BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan memiliki peran yang amat penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan bangsa yang bersangkutan. Untuk itu, pembangunan nasional di bidang pendidikan merupakan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia, guna mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur, serta memungkinkan setiap warga negaranya mengembangkan diri, baik dalam aspek jasmaniah maupun rohaniah berdasarkan falsafah pancasila.1 Sekolah biasa mengklasifikasikan siswa ke dalam suatu ruangan belajar yang berbeda-beda dengan harapan agar proses instruksional yang terjadi dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran yang
telah
ditetapkan,
serta
mengarah
pada
pencapaian
cita-cita.
Pengelompokkan siswa tersebut biasa diilhami oleh keragaman latar belakang siswa, baik ditinjau dari sudut intelektual, umur, maupun prestasi belajar. 2 Salah satu layanan yang dapat diberikan kepada siswa berbakat atau unggul adalah dalam bentuk penyelenggaraan program kelas unggulan. Program kelas unggulan dirancang untuk memberikan pelayanan belajar yang memadai bagi siswa yang benar-benar mempunyai kemampuan di atas rata1
2
Ali Rohmad, Kapita Selekta Pendidikan, Cet. Ke-2 (Jakarta: Teras, 2009), hlm. 7. Ibid., hlm. 69.
1
2
rata.
Sehingga
siswa
berbakat
atau
unggul diberi peluang untuk
mengembangkan potensinya. Untuk mencapai keunggulan tersebut, maka masukan (input), proses pendidikan, guru dan tenaga kependidikan, manajemen, layanan pendidikan, serta sarana penunjangnya harus diarahkan untuk menunjang tercapainya tujuan tersebut.3 Melalui program khusus, siswa berbakat akan memperoleh pengayaan dari materi pelajaran, proses belajar dan produk belajar. Di sekolah tidak semua siswa memiliki kecerdasan yang sama, ada siswa yang memiliki kecerdasan dibawah rata-rata, ada siswa yang memilki kecerdasan yang sedang atau tidak jarang ada siswa yang memiliki kecerdasan diatas rata-rata. Karena memiliki kecerdasan yang berbeda-beda perlakuan yang seharusnya diterapkan disekolah terhadap siswa yang memiliki kecerdasan yang berbedabeda tidak bisa menyamaratakan kemampuan siswa dengan kurikulum yang digunakan pada umumnya. 4 Strategi alternatif ini disamping bertujuan untuk memberikan pelayanan pendidikan sesuai dengan potensi siswa juga bertujuan untuk mengimbangi kekurangan yang ada pada sekolah tersebut. Karena pada dasarnya program tersebut dikembangkan untuk mencapai keunggulan dalam output (keluaran) pendidikan berkaitan dengan peningkatan mutu pendidikan.
3
Agus Maimun dan Agus Zaenul Fikri, Madrasah Unggulan : Lembaga Pendidikan Alternatif di Era Kompetitif (Malang: UIN-MALIKI Press, 2010), hlm. 37. 4
Agus Sutondo, Peduli Pendidikan “http://agussutondopedulipendidikan.blogspot.com /2010/12/kelas-unggulan-si-pintar-atau-si-kaya.html” (Jumat, 22 Maret 2012). Diakses, 14 November 2013.
3
Sedangkan untuk mencapai tujuan pendidikan yang optimal maka pemerintah menyelenggarakan ujian nasional, hal ini dimaksudkan sebagai kegiatan pengukuran dan penilaian kompetensi peserta didik secara nasional pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
5
Ujian nasional yang
dilaksanakan sekolah merupakan hasil menguji mutu suatu kepandaian siswa untuk memperoleh hasil belajar yang dilakukan pada akhir jenjang pendidikan yang bersifat nasional. Berbagai metode ataupun cara dilakukan oleh pendidik agar peserta didiknya mampu mendapatkan hasil ujian yang memuaskan, baik dalam bentuk bimbingan belajar mendekati ujian nasional, maupun dengan mengadakan program kelas unggulan bagi siswa yang unggul. SMP Muhammadiyah Pekalongan merupakan salah satu sekolah swasta yang melaksanakan program baru yaitu program kelas ungggulan dengan tujuan untuk mengembangkan pendidikan bagi anak yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat unggul. Sementara baru tiga kelas yang dikelompokkan ke dalam kelas unggulan, yaitu kelas VII a, VIIIa, dan IXa. Kelas tersebut mendapat fasilitas dan pelayanan khusus dengan harapan dapat meningkatkan prestasi pencapaian nilai ujian nasional siswa dan dapat meningkatkan kualitas lulusan siswa. Alasan pemilihan lokasi penelitian di SMP Muhammadiyah Pekalongan dikarenakan sekolah ini memiliki sebuah proram pelayanan pendidikan yaitu dengan program kelas unggulan, dimana dalam pelaksanaan program kelas 5
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Pedoman Pelaksanaan Ujian Nasional Propinsi Jawa Tengah Tahun 2005/2006 (Semarang: Dinas P dan K, 2006), hlm. 3.
