BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan mendidik adalah sifat khas yang dimiliki manusia. Kant (dalam Syamsudin, 2007:2.18) mengemukakan bahwa manusia hanya dapat menjadi manusia karena pendidikan. Tugas dan garapan pendidikan adalah mendidik setiap individu untuk mengembangkan potensinya secara optimal sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimilikinya. Guru yang efektif menurut Hasibuan (2004:43) adalah guru yang mampu membawa siswanya dengan ber hasil mencapai tujuan pembelajaran. Tolak ukur mengenai efektifitas pembelajaran adalah tercapainya tujuan pembelajaran dan hasil belajar yang tinggi. Untuk mencapai tingkat efektivitas mengajar yang tinggi guru harus menguasai perbuatan mengajar yang kompleks, dan perbuatan yang kompleks tidak dapat dikuasai secara langsung. Konteks pembelajaran yang berhasil ditunjukkan dengan dikuasainya materi pembelajaran yang telah disajikan guru. Salah satu komponen penting dalam
pembelajaran adalah
guru yang tidak terlepas dari permasalahan
mendidik dan mengajar. Dalam suatu perencanaan guru diharapkan merumuskan tujuan yang hendak dicapai, bahan pelajaran atau isi pelajaran yang dapat mengantarkan siswa mencapai tujuan, cara yang akan diciptakan guru agar siswa mencapai
1
2
tujuan, menciptakan dan menggunakan alat atau media untuk mengetahui atau mengukur tercapai tidaknya tujuan. Kondisi SDN Lebbek II Pakong dalam kegiatan belajar mengajar, penulis menemui beberapa kendala, minimnya sarana dan prasarana yang kurang memadai dalam upaya meningkatkan kreasi dan minat siswa dalam mata pelajaran PKn belum dicapai secara maksimal. Dari hasil ulangan harian yang dicapai siswa kelas V materi mendeskripsikan NKRI masih menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Dari 27 orang siswa, hanya 17 orang (63%) yang berhasil mencapai nilai minimal 60, (nilai KKM mata pelajaran PKn kelas V), dan sebanyak 10 orang (37%) masih belum tuntas. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan penulis dibantu teman sejawat, sejumlah faktor yang diduga sebagai faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa tentang mendeskripsikan NKRI antara lain adalah: a) motivasi, aktifitas dan minat belajar siswa dalam mata pelajaran PKN sangat kurang; b) guru kurang bervariasi dalam menggunakan metode dan media pembelajaran untuk membantu penguasaan dan pemahaman siswa; c) guru kurang memberikan latihan serta bimbingan terhadap siswa sehingga siswa kurang aktif dalam mengikuti pelajaran. Dari hasil refleksi terhadap masalah di atas, penulis sebagai guru kelas V berusaha untuk meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi mendeskripsikan NKRI, dengan menggunakan model pembelajaran simulasi sosial. Karena dengan simulasi, siswa bisa berpikir semakin kritis dan bisa
3
mengambil keputusan melalui simulasi tersebut sesuai dengan isi hatinya dan lebih bisa menghayati dalam kehidupannya. Simulasi sosial adalah suatu studi perbandingan dengan sistem elektro mekanik yang mengacu pada teori Sibernetika. Menurut teori sibernetik, belajar adalah pengolahan informasi. Sekilas, teori ini mempunyai kesamaan dengan teori kognitif yang mementingkan proses. Proses memang penting dalam teori sibernetik, namun yang lebih penting lagi adalah “system informasi” yang diproses itu. Informasi inilah yang akan menentukan proses. jadi teori ini menganalogkan bahwa siswa belajar sebagai sistem yang dapat mengendalikan umpan balik sendiri yang menyerupai mesin (Hanifah, 2011:5-13). Dengan perkataan lain, salah satu cara untuk meningkatkan pemahaman dan penguasaan siswa tentang materi mendeskripsikan NKRI melalui model pembelajaran simulasi sosial secara optimal. Hal ini diyakini dapat membantu proses belajar mengajar di SDN Lebbek II Pakong khususnya mata pelajaran PKn. Penggunaan model pembelajaran simulasi sosial adalah untuk membangkitkan minat belajar siswa. Selanjutnya pengajaran disajikan dalam bentuk yang sesuai dengan tingkat kemampuan berfikir siswa, yang disampaikan dalam bentuk pembelajaran siswa aktif, di mana siswa banyak terlibat dalam proses belajar sehingga dapat membangkitkan minat siswa. Oleh karena itu mengacu pada uraian dari latar belakang di atas maka penulis melakukan penelitian dengan judul ”Peningkatan Hasil Belajar PKN
4
Materi Mendeskripsikan NKRI Melalui Penerapan Metode Simulasi Sosial Pada Siswa Kelas V SDN Lebbek II Pakong Pamekasan”.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana penerapan pembelajaran simulasi sosial untuk meningkatkan hasil belajar materi mendeskripsikan NKRI pada siswa kelas V SDN Lebbek II Pakong Pamekasan? 2. Bagaimana peningkatkan hasil belajar materi mendeskripsikan NKRI melalui pembelajaran simulasi sosial pada siswa kelas V SDN Lebbek II Pamekasan?
