BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan yang terjadi dalam dunia bisnis sebagai akibat dari efek globalisasi dan perkembangan teknologi informasi mengharuskan para pelaku bisnis menemukan strategi yang lebih sesuai dengan tuntutan perubahan lingkungan bisnis. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan penguasaan pengetahuan merupakan salah satu respon dalam menghadapi perubahan tersebut. Kondisi ini menyebabkan bergesernya paradigma mengenai sumber daya dari keunggulan kompetitif berbasis sumber daya menjadi mengandalkan keunggulan kompetitif pengetahuan. Menurut Sangkala (2007) hal ini dikarenakan hanya pengetahuan yang memiliki kriteria non-rivalrous, increasing return, dan not additive, yang merupakan karakteristik sumber daya yang memiliki keunggulan bersaing. Posisi pengetahuan yang penting dalam konteks daya saing mendorong kebutuhan akan manajemen pengetahuan. Kemampuan inovatif sebuah organisasi berakar kepada kemampuannya menggali pengetahuan yang dimiliki oleh individu-individu yang ada dalam organisasi. Pengetahuan yang dimiliki individu dapat dimanfaatkan oleh organisasi dengan tetap memberikan otonomi pengembangannya pada individu tersebut. Menciptakan, membagikan, dan menggunakan pengetahuan menjadi aktivitas yang penting bagi setiap individu dan organisasi dalam proses penerapan manajemen pengetahuan. Berbagi pengetahuan (knowledge sharing) merupakan
Universitas Sumatera Utara
inti dari manajemen pengetahuan karena melalui knowledge sharing terjadi peningkatan nilai dari pengetahuan yang dimiliki perusahaan. Itulah sebabnya manajemen pengetahuan menjadi sesuatu yang penting untuk dikembangkan dalam setiap organisasi. Manajemen pengetahuan sering dianggap tergantung pada teknologi, dengan melupakan unsur proses dan manusia yang terlibat dalam aktivitas berbagi pengetahuan. Karl Erik Sveiby dalam workshop manajemen pengetahuan Sveiby Knowledge Associate (SKA) berbicara mengenai manajemen pengetahuan yang fokusnya bukan pada teknologi informasi melainkan pada proses bisnis dan orang. Sveiby menyatakan teknologi dengan fungsi teknologi hanya sebatas alat bantu. Manajemen pengetahuan sebagai media pembelajaran hanya akan berguna jika meng-update banyak aktivitas organisasi yang dilakukan oleh anggota organisasi. Tanpa aktivitas apa-apa, media ini tidak ada isinya dan tidak dapat digunakan sebagai media pembelajaran. Salah satu cara membangun manajemen pengetahuan dalam organisasi adalah dengan mengintegrasikan ke dalam budaya organisasi. Budaya organisasi merupakan seperangkat asumsi dasar dan keyakinan yang dianut oleh anggotaanggota organisasi, kemudian dikembangkan dan diwariskan guna mengatasi masalah-masalah adaptasi eksternal dan masalah adaptasi internal (Amnuai dalam Tika, 2006:4). Budaya organisasi diyakini sebagai elemen penting dalam menciptakan suatu kesadaran akan penciptaan dan transfer pengetahuan. Penerapan budaya organisasi membuat karyawan mengetahui tentang hal-hal yang penting bagi organisasi dan bagaimana bertingkah laku yang tepat.
