BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Industri sepeda motor di Indonesia saat ini menunjukkan suatu fenomena yang menarik. Saat perekonomian Indonesia terpuruk, industri sepeda motor ternyata menunjukkan pertumbuhan yang meningkat. Kini, ditengah tekanan kenaikan harga BBM, para produsen sepeda motor yang tergabung dalam Asosiasi Industri Sepeda motor Indonesia (AISI) tetap optimis bakal mampu menembus angka penjualan hingga lima juta unit pada tahun 2005 atau tumbuh hampir 30 persen dibandingkan dengan tahun 2004 (Herdiaman,2005) Menurut ketua AISI, Ridwan Gunawan, pertumbuhan penjualan sepeda motor yang tetap tinggi, karena sepeda motor merupakan alat transportasi yang murah dan terjangkau. Hal ini sesuai dengan kondisi ekonomi Indonesia yang masih terkena krisis ekonomi. Beberapa produsen sepeda motor seperti Honda, Yamaha, Suzuki, Kawasaki, Vespa dan Kymko, yang tergabung dalam asosiasi tetap optimis dengan pertumbuhan penjualan sepeda motor. Tingginya pertumbuhan penjualan dan populasi sepeda motor di Indonesia tersebut dapat dilihat pada Gambar 1 (Herdiaman, 2005).
Sumber : Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (2005)
Gambar 1. Penjualan Sepeda Motor di Indonesia 1997-2004 (ribu unit)
Masih menurut data AISI, jika pada tahun 1998 populasi sepeda motor masih mencapai 12,6 juta unit, lima tahun kemudian angkanya naik dua kali lipat menjadi 23,31 juta unit. Peningkatan populasi pada tahun 1997 sampai dengan tahun 2000 hanya berkisar 3 juta unit, tertinggal jauh bila dibanding dengan peningkatan populasi pada tahun 2000 sampai tahun 2003. peningkatan populasi dari tahun 2000 sampai tahun 2003 hampir
mencapai
dua
kali
lipat,
peningkatan
populasi
tersebut
diperkirakan berkaitan dengan kondisi perekonomian Indonesia pada saat itu. Pada pertengahan tahun 1997 Indonesia terkena krisis moneter, kondisi itu mulai ditandai dengan banyaknya bank yang dilikuidasi, menurunnya nilai mata uang Rupiah terhadap Dollar AS sehingga menyebabkan perekonomian Indonesia menurun. Menurunnya kondisi perekonomian Indonesia yang terjadi sampai awal tahun 2000 menyebabkan pertumbuhan industri menurun yang
2
berimbas juga terhadap penurunan populasi sepeda motor. Populasi sepeda motor baru naik pada tahun 2000 sampai dengan tahun 2003 karena pada periode tersebut perekonomian sudah mulai bangkit, seiring dengan keadaan situasi politik yang sudah mulai membaik, peningkatan populasi sepeda motor tersebut dapat dilihat pada Gambar 2, peningkatan populasi berkaitan erat dengan kondisi perekonomian dan politik, di mana pada masa itu bangsa Indonesia mengalami banyak perubahan dalam kehidupan sosial, politik, dan ekonomi. Reformasi pemerintahan, ekonomi dan otonomi daerah mulai bergerak kearah yang diharapkan, hal tersebut dapat menggerakkan perekonomian Indonesia.
Sumber : Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (2005)
Gambar 2. Populasi Sepeda Motor di Indonesia 1997-2003 (juta unit) Sementara dari sisi produksi, Indonesia menempati peringkat keempat setelah Cina, India dan Jepang. Sepeda motor merek Honda masih menempati peringkat pertama dengan volume produksi pada tahun 2004 mencapai 2,04 juta unit, volume produksi Yamaha 878.360 unit, volume produksi Suzuki 845.360 unit, volume produksi Kawasaki 107.449
3
unit dan volume produksi Vespa 1.819 unit. Volume produksi tersebut dapat dilihat pada Gambar 3 (Herdiaman, 2005)
Sumber : Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (2005)
Gambar 3. Pangsa Pasar Penjualan Sepeda Motor di Indonesia 2004
Kondisi pangsa pasar penjualan sepeda motor di Indonesia tidak jauh berbeda dengan volume produksi pabrik sepeda motor di Indonesia, pada tahun 2004 Honda masih menjadi pabrik sepeda motor dengan menguasai 52,4% pangsa pasar sepeda motor di Indonesia. Yamaha menguasai volume produksi 22,5% pangsa pasar, Suzuki menguasai volume produksi 21,7%, Kawasaki menguasai volume produksi 2,7%, Kymco dan Vesva menguasai satu persen pangsa pasar seperti dapat dilihat pada Gambar 4.
