BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan bangsa Indonesia ternyata belum seperti yang dicita-citakan sebagaimana yang tersirat dalam UUD 1945. Berbagai peristiwa sosial, budaya, dan politik yang terjadi akhir-akhir ini cukup memprihatinkan, bahkan menyisakan luka mendalam di berbagai aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Tindakan kekerasan dan berbagai pelanggaran HAM, perilaku tidak bermoral dan runtuhnya semangat budi pekerti luhur, anarkisme dan
ketidaksabaran,
ketidakdisiplinan,
ketidakjujuran
serta
rentannya
kemandirian dan jati diri bangsa, terus menghiasi media massa baik elektronik maupun cetak. Semangat kebangsaan kita yang telah lama berkembang kini akhirnya turun (kemdiknas, 2011:1). Guru dituntut memiliki kinerja yang mampu memberikan dan merealisasikan harapan dan keinginan semua pihak terutama masyarakat umum yang telah mempercayai sekolah dan guru dalam membina anak didik. Dalam meraih mutu pendidikan yang baik sangat dipengaruhi oleh kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya sehingga kinerja guru menjadi tuntutan penting untuk mencapai keberhasilan pendidikan. Secara umum mutu pendidikan yang baik menjadi tolok ukur bagi keberhasilan kinerja yang ditunjukkan guru. Berdasarkan pengamatan peneliti, SMK Bina Banua sudah membuat peraturan-peraturan yang harus ditaati di sekolah, namun di dalam sekolah 1
tersebut masih banyak siswa yang melanggar aturan dan tata tertib itu, seperti cara berpakaian yang tidak sopan, suka datang terlambat, keluar sekolah tanpa alasan (tanpa keterangan), ribut pada saat pelajaran berlangsung, kurangnya tutur kata yang sopan terhadap orang yang lebih tua, melawan guru dan sebagainya. Perbuatan seperti ini bisa menjadi begitu bertentangan dengan apa yang sepatutnya diamalkan dan dipelajari oleh seorang pelajar. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk menggali lebih dalam lagi mengenai kinerja Guru PKn dalam penanaman nilai-nilai karakter pada siswa agar peserta didik menjadi anak yang beriman, jujur, disiplin, santun terhadap orang yang lebih tua, bertanggung jawab terhadap tugasnya sebagai siswa, berbudi luhur, dan bermanfaat bagi sesama. Kajian kinerja guru PKn, didasarkan pada suatu pertimbangan bahwa guru PKn merupakan guru yang dominan terbesarnya bertanggung jawab terhadap penanaman nilai-nilai karakter pada siswa di sekolah. Guru PKn dituntut bukan hanya sebagai pemberi materi saja, tetapi juga bertanggung jawab terhadap pembinaan moral dan perilaku pelajar yang sesuai dengan nilai, moral, dan norma yang berlaku dimasyarakat sehingga akan terbentuk menjadi warga negara indonesia yang baik dan bertanggung. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana perencanaan pembelajaran yang dilakukan guru PKn dalam penanaman nilai-nilai karakter? 2
2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru PKn dalam penanaman nilai-nilai Karakter? 3. Bagaimana sistem penilaian hasil pembelajaran yang dilakukan guru PKn dalam penanaman nilai-nilai karakter? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru PKn dalam penanaman nilai-nilai karakter di SMK Bina Banua Banjarmasin. 2. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru PKn dalam penanaman nilai-nilai Karakter di SMK Bina Banua Banjarmasin. 3. Untuk mengetahui sistem penilaian hasil pembelajaran yang dilakukan guru PKn dalam penanaman nilai-nilai karakter di SMK Bina Banua Banjarmasin. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Secara teoritis penelitian bermanfaat sebagai bahan masukan dalam pembentukan karakter siswa pada masa-masa yang akan datang atau selanjutnya. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan sebagai tambahan keilmuan khususnya pada pelajaran pendidikan kewarganegaraan dalam penanaman nilai-nilai karakter pada siswa di SMK Bina Banua Banjarmasin. 2. Manfaat praktis a.
Bagi siswa SMK Bina Banua Banjarmasin, sebagai bahan masukan bagi siswa untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilannya dalam 3
berbuat dan berperilaku baik dalam kehidupan sekarang dan dimasa yang akan datang. b.