Universitas Sumatera Utara
Budaya organisasi dianggap sebagai salah satu enabler sekaligus barrier yang paling potensial terhadap suksesnya implementasi manajemen pengetahuan (Tobing, 2007:135). Karena sebagian besar pengetahuan berada di dalam kepala manusia dalam bentuk tacit knowledge, bukan di sistem informasi yang canggih, untuk itu diharuskan melakukan pendekatan-pendekatan yang berpusat kepada manusia yaitu dengan cara menumbuhkan budaya yang kondusif terhadap berjalannya proses-proses didalam penerapan manajemen pengetahuan. Budaya organisasi diperlukan untuk membangun rasa saling percaya dan keterbukaan diantara karyawan dalam mensukseskan proses sharing pengetahuan. Hal ini penting karena tanpa berbagi pengetahuan proses pembelajaran akan terhambat dan pengetahuan hanya akan dimanfaatkan oleh orang atau unit secara terbatas. Budaya organisasi yang diterapkan secara tepat memotivasi karyawan dalam memanfaatkan pengetahuan. Dalam proses penerapan budaya organisasi, manajemen pengetahuan berperan dalam membantu sumber daya manusia memahami budaya organisasi. Dengan manajemen pengetahuan yang baik yang dimiliki oleh karyawan sangat membantu sharing (berbagi) pengetahuan dari seorang karyawan yang memahami jelas tentang budaya organisasi untuk disampaikan kepada karyawan baru maupun karyawan lama yang kurang memahami budaya organisasi perusahaan tempatnya bekerja. PT X merupakan salah satu bank tertua di Indonesia yang didirikan pada tanggal 2 Oktober 1998 sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia. PT X memiliki misi untuk menjadi
Universitas Sumatera Utara
bank yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pasar serta memberikan keuntungan maksimal bagi stakeholder dengan kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan. Selain daripada itu, PT X berusaha menjadi bank yang dikenal karena mematuhi standar praktek perbankan internasional dalam hal corporate governance. PT X secara terus menerus dan berkelanjutan berupaya untuk menjaga dan memastikan bahwa good corporate governance telah dilaksanakan. Apabila PT X ingin mewujudkan visi menjadi bank yang paling dikagumi dan selalu progresif, maka manajemen PT X harus menentukan bagaimana penerapan manajemen pengetahuan di PT X. Sebab jika PT X mampu mengelola dan menerapkan manajemen pengetahuan dengan baik, maka akan tercipta sumber daya manusia yang selalu belajar (learners), antisipatif terhadap perubahan, kreatif dan inovatif, dan mampu menghasilkan kualitas pelayanan yang memiliki nilai yang tinggi di mata konsumen. PT X sudah menyadari pentingnya manajemen pengetahuan untuk meningkatkan kompetensi dan daya saing organisasi, sehingga sejak tahun 2003 PT X bekerja sama dengan beberapa konsultan ternama dalam pengembangan manajemen pengetahuan untuk menyediakan layanan e-learning dengan nilai investasi US$ 7 juta. E-learning merupakan sebuah program pembelajaran jarak jauh melalui media elektronik, dimana materi pendidikan dapat diakses melalui internet, intranet, ekstranet atau CD ROM oleh karyawan bank di seluruh Tanah Air (www.bankmandiri.co.id). PT X menggunakan e-learning sebagai salah satu media pembelajaran yang memanfaatkan teknologi yang dianggap efektif dalam mengelola perubahan informasi yang sangat cepat, yang dapat langsung
Universitas Sumatera Utara
dimanfaatkan oleh semua pihak yang membutuhkan. Karyawan tidak dipaksakan untuk menggunakan e-learning, siapa yang merasa membutuhkan informasi dapat mengakses e-learning kapan pun dan dimana pun. E-learning yang merupakan media dari organisasi pembelajaran, seyogianya dibangun melalui budaya, visi, strategi, dan struktur organisasi (Sangkala, 2007:288). Budaya organisasi pembelajar menekankan pada pentingnya melakukan pembelajaran terus menerus dilakukan pada semua tingkatan, fungsi, dan divisi organisasi. Dasar inilah yang meyakinkan PT X untuk memprioritaskan e-learning sebagai media pembelajaran yang penting dalam mendukung penerapan manajemen pengetahuan, karena dengan e-learning karyawan dapat melakukan pembelajaran tanpa dibatasi waktu dan tempat yang akan berdampak pada perkembangan individu dan tim melalui kreativitas, tim kerja, perbaikan yang kontinu, dan manajemen diri. Dalam
