1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Globalisasi yang salah satunya ditandai dengan adanya pasar bebas untuk kawasan ASEAN sejak tahun 2013 dan Asia Fasifik 2020 berdampak sangat besar terhadap perubahan dan keterbukaan di berbagai sektor. Kondisi ini merupakan tantangan namun dapat pula dijadikan peluang bagi setiap negara untuk dapat melakukan persaingan. Dalam memenangkan persaingan setiap negara di semua sektornya dapat melakukan peningkatkan kualitas produk maupun layanan. Tidak menutup kemungkinan bahwa globalisasi juga berakibat terhadap tingginya kompetisi di sektor kesehatan terutama rumah sakit sebagai salah satu sektor layanan. Persaingan antar RS baik pemerintahan, swasta dan asing semakin keras untuk merebut pasar yang terbuka bebas. Selain itu masyarakatpun menuntut RS harus dapat memberikan pelayanan One Stop Quality Services (Ilyas, 2012). Artinya seluruh kebutuhan pelayanan kesehatan dan pelayanan yang terkait dengan kebutuhan pasien harus dapat dilayanai RS secara mudah, cepat, akurat, bermutu dengan biaya terjangkau (Ilyas, 2012). Hal inilah yang menuntut setiap RS untuk mau tidak mau harus meningkatkan kualitas. Rumah Sakit sendiri sebagai instisusi yang bersifat sosio-ekonomis memiliki fungsi memberikan pelayanan kesehatan kepeda masyarakat secara
2
paripurna (UU No 44 Tahun 2009). Jangkauan dan kualitas pelayanan yang diberikan Rumah Sakit tergantung pada kapasitas dan kualitas sumber daya manusia di institusi pelayanan kesehatan tersebut. SDM yang ada dirumah sakit sendiri terdiri atas tenaga medis, penunjang medis, tenaga keperawatan, tenaga farmasi, tenaga manajemen RS dan tenaga non kesehatan (UU No 44 Tahun 2009). Pelayanan kesehatan yang baik dan berkualitas tidak bisa lepas dari peran semua tenaga yang ada di RS. Tanpa dapat dipungkiri bahwa perawat merupakan kelompok terbesar dirumah sakit (Gillies, 1994), sehingga baik atau buruknya pelayanan di rumah sakit adalah citra dari perawat sebagai tenaga pemberi jasa layanan keperawatan (Nursalam, 2011). Pelayanan keperawatan merupakan bagian dari pelayanan kesehatan di rumah sakit, apabila pelayanan keperawatanya bermutu maka pelayanan kesehatan rumah sakit tersebut juga bermutu. Pelayanan keperawatan adalah pelayanan yang bersifat humanistik dan unik oleh sebab itu diperlukan kiat-kiat khusus dari perawat dalam rangka pemunuhan kebutuhan. Perawat dalam memberikan bantuan umumnya bersifat jasa. Penawaran jasa di rumah sakit sangat padat karya apabila kualitas dan jumlah perawat kurang akan mempengaruhi kualitas jasa yang diberikanya yang akan mempengaruhi kualitas pelayanan yang diberikan rumah sakit. Pelayanan
keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan di rumah sakit sehingga layanan keperawatan ini sangat penting. Sebanyak 60% dari tenaga kesehatan yang ada di Rumah Sakit adalah perawat (Sihotong, 2009), sedangkan menurut Gillies (1994) sekitar 75% tenaga
3
keperawatan di RS adalah perawat dan 60-70% dari total anggaran digunakan untuk menggaji perawat. Oleh karena itu perencanaan tenaga perawat terutama dalam menentukan jumlah kebutuhan tenaga perawat sangat perlu dikelola dengan baik agar diperoleh jumlah kebutuhan tenaga perawat yang efektif dan efisien. Kebutuhan tenaga perawat sendiri dapat diketahui melalui beban kerja yang dipikul perawat (Ilyas, 2012). Beban kerja merupakan perbandingan antara jumlah tenaga dengan volume kerja yang harus diselesaikan pada suatu unit dalam jangka waktu tertentu (Ilyas, 2012). Beban kerja yang berlebihan secara kuantitatif dapat menimbulkan stres kerja, begitu pula denga beban kerja yang terlalu sedikit yakni dapat menimbulkan kebosanan dan berkurangnya perhatian perawat kepada pasien (Sihotang, 2009). Oleh karena itu perlu secara cermat melihat beban kerja perawat di tempat kerjanya agar diperoleh jumlah tenaga perawat yang akurat sesuai kebutuhan. Rumah Sakit PKU Muhammadiah merupakan RS Swasta atau non pemerintah yang mana dana operasional maupun kegiatan lainnya tidak disubsidi dari pemerintah. Sebagai RS swasta peningkatan layanan harus selalu diperhatikan agar masyarakat tetap memilih rumah sakit ini. Oleh karena itu, sangat diperlukan perhitungan jumlah tenaga perawat agar layanan yang diberikan berkualitas. Hal ini dapat dicapai dengan memperhatikan beban kerja apakah jumlah perawat telah memadai apa tidak, karena nantinya akan berdampak terhadap pelayanan sebagai penentu utama berjalan atau tidaknya Rumah Sakit ini.