4
Sumber : Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (2005)
Gambar 4. Total Produksi Sepeda Motor di Indonesia 1998-2004 (ribu unit)
Pada saat ini, Indonesia adalah basis produksi terbesar sepeda motor pabrikan sepeda motor Jepang. Astra Honda Motor mendirikan pabrik baru di Kawasan Industri MM2100 Cibitung Jawa Barat, pabrik baru tersebut merupakan pabrik ketiga Astra Honda Motor setelah pabrik di Sunter dan Pegangsaan. Selain itu Produsen sepeda motor Jepang lainnya, Yamaha juga membangun pabrik baru di Kawasan Industri KIIC, Karawang yang merupakan pabrik kedua Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), setelah pabrik di Pulo Gadung. Berdirinya pabrik baru Astra Honda Motor dan Yamaha Indonesia Motor Manufacturing ini semakin menegaskan Indonesia sebagai kekuatan baru dalam perakitan sepeda motor dunia. Melimpahnya jumlah penduduk Indonesia telah
5
menempatkan negeri ini sebagai pasar sepeda motor ketiga terbesar di dunia, setelah Cina dan India (Herdiaman,2005). Ada tiga faktor yang membuat industri sepeda motor Indonesia menjadi begitu bergairah. Faktor pertama kemudahan untuk memperoleh sepeda motor, karena dengan hanya Rp.500.000 konsumen sudah dapat memiliki sepeda motor dengan cara kredit. Faktor kedua meningkatnya daya beli masyarakat. Faktor ketiga banyak berdiri lembaga keuangan non bank yang menawarkan sejumlah kemudahan bagi konsumen untuk memeliki sepeda motor. Lembaga keuangan berloma menawarkan kredit dengan suku baunga murah. Sampai dengan akhir tahun 2003 tercatat sebesar 60 persen pembelian sepeda motor memanfaatkan fasilitas kredit yang ditawarkan oleh lembaga pembiayaan. Data tahun 2003 lembaga pembiayaan mengucurkan dana sekitar Rp. 21,18 triliun untuk pembelian sepeda motor. Sementara total penjualan sepeda motor pada tahun 2003 di dalam negeri mencapai Rp.35,3 triliun (Herdiaman, 2005). Tiap dealer memiliki strategi dan sistem pemasaran yang berbeda untuk menarik konsumen yang pada akhirnya meningkatkan penjualan. Pada waktu jumlah dealer sepeda motor belum sebanyak sekarang, dealer sepeda motor masih memakai sistem menunggu konsumen, karena pada saat itu permintaan sepeda motor masih tinggi dan persaingan belum banyak, tetapi sekarang sistem pemasaran seperti itu sudah tidak berlaku lagi. Pada masa sekarang ini dealer menerapkan banyak cara. Umumnya strategi yang dilakukan dealer adalah memakai banyak salesman dan non-channel atau mediator sebagai sales-force
6
dealer, selain dengan memberikan service yang memuaskan dengan harga yang rendah. Promosi pemasaran berupa pemasangan iklan dan spanduk sudah tidak cukup lagi. Saat ini bagaimana dealer sepeda motor memiliki banyak sales-force yang dapat langsung sampai kepada konsumen dan menawarkan produk sepeda motor lepada consumen serta dapat memberikan harga yang menarik. Sehingga dengan sales-force dapat langsung bertemu dengan konsumen dan memberikan penawaran sepeda motor diharapkan konsumen tertarik dan melakukan pembelian. Saat ini semakin banyak dan beragamnya promosi yang dilakukan dealer sepeda motor, menyebabkan konsumen semakin leluasa memilih dealer sepeda motor dengan harga yang paling murah, pelayanan prima dan dekat dengan kediaman.
