BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Perekonomian Indonesia pada saat ini sedang menuju pada era globalisasi yang memberikan peluang bagi perusahaan-perusahaan untuk mengembangkan usahanya. Di lain pihak dengan adanya perdagangan bebas pada era globalisasi ini menimbulkan persaingan yang ketat, dan perusahaan harus mampu mengantisipasi dan menghadapi segala situasi dan kondisi akan mampu bertahan dan dapat terus maju dalam rangka memenangkan persaingan usaha. Dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu memaksimalkan nilai perusahaan untuk kemakmuran para pemegang saham dan para karyawan, para manajer perusahaan harus mampu mengantisipasi segala perubahan situasi dan kondisi baik yang ada didalam perusahaan maupun di luar perusahaan yang dapat mempengaruhi jalannya perusahaann.1 Ekonomi Indonesia yang masih tumbuh walau di saat krisis global, namun perusahaan property and real estate yang kini menunjukkan semakin tumbuh di Indonesia. Dengan adanya pembangunan hotel-hotel, apartement, perumahan, ruko-ruko dan lain-lainnya di berbagai kota-kota besar di Indonesia. Ini memperlihatkan bahwa adanya keterkaitan investor dalam menanamkan sahamnya pada property and real estate.
1
Bintang Dwi Ramadhan, “Pengarauh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi pada PT. POS INDONESIA (PERSERO) Bandung”, (Bandung : Universitas Widyarama, 2005), hlm1
1
2
Geliat pertumbuhan properti di tanah air yang luar biasa di dua tahun terakhir, namun di tahun 2014 mengalami perlambatan. Dimana perlambatan disebabkan oleh beberapa faktor, naiknya BI rate di level 7,5% yang menyebabkan bank-bank mematok suku bunga KPR diatas 10,5%. Dengan naiknya suku bunga diperkirakan property anjlok 20-25% di tahun 2014. Pemilu 2014 menjadi salah satu penyumbang andil terjadinya perlambatan property. Menurut oleh maestro Indonesia Dr. Ir. Panangian Simanungkalit memperkirakan akan terjadi perlambatan sektor property di tahun 2014 yang hanya naik 10% berbeda dengan tahun sebelumnya yakni mengalami pertumbuhan 15%. Dan data dari badan statistik pada tahun 2012 menunjukkan peningkatan mencapai 22%. Namun kondisi ini hanya sementara setelah melalui tahun 2014 yang mengalami perlambatan. Pasar properti seperti di ibukota tetap akan mengalami peningkatan.2 Faktor dari adanya pemilu di tahun 2014 yang mengalami perlambatan peningkatan property and real estate, maka dalam hal ini seorang manajer keuangan harus bekerja keras untuk mempertahankan hidupnya perusahaan serta laba yang diharapkan sehingga mampu bertahan dalam gejolak kondisi musiman. Aspek yang terpenting dari pengelolaan dalam keuangan keseluruhan manajemen pembelanjaan perusahaan. Apabila perusahaan tidak dapat mempertahankan
“tingkat
modal
kerja
yang
memuaskan”,
maka
kemungkinan sekali perusahaan akan berada dalam keadaan insolvent (tidak 2
Prospek Property di Indonesia http://www.kompasiana.com/ongky/prospek-properti-2014. Diakses 15 September 2015
3
mampu membayar kewajiban-kewajiban yang suadah jatuh tempo) dan bahkan mungkin terpaksa harus likuidir (bangkrut). Aktiva lancar harus cukup besar untuk dapat menutup utang lancar sedemikian rupa, sehingga menggambarkan adanya tingkat keamanan (margin of safety) yang memuaskan. 3 Setiap aktivitas yang dilaksanakan oleh individu maupun suatu lembaga selalu memerlukan dana. Perusahaan yang merupakan salah satu bentuk lembaga yang bergerak dalam dunia usaha juga tidak dapat terlepas dari kebutuhan dana, baik untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari maupun membiayai investasi jangka panjang. Dana yang dipergunakan untuk pembelian bahan, upah dan gaji karyawan, dan macam-macam biaya yang diharapkan dapat diterima melalui hasil penjualan. Uang yang diterima melalui hasil penjualan akan dikeluarkan lagi untuk membiayai kegiatan operasional berikutnya. Demikian seterusnya, diterima dari hasil penjualan dan dipergunakan untuk membiayai kegiatan operasional selama hidup perusahaan yang jangka waktu perputarannya tidak lebih dari satu tahun. 4 Kegiatan operasional sehari-hari maupun untuk membiaya investasi jangka panjangnya, dana yang digunakan untuk melangsungkan kegiatan operasional sehari-hari disebut modal kerja. Modal kerja dibutuhkan oleh setiap perusahaan untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari, dimana
