BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Kesehatan jiwa Menurut World Health Organization adalah berbagai karakteristik positif yang menggabarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan kepribadiannya (WHO 2011). Kesehatan jiwa, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai keadaan sehat fisik, mental, dan sosial, bukan semata-mata keadaan tanpa penyakit. Orang yang memiliki kesejahteraan emosional, fisik, dan sosial dapat memenuhi tanggung jawab kehidupan, berfungsi dengan efektif dalam kehidupan sehari-hari, dan puas dengan hubungan interpersonal dan diri mereka sendiri (Videbeck, 2008). Dalam hal ini kesehatan jiwa merupakan suatu kondisi sehat emosional, psikologis, dan social yang terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan, perilaku dan koping yang epektif, kondisi diri yang positif, serta kestabilan emosional (Johnson 2007 dalam Direja 2011). Kesehatan jiwa ini mulai berkembang pesat karena menggunakan metode pelayanan public health service,dalam hal ini peran perawat pembantu menjadi peran aktif dalam tim kesehatan untuk mengobati ( Faarida, 2010). Gangguan jiwa menurut PPDGJ III adalah sindrom pola perilaku seseorang yang secara khas berkaitan dengan suatu gejala penderitaan (distress) atau hendaya (impairment) di dalam satu atau lebih fungsi yang penting dari manusia, 1 Asuhan Keperawatan Pada..., DEVIT RAHMATIKA RAHAYU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
2
yaitu fungsi psikologik, perilaku, biologik, dan gangguan itu tidak hanya terletak di dalam hubungan antara orang itu tetapi juga dengan masyarakat (Maramis, 2010). Gangguan jiwa memang banyak macam-macamnya, dari yang paling ringan dan yang paling berat. Salah satunya gangguan jiwa adalah skizofrenia, skizofrenia
meruapakan
suatu
penyakit
yang
mempengaruhi
otak
dan
menyebabkan timbulnya pikiran,persepsi, emosi, gerakan dan perilaku yang aneh dalam hal ini gejala yang nyata seperti waham, halusinasi dan disorganisasi pikiran, bicara dan perilaku yang tidak teratur. ( Videbeck, 2008 ) Keperawatan jiwa menurut Suliswati, adalah pelayanan keperawatan profesional berdasarkan pada ilmu perilaku pada manusia dibutuhkan sepanjang siklus kehidupan, ketika terdapat respons psikososial yang maladptif yang disebabkan oleh gaangguan bio, psiko, sosial, dengan menggunakan diri sendiri dan terapi keperawatan jiwa (komunikasi terapeutik dan terapi modalitas keperawatan kesehatan jiwa), dalam arti suatu proses interpersonal secara komperhensif pada fungsi yang terintegrasi (suliswati,2005 dalam Abdul Nasir 2011). Keperawatan jiwa merupakan suatu proses dengan tujuan untuk meningkatkan dan memelihara perilaku-perilaku yang mendukung terwujudnya suatu kesatuan yang harmonis (Direja, 2011). Dalam peran perawat ini adalah merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai dengan kependudukan dalam system, dimana dapat dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari profesi perawat maupun dari luar profesi keperawatan yang bersifat konstan, seperti peran perawat sebagai pemberian asuhan keperawatna,
peran sebagai advokat, peran sebagai edukator, peran sebagai
Asuhan Keperawatan Pada..., DEVIT RAHMATIKA RAHAYU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
3
koodinator, peran sebagai kolaborator, peran sebagai konsultan, dan peran sebagai pembaharu (Hidayat, 2007). Persepsi adalah proses diterimanya rangsangan sampai rangsangan tersebut disadari dan dimengerti pengindraan/ sensasi. Gangguan persepsi ini merupakan ketidakmampuan manusia dalam membedakan antara rangsangan yang timbul dari sumber internal (pikiran, perasaan) dan stimulus eksternal (Dermawan& Rusdi ,2013). Halusinasi adalah gangguan persepsi sensori dari suatu obyek tanpa adanya rangsangan dari luar, gangguan persepsi sensori ini meliputi seluruh pancaindra. Halusinasi merupakan salah satu gejala gangguan jiwa yang pasien mengalami perubahan sensori persepsi, serta merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan perabaan, atau penciuman. Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. World Health Organization menyatakan paling tidak ada salah satu dari empat orang di dunia mengalami masalah mental. Dalam Yosep (2011) memperkirakan ada sekitar 450 juta orang di dunia yang mengalami gangguan kesehatan jiwa. Di Indonesia sendiri pada tahun 2014 jumlah gangguan jiwa berat terdapat 1 juta pasien dan gangguan jiwa ringan terdapat 19 juta pasien (Riskedas, 2013). Berdasarkan studi kasus di Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas didapatkan bahwa penderita ganguan jiwa pada bulan dari bulan maret sampai mei 2016 terdapat 450 untuk di ruang Bima dan Nakula. Di runag Bima sendiri berdapat178 pasien yang menderita gangguan jiwa dan ada beberapa masalah gangguan jiwa