4
unggulan ini semua kelas diberlakukan jam tambahan pada siang hari setiap hari, kecuali hari jumat dan minggu. Adapun pelaksanaannya yaitu setelah jam reguler berakhir, kelas unggulan diberi jam tambahan belajar selama 1 (satu) jam dengan penggayaan materi dari mapel yang akan diujikan pada ujian nasional seperti mapel matematika, bahasa inggris, bahasa indonesia dan IPA. Sehingga dengan adanya pelaksanaan program kelas unggulan ini, maka siswa yang berada di kelas unggulan diharapakan mampu mencapai hasil yang sesuai dengan target atau tujuan yang telah ditetapkan dengan mengembangkan kemampuan siswa kelas unggulan menjadi keluaran (output) yang berkualitas. Tahun ajaran 2013 ini merupakan tahun ke tiga SMP Muhammadiyah Pekalongan menyelenggarakan prgram kelas unggulan dengan diberlakukan jam tambahan pada siang hari sampai sore hari dibandingkan pada kelas unggulan
dari
tahun
sebelumnya
yaitu
tahun
2007
yang
hanya
mengklasifikasikan siswa ke dalam kelas favorit tanpa diberlakukan jam tambahan. Maka dalam hal ini perlu dipertanyakan apakah ada korelasi yang signifikan antara pelaksanaan program kelas unggulan dengan hasil ujian nasional siswa tahun ajaran 2013/2014 di SMP Muhammadiyah Pekalongan. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti bermaksud mengadakan sebuah penelitian yang berjudul “KORELASI PELAKSANAAN PROGRAM KELAS UNGGULAN DENGAN HASIL UJIAN NASIONAL SISWA DI SMP MUHAMMADIYAH PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2013/2014 ”.
5
Adapun alasan pemilihan judul ini sebagai berikut : 1. Dengan
adanya
pelaksanaan
program
kelas
unggulan
yang
diberlakukan adanya jam tambahan, akan menghasilkan nilai akhir atau output siswa yang bagus sehingga sesuai dengan tujuan yang diharapkan. 2. Belum ada penelitian tentang pelaksanaan program kelas unggulan yang dikorelasikan dengan hasil ujian nasional siswa yang dilakukan mahasiswa STAIN Pekalongan. 3. Penulis ingin mengetahui ada hubungannya atau tidak antara adanya pelaksanaan program kelas unggulan dengan hasil ujian nasional siswa tahun ajaran 2013/2014 di SMP Muhammadiyah Pekalongan.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana pelaksanaan program kelas unggulan di SMP Muhammadiyah Pekalongan? 2. Bagaimana hasil ujian nasional siswa di SMP Muhammadiyah Pekalongan Tahun Ajaran 2013/2014? 3. Bagaimana korelasi pelaksanaan program kelas unggulan dengan hasil ujian nasional siswa di SMP Muhammadiyah Pekalongan Tahun Ajaran 2013/2014?
6
Untuk memperjelas dan agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam penafsiran maka di bwah ini penulis akan mempertegas beberapa istilah yang tercantum dalam judul skripsi, yaitu: 1. Korelasi Korelasi adalah metode untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan dua peubah ataulebih yang digambarkan oleh besarnya koefisien korelasi.
Korelasi
(Correlation)
dapat
juga
berarti
hubungan,
antarhubungan atau saling berhubungan. 6 2. Program kelas unggulan Program Kelas unggulan adalah program yang diperuntukan bagi calon siswa yang memiliki bakat, minat, kemauan belajar yang optimal dan berpotensi tinggi serta memiliki orientasi yang tinggi untuk belajar. Kelas ungulan didesain memiliki beberapa keunggulan dibanding kelas regular lainnya, diantaranya; keunggulan dibidang sarana, waktu belajar, muatan materi ajar, dan pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh guru.7 3. Ujian nasional Ujian Nasional biasa disingkat UN / UNAS adalah sistem evaluasi standar pendidikan dasar dan menengah secara nasional dan persamaan mutu tingkat pendidikan antar daerah yang dilakukan oleh Pusat Penilaian Pendidikan, Depdiknas di Indonesia berdasarkan Undang-Undang 6
Salafudin, Statistik Terapan untuk Penelitian Sosial, (Pekalongan: STAIN Pekalogan Press, 2010), hlm. 77. 7
Ummi Masruroh, Program Kelas Unggulan “http://mtsalmuslimun.blogspot.com/2011 /09/program-kelas-unggulan.html” (Senin, 12 September 2011). Diakses, 10 Desember 2013.