Bagi guru PKn SMK Bina Banua Banjarmasin, sebagai bahan masukan bagi
guru
pendidikan
kewarganegaraan
guna
mengembangkan
kemampuan dan keahliannya untuk mendidik peserta didik agar selalu berperilaku baik, baik di lingkungan sekolah maupun di masyarakat. c.
Bagi SMK Bina Banua Banjarmasin, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam upaya peningkatan pendidikan karakter di lingkungan sekolah.
d.
Bagi program studi PPKn FKIP Unlam Banjarmasin, di laksanakannya penelitian ini diharapkan agar dapat memberikan sumbangan bagi wawasan dan ilmu pengetahuan tentang kinerja Guru dalam Penanaman nilai-nilai karakter.
e.
Bagi Peneliti sendiri, hasil penelitian ini dapat memberikan pengalaman dan pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan Kinerja Guru PKn dalam Penanaman Nilai-nilai Karakter Pada siswa Memperoleh wawasan berharga guna dalam mempersiapkan diri untuk memasuki dunia pendidikan, usaha/kerja.
f.
Bagi Peneliti lainnya, hasil penelitian ini dapat memberikan pengalaman dan pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan Kinerja Guru PKn
4
dalam penanaman nilai-nilai karakter untuk diterapkan dimasa mendatang yaitu pada saat menanamkan karakter. BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Guru Pkn dan Kinerja Guru 1. Guru Pkn Menurut undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
profesional
yang
(2003:24)
bertugas
bahwa:
merencanakan
pendidik dan
merupakan
tenaga
melaksanakan
proses
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat terutama bagi pendidik di perguruan tinggi. Guru PKn yang dimaksud dalam penelitian ini adalah guru yang berwenang dan ditugasi mengajar bidang studi PKn. 2. Kinerja Guru Kinerja guru adalah perilaku atau respons yang memberi hasil yang mengacu kepada apa yang mereka kerjakan ketika dia menghadapi suatu tugas. Kinerja seseorang Guru akan nampak pada situasi dan kondisi kerja sehari-hari. Kinerja dapat dilihat dalam aspek kegiatan dalam menjalankan tugas dan cara/kualitas dalam melaksanakan kegiatan/tugas tersebut (Yamin dan Maisah, 2010:87). B. Perencanaan Pembelajaran Penanaman Nilai-nilai Karakter 5
Menurut George R. Terry dan Leslie W. Rue (2009:9) menyatakan bahwa planning atau perencanaan adalah menentukan tujuan-tujuan yang hendak dicapai selama suatu masa yang akan datang dan apa yang harus diperbuat agar dapat mencapai tujuan-tujuan itu. Hamzah B. Uno (2008:2) juga menyatakan perencanaan adalah suatu cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Hendriansyah, 2012:1). C. Pelaksanaan Pembelajaran Penanaman Nilai-nilai Karakter Kemdiknas (2010:51) menyatakan bahwa pendidikan karakter dalam kegiatan pembelajaran dimulai dari tahapan kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup, dipilih dan dilaksanakan agar peserta didik mempraktikkan nilai-nilai karakter yang ditargetkan. Selain itu, perilaku guru sepanjang proses pembelajaran harus merupakan model pelaksanaan nilai-nilai bagi peserta didik. 1. Pendahuluan Berdasarkan Standar Proses, pada kegiatan pendahuluan, guru: a. menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran; b. mengajukan
pertanyaan-pertanyaan
yang
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;
6
mengaitkan
pengetahuan
c. menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; dan d. menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus. 2. Kegiatan Inti Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisifasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik (Rusman, 2011:7). D. Sistem Penilaian Hasil Pembelajaran Penanaman Nilai-nilai Karakter Teknik dan instrumen penilaian yang dipilih dan dilaksanakan tidak hanya mengukur pencapaian akademik/kognitif siswa, tetapi juga mengukur perkembangan kepribadian siswa. Bahkan perlu diupayakan bahwa teknik penilaian yang diaplikasikan mengembangkan kepribadian siswa sekaligus. E. Pendidikan Karakter 1. Pengertian Pendidikan Karakter Karakter, sebagaimana didefinisikan oleh Philips (Somantri, 2011:82), adalah kumpulan tata nilai yang menuju suatu sistem, yang melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku yang ditampilkan. 7
2. Penanaman Nilai-nilai Karakter a.
Nilai-nilai Karakter 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
b.