Asuhan Keperawatan Pada..., DEVIT RAHMATIKA RAHAYU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
4
seperti gangguan persepsi sensori Halusinasi 98 pasien, Resiko perilaku kekerasan 50 pasien dan untuk 30 pasien ini dengan masalah isolasi dan waham (Rekam Medik RSUD Banyumas 2016). Berdasarkan data dan permasalahan diatas dengan melihat akibat yang lebih dalam dari meningkatkan angka kejadian penderia skizofrenia yang antara lain berpengaruh terhadap gangguan persepsi sensori : halusinasi. Maka dengan ini penulis tertarik untuk melaksanakan Asuhan Keperawatn Persepsi Sensori : Halusinasi dengan pasien Ny. S diruang Bima Instalasi Jiwa Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas. B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Tujuan umum ini adalah mampu melakukan Asuhan Keperawatan Keperawatan pada Ny. S dengan gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran diruang Bima Instalasi Jiwa Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penulis laporan ini adalah untuk memaparkan dan melakukan pembahasan mengenai : a. Menggambarkan pengkajian pada Ny. S dengan gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran.
Asuhan Keperawatan Pada..., DEVIT RAHMATIKA RAHAYU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
5
b. Menggambarkan analisa data hasil pengkajian dan menetapkan diagnosa keperawatan pada Ny. S dengan gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran. c. Menggambarkan rencana tindakan keperawatan pada Ny. S dengan gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran. d. Mengambarkan implementasi keperawatan pada Ny. S dengan gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran. e. Menggambarkan evalusi implementasi keperawatan dilakukan pada Ny. S pada gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran. C. Pengumpulan Data Metode pengumpulan data untuk menyusun laporan ini digunakan cara sebagai berikut : 1. Observasi Partisipasi Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan observasi terhadap klien secara langsung. 2. Wawancara Pengumpulan data dilakukan dengan cara tanya jawab atau anamnesis pada klien, keluarga, dan pada perawat ruangan. 3. Studi Literatur Pengumpulan data dilakukan dengan cara menggali sumber-sumber pengetahuan melalui buku-buku atau jurnal terkini dengan cara membaca dan mempelajari bahan yang ada hubungannya dengan gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran.
Asuhan Keperawatan Pada..., DEVIT RAHMATIKA RAHAYU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
6
4. Studi Dokumentasi Pengumpulan data dilakukan dengan cara menelaah catatan-catatan khusus klien yang terdapat pada format-format dokumentasi maupun yang terdapat pada rekam medis di Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas.
D. Tempat dan Waktu Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran dilakukan di Ruang Bima RSUD Banyumas pada tanggal 30 Mei – 1 Juni 2016.
E. Manfaat Penulis 1. Bagi Keperawatan Laporan kasus ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai panduan dalam pengelolahan kasus gangguan persepsi sensori : halusinasi. 2. Bagi Pendidikan Laporan kasus ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan pengalaman bagi mahasiswa dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap pasien jiwa terutama gangguan persepsi sensori : halusinasi. 3. Bagi rumah sakit Laporan kasus ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap pasien jiwa terutama gangguan persepsi sensori : halusinasi.
Asuhan Keperawatan Pada..., DEVIT RAHMATIKA RAHAYU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
7
F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan untuk penyusunan tugas akhir ini adalah : BAB I
: PENDAHULUAN Membahas tentang latar belakang masalah, tujuan penulis, Pengumpulan data, tempat dan waktu, mafaat penulis, serta Sistematika penulisan.
BAB II
: TINJAUAN PUSTAKAN Membahas tentang pengertian, etiologi, tanda dan gejala, rentamg respon, psikopatologi, pohon masalah, diagnosa keperawatan, dan rencana tindakan keperawatan.
BAB III
: TINJAUAN KASUS Membahas tentang asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana tindakan keperawatan, implementasi, dan evaluasi.
BAB IV
: PEMBAHASAN Membahas tentang pembahasan kasus. Pembahasan yang menelaah kesenjangan antara teori dengan pelaksanaan asuhan keperawatan dalam hal pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi, serta alternatif pemecahannya.
Asuhan Keperawatan Pada..., DEVIT RAHMATIKA RAHAYU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016