BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Olahraga adalah suatu aktifitas yang banyak dilakukan oleh masyarakat, keberadaannya sekarang tidak lagi dipandang sebelah mata tetapi sudah menjadi bagian dari kehudupan masyarakat baik orang tua, remaja maupun anak-anak. Olahraga mempunyai makna tidakhanya untuk kesehatan, tetapi lebih dari pada itu ialah sebagai sarana pendidikan bahkan prestasi. Sebagai contoh salah satu cabang olahraga yang banyak di gemari masyarakat ialah sepakbola. Melalui kegiatan sepakbola ini para remaja banyak mendapat manfaat, baik dalam pertumbuhan fisik, mental maupun sosial (Danny Mielke, 2007). Sepakbola adalah permainan beregu yang dimainkan oleh dua tim, masing-masing regu terdiri dari sebelas pemain termasuk seorang penjaga gawang. Permainan boleh dilakukan dengan seluruh bagian tubuh kecuali dengan kedua lengan (tangan), hampir seluruh permainan di lakukkan dengan kaki, kecuali penjaga gawang dalam memainkan bola bebas menggunakan anggota badannya, dengan kaki maupun tangannya (Sukatamsi, 2001 :1.3). Sepakbola merupakan cabang olahrga yang banyak disukai atau di gemari di bumi. Daya tarik dari permainan ini terletak pada kealamian permainannya. Sepak bola termasuk permainan yang menantang secara fisik maupun mental. Untuk memberikan bayangan tentang popularitas sepak bola lebih dari dua milyar
1
2
pemirsa televisi menyaksikan kesebelasan brazil mengalahkan italia pada final piala dunia 2004 (Luxbacher, 2004). Pemain sepakbola yang baik harus memiliki syarat sebagai individu maupun sebagai anggota tim kesebelasan. Artinya sebagi individu harus memiliki fisik
yang
sempurna,
sedangkan
sebagi
anggota
kesebelasan
dengan
kemampuannya harus dapat bekerja sama dengan pemain lainnya, untuk mencapai dan meningkatkan pertasi yang tinggi dalam sepakbola seorang pemain harus memiliki empat aspek pokok yaitu: 1) pembinaan fisik / keterampilan, 2) Pembinaan fisik / kesegaran jasmani, 3) pembinaan taktik seperti mental, daya ingat, dan kecerdasan 4) kematangan juara (Sukatamsi, 2001). Dari teknik-teknik yang ada, terdapat salah satu teknik yang sering di anggap tidak penting untuk diberikan dalam latihan, yaitu teknik lemparan kedalam atau throw in (Zidane Muhdhor, 2013). Throw in dapat menjadi senjata ampuh dalam rencana serangan sebuah tim. Sebuah lemparan kedalam yang sangat kuat dapat mendorong bola dari garis pinggir ke tengah-tengah lapangan, menyusiri sisi lapangan, atau kedepan gawang. Lemparan kedalam biasanya mudah di kontrol dari pada tendangan karena lajur bola yang tidak begitu kencang dan memungkinkan pemain untuk menguasai penuh bola untuk menjadi peluang gol (Danny Mielke, 2007). Teknik lemparan kedalam tergantung pada arah lemparannya. Di daerah sepertiga lapangan pemain, tujuannya adalah untuk membawa bola mendekati gawang. Di lokasai ini, lemparan kepada satu tim di daerah pinalti adalah lemparan yang paling efektif. Lemparan kepada teman satu tim yang memainkan
3
bola kedaerah pinalti juga bisa dilakukan, idenya adalah melempar bola yang menghasilkan peluang menyerang yang paling efektif untuk mencetak gol (Danny Mielke, 2007). Agar bisa melemparan yang jauh dan kuat harus ada koordinasi dari otototot yang mendukung dalam melakukan lemparan ke dalam. Jika dilihat dengan sekilas gerakan melempar tersebut dilakukan oleh otot lengan saja namun pendapat tersebut tidak benar karena jika hanya dilakukan oleh otot lengan saja hasilnya tidak maksimal. Dengan demikian ada kesinambungan antara otot lengan dengan otot yang lainnya. Dalam pelaksanaan lemparan ke dalam memerlukan dukungan kekuatan otot perut yang besar. Peranan otot perut dalam pelaksanaan lemparan bola ke dalam adalah untuk menarik badan melengkung kebelakang pada daerah pinggang dan melecutkan togok ke depat saat melempar bola. Semakin besar kekuatan otot perut maka lecutan togok ke depan akan semakin kuatyang pada akhirnya hasil lemparan bola akan semakin jauh(Danny Mielke, 2007).MenurutZidan Muhdor (2007)dari hasil lemparan yang terjauh yaitu dengan sudut lemparan sebesar 45 drajat, mengingat konsidi dilapangan yang tidak menentu, maka menggunakan sudut lemparan sangat fleksibel tergantung dengan kebutuhan. Berdasarkan pengamatan penulis lemparan kedalam dalam permainan sepakbola di Indonesia itu hanya di pandang sebalah mata, hal ini terlihat kekita penulis mengamati pertandingan antaran Persebaya Surabaya melawan Persiba Balikpapan pada hari kamis 15:00 tanggal 10 september 2015 yang berahir dengan 4 : 1 dengan keunggulan Persebaya, dalam pertandingan tersebut
4
