BAB I PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang Latar Belakang Proyek Angka pertambahan penduduk yang tinggi dan perkembangan pesat di bidang industri menyebabkan berbagai macam permasalahan dalam kehidupan masyarakat Indonesia antara lain semakin berkurangnya pemukiman, sanitasi dan rekreasi. Perkembangan ini juga berdampak buruk pada lingkungan, pabrik-pabrik dari sektor industri menghasilkan limbah yang mencemari udara dan air. Dari segi sosial, meningkatnya urbanisasi menyebabkan peningkatan angka pengangguran di kota dan semakin menipisnya lahan tempat tinggal. Ditambah lagi dengan jumlah kendaraan bermotor yang terus bertambah di Jakarta telah menyebabkan kemacetan yang parah. Dalam hitungan sederhana, kerugian akibat macet akan mencapai 43 triliun per tahun (Abun Sanda, Kompas, 9 November 2007). Fakta-fakta tersebut menyebabkan timbulnya kebutuhan akan suatu solusi tepat bagi masyarakat perkotaan dengan karakternya yang sangat menghargai waktu dan menyukai segala sesuatu yang efektif dan efisien. Salah satu solusi yang dihadirkan adalah pembuatan superblok atau mixed use building yaitu salah satu upaya pendekatan perancangan yang berusaha menyatukan berbagai aktivitas dan fungsi yang berada di bagian area suatu kota (luas area terbatas, harga tanah mahal, letak strategis, nilai ekonomi tinggi) sehingga terjadi suatu struktur yang kompleks di mana semua kegunaan dan fasilitas saling berkaitan dalam kerangka integrasi
1
yang kuat. Upaya tersebut dimaksudkan untuk mengeliminasi ruang-ruang mati, sehingga penggunaan lahan lebih efektif dan efisien, pelayanan kebutuhan lebih mudah, dan lingkungan menjadi lebih nyaman dihuni. Penyatuan berbagai fungsi dan aktivitas ini dalam satu bangunan atau kompleks bangunan biasanya diwadahi dalam bangunan atau kompleks bangunan besar sehingga sering disebut sebagai superblok (Endy Marlina, 2008). Beberapa contoh bangunan dengan konsep mixeduse di Jakarta antara lain: -
Sarinah, Thamrin, yang merupakan gabungan antara mal dan perkantoran
-
Ratu Plaza, Senayan, yang merupakan gabungan antara mal, apartemen dan perkantoran
-
Poins Square, Lebak Bulus, yang merupakan gabungan antara apartemen dan mal
Latar Belakang Topik/Tema Meningkatnya teknologi menyebabkan pertukaran informasi menjadi semakin cepat demikian pula dengan masuknya budaya asing dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Tidak dapat dipungkiri, kehidupan masyarakat Indonesia sudah didominasi oleh kebudayaan Barat. Pengaruh-pengaruh ini dapat dilihat pada beberapa bagian di Indonesia, bahkan pada area-area yang cukup jauh dari ibukota Jakarta, di mana kita dapat menemukan gaya-gaya Victorian dan Mediterania pada pemukian masyarakatnya. Achmad Tardiyana, selaku Ketua Panitia Penjurian Penghargaan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) 2002 mengatakan bahwa proyekproyek seperti shopping malls, yang hanya mengikuti blueprints dari negara maju
2
seperti Amerika Serikat, tidak mendapatkan penghargaan walaupun mungkin proyek tersebut menarik dari segi bentuk. Proyek-proyek ini perlu menunjukkan upaya perancangan untuk menginterpretasikan logika dari kalkulasi biaya kapital dengan situasi lokal, yang diindikasikan dengan perkembangan baru akan bentuk bangunan (Achmad Tardiyana, 2005). Nampak di sini, identitas bangsa Indonesia belum nampak dalam bangunan- bangunan di Indonesia, khususnya dalam pusatpusat perbelanjaan. Oleh karena itu, dalam proyek mal dan apartemen ini digunakan pendekatan Arsitektur Nusantara yang dapat menjawab perwakilan identitas bangsa Indonesia. Yosef Priyotomo, salah satu juri IAI Awards 2002 mengatakan identitas Indonesia dalam arsitektur akan hadir melalui eksplorasi desain yang kreatif dan otentik dalam menginterpretasikan kekuatan global dan memahami budaya lokal, proses perkembangan bangunan dan penggunaan material, investigasi terhadap potensi-potensi tapak dan konstribusi terhadap masyarakat secara luas dan partikular. Dewasa ini memang telah semakin terlihat muncul kesadaran baru di kalangan arsitek bahwa proses perancangan selayaknya diadaptasikan terhadap budaya, pola kehidupan dan struktur sosial, iklim dan topografi dengan mempertimbangan aspek ekologis dan lingkungan secara integratif. Arsitektur Indonesia didefinisikan sebagai arsitektur yang mampu mencirikan identitas dan kepribadian bangsa dan negara Indonesia sekaligus juga mampu menanggapi derasnya pengaruh globalisasi dan memanfaatkan perkembangan teknologi sehingga menghasilkan bentuk-bentuk arsitektur baru.
3
I.2
Maksud dan Tujuan Adapun maksud dan tujuan yang ingin dicapai melalui perancangan arsitektur mal dan apartemen di kawasan Slipi, Jakarta Barat ini adalah 1. Penerapan Arsitektur Nusantara yang diinterpretasikan secara kontemporer sebagai jawaban atas tuntutan perancangan yang memperhatikan aspek globalisasi dan lokalitas. 2. Pemahaman terhadap Proyek Mal dan Apartemen dengan konsep mixed-use building serta topik / tema Arsitektur Nusantara sebagai inti dari perencanaan dan perancangan. 3. Identifikasi permasalahan yang dihadapi yang berhubungan dengan proyek maupun pendekatan topik/tema berdasarkan aspek lingkungan, aspek manusia dan aspek bangunan. 4. Analisis terhadap permasalahan yang dihadapi, dicari solusinya dan dirumuskan dalam suatu konsep perencanaan dan perancangan Mal dan Apartemen dengan pendekatan Arsitektur Nusantara. 5. Penerapan konsep dan solusi dalam perencanaan, perancangan, gambar bangunan, lansekap, lingkungan baik dari segi fungsi, struktur, dan estetika.
