1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu organisasi yang dibentuk dengan tujuan ekonomi dalam melakukan kegiatan usahanya. Untuk mencapai tujuan ekonomi tersebut maka perusahaan tersebut harus mengikuti perkembangan industri baik dalam bidang teknologi maupun dalam bidang manajemen, sehingga dapat menghasilkan output yang berkualitas dari proses industri yang berkualitas pula. Untuk mencapai kualitas maka pihak perusahaan harus melakukan perbaikan yang berkelanjutan (continous improvement). Perbaikan tidak hanya dilakukan disalah satu atau di beberapa lini saja, melainkan mulai dari kedatangan bahan baku (raw material) sampai menjadi produk jadi yang siap didistribusikan ke konsumen. Segala macam bentuk perbaikan yang dilakukan memiliki tujuan untuk mencapai produktivitas yang maksimal. Produktivitas yang tinggi merupakan salah satu keunggulan perusahaan dalam berkompetisi dengan kompetitornya maupun untuk mencari investor. Salah satu perbaikan yang sering kali dilakukan dan mendapat perhatian besar oleh perusahaan adalah mesin dan peralatan industri, tak terkecuali pada PT . Tirta Investama, Cianjur-Jawa Barat. PT Tirta Investama berdiri pada tahun 2010 dan tergolong pabrik yang masih muda karena usianya masih sekitar kurang lebih 3 tahun, karena masih baru maka ruang untuk improvement di dalam pabrik ini juga cukup besar. PT Tirta Investama merupakan pabrik yang
2
memproduksi air minum dalam kemasan bermerk AQUA. Perusahaan ini memiliki sistem pengolahan secara otomatis dengan mesin dari mulai filtrasi, sterilisasi dan pengemasannya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa di pabrik ini sebagian besar terdiri dari mesin daripada tenaga kerja manusia. Perbaikan dan pengawasan performa mesin akan selalu dilakukan dengan tujuan menghindari kerja mesin yang tidak maksimal yang akan berimbas pada kerugian perusahaan. Sejalan dengan hal tersebut, pada sektor agroindustri, perbaikan dalam sistem manufaktur merupakan salah satu usaha perbaikan yang intensif dilakukan agar dapat merespon perubahan pasar dengan cepat. Di PT Tirta Investama Cianjur Danone AQUA kegiatan pemeliharaan mesin ini menjalankan sistem preventive maintenance dan corrective maintenance untuk mendukung kelancaran proses produksi. Kegiatan ini dilakukan satu minggu sekali pada hari Senin atau pada saat pemadam listrik yang telah dijadwalkan PLN pada hari Minggu. Preventive maintenanceyang dilakukan setiap minggu bertujuan untuk mencegah adanya kerusakan yang kemungkinan bisa terjadi pada saat mesin berjalan, tidak hanya preventive maintenance yang dilakukan setiap minggu akan tetapi juga corrective maintenance yakni memperbaiki mesin yang rusak dengan cara menaik turunkan parameter pada saat mensetup mesin. Terkadang perbaikan terhadap mesin justru menjadi pembiayaan paling tinggi bagi perusahaan akibat perbaikan yang dilakukan tidak mendasar sampai ke permasalahan sesungguhnya.
