BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang kesehatan yang saat ini terjadi di negara Indonesia. Derajat kesehatan anak mencerminkan derajat kesehatan bangsa, sebab anak sebagai generasi penerus bangsa memiliki kemampuan yang dapat dikembangkan dalam meneruskan pembangunan bangsa. Berdasarkan alasan tersebut maka masalah kesehatan anak diprioritaskan dalam perencanaan atau penataan pembangunan bangsa (Aziz, 2009). Bronchopneumonia merupakan pembunuh utama balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti AIDS, Malaria dan Campak. Di dunia setiap tahun diperkirakan lebih dari 2 juta Balita meninggal karena pneumonia (1 Balita/15 detik) dari 9 juta total kematian Balita. Diantara 5 kematian Balita, 1 diantaranya disebabkan oleh pneumonia. Bronchopneumonia merupakan peradangan pada parenkim (saluran nafas, alveoli, pembuluh darah) yang terjadi pada masa anak-anak dan sering terjadi pada masa bayi (Hidayat, 2011). Menurut Mansjoer (2008) manifestasi klinis secara umum dari peneumonia adalah batuk, ekspektorasi sputum, cuping hidung, sesak, sianosis, peningkatan frekuensi napas, suara napas melemah ronchi. Lebih dari 50.000 orang Amerika kehilangan nyawa setiap tahun akibat komplikasi pneumonia. Sayangnya, pneumonia bisa sulit bagi dokter untuk didiagnosa. Gejala-gejala penyakit akan sering meniru flu dimulai dengan demam, batuk dan nyeri
Ketidakefektifan bersihan jalan..., RENITA, Fakultas Ilmu Kesehatan Ump, 2014
dada yang parah. Oleh karena itu, seseorang mungkin tidak menyadari keseriusan kondisi mereka. Pneumonia cenderung lebih parah pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah atau mereka yang menderita penyakit kronis. , balita berada pada risiko yang lebih besar terkena penyakit. Karena banyak bentuk pneumonia bakteri menjadi resisten terhadap pengobatan antibiotic (Luth aryo, 2011). Bronchopneumonia tercatat sebagai masalah kesehatan utama pada anak di negara berkembang yang merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak berusia di bawah lima tahun (balita). Diperkirakan 20% dari seluruh kematian pada anak di bawah lima tahun disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan akut (pneumonia, bronkiolitis dan bronkitis) dengan 90% di antaranya disebabkan oleh pneumonia. Kejadian pneumonia di Indonesia pada balita diperkirakan 10%-20% per tahun dengan angka kematian 6 per 1000. Pemerintah telah merencanakan untuk menurunkan insiden pneumonia menjadi 3 per 1000 balita pada tahun 2010. Namun, keberhasilan tersebut bergantung pada banyak faktor risiko, salah satunya adalah malnutrisi. Persentase pneumonia di Indonesia pada tahun 2008 meningkat hingga mencapai 49,45%. Tahun 2009 sebanyak 49,23% dan tahun 2010 menurun hingga mencapai 39,38% dari jumlah balita di Indonesia (Audrey, 2012). Penelitian yang dilakukan oleh Muslihatun (2009), menunjukkan bahwa 50% kematian bayi terjadi dalam periode neonatal yaitu dalam bulan pertama kehidupan. Kurang baiknya penanganan bayi baru lahir yang sehat akan menyebabkan kelainankelainan yang mengakibatkan cacat seumur hidup, bahkan kematian. Pencengahan merupakan hal yang terbaik yang harus dilakukan dalam penanganan neonatal sehingga
Ketidakefektifan bersihan jalan..., RENITA, Fakultas Ilmu Kesehatan Ump, 2014
nenatus sebagai organisme yang harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterin dapat bertahan dengan baik, karena periode neonatal merupakan yang paling kritis dalam fase pertumbuhan dan perkembangan bayi. Tujuan pembangunan kesehatan yang telah tercantum pada Sistem Kesehatan Nasional adalah suatu upaya penyelenggaraan kesehatan yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia guna mendapatkan kemampuan hidup sehat bagi setiap masyarakat agar dapat mewujudkan derajat kesehatan, yang dipengaruhi beberapa faktor yaitu lingkungan, pelayanan kesehatan, serta penyakit bawaan (kongenital). Hidup sehat merupakan hak yang dimiliki oleh setiap manusia yang ada didunia ini, akan tetapi diperlukan berbagai cara untuk mencapainya. Sebagai upaya untuk mewujudkan visi Indonesia sehat 2014, pemerintah