1.3 Tujuan Penelitian Kegiatan Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan, sebagai berikut : 1. Medeskripsikan
penerapan
pembelajaran
simulasi
sosial
untuk
meningkatkan hasil belajar materi mendeskripsikan NKRI pada siswa kelas V SDN Lebbek II Pakong Pamekasan. 2. Mendeskripsikan peningkatkan hasil belajar materi mendeskripsikan NKRI melalui pembelajaran simulasi sosial pada siswa kelas V SDN Lebbek II Pamekasan.
5
1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat bagi guru a. Untuk memperbaiki kualitas pembelajaran yang dikelola guru, khususnya dalam mata pelajaran PKN dalam materi mendeskripsikan NKRI. b. Membuat guru lebih percaya diri melalui pengalaman penggunaan metode simulasi sosial pada materi mendeskripsikan NKRI. c. Guru mendapat kesempatan untuk berperan aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola pembelajaran PKn menggunakan model simulasi sosial. 2. Manfaat bagi sekolah Manfaat bagi institusi atau sekolah dapat dijabarkan sebagai berikut : a. Sumbangan positif terhadap peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah, khususnya mata pelajaran PKN.. b. Memperbaiki proses dan hasil belajar pada materi mendeskripsikan NKRI.
1.5 Batasan Istilah 1. Hasil belajar Hasil belajar adalah suatu kemampuan yang dimiliki atau diperoleh melalui hasil interaksi individu dengan lingkungan, baik lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, maupun lingkungan masyarakat sehingga dapat membawa dampak terhadap perubahan-perubahan perilaku yang
6
sangat positif dan signifikan baik berupa pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), maupun kemampuan psikomotor (Asmawi, 2005:2.16). Hasil belajar menurut Badjuri (dalam Winataputra 2005:2.5) berupa perubahan perilaku atau tingkah laku. Peserta didik yang belajar akan berubah atau bertambah perilakunya, baik yang berupa pengetahuan, keterampilan motorik, penugasan nilai-nilai (sikap). Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku yang diakibatkan oleh kegiatan pembelajaran. 2. Simulasi Sosial Simulasi sosial adalah suatu studi perbandingan dengan sistem elektro mekanik yang mengacu pada teori Sibernetik. Menurut teori ini belajar adalah pengolahan informasi. Sekilas, teori ini mempunyai kesamaan dengan teori kognitif yang mementingkan proses. Proses memang penting dalam teori sibernetik, namun yang lebih penting lagi adalah “system informasi” yang diproses itu. Informasi inilah yang akan menentukan proses (Hanifah, 2011:5-13). 3. Mata Pelajaran PKn Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dapat dinyatakan sebagai seleksi dan adaptasi dari lintas disiplin dari ilmu-ilmu sosial, ilmu kewarganegaraan,
humaniora
dan
kegiatan
dasar
manusia
yang
diorganisasikan dan disajikan secara psikologis dan ilmiah untuk mencapai salah satu tujuan IPS (Somantri, 2001:159).
7
Lebih
lanjut
Somantri
(2001:154)
mengungkapkan
bahwa
“Pendidikan Kewarganegaraan merupakan usaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar yang berkenaan dengan hubungan antara warga negara dengan negara serta pendidikan bela negara agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara”. Sementara dalam Kurikulum 2004 disebutkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan (citizenship), dalah merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa yang menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depniknas, 2003:7). Berdasarkan beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan
adalah
merupakan
bagian dari ilmu
pendidikan sosial (IPS) yang dipersiapkan untuk membekali peserta didiknya dengan pengetahuan dan keterampilan dasar dengan
hubungan
antara
warga
yang berkenaan
negara dengan
negara yang
dilaksanakan dengan proses pembinaan dan pembelajaran agar menjadi warganegara yang baik, iman, dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki nasionalisme (rasa kebangsaan) yang kuat/mantap, sadar serta mampu
melaksanakan
hak
dan
kewajiban
dirinya
sebagai
manusia, warga masyarakat dan bangsa negaranya, taat asas/ketentuan (rule of law), demokratis dan partisipatif, aktif serta kreatif dalam
8
kebhinekaan
kehidupan
masyarakat-bangsa-negara
madani
(civil
sociaty) yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta kehidupan yang terbuka, mendunia (global) dan modern tanpa melupakan jati diri masyarakat bangsa dan negaranya. 4. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Negara Kesatuan Republik Indonesia disingkat NKRI. NKRI adalah negara yang wilayahnya membentang antara kota Sabang dan Kota Merauke. Kota Sabang di sebelah paling barat Indonesia dan Kota Merauke di sebelah timur Indonesia. Kota Sabang berada di wilayah provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Kota Merauke berada di wilayah provinsi Papua. (Widihastuti, 2008:3).