BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang PT. Chingluh Indonesia adalah salah satu perusahaan sepatu dari Taiwan didaerah Kabupaten Tangerang tepatnya di Cikupa. Perusahaan ini telah berdiri sejak tahun 2005 (Factory) dan tahun 2007 (Workshop) silam. Perusahaan ini memproduksi sepatu untuk di ekspor ke luar negeri dan bermerk tunggal Adidas. Sepatu-sepatu yang dibuat diperusahaan ini merupakan jenis Soccer, Running, dan Basket Ball. Di dalam proses pembuatan sepatu memiliki beberapa tahapan proses yakni : Proses Cutting, dimana material atau bahan dasar sepatu dipotong dan dipola sesuai dengan jenisnya. Proses Preparation, dimana bahan yang telah menjadi pola dipersatukan dengan pola-pola lain dengan cara dilem dan dijahit. Proses Stitching (Sewing), dimana proses ini merupakan proses kunci bagian pembuatan Upper. Proses Stockfiting, dimana proses
yang
menggabungkan bagian-bagian dari bottom sepatu, yaitu antara midsole dan outsole sampai terbentuk
menjadi
bottom sepatu. Proses Assembling, merupakan proses
perakitan sepatu dengan menggabungkan Upper dan Bottom. Dan yang terakhir adalah Finishing dimana sepatu yang telah jadi ini di packing ke dalam inner box dan siap untuk dipasarkan. Didalam menghasilkan sebuah produk sepatu, perusahaan sepatu ini harus mempunyai 3 aset utama yakni material atau bahan dasar sepatu, mesin jahit atau mesin 1
lainnya, dan operator mesin tersebut. Dalam membuat satu pasang sepatu, operator mesin jahit harus didukung dengan adanya bahan yang berkualitas yang akan dibuat menjadi sepasang sepatu dan mesin jahit yang baik sehingga perusahaan mendapatkan hasil produk sepatu jadi yang memuaskan secara kualitas dan kuantitas. Karena produksi sepatu ini merupakan produksi massal, maka kondisi mesin pun juga harus diperhatikan serta teknologinya dan tata letak (lay out) yang sesuai dengan Flow Proses pembuatan sepatunya. Beberapa metode yang selama ini selalu digunakan untuk menunjang kemajuan perusahaan ini diantaranya adalah Line Balancing, TQM (Total Quality Management), CI (Continous Improvement), system Kaizen, Forecash, dan Cost of Quality (COQ). Banyak hal yang telah dilakukan manusia dalam usahanya untuk meningkatkan efisiensi kerja. Kemajuan teknologi banyak mengakibatkan bergesernya tenaga manusia untuk kemudian digantikan dengan tenaga mesin atau peralatan produksi lainnya. Namun di negara-negara berkembang pengertian mengenai efisiensi kerja akan selalu dikaitkan dan diarahkan pada segala usaha yang dilakukan dengan sumber daya manusia dan tata letak mesin produksi ( lintasan produksi ) yang ada. Dengan demikian semua gagasan dan kebijakan yang diambil untuk usaha meningkatkan efisiensi kerja tanpa mengaitkan dengan penambahan modal atau capital seperti halnya penerapan proses mekanisasi atau otomatisasi semua fasilitas produksi dengan tingkat teknologi yang lebih canggih. Hal ini perlu ditekankan meskipun disadari bahwa penanaman modal untuk perbaikan dan pengembangan fasilitas produksi adalah cara lain untuk meningkatkan produktifitas dan efisiensi kerja secara spektakuler. 2
Pada kasus yang terjadi, perlu diperbaiki proses lini perakitan ( proses pembuatan sepatu) yang terjadi Botleneck di PT. Chingluh Indonesia dengan menggunakan sistem Stitching Speed pada Line Balancing Stitching Process ( proses jahit ) agar lebih efisien dan lebih optimal. Hal ini disebabkan karena banyak sekali didalam proses pembuatan sepatu yang kurang cepat dan rapinya jahitan sepatu serta kurang pemahaman operator untuk mengatur kecepatan jahit yang sesuai dengan lekukan model jahitan. Selain itu, operator juga kurang memahami jalannya proses produksi dengan mengatur letak flow process agar dapat memudahkan aliran proses pembuatan sepatu menjadi lebih efektif. Oleh karena itu di perlukan proses Stitching Speed ini pada line balancing dengan lay out didalamnya agar proses produksi ini dapat berjalan dengan baik.
