BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Globalisasi mengubah perekonomian dunia dengan sangat cepat. Arus globalisasi membawa perkembangan teknologi informasi pada hampir setiap sektor, tanpa terkecuali sektor bisnis. Pergerakan informasi dan arus modal ke berbagai belahan dunia sangat dirasakan dengan beroperasinya perusahaan multinasional di berbagai negara (Rohaeni dan Aryati, 2012). Berdasarkan sumber data yang dipublikasikan oleh UNCTAD (2007:12) tercatat bahwa, jumlah perusahaan yang dikategorikan sebagai perusahaan multinasional mencapai 78.000
induk
perusahaan dengan jumlah afiliat mencapai 780.000 yang tersebar di seluruh dunia. Data tersebut menunjukkan bahwa persaingan usaha semakin ketat, sehingga perusahaan dituntut untuk dapat memperbaiki seluruh sektor secara kontinu. Perkembangan teknologi informasi menyebabkan perpindahan modal dalam jumlah besar di seluruh dunia menjadi lebih cepat (Shapiro, 2010). Perkembangan tersebut juga membuat pasar modal terintegrasi secara global dan memberikan keleluasaan kepada perusahaan untuk memperoleh dana sehingga, pemerolehan dana oleh perusahaan tidak lagi terkendala oleh batas wilayah (Bell et al., 2006). Menurut Joni dan Lina (2010) sumber dana perusahaan tidak terbatas pada sumber dana internal perusahaan saja, karena sumber dana internal tidak sepenuhnya dapat mendanai aktivitas operasi perusahaan. Sadjiarto (1999) 1
Universita s Gadjah Mada
berpendapat bahwa perusahaan dapat memperoleh dana dari aktivitas penanaman modal oleh investor atau pemberian pinjaman oleh kreditor dengan menjanjikan pembagian laba di masa depan. Keputusan perusahaan terkait pemilihan sumber dana dapat menentukan kemampuan perusahaan dalam mendanai setiap aktivitas perusahaan (Brealey et al., 2007). Tingkat pengembalian harapan (expected rate of return) atas modal yang ditanamkan investor menjadi kos modal ekuitas (cost of equity capital) bagi perusahaan. Menurut Barth et al. (2013), besarnya kos modal ekuitas salah satunya dipengaruhi oleh tingkat transparansi laba perusahaan. Semakin rendah transparansi laba yang ditunjukkan perusahaan akan meningkatkan kos modal ekuitas. Menurut Utami (2005), permasalahan transparansi laba muncul akibat persaingan kinerja dengan perusahaan lain yang memicu praktik manajemen laba untuk dapat meningkatkan derajat perbandingan. Murwaningsari (2012) memberikan dua kesimpulan bahwa manajemen laba memiliki korelasi negatif dengan tingkat pengungkapan informasi keuangan dan asimetri informasi mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat pengungkapan informasi keuangan. Terjadinya asimetri informasi menurut Sutedja (2004) disebabkan oleh luasnya wewenang yang diberikan oleh investor kepada manajer, sehingga manajer cenderung untuk tidak mengungkapkan seluruh informasi perusahaan. Menurut Wardani dan Fitriati (2010:91), investor membutuhkan informasi
kinerja keuangan perusahaan sebagai jaminan bahwa dana telah
dialokasikan dengan baik dan sesuai tujuan. Investor dapat memperoleh informasi
2
Universita s Gadjah Mada
tersebut dari laporan keuangan yang merupakan cerminan kinerja keuangan perusahaan sebagai tanggung jawab perusahaan terhadap investor (Wiryadi dan Sebrina, 2013). Kieso et al. (2011: 5) berpendapat bahwa laporan keuangan yang berkualitas dan pengukuran kinerja yang akurat merupakan ke harusan setiap perusahaan untuk dapat menarik modal dari investor. Namun, investor memiliki kendala akses informasi keuangan yang terbatas sehingga standar pelaporan keuangan sangat penting untuk mengatur penyajian informasi keuangan yang dibutuhkan investor (Sadjiarto, 1999). Menurut Ball (2005), IFRS lebih tepat sebagai standar pelaporan keuangan di semua negara karena dapat menyajikan informasi laporan keuangan secara wajar, tepat waktu, dan komprehensif. Seiring perkembangan waktu, satu per satu negara telah mulai mengadopsi standar pelaporan tunggal yaitu IFRS (Rohaeni dan Aryati, 2012). Saat ini, kurang lebih 120 negara telah mengadopsi IFRS sebagai basis standar akuntansi di masing- masing negara (AICPA, 2011). Beberapa penelitian telah memperlihatkan bahwa, IFRS dapat mempengaruhi kos modal ekuitas perusahaan di beberapa negara yang salah satunya dilakukan oleh Kim dan Shi (2007). Kim dan Shi (2007) meneliti perusahaan berbasis IFRS dan perusahaan yang belum berbasis IFRS di 34 negara pada periode 1998-2004. Kim dan Shi (2007) menyimpulkan bahwa perusahaan yang menerapkan IFRS mengalami penurunan kos modal ekuitas dibandingkan dengan perusahaan yang belum mengadopsi IFRS dan perusahaan yang mengadopsi IFRS dapat mengungkapkan
