BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Keadaan darurat (Emergency) menurut Federal Emergency Management Agency (FEMA) dalam Emergency Management Guide for Business and Industry (1993) merupakan segala kejadian yang tidak direncanakan yang dapat menyebabkan kematian atau injuri yang signifikan pada para pekerja, pelanggan atau masyarakat numum; atau kejadian yang dapat mematikan bisnis atau usaha, menghentikan kegiatan operasional, menyebabkan kerusakan fisik atau lingkungan, atau sesuatu yang dapat mengancam kerugian fasilitas keuangan atau reputasi perusahaan di mata masyarakat. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam
dan
mengganggu
kehidupan
dan
penghidupan
masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
122
Berdasarkan kondisi geografis, geologis, hidrologis dan demografis, Indonesia memiliki tingkat kerawanan tinggi terhadap terjadinya bencana, baik yang disebabkan oleh faktor alam, faktor non-alam maupun faktor manusia. Dampak utama bencana seringkali
menimbulkan
korban
jiwa
manusia,
kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda dan dampak kerusakan non materi maupun psikologis. (Penanggulangan Bencana 2007) Era globalisasi, kemajuan teknologi dan informasi dewasa ini menyebabkan masyarakat dengan cepat dapat menyerap berbagai informasi. Informasi tersebut membawa perubahan terhadap pengetahuan, cara pandang, sikap dan pola hidup masyarakat. Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan status sosial, maka terjadi pula perubahan perilaku konsumen di bidang kesehatan yaitu masyarakat semakin menuntut aspek kualitas, kecepatan dan kenyamanan pelayanan. Kerusakan yang diakibatkan bencana merupakan pemicu tidak berfungsinya layanan
kesehatan (Functional
Collapse) dan
fasilitasnya (Structural Collapse) (PAN AMERICAN HEALTH ORGANIZATION 2008).
123
Bencana merupakan pemicu tidak berfungsinya layanan kesehatan dan fasilitasnya. Selanjutnya, rumah sakit yang dibangun tanpa mempertimbangkan risiko bencana dan mengabaikan aspek pemeliharaan
dapat
memperburuk
layanan
kesehatan
dan
fasilitasnya seiring waktu. Namun, tingkat kerentanan fasilitas kesehatan dapat dikurangi dengan cara peningkatan kapasitasnya yang salah satunya adalah konsep safe hospital. Safe hospital bertujuan untuk melindungi hidup pasien, pengunjung dan staf, melindungi inventarisasi berupa perlengkapan dan alat kesehatan dan melindungi performa fasilitas kesehatan, maksud strategi rumah sakit yang selamat dari bencana ini adalah untuk memastikan bahwa rumah sakit tidak hanya akan tetap berdiri bila ada bencana, tapi juga akan berfungsi secara efektif tanpa gangguan apapun. . Rumah Sakit memiliki peranan kunci dalam menanggulangi kegawatdaruratan dan bencana (Turner 2006). Selama keadaan darurat atau bencana, rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya harus tetap selamat, dapat diakses dan berfungsi pada kapasitas maksimum untuk membantu menyelamatkan nyawa. Mereka harus terus memberikan layanan penting seperti medis dan perawatan, laboratorium serta pelayanan kesehatan lainnya. Sebuah rumah
124
sakit yang selamat harus tetap terorganisir dengan disaster plan dan tenaga kesehatan terlatih guna menjaga jaringan operasional (World Health Organization, 2009). Tidak terkecuali RSUD Prambanan, sebagai Rumah Sakit Umum yang sedang mengedepankan siaga bencana, rumah sakit ini diharapkan mampu menghadapi keadaan darurat dan bencana khususnya
bencana
gempa
bumi,
bencana
kebakaran
dan
penanggulangan korban massal. Untuk memastikan bahwa rumah sakit dan fasilitas kesehatan dapat menghadapi keadaan darurat dan bencana, diperlukan analisis kesiapsiagaan Rumah Sakit dalam penanggulangan bencana. B. Perumusan Masalah Berdasarkan
latar
belakang
penelitian,
maka
dapat
dirumuskan masalah penelitian yaitu: sejauh mana kesiapsiagaan Rumah Sakit Umum Daerah Prambanan dalam menghadapi keadaan darurat dan bencana? .
125
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Menganalisis Kapasitas Fungsional Rumah Sakit Umum Daerah Prambanan dalam menghadapi bencana. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui kebijakan yang di miliki RSUD Prambanan dalam menghadapi bencana. b. Mengidentifikasi kendala dalam pelaksanaan
tanggap
bencana di RSUD Prambanan. c. Mengetahui sumber daya yang di miliki RSUD Prambanan dalam menghadapi bencana. d. Untuk mengukur indeks kapasitas fungsional di RSUD Prambanan. e. Memberikan
rekomendasi
manajemen bencana.
pada
RS
terkait
dengan
126
D. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat bagi Rumah Sakit sebagai masukan dalam menentukan perencanaan dan pengendalian dalam persiapan menghadapi bencana, sehingga apabila terjadi suatu bencana Rumah Sakit sudah siap dengan segala persiapannya . 2. Dapat memberikan manfaat bagi penelitian selanjutnya dimana data penelitian dan analisisnya dapat dipakai sebagai bahan masukan dalam menggali dan mengembangkan lagi secara lebih sistematis dan terperinci untuk kepentingan dan tujuan yang berbeda. E. Keaslian Penelitian 1. Rianita, Tentrem. 2011. Analisis Kapasitas Fungsional RSU PKU Muhammadiyah Bantul Dalam Penanggulangan Bencana. Tesis Magister Manajemen Rumah Sakit Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. namun penelitian ini hanya menilai kapasitas fungsional rumah sakit dengan lokasi penelitian RSU PKU Muhammadiyah Bantul
127
2. Sukardi. 2009. Kesiapsiagaan Eksternal dan Internal RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu dalam Menghadapi Ancaman Bencana Gempa Bumi di Provinsi Bengkulu. Tesis Magister Manajemen Rumah Sakit. Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. 3. Etik Iriani Purbanisngsih, 2006, “Kajian Sistem Mitigasi Bencana Banjir Kali Bekasi”