telah menyusun berbagai program pembangunan dalam bidang kesehatan antara lain kegiatan Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) yang bersifat promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative disemua aspek lingkungan kegiatan pelayanan kesehatan (Asrun, 2006) Visi pemerintah Indonesia dalam pembangunan kesehatan, yaitu Indonesia Sehat 2014 dapat diwujudkan dengan peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan penurunan angka kesakitan dan kematian pada balita. Dari data Ruang Cempaka RSUD dr R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga, yang merupakan bangsal khusus anak-anak, didapatkan data 6 besar penyakit anak pada bulan Februari s/d April 2014 sebagai berikut : GGA sebanyak 72 pasien, kejang demam 63 pasien, febris typoid 56 pasien, bronchopneumonia 22 pasien, epilepsy 16 pasien, DHF 12 pasien. Salah satu dari 6 besar penyakit anak di atas adalah bronchopneumonia. Bronchopneumonia merupakan penyakit radang paru-paru yang disebabkan oleh bakteri,
Ketidakefektifan bersihan jalan..., RENITA, Fakultas Ilmu Kesehatan Ump, 2014
virus, jamur dan benda asing. Adapun ciri-ciri penyakit ini adalah batuk, nafas cepat, napas sesak, dan demam. Penyakit ini bukannya tidak bisa disembuhkan ataupun ditangani, tetapi kebanyakan bayi atau anak meninggal karena tidak mendapat pengobatan yang semestinya atau terlambat dibawa ke pelayanan kesehatan. Ini disebabkan
masih
kurangnya
pengetahuan
masyarakat
mengenai
penyakit
bronchopneumonia ini. Tingginya angka kematian pada balita yang disebabkan oleh penyakit bronchopneumonia membuat penulis tertarik untuk lebih mendalami kasus pada pasien bronchopneumonia melalui asuhan keperawatan yang penulis lakukan selama dua hari, yaitu pada tanggal 18-19 Juni 2014 di Ruang Cempaka RSUD dr R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. Asuhan keperawatan yang penulis susun berjudul “Asuhan Keperawatan Pada An. S Dengan Bronchopneumonia di Ruang Cempak RSUD dr R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga”.
Ketidakefektifan bersihan jalan..., RENITA, Fakultas Ilmu Kesehatan Ump, 2014
B. Tujuan Penulisan Tujuan penulis menyusun karya tulis ilmiah ini antara lain : 1. Tujuan Umum Melaporkan asuhan keperawatan pada An. S dengan Bronchopneumonia secara
sistematis
menggunakan
pendekatan
proses
keperawatan
secara
komprehensif. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus
dari penulisan laporan ini adalah untuk memaparkan
tentang : a. Mahasiswa mampu melakukan pendekatan pada pasien An. S dengan bronchopneumonia. b. Mahasiswa mampu menganalisa dan merumuskan masalah keperawatan pada pasien An. S dengan bronchopneumonia. c. Mahasiswa mampu merencanakan tindakan keperawatan yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah keperawatan yang muncul pada pasien An. S dengan bronchopneumonia. d. Mahasiswa mampu melakukan tindakan keperawatan yang telah direncanakan untuk
memecahkan
masalah
yang
ada
pada
pasien
An.
S
dengan
bronchopneumonia. e. Mahasiswa mampu mengevaluasi tindakan masalah keperawatan pada pasien An. S dengan bronchopneumonia yang telah direncanakan.
Ketidakefektifan bersihan jalan..., RENITA, Fakultas Ilmu Kesehatan Ump, 2014
C. Manfaat Penulisan Dari hasil laporan kasus ini penulis berharap dapat memberikan manfaat : 1. Bagi penulis Mengaplikasikan ilmu yang didapat selama menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi dengan melakukan asuhan keperawatn anak pada kasus Bronchopneumoni secara tepat. 2. Bagi Perawat Sebagai panduan perawat dalam pengelolaan kasus Bronchopneumonia. Selain itu juga bisa menjadi informasi bagi tenaga kesehatan lain terutama dalam pengelolaan kasus yang bersangkutan. 3. Bagi institusi pendidikan Untuk Universitas, penelitian ini dapat sebagai sumber literatur bagi yang akan menyusun karya ilmiah. 4. Bagi Mahasiswa Memperluas dan menambah ilmu pengetahuan khususnya tentang Bronchopneumonia pada anak dan diharapkan meningkatkan kemampuan untuk merawat pasien Bronchopneumonia dengan tepat.
Ketidakefektifan bersihan jalan..., RENITA, Fakultas Ilmu Kesehatan Ump, 2014