3
Universita s Gadjah Mada
informasi keuangan lebih baik sehingga perusahaan dapat menurunkan kos untuk mendapatkan modal. Indonesia telah mengadopsi IFRS secara penuh setelah melalui serangkaian konvergensi IFRS yang dilakukan oleh DSAK IAI. Penyajian laporan keuangan sesuai PSAK yang telah dikonvergensi IFRS kemudian diatur dalam Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam- LK) No. KEP-347/BL/2012 Tentang Penyajian dan Pengungkapan Laporan
Keuangan
Emiten
atau
Perusahaan
Publik.
Wahyuni
(2011)
mengungkapkan bahwa konvergensi IFRS di Indonesia mendapat dukungan dan optimisme dari akuntan, auditor, maupun entitas lainnya. Hal tersebut dikarenakan IFRS memberikan konsekuensi yang jelas dengan menerapkan standar akuntansi berbasis prinsip (Herawati, 2011). Seperti halnya Kim dan Shi (2007), Wirahardja (2010) menyebutkan bahwa salah satu manfaat yang ditimbulkan dari konvergensi IFRS adalah penurunan kos modal ekuitas. Oleh karena itu, penelitian ini penting untuk diteliti lebih lanjut untuk memberikan gambaran pengaruh IFRS terhadap kos modal ekuitas perusahaan di Indonesia.
1.2 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka pertanyaan penelitian yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh konvergensi IFRS di Indonesia terhadap kos modal ekuitas perusahaan di Indonesia?
4
Universita s Gadjah Mada
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan pertanyaan penelitian yang diajukan di atas, maka tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh konvergensi IFRS terhadap kos modal ekuitas perusahaan di Indonesia, khususnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dilakukannya penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagi akade misi dan peneliti lainnya, penelitian ini diharapkan dapat memperluas khasanah mengenai pengaruh konvergensi IFRS terhadap kos modal ekuitas perusahaan di Indonesia. 2. Bagi perusahaan, penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dalam mengevaluasi konvergensi IFRS yang sedang terjadi, sehingga perusahaan dapat mengambil langkah strategis untuk menghadapi setiap kemungkinan perubahan yang terjadi. 3. Bagi investor, penelitian ini dapat menjadi informasi yang berguna dalam membuat keputusan invetasi terbaik untuk modal yang dimiliki.
1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini disusun ke dalam 5 bagian sebagai berikut:
5
Universita s Gadjah Mada
BAB I PENDAHULUAN: Bagian ini menjelaskan tentang latar belakang penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan dalam penelitian ini. BAB II LANDASAN TEORI: Bagian ini menjelaskan tentang telaah teori yang menjadi landasan penelitian, penelitian terdahulu yang berkenaan dengan penelitian ini, penjabaran mengenai variabel- variabel yang terlibat dalam penelitian ini, rerangka penelitian, dan perumusan hipotesis. BAB III METODA PENELITIAN: Bagian ini mencakup penjelasan tentang definisi operasional penelitian, populasi dan sampel, sumber data, teknik pengumpulan data, dan alat analisis. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN: Bagian ini meliputi penjabaran hasil dari penelitian yang telah dilakukan dan hasil uji hipotesis berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan. BAB V SIMPULAN DAN SARAN: Bagian ini menguraikan tentang kesimpulan dari hasil penelitian, keterbatasan penelitian, dan saran yang ditujukan untuk penelitian selanjutnya.
6
Universita s Gadjah Mada