1
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Industrial Keamanan telah mengalami banyak kemajuan, hal ini setelah
kejadian 11 September 2001 di Amerika Serikat dan berdampak kepada Keamanan secara Internasional (Djamin, 2011) Industrial Keamanan sebagai bentuk pengamanan swakarsa pada Sector tradisional, sejak dulu dikenal adanya ronda kampung, yang kemudian disempurnakan dengan sebutan sistem pengamanan / Keamanan lingkungan disingkat (siskamling) (Djamin, 2011). Dan disektor modern sekarang ini, perusahaan dalam segala bentuk dan kegiatanya seperti pabrik, hotel, perbankan, mall, perkebunan, pertambangan, instalasi penting seperti Pembangkit tenaga listrik, serta instansi Negara dan pemerintah, kedutaan besar asing, kampus universitas, dikenal dengan sebutan Industrial Keamanan atau Keamanan yang bertanggungjawab kepada pimpinan dari perusahaan dan instansi yang bersangkutan (Djamin, 2011). Di Indonesia setelah peristiwa bom
Bali 12 Oktober 2002 secara
mendadak juga meningkatkan Keamanan ditempat-tempat umum, disamping tenaga satuan pengamanan (Satpam / Keamanan) juga memanfaatkan alat-alat Keamanan, seperti Metal Detector, dan kamera CCTV (Closed Circuit Television) dan lain-lain. Sehingga keberadaan Keamanan dengan adanya hubungan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
Industrial Keamanan yaitu hubungan antara pengusaha dan buruh / pekerja yang dapat mengurangi Loss akibat unjuk rasa, mogok kerja dan lain-lain bahkan dapat meningkatkan produktivitas perusahaan (Djamin, 2011). Perkembangan Keamanan yaitu dengan adanya AMSI sebagai Asosiasi Manager Keamanan Seluruh Indonesia dan ABUJAPI sebagai Asosiasi Badan Usaha Jasa Pengamanan Indonesia masih relatif baru dan perlu perbaikan secara berkala dan terus menerus karena keberadaan sangat menentukan sebagai mitra Polri dalam mengemban fungsi kepolisian. Undang-undang No.2 Tahun 2002, menugaskan Polri memberikan pembinaan teknis, koordinasi dan pengawasan atas Polsus, PPNS (Penyidik Pegawai Negeri Sipil) dan bentuk-bentuk Pengamanan Swakarsa, dimana Industrial Keamanan merupakan unsur utamanya. Di Indonesia karena ada tugas Polri mengenai Industrial Keamanan (sebagai bentuk pengamanan swakarsa) maka Management Keamanan mempunyai arti ganda, pertama adalah Management suatu instansi / perusahaan, kedua Management Keamanan menjadi tugas Polri. Menurut undang-undang No. 12 Tahun 2002, yaitu Pembinaan teknis, koordinasi, dan pengawasan atas Industrial Keamanan di Indonesia diemban oleh AMSI dan ABUJAPI sebagai mitra kepolisian (Djamin, 2011). Keamanan menurut (Djamin, 2011) berasal dari dua sumber, yaitu satpam organik / Keamanan tetap Keamanan yang direkrut oleh perusahaan sebagai karyawan dan Alih Daya yang berasal dari badan usaha dibidang jasa pengamanan Outsourcing / Alih Daya. Keamanan Organic / Keamanan tetap perusahaan sifat hubunganya adalah hubungan tenaga kerja Industrial yang terikat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
undang-undang ketenagakerjaan (UU NO.13 Tahun 2003) sedangkan Keamanan Alih Dayadengan perusahaan bersifat kontraktual atau perjanjian, yaitu Perjanjian kerjasama antara perusahaan user (pengguna) dengan BUJP (Badan Usaha Jasa Pengamanan) sebagai pengada tenaga kerja pengamanan (Djamin, 2011). Awalnya perusahaan Keamanan Alih Dayamenyediakan jenis pekerjaan yang tidak berhubungan langsung dengan bisnis inti perusahaan dan tidak mempedulikan jenjang karier, seperti operator telepon, Call Center, petugas Satpam / Keamanan dan tenaga kerja Cleaning Service (petugas kebersihan) Namun saat ini penggunaan Keamanan Alih Daya semakin meluas keberbagai lini kegiatan perusahaan, dengan menggunakan tenaga kerja Keamanan Alih Daya perusahaan tidak perlu repot menyediakan fasilitas maupun tunjangan uang makan hingga asuransi kesehatan, sebab yang bertanggung jawab adalah perusahaan Keamanan Alih Daya. Meskipun menguntungkan perusahaan, sistem ini merugikan untuk Keamanan Alih Daya, selain tidak ada jenjang karier terkadang gaji pekerja Keamanan Alih Dayadipotong oleh perusahaan induk, Prosentase potongan gaji ini mencapai 30 persen, sebagai jasa bagi perusahaan Keamanan Alih Daya. Menurut pasal 66 ayat 2 huruf c Undang-Undang No.13 Tahun 2003, penyelesaian perselisihan yang timbul menjadi tanggung jawab perusahaan penyedia jasa, walaupun yang dilanggar oleh karyawan Keamanan Alih Daya adalah peraturan perusahaan pemberi pekerjaan yang berwenang meyelesaikannya adalah perusahaan penyedia jasa. (Hr. Centro, 2010) Didalam bekerja semua pekerja mempunyai harapan yang baik terhadap perusahaan, dan sebagian karyawan pasti mengharapkan sesuatu dari perusahaan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