1.2.
Perumusan Masalah Agar
pembahasan dapat lebih terarah, maka akan diidentifikasikan beberapa
masalah yang akan diteliti dalam tugas akhir adalah sebagai berikut : 1.
Apakah masih terjadi penumpukan ( botleneck ) pada line sewing ( Stitching ) setelah dilakukan Line Balancing ?
2.
Berapakah selisih waktu yang didapat dengan menggunakan Line Balancing, apakah lebih efisien pada line produksi di PT. Chingluh Indonesia ?
3.
Apakah proses Stitching Speed dapat
menunjang keseimbangan line produksi
pada proses Botleneck di PT. Chingluh Indonesia ? 3
1.3.
Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah : 1.
Melihat perbedaan waktu jahit operator sebelum dilakukan line balancing dengan sesudah dilakukan line balancing pada PT. Chingluh Indonesia.
2.
Mengetahui efisiensi waktu operator yang dibutuhkan dalam proses jahit tersebut sesuai dengan Takt Time ( TT ) yang ada pada Line Balancing di PT. Chingluh Indonesia.
3.
Mengetahui hasil yang didapat dari proses Stitching Speed dan membandingkan dengan hasil pada line balancing sebelum dilakukan proses tersebut serta melakukan perbaikan pada proses bottleneck yang terjadi di line produksi.
1.4.
Batasan Masalah Pembahasan terhadap suatu masalah yang dikemukakan harus ada suatu batasan agar ruang lingkupnya tidak menyimpang dan tidak terlalu luas, sehingga tujuan dari penulisan dapat tercapai dengan optimal. Adapun pembatasan masalah yang dimaksud adalah sebagai berikut : 1.
Produk yang diamati adalah produk sepatu Adidas Soccer tipe F5 Series.
2.
Tidak memperhitungkan faktor biaya yang berkaitan dengan usulan penambahan atau pengurangan jumlah operator dan mesin. 4
1.5.
3.
Tidak melakukan re-layout departemen produksi.
4.
Tidak melakukan peramalan terhadap permintaan.
5.
Tidak melakukan perhitungan RFT ( data defect ), WIP, MLT dan EOLR.
6.
Data permintaan yang digunakan adalah data bulan Maret 2013.
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan untuk penelitian dan analisis melalui beberapa tahap, yaitu : 1.
Meninjau langsung ke kawasan perusahaan dengan mengamati dan mengukur waktu proses setiap proses jahit yang dilakukan.
2.
Wawancara langsung dengan pimpinan ( Mandor ) dan operator yang berhubungan dengan perhitungan dalam menentukan waktu untuk setiap proses yang ada.
3.
Studi kepustakaan dengan mempelajari referensi-referensi buku dan teori-teori yang ada sebagai landasan penulis untuk menulis tugas akhir ini.
1.6.
Sistematika Penulisan Penulisan penelitian ini disusun berdasarkan suatu sistematika penulisan yang secara
garis besar dapat digambarkan sebagai berikut : 5
BAB 1
PENDAHULUAN Bab ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tinjauan penelitian, batasan masalah, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB 2
LANDASAN TEORI Bab ini menguraikan konsep-konsep, teori-teori dan rumusan yang menunjang dalam pemecahan masalah.
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan cara pengambilan data dan pengolahan data dengan menggunakan analisis data yang ada.
BAB 4
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Bab ini berisikan uraian gambaran umum perusahaan di PT. Chingluh Indonesia, cara penyusunan data yang dibutuhkan dan metode analisis data.
6
BAB 5
HASIL DAN ANALISA DATA Bab ini menguraikan tentang penganalisisan data yang telah diperoleh dan dibuat langkah-langkah penyelesaiannya.
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini merupakan kesimpulan dari hasil penelitian dan pengolahan data yang telah diperoleh pada bab sebelumnya disertai dengan saran-saran yang diusulkan peneliti kepada PT. Chingluh Indonesia.
7