BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Ujung tombak pelayanan kesehatan primer di Indonesia salah satunya adalah bidan. Peran bidan tidak terbatas dalam membantu pertolongan persalinan, tapi juga menjaga kesehatan secara umum. Peran bidan juga sangat penting di daerah perbatasan maupun terpencil dengan keterbatasan akses. Namun kualitas pelayanan dan kompetensi bidan belum sepenuhnya sesuai standar pelayanan. Salah satunya bisa dinilai dengan naiknya
Angka Kematian Ibu (AKI) di
Indonesia, dari 288 per 100.000 kelahiran pada tahun 2007 menjadi 359 per 100.000 kelahiran menurut data SDKI 2012, angka yang jauh dari target MDG’s tahun 2015 yakni AKI turun menjadi 102 per 100.000 KH (Depkes RI, 2013). Keadaan tersebut bertolak belakang dengan meningkatnya jumlah lulusan kebidanan yang mencapai 35 ribu orang pertahun dari 729 institusi kebidanan di Indonesia,
angka yang sudah melebihi kebutuhan sebetulnya menurut Emi
Nurjasmi ketua Ikatan Bidan Indonesia (Kompas, 2014). AKI yang hangat diperbincangkan dikalangan medis ini memang disebabkan oleh banyak faktor, termasuk kondisi masyarakat seperti pendidikan, sosial ekonomi dan budaya, kondisi geografi serta keadaan sarana prasarana pelayanan kesehatan yang kurang siap inilah sebenarnya ikut memperberat permasalahan ini, dan untuk
mencapai target penurunan AKI ini sangat
diperlukan peran aktif dari berbagai pihak seperti organisasi profesi kesehatan,
lembaga dan organisasi kemasyarakatan, institusi kesehatan serta institusi pendidikan termasuk didalamnya (Depkes
RI, 2013). Diluar berbagai faktor
tersebut, sebenarnya peran institusi pendidikan sebagai salah satu elemen masyarakat, memiliki peran penting. Terutama institusi pendidikan kebidanan yang berperan dalam menghasilkan tenaga-tenaga bidan yang berkualitas. Pengembangan peran dan fungsi serta kompetensi bidan ini dipersiapkan melalui pendidikan, dan pendidikan bidan di Indonesia saat ini mayoritas berada pada jenjang DIII Kebidanan (Depkes RI, 2011). Bidan
lulusan
Diploma
III kebidanan
dianggap
mampu
dalam
melaksanakan tugas sebagai bidan Ahli Madya Kebidanan, yaitu tugas dalam memberikan asuhan kebidanan secara efektif, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kesehatan ibu dan anak (Nurhayati et al., 2012). Untuk menjadi lulusan berkualitas, dalam proses pendidikan salah satunya dapat dilihat pada penguasaan materi yang diajarkan, yang ditunjukan dengan prestasi belajar. Berdasarkan SK Menteri Kesehatan No. HK.00.06.2.4.1583 Tahun 2002 dalam kurikulum pendidikan DIII Kebidanan, mata kuliah inti yang harus dikuasai oleh mahasiswa kebidanan diantaranya adalah Askeb Kehamilan, Askeb Persalinan dan BBL (Bayi Baru Lahir), Askeb Nifas dan Menyusui, Askeb Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah, Askeb Kegawatdaruratan Maternal Neonatal, dan Askeb Komunitas (Depkes RI, 2011). Berkaitan dengan hasil belajar mahasiswa DIII kebidanan, didapatkan data dari biro administrasi Program Studi DIII Kebidanan FK UNS bahwa nilai mata kuliah Askeb Persalinan dan Bayi Baru Lahir hasil dari Ujian Kompetensi Dasar
(UKD) pada semester 3 tahun ajaran 2015/2016 ini terdapat mahasiswa yang mendapatkan nilai di bawah batas nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM), dengan nilai KKM yang disyaratkan adalah 70. Mahasiswa yang mendapat nilai di bawah batas nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan melakukan ujian remedial pada UKD I 56,1% atau 32 mahasiswa , UKD II 43,9% atau 25 mahasiswa, dan di UKD III bertambah jumlah mahasiswa yang mendapat nilai dibawah KKM dan mengikuti remedial bahkan melebihi jumlah pada UKD I dan II yaitu sekitar 63,1% atau 36 mahasiswa. Mata kuliah Askeb Persalinan dan Bayi Baru Lahir ini merupakan mata kuliah inti yang harus dikuasai mahasiswa kebidanan, karena pengetahuan dan keterampilan asuhan kebidanan selama persalinan dan bayi baru lahir termasuk dalam 9 kompetensi bidan, yaitu tepatnya pada kompetensi ke-4 asuhan selama persalinan dan kelahiran dan kompetensi ke-6 asuhan pada bayi baru lahir (Yulifah, 2013). 9 kompetensi bidan ini menggambarkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku seorang bidan yang wajib dimiliki dalam melaksanakan praktik kebidanan. jika mahasiswa kebidanan tidak menguasai pengetahuan dan keterampilan asuhan kebidanan persalinan dan bayi baru lahir berarti bisa dikatakan kurang kompeten karena tidak memenuhi 9 kompetensi bidan. Hasil belajar mahasiswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah faktor intern dan faktor ekstern (Slameto, 2010). Pada hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan pada 2 Desember 2015 dengan teknik wawancara informal pada 10 mahasiswa semester III mengenai hasil UKD pada mata kuliah Askeb Persalinan dan Bayi Baru Lahir ditemukan beragam alasan, 2
