BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Rahasia medis menjadi salah satu unsur terpenting dalam hubungannya antara dokter dengan pasien. Hal ini karena hubungan dokter dengan pasien merupakan hubungan berdasar
kepercayaan,
dimana
hubungan
ini
pasien
menaruh kepercayaan kepada dokternya (Guwandi, 2005). Masyarakat Indonesia pada umumnya belum terbiasa untuk
secara
aktif
mendapatkan
informasi
dalam
penggunaan layanan medis. Pasien sebagian menyerahkan sepenuhnya
pada
dokter
atau
dokter
gigi
mengenai
pelayanan medis yang akan diterima oleh dirinya. Pasien yang
menggunakan
pelayanan
medis
belum
banyak
yang
mengetahui bahwa mereka mempunyai hak dan kewajiban. Pasien
merupakan
orang
yang
memerlukan
pertolongan dokter karena penyakitnya, sedangkan dokter adalah orang yang dimintai pertolongan karena kemampuan profesinya
yang
dianggap
mampu
mengobati
penyakit.
Hubungan dokter dan pasien terjadi pada saat dokter bersedia
menerima
demikian
dokter
klien
berada
sebagai di
posisi
pasiennya. paling
Dengan
kuat
dan 1
2
diharapkan
akan
memanfaatkan mempunyai
bersikap
kelemahan
kewajiban
bijaksana
pasien.
moral
dan
tidak
Sehingga
untuk
dokter
menghormati
hak
pasiennya sebagai manusia. Pasien
dengan
mengungkapkan Pasien
rasa
keluhan
mempercayai
percaya
yang
dokter
dan
dirasakan untuk
aman
kepada
tidak
untuk dokter.
menceritakan
keluhannya kepada orang lain selain tanpa izin dari pasien yang bersangkutan. Dengan kata lain, salah satu di antara beberapa kewajiban dokter adalah menyimpan rahasia
medis.
Kewajiban
menyimpan
rahasia
medis
tersebut adalah merupakan rahasia jabatan yang harus dipegang teguh oleh dokter dan merupakan syarat yang senantiasa saling
harus
percaya
dipenuhi
dalam
Rahasia
jabatan
rahasia
penyakit
untuk
hubungan
dokter
menciptakan
dokter
dimaksudkan
pasien
sehingga
suasana
dan
pasiennya.
untuk
melindungi
tetap
terpelihara
kepercayaan pasien terhadap dokternya. Seiring
perkembangan
zaman
makna
rahasia
medis
mengalami banyak perubahan sesuai dengan konteks sosial dan
budaya,
Indonesia
seperti
yang
pada
mengadopsi
isi
Kode
Sumpah
Etik
Kedokteran
Hippocrates
yang
3
menghendaki adanya kewajiban moral bagi dokter untuk menyimpan rahasia medis pasiennya. Dahulu masyarakat Indonesia
menganggap
sakit
dan
penyakit
bukanlah
sesuatu hal yang perlu dirahasiakan dan justru keluarga besar dan masyarakat sekitarnya harus mengetahui. Hal ini menyebabkan rahasia medis kurang mendapat perhatian di kalangan dokter. Namun dengan seiring perkembangan penyakit, pengobatan, pelayanan dan perkembangan sosial budaya, banyak dokter yang dilema dengan rahasia medis. Ada yang menghendaki rahasia medis dapat dibuka dengan syarat medis
tertentu, tidak
ada
dapat
juga
dibuka
yang
berpendapat
rahasia
tanpa
persetujuan
pasien.
Beberapa masalah juga dapat terjadi saat dokter diminta oleh
pihak
penegak
hukum
atau
pihak
lainnya
untuk
membuka rahasia medis pasiennya. Hal tersebut dokter bisa
menjadi
dilema
antara
membuka
rahasia
medis
medis
dapat
pasiennya atau tidak.
Ketentuan
yang
mengatur
rahasia
dijumpai pada lafal Sumpah Dokter yang dituangkan dalam Peraturan Pemerintah No. 26 tahun 1960 yang berbunyi:
4
“Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena pekerjaan dan keilmuan saya”. Selain itu rahasia medis untuk wajib simpan juga diatur
dalam
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia No. 36 Tahun 2012 Pasal 4. Berdasarkan
perubahan-perubahan
di
atas
diperlukan pengetahuan dokter mengenai rahasia medis. Bahwa rahasia medis sangat penting dalam hubungannya dengan dokter dan pasiennya. Oleh
karena
itu,
peneliti
tertarik
untuk
mengamati tingkat pengetahuan dokter terhadap rahasia medis,
terutama
di
rumah
sakit
(RS)
wilayah
kota
Surakarta.
I.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan
dari
penelitian
ini
adalah
“Bagaimana
tingkat pengetahuan dokter terhadap rahasia medis di rumah sakit wilayah kota Surakarta?”
5
I.3. Tujuan Penelitian Mengetahui
tingkat
pengetahuan
dokter
mengenai
rahasia medis pasien di RS wilayah kota Surakarta.
I.4. Keaslian Penelitian Penelitian
oleh
Laksmi
Amalia
(2011)
tentang
Tingkat Pengetahuan dan Sikap Dokter Mengenai Rahasia Medis
di
RSUD
Kabupaten
Boyolali.
Hasil
penelitian
diperoleh bahwa tingkat pengetahuan dokter banyak yang tinggi
daripada
yang
rendah,
sikap
dokter
mengenai
rahasia medis lebih banyak yang positif dibandingkan dengan yang negatif, dan tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap dokter mengenai rahasia medis. Perbedaan dengan penelitian ini adalah tempat dilakukan penelitian serta jumlah sampel dokter yang diteliti. Penelitian
sejenis
oleh
Sania
(2007)
tentang
rahasia medis mengenai kebijakan masyarakat pers dalam pemberitaan kasus terkait dengan rahasia medis.
6
I.5. Manfaat Penelitian Bagi Peneliti
:
diperoleh
gambaran
mengenai
tingkat
pengetahuan dokter terhadap rahasia medis dan sebagai data pendahulu untuk penelitian lebih lanjut. Bagi Pasien rahasia medis.
: dapat melindungi hak pasien terhadap