I.3
Lingkup Pembahasan I.3.1 Pembatasan Masalah Agar dalam proses pembahasan dan analisis data nanti lebih terarah, serta mengingat keterbatasan waktu, maka penulis hanya memfokuskan diri pada pembahasan kawasan mixed-use, perancangan mal dan apartemen
4
untuk kalangan menengah, penerapan Arsitektur Nusantara melalui penerapan unsur-unsur arsitektur tropis, penerapan filosofis dari rumah tradisional Indonesia yang telah dicari persamaannya untuk menjawab tuntutan lokalitas dan identitas Indonesia serta penerapan unsur modern dalam teknologi dan sistem bangunan gedung untuk menjawab tuntutan globalisasi dan perkembangan masa kini. I.3.2 Perumusan Masalah Bagaimana menerapkan Arsitektur Nusantara pada bangunan Mal dan Apartemen di kawasan Slipi, Jakarta Barat?
I.4
Sistematika Pembahasan Penyusunan paper perencanaan dan perancangan Mal dan Apartemen di Jakarta Barat dibagi dalam beberapa bab, sebagai berikut: 1. BAB I
: PENDAHULUAN Latar belakang perlunya pembangunan dengan sistem mixed-use building, latar belakang pemilihan Arsitektur Nusantara sebagai topik/ tema, maksud dan tujuan Mal dan Apartemen di Jakarta Barat, lingkup pembahasan perencanaan dan perancangan Mal dan Apartemen, sistematikanya serta kerangka berpikir penulisan dan perancangan.
2. BAB II
: TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI Tinjauan teoritis umum terhadap proyek Mal dan Apartemen di Jakarta Barat, mixed use building, dan tinjauan khusus mengenai
5
definisi dari Nusantara, karakter masyarakat Indonesia, rumahrumah tradisional Indonesia, Arsitektur Tropis, dan Arsitektur Nusantara, disertai kelengkapan dan relevansi data dan pustaka pembanding dan juga studi kasus serta studi banding yang relevan dengan Mal dan Apartemen. 3. BAB III
: PERMASALAHAN Identifikasi dan rumusan permasalahan arsitektural Proyek Mal dan Apartemen di Jakarta Barat, topik/tema Arsitektur Nusantara, dan peraturan dalam beberapa aspek yang akan dianalisis dan dicari pemecahannya dalam perancangan.
4. BAB IV : ANALISIS Analisis permasalahan dalam beberapa aspek yang dirumuskan melalui
pendekatan
perancangan
dan
topik/tema
Arsitektur
Nusantara. Analisis ini akan mencakup analisis akan potensi dan permasalahan tapak yang dikaitkan dengan proyek yang akan dibangun
dan
permasalahan
topik/tema akan
yang
dilakukan
telah
dipilih.
berdasarkan
Identifikasi
pertimbangan-
pertimbangan dalam aspek lingkungan, aspek manusia dan aspek bangunan. Dari analisis-analisis ini nantinya akan menghasilkan solusi atau konsep perancangan yang diterapkan sebagai landasan dalam perencanaan dan perancangan bangunan, lansekap dan lingkungannya. 5. BAB V
: KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
6
Konsep perancangan sebagai hasil analisis dan solusi terhadap permasalahan yang telah diidentifikasi dan dirumuskan pada bagian permasalahan. Konsep perancangan merupakan dasar/landasan perencanaan dan perancangan arsitektur sehingga permasalahanpermasalahan yang telah ditemukan dapat dijawab dan diperoleh solusi yang dapat diterapkan pada proyek dengan tetap relevan terhadap topik/tema yang ada. Konsep perancangan dilengkapi dengan skematik perancangan sebagai alur pemikiran dalam perancangan. 6. LAMPIRAN-LAMPIRAN
7
I.5
Kerangka Berpikir LATAR BELAKANG - Perlunya solusi akan masalah keterbatasan lahan pemukiman dan kemacetan akibat pertambahan penduduk - Mal dan Apartemen dengan konsep mixed-use building sebagai solusi - Pendekatan Arsitektur Nusantara MAL DAN APARTEMEN ARSITEKTUR NUSANTARA
MAKSUD DAN TUJUAN Memenuhi kebutuhan masyarakat akan kebutuhan hunian dan rekreasi Bangunan dengan pendekatan Arsitektur Nusantara untuk menjawab tuntutan globalisasi dan lokalitas dalam bangunan TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI
Studi proyek Mal dan Apartemen dengan konsep mixed-use building (definisi, sejarah, dll) Studi topik/tema Arsitektur Nusantara sebagai pendekatan dalam perancangan Dukungan kepustakaan Studi kasus dan studi banding
PERMASALAHAN ASPEK LINGKUNGAN - Sosial Budaya - Sistem Lingkungan ASPEK MANUSIA - Pengguna - Kegiatan dan Aktivitas ASPEK BANGUNAN - Material - Struktur - Sistem Bangunan
ANALISIS - ASPEK LINGKUNGAN - ASPEK MANUSIA - ASPEK BANGUNAN
KONSEP PERANCANGAN SKEMATIK DESAIN
DESAIN
8