10 11 12 13 14 15 16 17 18
Bertakwa (religious) Jujur (honest) Toleransi (tolerate) Berdisiplin (dicipline) Kerja keras (Hard work) Kreatif (Creative) Mandiri (independent) Demokratis Rasa Ingin Tahu (curiosty)
Semangat Kebangsaan Cinta Tanah Air Menghargai Prestasi (Respect) Bersahabat (Friendly) Cinta damai (Peace Ful) Gemar Membaca Peduli Lingkungan Peduli Sosial Bertanggung jawab
Cara Penanaman Nilai-nilai Karakter di Sekolah 1) Melalui keteladanan 2) Melalui pembiasaan 3) Melalui upaya yang sistematis. BAB III METODE PENELITIAN
A. Alasan Menggunakan Metode Kualitatif Penelitian mengenai kinerja guru PKn dalam penanaman nilai-nilai karakter pada siswa di SMK Bina Banua Banjarmasin ini dilaksanakan menggunakan metode kualitatif untuk mengungkapkan gejala secara holistic kontekstual melalui pengumpulan data dengan memanfaatkan diri sebagai peneliti. Pendekatan kualitatif adalah suatu penelitian yang bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelasan dan berfikir dengan suatu teori (Wahyu, 2009:65). B. Tempat Penelitian
8
Penelitian dilaksanakan di SMK Bina Banua Banjarmasin. Dipilih karena sekolah SMK Bina Bina Banua adalah salah satu sekolah swasta yang ada di Banjarmasin yang beralamat di Jalan Pramuka Tembus Terminal KM 6 No 17 Kelurahan Pemurus Luar Kecamatan Banjarmasin Timur. C. Sumber Data 1. Data primer a. Guru pengajar PKn dan selaku kepala sekolah SMK Bina Banua Banjarmasin yaitu busriannor b. Data diperoleh dari guru pengajar PKn yaitu M.irpan 2. Data sekunder, Data sekunder antara lain data tentang sekolah, keadaan guru, jumlah guru, dan pegawai/karyawan, keadaan jumlah siswa, sarana dan prasarana sekolah. Data ini diperoleh melalui wakil kepala sekolah dan sumber data yang ada disekolah (TU). D. Instrumen Penelitian Peneliti bertindak sebagai instrument sekaligus pengumpul data untuk mendukung lancarnya proses penelitian. Selain itu juga peneliti menggunakan instrument
pengumpul
data
berupa
pertanyaan-pertanyaan
(lembar
Observasi/pedoman wawancara) yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. E. Teknik Pengumpulan Data Untuk penelitian ini digunakan tiga teknik pengumpulan data yaitu : 1. Observasi 9
2. Wawancara mendalam 3. Dokumentasi F. Teknik Analisis Data Menurut Miles dan Huberman (wahyu, 2006:60) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh, aktivitas dalam analisis data yaitu : 1. Reduksi Data (Merangkum) 2. Penyajian Data 3. Menarik Kesimpulan G. Pengujian Keabsahan Data Data yang absah, maka perlu dilakukan pengujian keabsahan data yang dilakukan dengan cara: 1. Perpanjangan pengamatan, dimana peneliti kembali ke lapangan melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui atau yang baru. 2. Meningkatkan Ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. 3. Trianggulasi merupakan pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. a.
Triangulasi sumber 10
b.
Trianggulasi teknik
c.
Trianggulasi waktu BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum 1. Sejarah Singkat SMK Bina Banua Banjarmasin SMK Bina Banua telah lebih dari 30 tahun berkiprah dalam mendidik generasi muda untuk menyiapkan tenaga-tenaga terampil tingkat menengah di Bidang Ekonomi Bisnis Manajemen, serta 6 tahun dalam menyiapkan teknisi muda yang handal dalam bidang teknisi computer dan jaringan. B. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil wawancara secara mendalam serta observasi atau pengamatan dapat diketahui kinerja guru PKn dalam penanaman nilai-nilai karakter yang di rancang untuk meningkatkan pendidikan siswa-siswanya. Berikut hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru PKn di SMK Bina Banua Banjarmasin. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan BN selaku kepala sekolah sekligus guru mata pelajaran PKn di SMK Bina Banua Banjarmasin, sebagai berikut: “Seorang guru itu dituntut kerja keras untuk menjadi contoh yang bisa ditiru oleh peserta didik, guru harus bisa mengembangkan sifat-sifat terpuji karena mereka adalah panutan/teladan bagi anak didiknya untuk masa yang akan datang dan guru bukan hanya sekedar mengajar melainkan harus menjadi manajer belajar, artinya setiap guru diharapkan mampu menciptakan kondisi belajar yang menantang kreativitas siswa, 11
memotivasi siswa, menggunakan multimedia, agar mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan”.