3
40,00% 35,00% 30,00% 25,00% 20,00% presentase 15,00% 10,00% 5,00% 0,00% setup and adjustment
idle minor stoppage
breakdown losses/equipment losses
reduced yield losses
Gambar 1.1 Presentase empat Masalah Penyebab Mesin Downtime AQUA 600 ml Berdasarkan data yang didapatkan dari AQUA yang ditunkjukkan dalam diagram batang dapat disimpulkan bahwa penyebab downtime terbesar adalah pada setup and adjustment yang biasa terjadi setelah weekly maintenance. Metode pengukuran efektivitas mesin dengan OEE (Overall Equipment Effectiveness) merupakan salah satu cara untuk membantu perusahaan melakukan perbaikan mesin dan memfokuskan performance mesin dengan benar. Formula OEE akan menunjukkan kualitas, perbaikan mesin dan produktivitas yang akan membuat keunggulan
benchmarking,
dengan
melakukan
pengukuran
dan
analisa
availability, performance dan quality pada mesin. Metode OEE merupakan metode yang berasal dari Jepang ditemukan oleh Seichi Nakajima metode ini
4
merupakan metode yang tepat dalam membantu perbaikan mesin karena dalam metode ini melibatkan variabel yang tidak digunakan oleh metode lain yakni why why analisis, pada metode OEE juga memfokuskan pada performance, availability dan quality. Sedangkan jika dibandingkan dengan metode Six Sigma, maka metode Six Sigma akan lebih menitik beratkan pada segi quality saja. Di AQUA untuk menghitung key performance indicator menggunakan metode CUTE yakni capacity, utility, time dan efficiency. Metode CUTE ini berasal dari Perancis, yang menitikberatkan pada efisiensi suatu proses yang di pengaruhi oleh kapasitas, kegunaan, dan waktu. Berfokus pada quality saja tidak cukup, karena ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti performa mesin dan kemampuan pekerjanya. OEE sering dijadikan Key Performance Indicator pada sebuah perusahaan karena dengan mengetahui nilai OEE suatu proses produksi maka perusahaan dapat mengetahui keadaan sesungguhnya dari perusahaan tersebut dan dapat memutuskan langkah selanjutnya untuk masa depan perusahaan. Dengan mengetahui nilai OEE maka akan banyak manfaat yang bisa diperoleh yakni menjadi dasar pertimbangan pembelian mesin baru, menjadi patokan kecepatan mesin yang dituntut dari si penjual mesin. Saat mesin baru yang dibeli sedang commisioning yakni sedang awal-awal dioperasikan, maka data OEE bisa menjadi patokan apakah mesin tersebut sudah sesuai permintaan. Serta mengetahui apakah produktivitas di pabrik sudah optimal. PT Tirta Investama Cianjur memiliki plant yang digunakan untuk memproduksi AQUA 600 ml dan AQUA Galon. Untuk setiap jalur memiliki
5
mesin yang berbeda. Fokus penelitian adalah pada line AQUA 600 ml dikarenakan pada plant 600 ml ini baru saja dibuat, sehingga pengukuran keefektivan mesin akan sangat berguna, supaya nantinya mesin dapat bekerja optimal. Oleh karena itu, penggunaan metode OEE diharapkan dapat menjadi dasar untuk mengetahui tingkat efektivitas mesin, serta melakukan evaluasi atau juga perbaikan yang akan menunjang kemajuan perusahaan.
B. Rumusan Masalah Bagaimana cara melakukan identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas mesin terhadap produk yang dihasilkan.
C. Batasan Masalah Batasan permasalahan yang ada pada tugas ini antara lain : Melakukan identifikasi terhadap nilai OEE yang dihasilkan sesuai dengan data yang didapatkan selama 28 hari pada 16 Juli 2012 sampai dengan 12 Agustus 2012, menentukan faktor yang mempengaruhi keefektifan mesin pada line 600 ml, serta memberikan saran perbaikan terhadap masalah terbesar yang terjadi di perusahaan yang dengan tujuan meningkatkan performa mesin.
D. Tujuan 1. Mengukur nilai availability rate, performance rate dan quality rate mesin AQUA line 600 ml.
6
2. Mengukur nilai OEE(%) mesin AQUA line 600 ml. 3. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi nilai OEE yang dihasilkan
E. Manfaat 1. Bagi Mahasiswa 2. siswa a. Sebagai sarana untuk memperluas ilmu pengetahuan yang telah didapatkan dari perguruan tinggi agar dapat diterapkan pada dunia nyata. b. Sebagai pengalaman kerja secara langsung yang kemudian dapat dibandingkan antara teori dan praktek atau aplikasinya di lingkungan kerja. 3. Bagi perusahaan a. Dapat mengetahui tingkat efektivitas mesin yang dimiliki oleh PT Tirta Investama dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi nilai OEE yang dihasilkan. b. Perusahaan dapat mengetahui kinerja mesin yang dimiliki dan sebagai dasar langkah perbaikan proses manufaktur di AQUA line 600 ml. c. Sebagai dasar dalam menetapkan usaha perbaikan yang mungkin dilakukan untuk meningkatkan kinerja mesin.