mahasiswa diantaranya mengatakan mereka tidak menyukai mata kuliah kebidanan karena masuk kebidanan memenuhi keinginan orang tuanya, 8 mahasiswa beralasan bahwa mata kuliahnya sangat sulit dimengerti sehingga tidak yakin menguasai keseluruhan tentang materi persalinan dan lebih memilih menguasai mata kuliah lain, mahasiswa kurang terdorong mengoptimalkan persiapan menghadapi ujian Askeb Persalinan dan Bayi Baru Lahir dan 3 mahasiswa mengatakan penyampaian dosennya kurang jelas dan kurang menarik. Dapat disimpulkan dari hasil studi pendahuluan menunjukan bahwa alasan yang diutarakan mahasiswa Prodi D III Kebidanan UNS cenderung menyinggung perihal faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar. Pencapaian hasil belajar yang memuaskan tidak lepas dari faktor internal yaitu seberapa jauh dorongan dan motivasi untuk mencapai prestasi atau hasil belajar yang optimal. Dalam konteks proses belajar terutama dalam hubungannya dengan perilaku dan hasil belajar, locus of control merupakan faktor penentu bagaimana seorang peserta didik berperilaku untuk berusaha dalam mencapai keberhasilan belajar. Locus of control adalah sumber kontrol perilaku seseorang, terbagi menjadi Internal locus of control
yaitu keyakinan bahwa mereka
merupakan pemegang kendali atas apa pun yang terjadi pada diri mereka dan external locus of control yaitu keyakinan bahwa apapun yang terjadi pada diri mereka dikendalikan oleh kekuatan-kekuatan luar seperti keberuntungan dan kesempatan (Soemarsono, 2007; Robbins et al., 2007). Dalam konteks pendidikan peserta didik dituntut aktif didalamnya agar usaha mencari pengetahuan itu mendapatkan hasil yang maksimal. Internal locus
of control sebagai pusat kendali bertindak seseorang merupakan faktor penentu bagaimana seorang peserta didik berperilaku untuk berusaha dalam mencapai keberhasilan dalam belajar. Internal locus of control ini lebih berorientasi pada keberhasilan karena mereka menganggap perilaku mereka dapat menghasilkan efek positif dan juga mereka lebih cenderung tergolong ke dalam high-achiever (Feist, 2009). Dorongan dalam diri peserta didik menggerakkan dan mengarahkan perilakunya, termasuk didalamnya perilaku untuk belajar, dengan begitu peserta didik akan bergerak dan mengarah pada hal yang menjadikan motivasi itu terealisasi. Jadi, ketika peserta didik memandang pentingnya suatu usaha, maka kebiasaan belajar menjadi lebih baik sehingga prestasi belajarnya akan meningkat. Penelitian sebelumnya dilakukan Syaiful Huda (2014) dengan judul “Pengaruh Internal Locus of Control terhadap Prestasi Belajar Akuntansi melalui Kebiasaan Belajar SMA Negeri di Kabupaten Situbondo”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh tidak langsung internal locus of control terhadap prestasi belajar melalui kebiasaan belajar yang ditunjukkan dengan koefisien jalur tidak langsung sebesar 0,2295. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti tertarik mengambil judul penelitian tentang Hubungan Internal Locus of Control dengan Hasil Belajar Askeb Persalinan dan Bayi Baru Lahir pada Mahasiswa Prodi DIII Kebidanan FK UNS.
B. Rumusan Masalah Apakah ada hubungan internal locus of control dengan hasil belajar Askeb Persalinan dan Bayi Baru Lahir pada mahasiswa Prodi DIII Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas UNS? C.
Tujuan Penelitian 1.
Tujuan Umum : untuk mengetahui hubungan Internal Locus Of Control dengan hasil belajar Askeb Persalinan dan Bayi Baru Lahir pada mahasiswa Prodi DIII Kebidanan Fakultas Kedokteran UNS.
2.
Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui adanya internal locus of control pada mahasiswa. b. Untuk mengetahui hasil belajar Askeb Persalinan dan Bayi Baru Lahir mahasiswa. c. Untuk menganalisis hubungan internal locus of control dengan hasil belajar Askeb Persalinan dan Bayi Baru Lahir pada mahasiswa.
D.
Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang hubungan internal locus of control dengan hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Askeb Persalinan dan Bayi Baru Lahir. 2. Manfaat Aplikatif a. Bagi Mahasiswa Mahasiswa Prodi DIII Kebidanan FK UNS agar lebih meningkatkan motivasi belajar.
b. Bagi institusi pendidikan Memberikan informasi yang dapat digunakan sebagai masukan khususnya
pada
dosen
pembimbing
akademik
(PA)
dalam
meningkatkan motivasi belajar mahasiswa. c. Bagi peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pertimbangan dan masukan dalam penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan internal locus of control dan hasil belajar.