Guru sebagai orang yang perilakunya menjadi panutan siswa dan masyarakat pada umumnya harus dapat mengimplementasikan tujuan pendidikan yang akan dicapai baik dari tataran tujuan nasional maupun sekolah. Guru harus memiliki
kecakapan dan kemampuan serta keterampilan
untuk
dapat
mengimplementasikan tujuan pendidikan tersebut, karena bagi siswa guru sering dijadikan contoh, bahkan menjadi tokoh identifikasi diri, oleh karena itu sudah seharusnya guru memiliki perilaku dan kemampuan yang memadai untuk mengembangkan siswanya secara utuh. Untuk meningkatkan kualitas kinerja seorang guru sekolah sudah berupaya untuk mengembangkan kemampuan guru seperti yang telah ditetapkan dalam peraturan pendidikan nasional republik Indonesia nomor 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru. Seperti yang dikatakan oleh bapak BN, yaitu: Untuk meningkatkan kinerja guru PKn kepala sekolah telah berupaya untuk membuat, menyarankan, serta membentuk guru PKn baik di lingkungan sekolah maupun di tingkat antar sekolah yang biasa tergabung dari MGMP (musyawarah guru mata pelajaran), serta mengadakan pelatihan-pelatihan berupa penambahan pengetahuan tentang PKn dan pendidikan karakter guna menambah wawasan dan keterampilan yang telah ada.
Sedangkan fasilitas yang disediakan oleh sekolah untuk menunjang keberhasilan guru dalam kegiatan belajar mengajar, berupa penyediaan sumber 12
belajar yang digunakan dalam pembelajaran PKn adalah buku teks seperti (buku pendidikan kewarganegaraan dari berbagai penerbit yaitu PKn Sri Jutmini Winarno, PKn SMK Armico, PKn Ganesa, PKn Erlangga) , LKS (lembar kerja siswa), media televisi, koran harian, kliping, laboratorium computer, internet, dan perpustakaan sekolah. Sumber belajar yang paling banyak dimanfaatkan oleh siswa adalah buku teks dan LKS. Setiap siswa memiliki LKS sendiri-sendiri untuk menunjang proses kegiatan belajar mereka. 1. Perencanaan Pembelajaran Guru PKn dalam Penanaman Nilai-nilai Karakter di SMK Bina Banua Banjarmasin Berdasarkan pernyataan BN dari hasil wawancara serta studi dokumentasi yang dimulai tanggal 10 september sampai 20 oktober 2012 diketahui bahwa: Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru mata pelajaran PKn di SMK Bina Banua Banjarmasin sudah sudah sesuai dengan acuan dalam kurikulum. Dalam RPP tersebut saya mulai memasukkan nilai-nilai karakter kedalam pembelajaran jadi seorang guru itu harus benar-benar memahami silabus dari pembelajaran yang ingin disampaikan, serta memilih pendidikan karakter yang seperti apa yang akan disampaikan dalam pembelajaran sesuai dengan isi dan materi.
Lain hal dengan apa yang di ungkapkan oleh MI selaku guru PKn: Pendidikan karakter memang sangat penting untuk ditanamkan dalam kegiatan proses pembelajaran karena tugas seorang guru adalah membina, membimbing, mengarahkan, memberi contoh yang baik, serta menjadi teladan bagi siswanya.
13
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa, sebelum memulai kegiatan belajar mengajar, guru terlebih dahulu membuat RPP sesuai dengan silabus yang telah ada. Guru harus mempersiapkan sebaik mungkin agar dalam pelaksanaannya tidak mengalami hambatan atau kendala, untuk itu diperlukan perencanaan yang tepat sehingga kegiatan dapat berjalan dengan baik serta mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 2. Pelaksanaan Pembelajaran Guru PKn dalam Penanaman Nilai-nilai Karakter di SMK Bina Banua Banjarmasin. a.