tempat ia bekerja apapun profesinya berharap mendapatkan kesejahteraan yang dapat mencukupi kehidupan keluarga dan menjamin kebutuhan sosialnya sesuai dengan usaha yang dilaksanakan sebagai karyawan dan harapan inilah yang menjadi kontrak psikologis yang melibatkan kewajiban timbal balik perusahaan dengan karyawanya. (jtanzilco, 2012). Semua pekerja baik sebagai pekerja kontrak ataupun permanen semuanya ingin mencapai apa yang dinamakan Kebahagiaan dan Kepuasan Hidup dalam kata lain Kebahagiaan dan kepuasaan hidup adalah dua hal yang ingin dicapai oleh
setiap
manusia.
Namun
dalam
pencapaiannya
tiap-tiap
individu
menggunakan cara yang berbeda dan menemukan hambatan yang berbeda pula. Lebih lanjut peneliti perlu menekankan bahwa Kebahagiaan dan kepuasaan adalah dua hal yang berbeda, namun keduanya berkorelasi tinggi (Gundlach & Kreiner, 2004). Kebahagiaan (Happiness) menurut Diener (dalam Gelati, dkk, 2006) adalah seluruh penilaian tentang hidup beserta keseluruhannya. Sedangkan Kepuasan Hidup (Life Satisfaction) adalah derajat penilaian individu terhadap keseluruhan kualitas hidup sebagai sesuatu yang menyenangkan, dengan kata lain adalah bagaimana seseorang menyukai hidup yang ia jalani (Gundlach & Kreiner, 2004). Dari kedua definisi diatas dapat dibedakan bahwa Kebahagiaan adalah evaluasi hidup yang sifatnya emosional, sedangkan Kepuasan Hidup lebih bersifat kognitif dan konkrit (Gundlach & Kreiner, 2004). Tidak hanya Kebahagiaan dan Kepuasan Hidup saja yang terdapat pada pekerja dalam hal ini karakter positif atau yang disebut dengan Karakter positif juga merupakan sesuatu yang tidak kalah pentingnya. Karakter positif menurut Peterson dan Seligman (2005)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
mengarahkan individu pada pencapaian Virtues (keutamaan). Peterson & Seligman lebih lanjut mengatakan bahwa tinjauan mengenai Karakter positif diawali oleh asumsi bahwa karakter adalah suatu yang plural, sehingga perlu dilakukan pemisahan antara beberapa bentuk karakteristik positif, barulah kemudian merencanakan bagaimana untuk mengukurnya sebagai sesuatu yang bersifat Individual Differences. Karakteristik positif sendiri dibagi ke dalam 3 level (Peterson & Seligman, 2004) yaitu: Virtues, Karakter positif, dan Situational Themes yang merupakan karakteristik positif
yang terdapat pada individu
(widyanti, 2009). Sesuai dengan penjelasan dan uraian yang telah dikemukakan, peneliti ingin mengetahui, apakah ada perbedaaan pada pekerja yang berprofesi sebagai pekerja dibidang Keamanan (Keamanan) yang status kepegawaianya berbeda yaitu Petugas Keamanan tetap dengan Keamanan Alih Daya tentang kebahagianya, Kepuasan Hidupnya, dan Karakter positif diantara keduanya yang sama-sama sebagai pekerja Keamanan. Penelitian ini akan dilaksanakan kepada petugas Keamanan yang bertugas di PT. PLAZA INDONESIA REALTY Tbk. Beralamat di Jl.M.H. Thamrin Kav, 29-30 Jakarta Pusat. Karakteristik subjek pendidikan minimal SMA, Usia 20 sampai dengan 45 tahun, sudah menjalani pendidikan satpam minimal gadapratama, pengambilan data dilakukan secara langsung peneliti mendatangi subjek dengan memberikan kuesioner. Desain penelitian yang digunakan adalah Non-Experimental dengan cara pengambilan data melalui Stratified Random Sampling proporsional yaitu dengan mengambil jumlah sama besar sampel yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
mewakili dari dua populasi Keamanan yaitu populasi Keamanan Organic (Keamanan tetap) dan Keamanan Alih Daya. Peneliti menggunakan alat ukur psikologi yaitu: skala Kebahagiaan, skala Kepuasan Hidup dan skala CharacterStrength. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode Kuantitatif dengan perhitungan Uji T / T Test: Uji beda rata-rata dua sampel, kemudian dilakukan perhitungan statistik dengan metode SPSS 17.0 diketahui setelah proses input data responden untuk menjamin dan akurasi perhitungan penelitian.