3
Aulia Rahma, Analisis Manajemen Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur PMA dan PMDN Yang Terdaftar di BEI Periode 2004-2008), (Semarang : Universitas Diponegoro, 2011), hlm 1 4 Riski Rakhmawati, Pengaruh Modal Kerja Dan Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas Perusahaan real Estate Yang Trdaftar Di Daftar Efek Syariah (DES) Tahun 20092012, (Pekalongan : STAIN Pekalongan, 2014), hlm 1
4
modal kerja yang telah dikeluarkan itu diharapkan akan dapat kembali lagi masuk dalam perusahaan dalam waktu yang pendek melalui hasil penjualan produksinya. Modal kerja berasal dari penjualan produk tersebut akan segera dikeluarkan lagi membiayai kegiatan operasional selanjutnya. Modal kerja ini akan terus berputar setiap periodenya didalam perusahaan.5 Cepatnya perputaran modal kerja ini memungkinkan keputusan pendanaan fleksibel. Mengingat bahwa aktiva tetap biasanya dibiayai dengan jangka panjang, maka modal kerja dapat dibiayai dengan dana jangka pendek, atau jangka panjang, atau kombinasi antara jangka pendek dan dana jangka panjang.6 Semakin pendek periode perputaran modal kerja berarti semakin cepat perputarannya (turnover) atau semakin tinggi tingkat perputarannya. Lamanya periode perputaran tergantung sifat atau kegiatan operasi perusahaan, lama atau cepatnya perputaran ini akan menentukan pula besar atau kecilnya kebutuhan modal kerja.7 Berjalannya kegiatan operasional sangat dipengaruhi oleh tingkat perputaran
piutang.
Kegiatan
opersional
yang
dilakukan
dengan
menggunakan modal yang di dapat dengan kondisi perusahaan akan mendapatkan perolehan laba. Dalam penjualan kredit perusahaan akan mendapatkan resiko-resiko dan dana perusahaan yang tertanam pada piutang 5
Bani Arifin, Pengaruh Perputaran Modal Kerja Kerja Dan Modal Kerja Bruto Terhadap Tingkat Likuiditas Perusahaan (Studi Survei Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Daftar Efek Syariah (DES) Tahun 2010-2012, (Pekalongan : STAIN 2013), hlm 1 6 Napa J.Awat, Manajemen Keuangan Pendekatan Matematis, (Jakarta : Rineka Cipta, 1999), hlm 409 7 Kamaruddin Ahmad, Dasar-Dasar Manajemen Modal Kerja, (Jakarta : Rineka Cipta 1997), hlm 7
5
yang mengakibatkan kebutuhan modal kerja lebih besar. Keuntungan dari penjualan kredit yaitu meningkatkan pembelian konsumen dengan adanya penjualan kredit.8 Penggunaan piutang yang diharapkan meningkatkan penjualan dan keuntungan, tetapi di pihak lain piutang juga menyebabkan peningkatan biaya yang berkaitan dengan piutang. Biaya piutang tersebut antara lain biaya kesempatan karena dana tertanam pada investasi piutang dan biaya piutang tidak terbayar. Kebijakan piutang yang baik yakni kebijakn yang bisa mengoptimalkan trade-off keuntungan dan resiko (kerugian) dari piutang.9 Perputaran piutang (receivable turnover) digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau beberapa kali dana yang ditanamkan dalam piutang ini berputar dalam satu periode. Semakin tinggi rasio menunjukkan bahwa modal kerja yang ditanamkan dalam piutang semakin rendah (dibandingkan dengan rasio tahun sebelumnya) dan tentunya kondisi ini bagi perusahaan semakin baik. Sebaliknya jika rasio semakin rendah ada over investment. Naik turunnya perputaran piutang ini akan dipengaruhi oleh hubungan perubahan penjualan dan perubahan piutang. 10
8