Kegiatan awal Berikut hasil dari wawancara dengan guru mata pelajaran PKn SMK Bina Banua Banjarmasin, BN mengemukakan sebagai berikut: Sebelum proses pembelajaran dimulai, saya absensi siswa terlebih dahulu, selanjutnya saya mengkondisikan kelas supaya siswa tenang, dalam kegiatan pembelajaran saya tidak selalu melakukan pre-test diawal pembelajaran hal ini disebabkan waktu yang tersedia sangat terbatas, sedangkan kompetensi yang harus diajarkan banyak.
Selain itu juga menurut MI: Pada kegiatan awal saya selalu menuntun siswa untuk memperhatikan terhadap setiap materi pelajaran. Selanjutnya saya baru memulai materi pembelajaran. Selain itu juga saya harus mempersiapkan strategi pembelajaran dengan sebaik-baiknya misalnya membuat pedoman dalam penilaian kemampuan siswa antara lain kemampuan siswa dalam menyampaikan materi, keaktifan, kekompakkan serta membuat soal-soal evaluasi.
14
b.
Kegiatan inti Berdasarkan wawancara dengan guru PKn SMK Bina Banua. Menurut BN berkaitan dengan penggunaan metode pembelajaran sebagai berikut: Saya sering menggunakan berbagai metode dalam mengajar, seperti ceramah, diskusi, Tanya jawab, serta penugasan. Namun, yang paling saya gunakan adalah metode ceramah, dimana metode ini lebih cepat dipahami siswa dibandingkan metode lainnya. Sebenarnya saya ingin menerapkan metode lainnya. Namun dalam prakteknya mengalami beberapa hambatan seperti dana, waktu, media dan sebainya sehingga saya pun kembali menggunakan metode ceramah tersebut.
Hal senada juga diungkapkan oleh MI selaku guru mata pelajaran PKn, yaitu: Saya sendiri lebih sering menggunakan metode ceramah, karena pelaksanaannya lebih mudah, dalamhal penggunaan metodemetode pembelajaran seperti jigsaw, NHT, dan lain-lain, saya lebih sering menggunakan diskusi kelompok, karena waktu yang tersedia kurang memadai, sehingga saya menggunakan metode diskusi tersebut, disini tidak hanya gurunya yang aktif, akan tetapi siswanya juga dituntut aktif.
c.
Kegiatan akhir Dari hasil observasi pada kegiatan akhir atau penutup dapat di ketahui bahwa guru mata pelajaran PKn dengan bersama-sama siswa membuat kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari, lalu melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. Kemudian guru merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk 15
pembelajaran remidi bagi siswa yang nilainya masih rendah serta memberikan tugas, baik tugas secara individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik. Selain itu juga guru memberitahukan materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya, agar anak didik bisa mempelajarinya terlebih dahulu. 3. Sistem Penilaian Pembelajaran Guru PKn dalam Penanaman Nilai-nilai Karakter di SMK Bina Banua Banjarmasin Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan bapak BN, beliau mengungkapkan bahwa: “perlu pertimbangan yang cukup matang dalam memberi nilai kepada siswa terutama bagi mereka yang catatan perilakunya tergolong sangat baik namun nilai tesnya jelek, guru biasanya memberikan nilai plus bagi mereka. Tetapi apabila sebaliknya jika siswa mempunyai catatan perilaku yang kurang baik namun nilai tesnya bagus, maka tidak akan mempengaruhi guru dalam memberikan nilai secara objektif”.
Hal ini berbeda dengan yang di ungkapkan oleh bapak MI “Dalam hal penilaian saya cenderung lebih melihat dari perkembangan peserta didik terutama dalam hal kedisiplinan, keaktifan, kejujuran, kehadiran dan kerapian dalam berpakaian sehari-hari di lingkungan sekolah” Pernyataan diatas mengandung arti bahwa sesungguhnya guru harus mampu memberikan nilai pada siswa secara apa adanya (objektif). Namun demikian seudah barang tentu apabila guru melaksanakan penilaian non tes, sudah dapat dipastikan sikap subjektivitas akan muncul. Hal ini tidak menjadi 16
persoalan sepanjang subjektivitas tersebut bersifat objektif. maksudnya, bahwa dalam melaksanakan penilaian non tes, guru dituntut untuk memberikan pertimbangan-pertimbangan subjektivitasnya melalui berbagai perkiraan tentang sikap dan perilaku siswa. Seperti yang di ungkapkan bapak BN, yaitu: Penilaian itu dilakukan dengan tes tertulis baik dalam soal objektif, subjektif maupun skala sikap, atau penyelesaian tugas-tugas yang telah diberikan, bagi siswa yang belum mencapai batas tuntas atau nilai yang dicapai masih rendah, maka akan dilakukan tindakan remedial. Adapun teknik digunakan dalam penilaian yaitu berupa kuis yang sudah tertuang dalam program komputer.