mendukung
penerapan
manajemen
pengetahuan,
PT
X
mengembangkan budaya organisasi baru yaitu budaya TIPCE. Budaya organisasi tersebut memiliki nilai-nilai budaya yang disepakati menjadi pedoman dalam organisasi. Adapun nilai-nilai budaya tersebut adalah trust (keyakinan), integrity (integritas), professionalism (profesionalisme), customer focus (fokus pada pelanggan), dan excellence (kesempurnaan). Trust (keyakinan) menjadi fokus dalam penerapan manajemen pengetahuan karena dasar dari berbagi pengetahuan yang merupakan inti dari prose penerapan manajemen pengetahuan adalah adanya trust (keyakinan atau rasa saling percaya). Keyakinan karyawan bahwa dengan membagikan pengetahuan, seseorang tidak akan kehilangan pengetahuannya, melainkan justru akan melipatgandakan nilai dari pengetahuan tersebut, dan
Universitas Sumatera Utara
bagaimanapun ide dan masukannya terhadap perusahaan tidak akan berdampak negatif terhadap dirinya perlu dibangun agar karyawan tidak takut untuk berbagi pengetahuan. Secara spesifik Divisi Budaya Organisasi PT X bahkan menciptakan 5 Must (lima keharusan) yang berisi lima poin, yaitu ONE information a day, TWO minutes before schedule, implementing THREE “er” in business process, FOUR aliancies with business unit, dan minimum FIVE new customer socialitation perweek. One information a day (satu informasi setiap hari) merupakan poin penting dalam mendukung penerapan manajemen pengetahuan karena jika satu informasi yang diberikan dapat bermanfaat maka akan menjadi suatu pengetahuan baru yang memberikan efek positif bagi karyawan yaitu karyawan dapat mensukseskan poin ke lima dari 5 Must untuk melakukan sosialisasi terhadap minimal lima orang pelanggan baru. Karyawan yang memiliki informasi yang lengkap dan bermanfaat dapat membantu pelanggan memahami dengan jelas produk yang ditawarkan perusahaan sehingga tertarik untuk membeli atau menggunakan produk tersebut. Kinerja perusahaan akan optimal sehingga mempengaruhi jumlah pendapatan yang semakin meningkat, yang tercermin dari tingkat penjualan yang semakin meningkat. Budaya organisasi di PT X diterapkan melalui tugas kelompok 1:4 yang isinya adalah mengingatkan anggota kelompok untuk selalu berperilaku TIPCE, memastikan seluruh anggota kelompok memahami informasi yang disampaikan Top Management, serta mendorong anggotanya untuk selalu lebih baik dari hari ke hari. PT X juga melakukan upayaupaya unit kerja dalam mendorong optimalisasi pembelajaran (knowledge
Universitas Sumatera Utara
management) karyawan melalui berbagai pendekatan ataupun media seperti melakukan reading discussion di masing-masing unit kerja, pelaksanaan elearning oleh masing-masing karyawan, sosialisasi, dan informasi yang diberikan oleh Kelompok 1:4. Penerapan budaya organisasi dan berbagai upaya yang diciptakan PT X untuk mensukseskan penerapan manajemen pengetahuan, pada kenyataannya masih belum optimal karena dihadapkan pada beberapa masalah. Masalah yang sering dihadapi dalam penerapan manajemen pengetahuan pada PT X adalah sulitnya mendapatkan komitmen dari anggota organisasi dalam mengembangkan pengetahuan organisasi dan rendahnya minat karyawan dalam memanfaatkan fasilitas manajemen pengetahuan yang telah tersedia. Dalam mendukung penerapan manajemen pengetahuan, budaya organisasi PT X yaitu one information a day, diharapkan dapat memotivasi kegiatan transfer informasi diantara seluruh karyawan mulai dari jajaran pimpinan hingga pada karyawan tingkat bawah baik melalui komunikasi verbal ataupun komunikasi nonverbal yaitu penggunaan media elektronik seperti, e-mail, blackberry messangger, dan short messagge service. Namun masalahnya, pelaksanaan one information a day tidak dilaksanakan secara rutin, bahkan sharing informasi hanya dilakukan seminggu sekali pada saat rapat mingguan. Di sisi lain mengenai masalah tersedianya fasilitas e-learning pada PT X tidak disosialisasikan secara maksimal pada seluruh karyawan sehingga pemanfaatannya tidak efektif. Hal ini tampak pada Tabel 1.1. yang menunjukkan
Universitas Sumatera Utara
jumlah penggunaan data e-learning yang dimiliki oleh PT X dari tahun 2008 hingga tahun 2012 di semua unit kerja pada PT X.