Riski Rakhmawati, Pengaruh Modal Kerja Dan Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas Perusahaan real Estate Yang Trdaftar Di Daftar Efek Syariah (DES) Tahun 20092012, (Pekalongan : STAIN Pekalongan, 2014), halaman 4 9 Mamduh M.Hanafi, Manajemen Keuangan Edisi 1, (Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta, 2014), hlm 554 10 Dewi Noratika, Pengaruh Modal Kerja, Perputaran Piutang, Perputaran Kas, dan Perputaran Persediaan terhadap Net Profit Margin(NPM) Pada Perusahaan Industri Barang Kononsumsi Yang Terdaftar di BEI 2009-2013, (E-Jurnal Ekonomi : Universitas Maritim Raja Ali Haji, 2014), hlm 6
6
Persediaan
diperlukan
untuk
mengantisipasi
ketidaksempurnaan
pasar.11 Persediaan merupakan investasi yang paling besar dalam aktiva lancar untuk sebagian besar perusahaan industri. Persediaan atau inventory sebagai elemen utama dari modal kerja merupakan aktiva yang juga selalu dalam keadaan berputar, dimana secara terus menerus mengalami perubahan. Masalah penentuan besarnya investasi atau alokasi modal dalam persediaan mempunyai efek langsung terhadap keuntungan perusahaan. Kesalahan dalam penetapan besarnya investasi dalam persediaan akan menekan keuntungan perusahaan. Adanya investasi dalam persediaan yang terlalu besar dibandingkan
dengan
kebutuhan
akan
memperbesar
beban
bunga,
memperbesar biaya penyimpanan dan pemeliharaan di gudang, memperbesar kemungkinan kerugian karena kerusakan dan turunnya kualitas, sehingga akan memperkecil profitabiltas perusahaan. Demikian pula sebaliknya, adanya investasi terlalu kecil akan mengakibatkan perusahaan kekurangan material dan perusahaan tidak dapat bekerja secara optimal. Hal ini akan mempertinggi biaya produksi rata-rata yang akhirnya akan menekan keuntungan yang diperoleh perusahaan.12 Untuk mengukur kecil atau besarnya profitabilitas suatu perusahaan dalam meraih laba pada tahun berjalan maupun tahun-tahun sebelumnya, hal ini berkaitan dengan masalah penilian tentang keberhasilan perusahaan. Para investor
11
biasanya
sangat
memperhatikan
kemampuan
perusahaan
Mamduh M.Hanafi, Manajemen keuangan, (Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta, 2014),
hlm 571 12
Lukman Syamsuddin, Manajemen Keuangan Perusahaan, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2011), hlm 280
7
memperoleh laba atas penggunaan modalnya. Prosentase atas penggunaan modal yang semakin meningkat untuk mewujudkan perusahaan semakin baik.13 Rasio Net Profit Margin (NPM) menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih. Rasio ini sangat penting bagi manajer operasi karena mencerminkan strategi penepatan harga penjualan yang diterapkan perushaan dan menunjukkan berapa prosentase laba bersih yang diperoleh setiap penjualan dan kemampuannya untuk mengendalikan beban usaha. Hubungan antara laba bersih dan penjualan bersih menunjukkan kemampuan manajemen dalam menjalankan perusahaan secara cukup berhasil untuk menyisakan margin tertentu sebagai kompensasi yang wajar bagi pemilik yang telah menyediakan modalnya untuk suatu resiko. Para investor pasar modal perlu mengetahui kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Dengan mengetahui hal tersebut investor dapat menilai apakah perusahaan itu profitable atau tidak. 14 Semakin besar net profit margin, maka kinerja perusahaan akan semakin produktif, sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modal pada perusahaan tersebut.15
13
Handoyo Wibisono, Manajemen Modal Kerja Edisi Ketiga, (Yogyakarta : Universitas ATMA JAYA Yogyakarta, 1997), hlm 36 14 Irham Fahmi, Analisis Laporan Keuangan, (Bandung : Alfabeta, 2012), halaman 136 15 Ina Rinati, Pengaruh Net Profit Margin (NPM), Return On Assets (ROA), dan Return On Equity (ROE) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Yang Tercantum Dalam Indeks LQ45, (Jakarta : Universitas Gunadarma, 2009), hlm 3
8