Lain hal dengan yang diungkapkan oleh MI: Untuk mengembangkan kemampuan belajar siswa serta membantu siswa dalam memperoleh hasil yang diharapkan, saya memberikan bimbingan secara khusus, bagi siswa yang bermasalah, siswa yang bersangkutan akan dipanggil, ditanya, kemudian diberi soal-soal untuk remedial, atau penugasan kelompok, membuat makalah, kliping dan sebagainya.
Batas minimal yang harus diperoleh siswa atau batas ketuntasan belajar ditentukan oleh sekolah, yaitu 70. Artinya, nilai siswa setelah di akumulasikan harus mencapai 70 harus mengikuti remedial. Sedangkan bagi siswa yang mencapai batas ketuntasan belajar 70 atau lebih, maka akan di adakan pengayaan. Kegiatan pengayaan yang dilakukan oleh guru PKn di SMK Bina Banua Banjarmasin, biasanya dilakukan pada saat menjelang
17
ulangan, instrument penilaian yang digunakan oleh guru PKn meliputi dua bentuk yaitu tes dan non tes. BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Perencanaan Pembelajaran Guru PKn dalam Penanaman Nilai-nilai Karakter di SMK Bina Banua Banjarmasin. Menurut George R. Terry dan Leslie W. Rue (2009:9) menyatakan bahwa planning atau perencanaan adalah menentukan tujuan-tujuan yang hendak dicapai selama suatu masa yang akan datang dan apa yang harus diperbuat agar dapat mencapai tujuan-tujuan itu. Hamzah B. Uno (2008:2) juga menyatakan perencanaan adalah suatu cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Penyusunan dan pengembangan silabus oleh guru PKn di SMK Bina Banua Banjarmasin dilakukan secara bersama-sama dalam musyawarah guru mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (MGMP). Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), guru PKn di SMK Bina Banua Banjarmasin sudah melaksanakan sesuai dengan acuan konsep kurikulum yang berjalan yaitu KTSP. B. Pelaksanaan Pengajaran Guru PKn dalam Penanaman Nilai-nilai Karakter di SMK Bina Banua Banjarmasin. 18
Berdasarkan hasil uraian dalam temuan diatas dan berdasarkan hasil penelitian dilapangan guru melalui metode ceramah diskusi dengan media lainnya telah menyampaikan pada siswa fungsi dan tujuan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan dalam kaitannya dengan pendidikan karakter. Hal ini terlihat dari respon siswa yang menyatakan bahwa melalui diskusi, siswa dilatih untuk dapat berpikir kreatif, disiplin, jujur, berani mengungkapkan pendapat dan mencari sumber lain. Pelaksanaan pembelajaran pada mata pelajaran PKn di SMK Bina Banua Banjarmasin, guru telah berusaha menggunakan media pembelajaran untuk menciptakan lingkungan belajar yang tenang dan menyenangkan. Guru telah menggunakan media pembelajaran untuk menunjang pemahaman siswa terhadap
materi
pelajaran.