Persebaya melakukan lemparan kedalam yang di arahkan mendekati/memasuki daerah pinalti adalah sebanyak 6x dan hanya satu lemparan saja yang lemparannya sangat dekat dengan gawang lawan dan hamper menjadi gol, sedangan lemparan kedalam yang dilakukan oleh Persiba hanya 3x lemparan kedalam yang di lempar mendekati/memasuki daerah pinalti dan ketiga-tiganya tidak ada yang dilakukan lemparan jauh untuk mendekati gawang lawan. Artinya dalam pertandingan tersebut lemparan kedalam belum begitu di manfaatkan untuk setrategi mencetak gol.Sedangkan dalam PS. Tunas Perbawa Wanarata peneliti juga mengamati salah satunya pertandingan antara tuan rumah PS. Tunas Perbawa Wanarata melawan Datar FC Randudongkal pada hari minggu 26 juli 2015 yang berahir dengan hasil imbang 1 : 1, dalam pertandingan tersebut tidak ada peluang gol yang berawal dari lemparan kedalam namun lemparan kedalam hanya dilakukan untuk mengumpan dekat saja ke teman satu tim, artinya pelatih PS. Tunas Perbawa tidak memberikan setrategi penyerangan dari lemparan kedalam. Dari semua pengamatan peneliti mandapat kesimpulan, bahwa lemparan kedalam belum dimaksimalkan dalam pertandingan padahal jika bisa memanfaatkan lemparan kedalam dengan baik bisa di gunakan untuk setrategi penyerangan yang efektif. Peneliti juga mengamati saat para pemain PS. Tunas Perbawa melakukan latihan, salah satunya pada hari hari minggu tggal 2 agustus 2015, dalam latihan rutin tersebut para pemain melakukan lemparan kedalam dan hasilnya tidak banyak pemain yang bisa melakukan lemparan kedalam dengan jauh, setelah di amati secara mendalam itu disebabkan karena kurang memanfaatkan lecutan
5
tangan dan badan atau kurangnya kekuatan otot lengan dan otot perut, dan teknik lemparannya belum benar sehingga lemparannya tidak jauh. Berdasarkan uraian di atas, penelitiingin mengetahui apakah ada hubungan kekuatan otot lengan dan kekuatan otot perut dengan jauhnya hasil lemparan ke dalam pada permainan sepakbola pemain PS. Tunas Perbawa Wanarata tahun 2015.
1.2
Identifikasi Masalah Dalam uraian latar belakang masalah diatas, maka permasalahan dapat
diidentifikasi sebagai berikut : 1.2.1 Lemparan kedalam merupakan salah satu teknik yang sangat ampuh dalam menyerang, karena jika dapat melempar dengan jauh teknik ini sama peluang golnya dengan tendangan penjuru. 1.2.2 Para pemain Tunas Perbawa belum menggunakan lemparan kedalm sebagai setrategi penyerangan yang ampuh. 1.2.3 Lemparan kedalam termasuk salah satu teknik penting yang harus di berikan di dalam latiahan. 1.2.4 Sudut lambung bola dalam lemparan kedalam sangat berpengaruh dalam hasil jauhnya lemparan bola. 1.3 Pembatasan Masalah Dari hasil identifikasi masalah di atas, penelitian ini dibatasi hanya pada hubungan kekuatan otot lengan dan kekuatan otot perut dengan jauhnya hasil lemparan ke dalam pada pemain PS. Tunas Perbawa Wanarata 2015.
6
1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat di identifikasikan beberapa permasalahan, yaitu : 1.4.1 Apakah ada hubungan kekuatan otot lengan dengan jauhnya hasil lemparan ke dalam pada pemain PS. Tunas Perbawa Wanarata 2015? 1.4.2 Apakah ada hubungan kekuatan otot perut dengan jauhnya hasil lemparan ke dalam pada pemain PS. Tunas Perbawa Wanarata 2015? 1.4.3 Apakah ada hubungan kekuatan otot lengan dan kekuatan otot perut dengan jauhnya hasil lemparan ke dalam pada pemain PS. Tunas Perbawa Wanarata 2015?
1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah : 1.5.1 Untuk mengetahui apakah ada hubungan kekuatan otot lengan dengan jauhnya hasil lemparan ke dalam pada pemain PS. Tunas Perbawa Wanarata 2015. 1.5.2 Untuk mengetahui apakah ada hubungan kekuatan otot
perut
dengan jauhnya hasil lemparan ke dalam pada pemain PS. Tunas Perbawa Wanarata 2015.
7
1.5.3 Untuk mengetahui apakah ada hubungan kekuatan otot lengan dan kekuatan otot perut dengan jauhnya hasil lemparan ke dalam pada pemain PS. Tunas Perbawa Wanarata 2015.
1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1
Manfaat Teoritis Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pelaksanaan pembelajaran dan menambah wawasan ilmu pengetahuan serta diharapkan dapat digunakan sebagai sumber pengetahuan dalam penelitian selanjutnya.
1.6.2
Manfaat Praktis a. Bagi Pelatih Sebagai bahan penelitian pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di club sepak bola. b. Bagi Pemain Dengan adanya adanya hubungan antara kekuatan otot lengan dan kekuatan ototo perut maka siswa bisa melatih diri agar biasa maksimal dalam melakukan lemparan dalam. c. Bagi Peneliti Sebagai pengalaman untuk penelitian model pembelajaran dan sebagai
bahan
pendidikan
skripsi jasmani
untuk
mencapai
kesehatan
gelar
dan
sarjana rekreasi.