BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Sekarang ini keberadaan teko keramik telah mengalami banyak pergeseran
dari segi fungsi dan nilai terutama pada teko-teko yang ada dalam rumah masyarakat modern. Teko hanya dipandang sebatas suatu benda fungsi tanpa ada makna yang ditanggung di dalamnya, terlebih lagi penggunaannya yang semakin jarang. Padahal pada awal mulanya, teko merupakan salah satu bagian penting dari seperangkat minum teh yang sarat dengan muatan fungsi dan nilai yang mencerminkan kedekatannya dengan manusia. Perubahan yang terjadi seiring dengan perkembangan gaya hidup masyarakat yang menjadi serba praktis dan semakin individual telah membuat teko menjadi sangat jarang digunakan. Entah ada kesalahan dalam desain atau posisinya sebagai wadah air minum telah tergantikan namun kini teko lebih sering disimpan atau ditata dalam lemari sebagai benda yang dipajang. Perubahan tersebut didukung dengan adanya perangkat minum teh (teko) yang dibuat secara masal hasil industri yang telah menghilangkan sentuhan personal sehingga tidak lagi memiliki makna dan nilai tadi. Secara tidak langsung muatan makna dan nilai fungsi dari sebuah perangkat minum teh (teko) telah bergeser, dari fungsinya sebagai wadah air minum teh dalam suatu perjamuan menjadi sebuah benda pajangan. Selain itu fungsi teko kini mungkin telah tergantikan dengan munculnya
1
berbagai kemasan lain yang lebih praktis dan populer di masyarakat seperti kemasan minuman ringan yang terbuat dari kertas, plastik, maupun kaca. Teko menjadi hal yang sangat biasa bagi kita sehingga semakin terlewatkan dan tidak terlalu dibutuhkan, pada akhirnya kita pun sulit memahami apa sebenarnya keberadaan teko bagi kita sekarang. Melihat fenomena itu penulis mencoba mengingatkan kembali fungsi dari teko itu secara utuh dengan cara merancang teko yang sengaja ditujukan sebagai benda pajangan. Gagasan ini merupakan respon terhadap keberadaan teko yang terjadi terutama di kalangan masyarakat modern. Dengan merancang sebuah teko yang ditujukan sebagai benda pajang, di situ justru orang akan tertarik dan bertanya- tanya apa sebenarnya fungsi dari sebuah teko sehingga orang akan lebih “sadar” dalam melihat esensi dari sebuah teko. Teko yang dirancang yaitu dengan mengambil ide dari imajinasi penulis sewaktu masa anak-anak. Sekitar tahun 1980an, di Indonesia mulai marak dengan film kartun yang ditayangkan di televisi maupun di video, yaitu dengan serial kartun Walt Disney, Warner Bros, dan manga dari Jepang. Gigantor merupakan film robot superhero dari Jepang yang mempengaruhi penulis dalam merancang teko yang dimaksud. Visual dari karakter robot itulah salah satu alasan yang diambil, bentuk robot yang berukuran raksasa, terbuat dari baja, dengan dikendalikan menggunakan alat pengendali jarak jauh (remote control) menjadikan robot tersebut sebagai sosok pelindung yang diidam- idamkan, sebagai sahabat, mainan, sekaligus pahlawan oleh setiap anak kecil pada masanya.
2
1.2
Identifikasi Masalah
1.
Teko telah mengalami pergeseran nilai maupun fungsi. Teko adalah salah satu sarana berkomunikasi, seperti contohnya di Jepang, yaitu upacara minum teh. Kini teko telah menjadi salah satu produk masal, maka nilai simbolik dan filosofis yang terkandung sudah tidak ada lagi, hanya sebatas fungsi, yakni sebagai wadah untuk air minum (teh). Tetapi dengan rutinitas yang banyak menyita waktu, kegiatan tersebut sangat jarang dilakukan, sehingga teko lebih sering dijadikan pajangan.
2.
Menjawab fenomena tersebut dengan cara merancang teko yang ditujukan sebagai benda pajangan. Mengangkat imajinasi pribadi masa kecil penulis yakni berupa figur tokoh superhero tertentu yang mengangkat nilai persahabatan, keadilan, semangat juang ke dalam sebuah teko sebagai tema dan batasan berkarya.
1.3
Batasan Perancangan
1.
Konsep perancangan teko dibatasi menjadi sebuah teko tunggal dengan sebuah cangkir. Teko yang dirancang sudah terlepas dari suatu perangkat minum teh terdahulu yang mengutamakan segi fungsi dan tatacara dalam upacara minum teh.
2.
Ide perancangan atas figur robot superhero dibatasi pada imajinasi pribadi penulis yaitu tokoh kartun yang populer pada tahun 80an di Indonesia, yaitu “Gigantor” yang memiliki inti cerita persahabatan seorang anak kecil dengan sebuah robot raksasa baik hati.
3
1.4
Tujuan
1.
Merespon pergeseran nilai fungsi dan makna yang terjadi pada teko dengan merancang sebuah teko yang ditujukan sebagai benda pajang.
2.
Merancang sebuah teko keramik dengan visualisasi serta fungsi yang baru sehingga dapat membawa pesan bahwa teko sebenarnya merupakan sebuah benda bernilai yang dekat dengan manusia sebagai wadah yang memiliki muatan makna.
1.5
Metode Perancangan Melalui tema imajinasi masa kecil yang diterapkan pada perancangan desain teko, penulis menggunakan metode eksplorasi dengan pendekatan teoritis dan empiris. 1. Pendekatan Teoritis Studi literatur, yaitu dengan mencari bahan dari perpustakaan seperti buku, karya tulis, atau website. 2. Pendekatan Empiris. Eksperimen dari segi bahan dan bentuk secara langsung pada material yang akan di eksplorasi.
4
1.6
Kerangka Perancangan
Tujuan Perancangan
Tema Perancangan
Pendekatan Visual
Pend. Konseptual
desain, warna, image
literatur, konsep, kaedah
Imajinasi
Teko
Figur Robot
Yi Xing
Evaluasi
Hasil Perancangan
Tabel 1. Tabel Kerangka Perancangan
5