4
Ruangan yang memiliki pasien paling
banyak di RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta adalah ruang rawat inap kelas 3 yakni bangsal Marwah dengan 37 tempat tidur. Bangsal Marwah bangsal perawatan medikal bedah dimana pasien yang di rawat disini kebanyakan merupakan pasien jaminan yang memakai jamkesmas maupun jamkesda dan sedikit pasien umum. Kondisi pasien yang dirawat dibangsal ini adalah pasien dengan perawatan parsial, minimal care dan terkadang pasien total care yang tidak dapat masuk langsung ke ICU. Pasien di bangsal Marwah tidak 100 persen tergantung kepada tindakan keperawatan. Namun dengan tingkat ketergantungan yang relatif rendah ini tidak berarti semua layanan perawatan yang harusnya di butuhkan pasien maupun keluarga telah diberikan secara optimal. Hal ini dapat terjadi karena jumlah bed di bangsal Marwah adalah 37 sedangkan jumlah perawat adalah 19 orang dimana setiap shift jaga terdapat 4-6 orang perawat termasuk kepala ruang. Dilain pihak, beban kerja yang harusnya di tanggung perawat terkait tingkat ketergantungan pasien banyak terbantu dengan kehadiran keluarga pasien. Ini berarti beban kerja yang ditanggung perawat dapat berkurang. Selain dilihat dari tingkat ketergantungan pasien diatas, beban kerja perawat juga dapat diestimasi dengan melihat rata-rata penggunaan tempat tidur. Bed Occupation Rate (BOR) atau rata-rata pemakaian tempat tidur dalam setahun di bangsal Marwah sendiri adalah 68,2 % dengan rata-rata lama rawat (LOS)
di bangasal ini adalah 4,4 hari. BOR kedua bangsal ini sudah
memenuhi standar nilai minimal BOR di rumah sakit yakni 60%-85% per
5
tahun (Depkes, 2011). Dibandingkan dengan bangsal lainnya, bangsal Marwah memiliki BOR yang relatif rendah karena di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta sendiri telah ditetapkan nilai BOR 75% - 85% per tahunnya. Terkait kondisi diatas maka perlu dilakukan pengkajian ulang terhadap besarnya beban kerja perawat dan jumlah perawat yang di butuhkan bangsal Marwah. Mengingat RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta merupakan RS swadana sehingga nantinya bisa melakukan optimalisasi tenaga perawat setiap shift jaga dan peningkatan layanan kepada pasien sesuai jumlah perawat yang ada.
B. Rumusan Masalah Kemungkinan terjadinya ketidaksesuaian antara jumlah tenaga perawat dengan jumlah pasien mempengaruhi beban kerja yang harus dipikul perawat. Dari uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang maka rumusan masalah penelitian ini adalah: 1. Bagaimana tingkat beban kerja perawat di bangsal rawat inap RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta? 2. Apakah jumlah tenaga perawat telah sesuai dengan beban kerja dan jumlah kunjungan pasien di bangsal rawat inap RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas maka penelitian ini bertujuan untuk:
6
1. Umum a. Mengevaluasi beban kerja perawat dalam pemenuhan kebutuhan tenaga perawat di bangsal Marwah RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta 2. Khusus a. Menganalisis jumlah waktu perawatan pasien yang dilakukan perawat di bangsal Marwah RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta b. Mengetahui jumlah waktu dan jenis aktifitas keperawatan langsung c. Mengetahui jumlah waktu dan jenis aktifitas keperawatan tidak langsung d. Mengetahui jumlah waktu dan jenis aktifitas edukasi pasien dan keluarga e. Menghitung kebutuhan tenaga perawat di bangsal Marwah RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
D. Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian ini maka diharapkan memiliki manfaat: 1. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja perawat di bangsal rawat inap RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta 2. Menjadi
salah
satu
referensi
bagi
pihak
manajemen
RS
PKU
Muhammadiyah Yogyakarta dalam menentukan jumlah perawat yang tepat dan sebagai gambaran bagaimana beban perawat di RS. 3. Sebagai referensi bagi peneliti lainnya tentang manajemen sumnberdaya manusia di Rumah Sakit