Summary Hasil Regresi MODEL I
Y = 0,722 + 0,493 LV + 0,014 MB + 0,008 Dev – 0,391 Size t = 2,723
3,765
Sig = 0,009 0,000
0,108 0,914
0,064 0,949
- 2,967 0,005
Adj. R2 = 0,217 F = 4,670
MODEL II
Sig = 0,003
Y = 0,036 + 0,058 CSP + 0,390 FA t = 0,737
0,17
Sig = 0,674
0,658
2,975 0,004
Adj. R2 = 0, 119 F = 4,589
MODEL III
Sig = 0,015
Y= 0,406 + 0,435LV - 0,014MB + 0,052Dev - 0,283Size + 0,033CSP + 0,237FA t = 1,258 3,220 Sig = 0,215 0,002
- 0,110
0,416
- 1,926
0,264
1,670
0,913
0,679
0,060
0,793
0,102
2
Adj. R = 0,230 F = 3,634
Sig = 0,005
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil uji analisis yang didukung dengan telaah pustaka maka diperoleh hasil penelitian, yaitu : 1.
Hasil pengujian Model 3 (menggunakan 6 variabel independen) menunjukkan nilai F- hitung sebesar 3,634 dengan tingkat Signifikansi sebesar 0,005 berarti probabilitas < α 5 %. Dengan hasil ini maka leverage ratio, market-to-book, dividen, size, change -in stock price, dan fixed asset ratio berpengaruh secara simultan terhadap rata-rata penggunaan Utang Bank Hasil pengujian
2.
Hipotesis 1 menunjukkan bahwa leverage ratio memiliki pengaruh positif terhadap rasio Utang Bank yaitu bernilai 0,435 pada alpha 5%. Dengan hasil ini maka Hipotesis 1 ditolak sehingga setiap kenaikan kenaikan leverage sebesar 1 akan meningkatkan penggunaan Utang bank oleh perusahaan sebesar 0,435. Hasil ini menunjukkan bahwa perusahaan dengan rasio utang lebih besar terutama dekat dengan kebangkrutan lebih memilih menggunakan Utang bank karena lebih fleksibel dan dapat mengurangi agency cost.
3.
Hasil pengujian Hipotesis 2 menunjukkan bahwa market-to-book ratio memiliki pengaruh negatif sebesar 0,014. Dengan hasil ini maka Hipotesis 2 diterima sehingga mempunyai arti bahwa setiap kenaikan ratio Market-to-Book sebesar 1 akan menurunkan rata-rata penggunaan Utang Bank sebesar 0,014. Hasil ini menunjukkan bahwa jika perusahaaan memiliki kesempatan bertumbuh, maka akan cenderung menerbitkan obigasi (Utang Publik).
4.
Hasil pengujian Hipotesis 3 menunjukkan bahwa Dividen memiliki pengaruh positif sebesar 0,052. Hasil ini berarti Hipotesis 3 ditolak, Hal ini menunjukkan perusahaan yang mengeluarkan deviden cenderung menggunakan Utang Bank karena pengeluaran dividen dianggap sebagai sinyal positif untuk mempermudah negoisasi kembali karena adanya kepercayaan dari para bankir.
5.
Hasil pengujian Hipotesis 4 menunjukkan bahwa Ln Size berpengaruh negatif sebesar 0,283 terhadap rata-rata penggunaan Utang Bank. Hasil ini berarti Hipotesis 4 diterima sehingga setiap kenaikan Ln size sebesar 1 menurunkan rata-rata penggunaan Utang Bank sebesar 0,283. Hasil ini menunjukkan perusahaan dengan total penjualan yang lebih kecil memilih untuk menggunakan Utang Bank karena adanya biaya flotation yang tinggi pada Utang Publik. Selain itu perusahaan dengan total penjualan yang kurang stabil akan cenderung memilih Utang bank.
6.
Hasil pengujian Hipotesis 5 menunjukkan bahwa change-in stock price berpengaruh positif sebesar 0,033. Dengan hasil ini maka Hipostesis 5
ditolak sehingga setiap kenaikan change-in stock price sebesar 1 akan menaikkan rata-rata penggunan Utang Bank sebesar 0,033. Namun hasil ini menunjukkan bahwa kenaikan harga saham dianggap sebagai sinyal positif untuk lebih mudah dalam memperoleh Utang Bank, karena akan lebih mudah mendapat kepercayaan dari bank. 7.