Beberapa pihak telah banyak melakukan penelitian tentang hubungan antara modal kerja terhadap profitabilitas, hubungan kas terhadap profitabilitas, hubungan piutang terhadap profitabilitas, dan hubungan persediaan terhadap profitabilitas dengan hasil yang beragam. Silviana Dwi Sulistianingrum, meneliti “Pengaruh Perputaran Modal Kerja terhadap Profitabilitas Perusahaan Property And Real Estate Terhadap Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2007-2011”. Dengan hasil penelitian uji koefisien regresi berganda sederhana (uji t) bahwa hasil pengujian menunjukkan nilai kesalahan prediksi (probabilitas) 0,785. Pengambilan keputusan berdasarkan uji dua sisi nilai α = 0,05/2 = 0,025 adalah : jika probabilitas < 0,025 maka Ha diterima dan Ho ditolak, jika probabilitas > 0,025 maka Ha ditolak dan Ho diterima. Dengan hasil pengujian nilai yang diperoleh dari output SPSS sebesar 0,785 > 0,025, sehingga Ha ditolak dan Ho diterima. Nilai signifikan didapat sebesar 0,785 lebih besar 0,05 sehingga pengaruh yang terjadi dapat berlaku untuk populasi yang diteliti (tidak dapat digeneralisasikan). Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel perputaran modal kerja dan profitabilitas (menggunakan net profit margin).16 Penelitian yang dilakukan oleh Clairena E.E Santoso dengan penelitian “Perputaran Modal Kerja dan Perputaran Piutang Pengarauhnya Terhadap Profitabilitas Pada PT. Pegadaian (Persero) Periode 2000-2011”. Hasil
16
Silviana Dwi Sulistianingrum, Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan Property And Real Estate Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007-2011, (Pontianak : Universitas Tanjungpura, 2012), hlm 8
9
penelitian perputaran modal kerja (X1) tidak berpengaruh signifikan terhadap net profit margin dengan probabilitas 0,156 > 0,05. Hasil penelitian dengan uji statistik variabel perputaran piutang (X2) memiliki hubungan yang signifikan negatif dengan net profit margin probabilitas 0,01 < 0,05 dan thitung 3,326, hubungan perputaran piutang dengan probabilitas memilki hubungan berbanding terbalik. Pada laporan keuang PT. Pegadian (Persero) menunjukkan tingkat perputaran piutang yang menurun namun profitabilitas perusahaan semakin meningkat, ini karena apabila periode pengumpulan piutang semakin panjang maka akan menambah bunga atas pinjaman yang diberikan perusahaan terhadap masalah sehingga pendapatan PT.Pegadaian semakin besar. Hasil ini menyatakan bahwa terjadi hubungan yang signifikan antara perputaran piutang dan profitabilitas.17 Amtsal Khairy Hanra, dengan penelitiannya “Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan (Studi Kasus Pada PT. Unilever Tbk) Periode 2006-2013”. Dari analisis yang dilakukan dengan menggunakan program SPSS, terbukti bahwa secara simultan variabel perputaran kas (X1), perputaran piutang (X2), dan perputaran persediaan (X3) mempunyai pengaruh terhadap net profit margin (Y), hal ini terbukti dimana thitung > ttabel 1,911 >1,696). Secara persial perputaran kas, mempunyai pengaruh terhadap net profit margin, hal ini menunjukkan bahwa thitung > ttabel (1,911 > 1,696). Perputaran piutang tidak berpengaruh terhadap net profit margin, hal ini menunjukkan bahwa thitung< ttabel (-1,982 < 1,696), dan 17
Clairene E.E Santoso, Pengaruh Perputaran Modal kerja Dan Perputaran Piutang terhadap Profitabilitas pada PT. Pegadaian (Persero) periode 2000-2011, Jurnal EMBA Ekonomi Dan Manajemen Universitas Sam Ratulangi Manado vol.1 No.4 Desember 2013, hlm 1558
10
