BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Saat ini masyarakat mulai memikirkan pentingnya melakukan investasi. Meningkatnya kebutuhan hidup dan perlunya jaminan hari tua membuat masyarakat mulai selektif memilih jenis investasi yang akan dilakukan. Investasi jangka panjang maupun jangka pendek menawarkan kelebihan dan kekurangan masing – masing. Salah satu investasi yang dilakukan masyarakat adalah dengan melakukan jual beli saham di pasar modal. Dalam menginvestasikan dananya, investor perlu memperhitungkan risk and return yang akan diterimanya. Return merupakan hasil yang diharapkan oleh investor atas dana yang diinvestasikannya. Sementara risk adalah risiko yang akan ditanggung untuk memperoleh return yang diharapkan. Oleh karenanya, para investor perlu menganalisa apakah keuntungan yang diperoleh akan lebih besar dari risiko yang dihadapi. Risiko para investor tersebut dapat timbul akibat beberapa informasi yang masuk ke pasar seperti situasi politik yang tidak menentu, munculnya kebijakan pemerintah, ketidakpastian dunia usaha, dan krisis global yang sampai saat ini masih melanda dunia termasuk Indonesia. Di tengah maraknya aliran keuangan berbasis perilaku (behavioral finance), ternyata hipotesis pasar yang efisien (efficient market hypothesis) masih menarik untuk didiskusikan. Terbukti masih adanya pro dan kontra tentang hipotesis pasar
1
yang efisien di kalangan akademisi dan praktisi di bidang keuangan. Pasar yang efisien adalah pasar dimana harga semua saham yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia, baik informasi masa lalu (misalnya laba perusahaan tahun lalu), informasi saat ini (misalnya rencana pembagian dividen tahun ini), maupun informasi yang bersifat pendapat atau opini rasional yang beredar di pasar yang bisa mempengaruhi perubahan harga (Tandelilin, 2001) Perdebatan tentang pasar yang efisien masih sering terjadi sampai saat ini. Disatu sisi terdapat banyak penelitian memberikan bukti empiris yang mendukung konsep pasar yang efisien. Namun disisi lain muncul sejumlah penelitian yang menyatakan adanya anomali pasar, yang merupakan penyimpangan terhadap hipotesis pasar yang efisien. Anomali pasar tersebut antara lain low P/E ratio, January effect, size effect, serta day of the week effect. Anomali pasar seringkali menjadi perdebatan. Hal ini disebabkan karena anomali pasar merupakan hal yang melanggar hipotesis pasar yang efisien. Anomali pasar yang bersifat musiman merupakan bentuk penyimpangan dari hipotesis pasar yang efisien. Berbagai penelitian yang dilakukan mengenai pola perubahan return saham di pasar modal menghasilkan kesimpulan yang beragam. Beberapa penelitian yang dilakukan di Bursa Efek Indonesia menunjukkan bahwa terjadi the day of the week effect di Bursa Efek Jakarta. Namun ada juga penelitian yang mengatakan bahwa tidak terjadi week–four effect di Bursa Efek Jakarta. Rata – rata penelitian tersebut hanya dilakukan selama satu periode saja, sehingga sulit melihat adanya fenomena anomali pasar yang terjadi di Bursa Efek.
2
Telah banyak hasil penelitian yang menyimpulkan bahwa return saham harian di pasar modal di beberapa negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris dan Jepang menunjukkan adanya pengaruh weekend effect yang cukup signifikan terhadap return saham. Hasil penelitian mengenai pola perubahan return saham di pasar
modal
memberikan
kesimpulan
yang
beragam.
French
(1980)
mengemukakan adanya return saham yang tidak normal sepanjang akhir minggu. Beberapa penelitian yang mendiskusikan fenomena Monday effect atau weekend effect menggunakan berbagai periode waktu dan berbagai indeks return saham yang berbeda. Anomali ini tidak hanya terjadi di AS namun juga terjadi di pasar modal negara lain, bahkan anomali ini juga terjadi pada berbagai tipe sekuritas. French (1980) dan Rogalski (1984) menyampaikan temuannya tentang fenomena Monday effect di pasar modal AS. Rogalski (1984) dalam Cahyaningdyah (2005) menemukan adanya hubungan yang menarik antara fenomena Day of the Week Effect dengan January Effect, dimana ditemukan bahwa rata-rata return negatif pada hari Senin, menghilang pada bulan Januari. Hal ini disebabkan adanya January Effect, yaitu adanya kecenderungan return yang lebih tinggi pada bulan Januari dibandingkan dengan bulan-bulan yang lainnya. Kato (1990) menemukan return terendah terjadi pada hari Selasa di Bursa Efek Jepang (Tuesday effect). Aly, et al. (2004) menguji tingkat efisiensi pasar di pasar modal yang sedang berkembang, yaitu di Mesir yang menggunakan 4 hari bursa dalam seminggu. Hasilnya mengindikasikan bahwa rata-rata return pada hari Senin adalah positif dan signifikan, namun tidak ada perbedaan return yang signifikan dengan ketiga hari lainnya. Artinya tidak ada indikasi adanya pola
3