Hasil pengujian Hipotesis 6 menunjukkan bahwa Fixed-Assets Ratio berpengaruh positif sebesar 0,237. Dengan hasil ini maka Hipotesis 6 juga dapat dibuktikan sehingga setiap kenaikan Fixed-Assets Ratio sebesar 1 akan menaikkan rata-rata penggunaan Utang Bank sebesar 0,237. Hasil ini menunjukkan bahwa tingginya Fixed-Assets Ratio dapat dijadikan jaminan untuk memperoleh Utang Bank.
8.
Hasil uji koefisien determinasi menunjukkan menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi yang disesuaikan adalah sebesar 0,230 yang mempunyai arti bahwa variabel independen (leverage ratio, market-tobook, dividen, size, change –in stock price, dan fixed asset ratio) hanya mempengaruhi sebesar 23,00% terhadap Bank-Total. Sedangkan 77,00% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak ikut dalam penelitian ini. Namun dari ketiga model yang disajikan dalam penelitian ini, model ketiga merupakan model yang terbaik karena penggunaan model ketiga menunjukkan Adjusted Square yang lebih tinggi dibandingkan dengan model 1 dan model 2.
9.
Selanjutnya untuk pengujian parsial melalui uji t membuktikan bahwa hanya variabel Leverage Ratio yang mempunyai pengaruh terhadap rata-
rata Utang Bank (Bank-Total) secara parsial pada α 5% dan 10%, karena memiliki nilai signifikan t sebesar 0,002. Sedangkan variabel lain seperti market-to-book, dividen payout ratio, ln size, change stock price dan fixed asset ratio tidak berpengaruh terhadap pengunaan Utang Bank baik pada α 5% maupun pada α 10%.
B. Keterbatasan Penelitian Hasil penelitian di atas tidak menutup kemungkinan akan adanya kekurangan. Oleh karena itu, penelitian berikutnya dapat dilakukan dengan mempertimbangkan keterbatasan-keterbatasan penelitian ini. 1. Penelitian ini menggunakan seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI tanpa mengelompokkan berdasarkan pemiliknya (swasta dan pemerintah). Cara seperti ini kurang akurat, karena setiap kepemilikan manajerial memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Oleh karena karakteristik yang berbeda
tersebut
maka memungkinkan
adanya
perbedaan
dalam
mengambil kebijakan Penggunaan Utang Bank. 2. Variasi variabel-variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini rendah, sehingga kemampuannya dalam menjelaskan variabel dependen terbatas (ditunjukkan dengan koefisien determinasi disesuaikan kurang dari 50%). 3. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pooling, sehingga kurang dapat menunjukkan perbedaan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen pada setiap tahunnya.
4. Penelitian ini hanya membagi utang ke dalam dua jenis Utang (Utang privat dan Utang publik) serta tidak membedakan antara Utang privat pada bank dan utang privat non-bank
C. Saran Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan diatas, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak yang terkait dengan informasi penggunaan utang bank bagi perusahaan. Penelitian selanjutnya dapat mengembangkan penelitian ini dengan memperhatikan keterbatasan penelitian yang telah disebutkan di atas. Misalnya dengan membedakan karakteristik kepemilikan perusahaan yang terdaftar di BEI, menambah variasi variabel independen, menggunakan metode time series dan pembagian utang secara lebih spesifik, yaitu membagi utang menjadi utang privat bank dan utang privat non-bank. Perusahaan sebaiknya memilih menggunakan utang privat didasarkan pada kondisi nyata perusahaan. Hal ini didasarkan hasil penelitian bahwa kondisi perusahaan mempengaruhi penggunaan Utang bank. Hal ini dikarenakan adanya cost of debt yang lebih tinggi pada utang publik, dan adanya penggunaan jaminan dalam bentuk fixed assets pada penggunaan Utang bank. Oleh karena itu perusahaan perlu memperhatikan karakteristik mereka termasuk bagaimana likuiditas perusahaan mereka.