perputaran persediaan tidak berpengaruh terhadap net profit margin, hal ini menunjukkan bahwa thitung < ttabel (-0,124 < 1,696).18 Dewi Noratika, “Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Perputaran Piutang, Perputaran Kas, dan Perputaran Persediaan Terhadap Net Profit Margin (NPM) Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2009-2013”. Berdasarkan hasil analisis pada uji parsial (uji t) menunjukkan thitung sebesar -3, 852 dengan nilai signifikan adalah 0,000 dan ttabel 1,986. Karena -3.852 > -1,986 dan nilai signifikan 0,000 < 0,05 sehingga Ho ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa perputaran modal kerja secara parsial berpengaruh terhadap net profit margin. Pada perputaran piutang menunjukkan thitung sebesar 0,364 dengan nilai signifikansi 0,717 dan ttabel 1,986. Karena thitung 0,364 < 1,986 dan nilai signifikan 0,717 > 0,05 sehingga Ho gagal ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa perputaran piutang secara parsial tidak berpengaruh terhadap net profit margin. Perputaran kas menunjukkan thitung -2,676 dengan nilai signifikansi 0,009 dan ttabel 1,986. Karena nilai signifikansi 0,009 < 0,05 sehingga Ho berasil ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa perputaran kas berpengaruh secara signifikan terhadap net profit margin. Sedangkan pada perputaran persediaan hasil menunjukkan thitung sebesar -1,663 dengan nilai signifikan 0,100 dan ttabel 1,986. Karena -1,63 < -1,986 dan nilai signifikansi 0,100 > 0,05 sehingga Ho
18
Atmsal Khairy Hanra, Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap profitabilitas Perusahaan (Studi Kasus Pada Perusahaan PT. Unilever Tbk) Periode 2006-2013, (Pekanbaru : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, 2014), hlm 4
11
gagal ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa perputaran persediaan secara parsial tidak berpengaruh terhadap net profit margin. 19 Berdasarkan uraian penelitian yang telah dilakukan penelitian maka penulis ingin mengetahui bagaimana pengaruh perputaran modal kerja, perputaran piutang dan perputaran persediaan terhadap net profit margin. Dilihat dari hasil penelitian tiga komponen tersebut tidak berpengaruh pada profitabilitas, sedangkan pada komponen kas dari beberapa peneltian tersebut berpengaruh, maka peneliti mengambil tiga variabel yaitu modal kerja, piutang dan persediaan. Penelitian sebelumnya dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan perusahaan yang go publik. Namun dalam penelitian ini objek yang digunakan adalah perusahaan manufaktur yang masuk dalam Daftar Efek Syariah (DES). Keputusan meneliti perusahaan Daftar Efek Syariah di pasar modal lebih disebabkan karena perusahaan-perusahaan tersebut merupakan kelompok saham yang memiliki bidang usaha sesuai dengan syariah. Seharusnya perusahaan yang bidang usahanya sesuai dengan syariah akan lebih jujur dalam penyampaian laba laporan keuangan, karena pertanggung jawaban selalu berkaitan dengan konsep amanah. Dimana Daftar Efek Syariah (DES) yang diterapkan oleh Bapepam LK atau pihak yang disetujui Bapepam 19
LK. Daftar Efek Syariah (DES)
Dewi Noratika, Pengaruh Modal Kerja, Perputaran Piutang, Perputaran Kas, dan Perputaran Persediaan terhadap Net Profit Margin(NPM) Pada Perusahaan Industri Barang Kononsumsi Yang Terdaftar di BEI 2009-2013, (E-Jurnal Ekonomi : Universitas Maritim Raja Ali Haji, 2014), hlm 16
12
merupakan panduan invetasi bagi Reksa Dana Syariah dalam menempatkan dana kelolaannya serta juga untuk berinvestasi pada portofolio Efek Syariah.20 Dari uraian diatas maka penulis mengambil judul penelitian “ Pengaruh
Perputaran
Modal
Kerja,
Perputaran
Piutang,
dan
Perputaran Persediaan Terhadap Net Profit Margin (NPM) Pada Perusahaan Industry Property And Real Estate Yang Terdaftar Di Daftar Efek Syariah (DES) Periode 2011-2014”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya. Maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah perputaran modal kerja berpengaruh terhadap Net Profit Margin (NPM)? 2. Apakah perputaran piutang berpengaruh terhadap Net Profit Margin (NPM)? 3. Apakah perputaran persediaan berpengaruh terhadap Net Profit Margin (NPM)? 4. Apakah perputaran modal kerja, perputaran piutang, dan perputaran persediaan berpengaruh terhadap Net Profit Margin (NPM)?