1.2.
Masalah Penelitian Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada latar belakang
maka
penelitian ini akan memberikan hasil dan dapat diketahui mengenai. 1. Apakah ada perbedaan Kebahagiaan antara Petugas Keamanan tetap dan Keamanan Alih Daya? 2. Apakah ada perbedaan Kepuasan Hidup antara Petugas Keamanan tetap dan Keamanan Alih Daya? 3. Apakah ada perbedaan Karakter positif antara Petugas Keamanan tetap dan Keamanan Alih Daya?
1.3.
Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian ini adalah ingin mengetahui apakah ada perbedaan
Kebahagiaan, Kepuasan Hidup, dan Karakter positif diantara dua kelompok
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
Petugas Keamanan tetap dengan Keamanan Alih Daya yang sama-sama sebagai pekerja Keamanan. 1.4.
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memiliki dua manfaat secara garis besar yaitu
manfaat teoritis dan manfaat praktis secara umum dan khusus. 1.
Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan tingkat Kebahagiaan, Kepuasan Hidup dan karakter positif
(Karakter positif) diantara
dua
kelompok
Petugas
Keamanan tetap dengan Alih Daya yang sama-sama sebagai pekerja Keamanan. 2.
Sedangkan secara praktis penelitian ini dapat memberikan tambahan informasi secara umum kepada masarakat tentang perkembangan Keamanan saat ini.
3.
Secara khusus untuk Instansi / Perusahaan dapat dijadikan referensi didalam mengambil kebijakan terhadap pekerja Petugas Keamanan tetap maupun Keamanan Alih Daya sebagai karyawan, dan juga lembaga pengada tenaga kerja Keamanan / Industrial Keamanan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
1.5.
Sistematika Penelitian Bab I. Pendahuluan Menjelaskan mengenai latar belakang peneliti melakukan penelitian
mengenai Industrial Keamanan dengan dinamikanya, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian. Bab II. Tinjauan pustaka Dijelaskan mengenai teori-teori yang digunakan untuk menganalisis dan menjawab permasalahan-permasalahan. Teori-teori ini meliputi teori mengenai Kebahagiaan hidup (Happines), Teori Kepuasan Hidup (Satisfaction) dan kekuatan positif (Karakter positif) dan Keamanan dengan dinamikanya. Kerangka berfikir, hipotesis penelitian, serta profil perusahaan tempat dilakukannya penelitian. Bab III. Metode Penelitian Berisi pendekatan penelitian membahas objek penelitian, metode penelitian, metode pengumpulan data, Variabel penelitian, metode pengumpulan data serta metode analisis data, rancangan uji hipotesis, dan jadwal penelitian. Bab. IV. Analisis hasil dan Interpretasi Dijelaskan mengenai analisis data yang didapatkan berdasarkan dari hasil tes skala Kebahagiaan, skala Kepuasan Hidup dan skala Karakter positif yang didapat dari Responden yaitu pekerja dibidang Keamanan dan penyebaran tes
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
dengan Teori
sampling dengan Teknik Stratified
Random Sampling tipe
proporsonal. Analisis ini dengan perhitungan Uji T / T Tes : Uji beda rata-rata dua sampel, kemudian dilakukan perhitungan statistik dengan metode SPSS 17.0 diketahui setelah proses input data responden untuk menjamin dan akurasi perhitungan penelitian. Bab.V. Kesimpulan, Diskusi, dan Saran. Menguraikan kesimpulan dari hasil penelitian, diskusi mengenai hasil yang didapatkan dari penelitian termasuk kekurangan dan kelebihan dari penelitian ini, serta saran metodologis untuk penelitian dimasa yang akan datang dan saran praktis untuk petugas Keamanan seluruh indonesia.
http://digilib.mercubuana.ac.id/