Unit Kerja
Tabel 1.1. Data Pengguna E-Learning PT X Tahun 2008-2012 Tahun
KC Medan Imam Bonjol
2008
2009
2010
2011
2012
Frekuensi
172 kali
112 kali
110 kali
133 kali
6 kali
Sumber : Divisi Marketing PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Imam Bonjol Medan
Berdasarkan Tabel 1.1. terlihat bahwa pengguna e-learning mengalami penurunan dari tahun ke tahun dimulai dari tahun 2008 hingga tahun 2010 sebesar 11%. Namun pada tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 4% dari tahun 2010. Akan tetapi kenaikan itu tidak dapat dipertahankan di tahun berikutnya yaitu tahun 2012 dimana hanya sebesar 1% pengguna data e-learning yang merupakan jumlah pengguna yang paling rendah selama lima tahun terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa penurunan penggunaan e-learning diduga disebabkan oleh pemahaman akan budaya organisasi untuk pemanfaatan fasilitas pembelajaran yang masih rendah dikalangan karyawan. Sehingga mengakibatkan penggunaan fasilitas e-learning tidak dimanfaatkan secara maksimal. E-learning yang berisi berbagai bahan ajar/pengetahuan dan solusi mengenai perusahaan diharapkan dapat menjadi media pelatihan karyawan yang efektif. Namun, jika penggunaan elearning semakin menurun setiap tahunnya akan menghambat tercapainya tujuan PT X dalam menciptakan tim manajemen yang kuat dan professional yang bekerja berlandaskan pada prinsip-prinsip good corporate governance. Jika prinsip good corporate governance sebagai suatu pola hubungan, sistem, dan proses yang
Universitas Sumatera Utara
digunakan oleh perusahaan tidak terlaksana, maka akan berdampak pada ketidakmampuan PT X memberikan nilai tambah kepada pemegang saham secara berkesinambungan
dalam
jangka
panjang
dengan
tetap
memperhatikan
kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan dan norma yang berlaku, yang akan tercermin melalui penurunan tingkat penjualan perusahaan. Namun jika penerapan budaya organisasi efektif, maka tercipta budaya belajar mandiri yang berdampak pada peningkatan pemanfaatan e-learning sebagai salah satu sarana untuk memperkaya pengetahuan sehingga penerapan manajemen pengetahuan akan terlaksana secara maksimal. Berdasarkan fenomena di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian dan menyajikannya dalam bentuk skripsi yang berjudul “Hubungan Budaya Organisasi dengan Penerapan Manajemen Pengetahuan pada PT X.”
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian ini sebagai berikut: Apakah budaya organisasi mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan penerapan manajemen pengetahuan pada PT X?
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengetahui hubungan budaya organisasi dengan penerapan manajemen pengetahuan pada PT X.
Universitas Sumatera Utara
1.4 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian diharapkan dapat memberi manfaat bagi berbagai pihak diantaranya: a. Bagi PT X Sebagai masukkan dan bahan pertimbangan bagi pimpinan PT X yang berupa informasi tentang penerapan budaya organisasi dan penerapan manajemen pengetahuan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. b. Bagi Penulis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan bagi penulis dalam bidang manajemen sumber daya manusia dan memberikan suatu pembelajaran yang lebih dalam khususnya mengenai budaya organisasi dan manajemen pengetahuan. c. Bagi Peneliti Lain Sebagai bahan referensi dan informasi yang dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan serta perbandingan dalam melakukan penelitian mengenai hubungan budaya organisasi dengan penerapan manajemen pengetahuan.
Universitas Sumatera Utara