Namun
kadang-kadang
guru
tidak
selalu
menggunakan media dalam pembelajaran, jadi penggunaan media pembelajaran hanya disesuaikan dengan materi dan waktu yang telah tersedia. C. Sistem Penilaian Hasil Pengajaran oleh Guru PKn dalam Penanaman Nilainilai Karakter di SMK Bina Banua Banjarmasin. Di SMK Bina Banua Banjarmasin telah diterapkan sistem belajar tuntas yaitu seorang siswa dianggap tuntas jika siswa tersebut mampu menyelesaikan, menguasai kompetensi atau mencapai tujuan pembelajaran yaitu mampu memperoleh nilai 70, sedangkan untuk siswa yang belum mencapai nilai tersebut maka siswa tersebut dikatakan belum tuntas belajarnya. Untuk keperluan 19
tersebut, sekolah dalam hal ini guru memberikan perlakuan khusus terhadap siswa yang masih mendapat kesulitan belajar melalui program remedial.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Kinerja guru PKn dalam penanaman nilai-nilai karakter di SMK Bina Banua Banjarmasin, dalam perencanaan pembelajaran yang dilakukan guru PKn menggunakan RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran) serta silabus yang sudah tertuang dalam kurikulum. 2. Berdasarkan temuan di lapangan, ternyata ada sejumlah tantangan yang dihadapi guru dalam penanaman nilai-nilai karakter, baik yang bersifat internal maupun eksternal. 3. Sistem penilaian pengajaran yang dilakukan guru PKn, sudah mengikuti penilaian yang diisyaratkan dalam KTSP. B. Saran 1. Kepala sekolah di SMK Bina Banua Banjarmasin hendaknya lebih mengarahkan siswanya dalam kegiatan-kegiatan yang mengacu pada potensi yang dimiliki oleh siswa seperti ekstrakurikuler lebih dikembangkan lagi serta kegiatan keagamaan seperti habsy, agar siswa bisa mendalami pengetahuan tentang agama sehingga terbentuknya keselarasan dan kerukunan antar siswanya. 20
2. Guru PKn sebaiknya harus lebih membimbing siswa serta menanamkan pengetahuan tentang nilai-nilai karakter, karena guru adalah teladan bagi anak didiknya. Hal itu agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. DAFTAR PUSTAKA Arifin, Febri, 2009. Pengaruh Sikap Mahasiswa Atas Profesi Guru PKn dan Pemahaman Tentang Kompetensi Guru Terhadap Prestasi Belajar PPL Mahasiswa Jurusan FKIP UMS Tahun Akademik 2007-2008. Skripsi Strata 1 UMS. Tidak diterbitkan. Aris, wahyu, 2011. Integrasi Kurikulum Berbasis Karakter dalam Pelaksanaan Pembelajaran. (Online), (http://www.nu.or.id. Diakses 20 februari 2012). Dahlan Hendriansyah, 2012. Pengertian Perencanaan Pembelajaran.(Online), (http://hendriansdiamond.blogspot.com, Diakses juli 2012). Hamalik, Oemar, 2003. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Haryanto, 2011. Penanaman Nilai-nilai Karakter Melalui Mata Pelajaran Pendidikan kewarganegaraan pada Siswa. Skripsi (Online), (Http://www.unnes.ac.id, diakses 11 februari 2012). Jauhari, dkk, 2011. Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya. Kementrian Pendidikan Nasional, 2010. Pedoman Pembinaan Akhlak Mulia Siswa Melalui Pengembangan Budaya Sekolah, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Jakarta: Kemendiknas Republik Indonesia Kementrian Pendidikan Nasional, 2010. Panduan Pendidikan Karakter dan Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Kemendiknas Republik Indonesia. 21
Kementrian Pendidikan Nasional, 2011. Pendidikan Karakter Pembelajaran PKn. Jakarta: Kemendiknas Republik Indonesia
dalam
Mu’in, Fathul. 2011. Pendidikan Karakter Konstuksi Teoretik & Praktik. Jogjakarta: AR-Ruzz Media. Mulyasa, 2008. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Mulyasa, 2009. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara. Nurla Aunillah, Isna 2011. Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter di Sekolah. Jakarta: PT. Laksana. Rusman, 2011. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sanjaya, Wina, 2009. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana. Somantri, Endang. 2011. Pendidikan Karakter: Nilai Inti Bagi Upaya Pembinaan Kepribadian Bangsa. Bandung: Widya Aksara Press. Sriyono, dkk. 1992. Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA. Jakarta: PT Rineka Cipta. Sutikno, Sobry. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Prospect. Undang-undang RI Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. PT. Sinar Grafika Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Wahyu, dkk, 2011. Pedoman penulisan karya ilmiah. Banjarmasin: Pustaka Banua. Wahyu, 2009. Metode Penelitian Kualitatif (2). Banjarmasin: Universitas Lambung Mangkurat.
22
Wahyu, Aris, 2011. Implementasi Pendidikan Karakter. (Online), (http:// ariswahyu.blogspot.com, Diakses juli 2012) Yamin Martinus dan Maisah, 2010. Standarisasi Kinerja Guru. Jakarta: Gaung Persada (GP Press).
23