return harian di pasar modal Mesir, sehingga return pasar konsisten dengan efisiensi pasar bentuk lemah. Beberapa penelitian tentang day of the week effect di Bursa Efek Jakarta menunjukkan hasil yang sangat bervariasi. Dalam Kamaludin (2004), Algifari menemukan adanya fenomena day of the week effect pada Bursa Efek Jakarta. Suwarni (2002) membuktikan bahwa tidak ditemukan adanya day of the week effect pada return IHSG di Bursa Efek Jakarta. Wong dan Yuanto (1999) berhasil mengidentifikasi adanya Tuesday effect dan weekend effect pada Bursa Efek Jakarta sedang Kamaludin (2004) sendiri menemukan adanya day of the effect pada Bursa Efek Jakarta, dimana return terendah terjadi pada hari Senin dan return tertinggi terjadi pada hari Jum’at. Cahyaningdyah (2005) berhasil menemukan day of the week effect pada Bursa Efek Jakarta, dimana return terendah terjadi pada hari Senin (Monday effect) dan return tertinggi terjadi pada hari Jum’at (weekend effect). Penelitian yang dilakukan oleh Sun dan Tong (2002) menemukan adanya fenomena bahwa day of the week effect secara signifikan terjadi pada minggu keempat saja. Penelitian ini sekaligus menguatkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wang dan Erickson (1997) menemukan adanya fenomena day of the week effect pada minggu keempat. Lakonishok dan Maberly (1990) melakukan penelitian terhadap faktorfaktor yang mempengaruhi return saham harian di New York Stock Exchange (NYSE). Dalam penelitian tersebut muncul dugaan bahwa return saham NYSE dipengaruhi oleh pola aktivitas perdagangan harian yang dilakukan oleh investor individu. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa investor individu
4
melakukan lebih banyak transaksi pada hari senin, tingginya aktivitas perdagangan hari Senin tersebut disebabkan keinginan investor individu untuk menjual saham lebih tinggi dibanding keinginan untuk membeli saham. Akibatnya harga saham pada hari perdagangan Senin cenderung lebih rendah dibanding hari perdagangan lain karena adanya tekanan jual di pasar. Mills dan Couts (1995) menguji calender effect di London Stock Exchange, pengujian dilakukan terhadap Financial Time-Stock Exchange (FT-SE) indeces dan ditemukan bahwa poal seasonalitas return saham terjadi di London Stock Exchange. Keragaman hasil penelitian dan argumentasi yang dikemukakan mengenai fenomena anomali pasar menjadikan fenomena ini tetap menarik untuk diteliti. Hal ini mendorong peneliti untuk melakukan penelitian tentang fenomena anomali pasar di Bursa Efek Indonesia.
1.2. Rumusan Masalah Penelitian-penelitian terdahulu yang telah dilakukan menghasilkan bukti empiris bahwa adanya return negatif yang persisten pada perdagangan hari Senin. Lakonishok dan Maberly (1990) menemukan bahwa investor institusional melakukan lebih sedikit transaksi pada hari Senin sementara investor individual melakukan lebih banyak transaksi dengan penjualan yang lebih dominan. Selain itu, Abraham dan Ikenberry (1994) menemukan bahwa tekanan jual dari investor individual secara substansial lebih tinggi jika ada informasi yang tidak baik (bad news) pada hari Jumat sebelumnya, sebagai proksi untuk return Senin yang
5
negatif. Sementara Rogalski (1984) mengemukakan bahwa rata-rata return Senin dalam bulan Januari adalah positif sementara return Senin di bulan lainnya adalah negatif. Ini menunjukkan fenomena Monday effect menghilang pada bulan Januari. Fenomena ini selanjutnya dikenal dengan istilah Rogalski effect. Berdasarkan pada latar belakang masalah tersebut di atas, maka permasalahan penelitian ini adalah: 1.
Apakah terdapat pengaruh hari Senin (Monday Effect) terhadap return saham di Bursa Efek Indonesia?
2.
Apakah terdapat return negatif yang terjadi pada hari Senin didahului oleh adanya return negatif pada hari Jumat minggu sebelumnya?
3.
Apakah return hari Senin pada bulan April adalah lebih tinggi dibandingkan return Senin pada bulan lainnya?
1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh hari perdagangan (Monday effect) terhadap return saham serta fenomena-fenomena yang berkaitan dengan pengaruh Jumat minggu sebelumnya, dan Rogalski effect.
1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan beberapa manfaat sebagai berikut:
6
Manfaat Empiris: Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan khasanah ilmu bagi pembaca dalam pengembangan teori pasar modal, khususnya teori pasar efisien dalam melihat faktor hari perdagangan saham terhadap return saham di pasar modal. Manfaat Kebijakan: Hasil penelitian diharapkan mampu memberikan masukan kepada berbagai pihak baik yang terlibat langsung maupun tidak langsung di pasar modal dalam hal ini investor dan calon investor yang dapat menggunakan hasilnya dalam menganalisa investasi dan keputusan investasi yang berjalan atau yang hendak dilakukan. Berupa informasi pergerakan harga saham selama hari perdagangan di bursa yang berhubungan dengan kapan (timing) untuk strategi jual-beli saham bagi investor dan calon investor.
1.5. Sistematika Penulisan Bab I : Merupakan pendahuluan yang menjelaskan hal-hal yang melatarbelakangi munculnya penelitian ini. Menguraikan rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat yang diperoleh dari penelitian ini. Bab II : Merupakan tinjauan pustaka dan pengembangan hipotesis serta review penelitian terdahulu yang nantinya dapat menjadi acuan dalam menganalisis serta membahas hasil penelitian, dalam bab ini juga terdapat hipotesis penelitian. Bab III : Merupakan gambaran metodologi yang digunakan oleh peneliti untuk menentukan sampel sampai dengan pengujian hipotesis
7
Bab IV : Tentang analisis data, interpretasi dan pembahasan hasil penelitian Bab V : Penutup, yang terdiri dari kesimpulan, keterbatasan penelitian dan saran bagi peneliti selanjutnya.
8