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini dapat didefinisikan sebagai berikut : 1.
Bagaimana karakteristik konsumen sepeda motor Honda, Yamaha dan Suzuki?
2.
Apakah terdapat diferensiasi atribut yang berkaitan dengan tempat membeli sepeda motor?
3.
Faktor apa saja yang menjadi karakteristik dan perilaku konsumen pengguna sepeda motor yang paling dominan dalam membentuk segmentasi yang mempengaruhi keputusan konsumen membeli sepeda motor?
7
4.
Bagaimana persepsi konsumen terhadap merek sepeda motor Honda, Yamaha dan Suzuki?
5.
Strategi apa saja yang harus dilakukan dealer sepeda motor untuk meningkatkan penjualan?
1.3. Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1.
Mengidentifikasi
karakteristik
konsumen
sepeda
motor
Honda, Yamaha dan Suzuki. 2.
Mengetahui diferensiasi atribut yang berkaitan dengan tempat membeli sepeda motor.
3.
Mengidentifikasi faktor apa saja yang menjadi karakteristik dan perilaku konsumen pengguna sepeda motor yang paling dominan dalam membentuk segmentasi yang mempengaruhi keputusan konsumen membeli sepeda motor.
4.
Mengetahui persepsi konsumen terhadap merek sepeda motor Honda, Yamaha dan Suzuki.
5.
Merumuskan strategi apa saja yang harus dilakukan dealer sepeda motor untuk meningkatkan penjualan.
1.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut ini.
8
1.
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi tentang potensi pengembangan perusahaan, yang meliputi segmen pasar, potensi pasar dan preferensi konsumen dalam melakukan pembelian sepeda motor Honda, Yamaha dan Suzuki di Kota Bekasi.
2.
Secara akademis, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi
dan
hasilnya
dapat
memberikan
kontribusi
bagi
pengetahuan dan pengembangan ilmu yang berkaitan dengan konsep tentang pemasaran yang meliputi perilaku atau karakteristik konsumen serta faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat dalam melakukan pembelian sepeda motor . 3.
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menentukan arah dan kebijakan bagi perusahaan untuk mengambil keputusan yang akan dilaksanakan pada periode berikutnya, terutama penjualan
kebijaksanaan produknya
dalam
dan
rangka
tentunya
meningkatkan
perusahaan
juga
volume akan
mengetahui segmentasi pasar yang tepat bagi produknya.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian Penulis merasa perlu membuat batasan masalah, untuk menghindari terjadinya penyimpangan dan pengem bangan masalah, maka penulis hanya akan membatasi atau membahas masalah yang mencakup analisis preferensi konsumen dalam melakukan pembelian sepeda motor di Kota Bekasi dan analisis faktor-faktor yang mempengaruhinya. Cakupan
9
penelitian hanya di Kota Bekasi. Responden yang dipilih adalah pemilik sepeda motor Honda, Yamaha dan Suzuki. Kriteria penetapan responden penelitian adalah responden berdomisili di Kota Bekasi, pemilik dan pemakai utama sepeda motor dan tahun pembuatan sepeda motor minimal tahun 2003 yang ditemui di tempat parkir mal dan ruko. Fokus yang akan diteliti adalah kondisi aktual dan potensial yang menyangkut variabel-variabel
seperti
jenis
kelamin,
usia,
pendidikan
formal,
pengeluaran perbulan, pekerjaan tetap, jumlah tanggungan keluarga, motivasi, persepsi, promosi, pelayanan, lokasi, keluarga dan pembiayaan (leasing). Selain itu juga akan diteliti variabel produk terdiri dari; tipe, kualitas, harga, diskon dan layanan purnajual.
10