DAFTAR PUSTAKA Anderson, C.W. dan Makhija, A.K. 1999. Deregulation, Disintermediation and Agency Costsc of Debt: Evidence from Japan. Journal of Financial Economics, Vol. 51, pp.309-339. Andr´es, Pablo de Alonso; F´elix J. L´opez Iturriaga dan Juan A. Rodr´ıguez Sanz. 2005. Determinants of Bank Debt in a Continental Financial System: Evidence from Spanish Companies. The Financial Review. Vol. 40, pp. 305333. Antoniou, Antonious. Guney. Yilmaz. Paudal, Khrisna. 2008. The Determinants of Corporate Debt Ownership Structure. Manajerial Finance, Vol. 34 No. 12, pp. 821-847.
Blackwell, D.W. dan Kidwell, D.S .1988. An Investigation of Cost Differences Between Public Sales and Private Placements of Debt. Journal of Financial Economics, Vol. 22, pp. 253-278.
Brigham, Eugene.F. dan Houston, Joel.F. 2008. Fundamentals of Financial Management 10th Edition. Florida. Thomson.
Budi, Purbayu dan Ashari. 2005. Analisis Statistik dengan Microsoft Excel dan SPSS. Yogyakarta. Andi Offset.
Datta, S. Iskandar-Datta, M. dan Patel, A. 1999. Bank Monitoring and The Pricing of Corporate Public Debt. Journal of Financial Economics, Vol. 51. pp. 435-439.
Dennis, D.D dan V.T Mihoy. 2002. The Choice among Bank Debt, Non-Bank Private Debt and Public Debt: Evidence from New Caoporate Borrowing.
Easterwood, J.C. dan Kadapakkam, P.R. 1991. The Role of Private and Public Debt in Corporate Capital Structures. Financial Manajement. Vol. 20, pp. 49-57.
Gujarati, Damodar. 2006. Dasar-dasar Ekonometrika Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta. Erlangga.
Hartono, Jogiyanto. 2008. Teori Portopolio dan Analisis Investasi Edisi 5. Yogyakarta. BPFE.
Houston, J.F. dan James, C.M. 1996. Bank Information Monopolies and The Mix of Private and Public Claims. Journal of Finance. Vol. 51, pp.1863-1889.
Husnan, Suad. 1998. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka Pendek) Edisi 4. Yogyakarta. BPFE.
Husnan, Suad. 2000. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka Panjang) Edisi 4. Yogyakarta. BPFE.
Johnson, A.Shane. 1997. An Emperical Analysis of the Determinants of Corporate Debt Ownership Structure. Journal of Financial and Quantitative Analysis. Vol. 32, pp. 47-69.
Krisnaswarmi, Sudha; Paul A. Spindt dan Venkat Subramaniam. 1999. Informating Asymetric, Monitoring, and Placement Structure of Corporate Debt. Journal of Financial Economics. Vol. 51, pp. 403 – 434
Ismaya, Sujana. 2004. Kamus Perbankan. Bandung. Pustaka Grafika. Modigliani, Franco. 1998. Security versus Bank Finance: the Importance of a Proper Enforcement of Legal Rules. International Review of Finance, Vol. 1, pp. 81-96.
Moh’d, Mahmoud A; Larry G. Perry dan James N Rimbey. 1998. The Impact Structure On Corporate Debt Policy : a Time-Series Cross-Sectional Analysis. The Financial Review. Vol. 33, pp. 85-98.
Nur, Shiddiq dan Berty Hartantiningrum. 2006. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Utang Perusahaan Go Public yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akutansi dan Bisnis, Vol. 6 No.1, pp. 1-12.
Samsul, Mohamad. 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portopolio. Surabaya. Gelora Aksara Pratama. Sartono, Agus. 2001.Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi Edisi 4. Yogyakarta. BPFE.
Stohs, M.H. dan Mauer, D.C. 1996. The Determinants of Corporate Debt Maturity Structure. Journal of Business, Vol. 69, pp. 279-312.
Subagyo,Pangestu. 2000. Statistik Induktif Edisi 4. Yogyakarta. BEFE.
Sunarsih. 2004. Analisis Simultanitas Kebijakan Hutang dan Kebijakan Maturitas Utang serta Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya. Jurnal Siasat Bisnis. Vol. 9, pp. 65 – 84.
Wijaya, Tony. 2009. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS. Yogyakarta. Universitas Atmajaya Yogyakarta.
Wikanaji, Aditya. 2005. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi terhadap Kebijakan Utang dan Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur. Skripsi-S1. FE UII. Yogyakarta.