20
Daftar Efek Syariah http://www.ojk.go.id/data-statistik-syariah-efek. Diakses 21 September 2015
13
C. Batasan Masalah Penelitian yang penulis lakukan adalah untuk melihat profitabilitas diukur dengan Net Profit Margin (NPM) kaitannya dengan Perputaran Modal Kerja, Perputaran Piutang, Perputaran persediaan. Penelitian ini dilakukan terhadap keuangan perusahaan Industri Property And Real Estate di Daftar Efek Syariah 2011-2014.
D. Tujuan Masalah Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui apakah Perputaran Modal Kerja berpengaruh terhadap Net Profit Margin (NPM). 2. Untuk mengetahui apakah Perputaran Piutang berpengaruh terhadap Net profit Margin (NPM). 3. Untuk mengetahui apakah Perputaran Persediaan berpengaruh terhadap Net Profit Margin (NPM). 4. Untuk mengetahui apakah Perputaran Modal kerja, Perputaran Piutang, dan Perputaran Persediaan berpengaruh terhadap Net Profit Margin (NPM)
14
E. Manfaat Penelitian 1. Secara teoritis: a. Bagi penulis: Sebagai bahan pembanding antara teori yang didapatkan di bangku kuliah dengan fakta dilapangan, disamping itu penulis memperoleh pengetahuan, wawasan dan pengalaman dalam bidangpenelitian. b. Bagi peneliti berikutnya : Sebagai bahan penelitian sejenis bahan pengembangan penelitian lebih lanjut. c. Bagi Pemabaca : Sebagai bahan informasi tentang Pengaruh Modal Kerja, Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan Terhadap Net Profit Margin (NPM) Studi kasus Perusahaan Industri Property And Real Estate yang terdaftar di DES 2011-2014. 2.
Secara praktisi: a. Bagi STAIN Pekalongan : Diharapkan peneliti ini dapat menjadi salah satu sumber informasi mengenai Pengaruh Modal Kerja, Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan Terhadap Net Profit Margin (NPM) Studi kasus Perusahaan Industri Property And Real Estate yang terdaftar di DES 2011-2014.
15
b. Bagi Perusahaan : Sebagai bahan untuk memberikan masukan bagi perusahaan tentang Pengaruh Modal Kerja, Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan Terhadap Net Profit Margin (NPM). c. Bagi Investor : Menambah pengetahuan bagi para investor atas informasi keuangan dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi pada perusahaan.
F. Penegasan Istilah Agar tidak terjadi perbedaan persepsi dalam pemahaman serta menghindari kesalahpahaman penulis perlu memberikan batasan tentang beberapa istilah yang digunakan dalam judul proposal ini, sebagai berikut : 1. Modal Kerja Modal kerja adalah aktiva lancar yanng digunakan dalam operasi perusahaan. Seperti kas, piutang, persediaan dan surat berharga. 2. Piutang Piutang adalah sejumlah saldo yang akan diterima dari pelanggan. 3. Persediaan Persediaan adalah sejumlah barang jadi, bahan baku,barang dalam proses yang dimiliki perusahaan dengan tujuan untuk dijual atau diproses lebih lanjut.
16
G. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan penjelasan, penelaahan, dan pemahaman, maka dalam penulisan ini penulisannya dbagi menjadi lima bab yang setiap babnya terdiri dari sub-sub bab. Tiap bab ataupun sub bab yang satu dengan yang lainnya merupakan rangkaian yang sangat terkait. Bab I
Pendahuluan Berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah dan sistematika.
Bab II
Kerangka Teori Landasan teori yang akan diuraikan teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan yang ditulis yaitu, net profit margin, perputaran modal kerja, perputaran piutang dan perputaran persediaan. Tinjauan pustaka, kerangka berpikir, dan hipotesis.
Bab III
Metode Penelitian Jenis dan pendekatan penelitian, variabel penelitian, populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, dan analisis data.
Bab IV
Analisis Hasil dan Pembahasan Berisi tentang hasil analisis dan pengolahan data baik analisis data secara deskriptif maupun analisis hasil pengujian secara hipotesis yang
telah
dilakukan.
Selanjutnya
dilakukan
pembahasan
mengenai pengaruh variabel independen terhadap dependen.
17
Bab V
Penutup Terdiri dari kesimpulan dan saran.