7
Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 menyatakan bahwa dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional dilakukan evaluasi sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihakpihak yang berkepentingan. 8 Berdasarkan pengertian di atas maka yang dimaksud dengan judul skripsi ini adalah penulis ingin mendeskripsikan tentang pelaksanaan program kelas unggulan dan hasil ujian nasioanal siswa tahun ajaran 2013/2014 di SMP Muhammadiyah, serta korelasi pelaksanaan program kelas unggulan dengan hasil ujian nasional siswa di SMP Muhammadiyah Pekalongan tahun ajaran 2013/2014.
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui pelaksanaan program kelas unggulan di SMP Muhammadiyah Pekalongan. b. Untuk mengetahui hasil ujian nasional siswa di SMP Muhammadiyah Pekalongan Tahun Ajaran 2013/2014. c. Untuk mengetahui korelasi pelaksanaan program kelas unggulan dengan hasil ujian nasional siswa di SMP Muhammadiyah Pekalongan Tahun Ajaran 2013/2014.
8
Zhovran, Pengerrtian UN “http://zhovran.wordpress.com/2012/02/29/pengertian-un-12” (Rabu, 29 Ferbuari 2012). Diakses, 10 Desember 2013.
8
2. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Secara Teoritis 1.) Dapat menambah dan memperkaya serta mendalami khasanah keilmuan dalam dunia pendidikan tentang pelaksanaan program kelas unggulan dan kaitannya dengan hasil ujian nasional siswa. 2.) Diharapkan pula dapat digunakan sebagai bahan kajian untuk informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan. b. Kegunaan Secara Praktis 1.) Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam menambah wawasan tentang pelaksanaan program kelas unggulan dan korelasinya dengan hasil ujian nasional siswa di SMP Muhammadiyah Pekalongan Tahun Ajaran 2013/2014. 2.) Bagi SMP Muhammadiyah Pekalongan a.) Sebagai sumbangan pemikiran bagi para guru dalam melaksanakan program kelas unggulan. b.) Sebagai bahan pengembangan dan masukan bagi dewan guru maupun bagi penentu kebijakan dalam pendidikan di sekolah .
D. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka ditujukan untuk mengetahui uraian sekilas dari literatur yang dijadikan sebagai sumber data dalam penelitian ini.
9
1. Analisis Teoritis Menurut Ali Rohmad dalam bukunya kapita selekta pendidikan siswa di dalam kelas berkumpul bersama untuk mempelajari segala yang disajikan oleh guru, akan tetapi pada kenyatannya siswa yang berinteraksi dengan guru dalam proses belajar mengajar memiliki beragam keunikan yang dimiliki. Karena itu, supaya tujuan pembelajaran dapat dicapai secara maksimal, maka ada sekolah yang dengan sengaja mengklasifikasikan siswa atas dasar kemampuan tertentu yang dimiliki siswa ke dalam suatu kelas yang dinamakan kelas favorit atau kelas unggulan. 9 Agus Maimun dan Agus Zaenul Fikri dalam bukunya yang berjudul madrasah
unggulan
dalam
setiap
kelas
prestasi
belajar
siswa
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu kelompok siswa berkemampuan cepat, normal dan lamban. Untuk mengangkat semua kelompok untuk tumbuh sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya dapat dilakukan dengan menerapkan sistem rotasi antar kelas setiap semester. Kelompok anak yang cepat diberi mata pelajaran diperkaya oleh pendidik, sedangkan siswa yang lamban diberi perlakuan khusus berupa perbaikan belajar, sehingga dapat mengejar ketertinggalannya dalam belajar. 10 Robert E. Slavin dalam bukunya yang berjudul psikologi pendidikan model pengajaran dengan suatu kelompok bagi suatu kelas yang heterogen mungkin akan merugikan bagi siswa-siswa yang berpencapaian rendah maupun tinggi, siswa yang berpencapaian rendah mungkin akan gagal 9
10
Ali Rohmad, Op.Cit., hlm. 69-70. Agus Maimun dan Agus Zaenul Fikri, Op.Cit., hlm 61-62.
10
karena mereka tidak mempunyai prasyarat, dan siswa yang berpencapaian tinggi akhirnya merasa bosan dengan sesuatu yang begi mereka merupakan tingkat pengajaran yang lambat. Untuk mengatasi perbedaan kemampuan tersebut, barangkali sarana paling umum untuk mengatasi perbedaan peting dalam pengajaran adalah menempatkan siswa ke dalam kelas menurut kemampuan antar kelas ini dapat mempunyai banyak keuntungan. 11 Darwyn Syah dalam bukunya yang berjudul perencanaan sistem pengajaran pendidikan agama Islam proses pendidikan harus penuh dengan perencanaan yang matang dengan tujuan yang jelas seperti tertuang dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.12 Dari teori di atas, maka dapat diambil pengetahuan bahwa setiap siswa mempunyai keragaman yang berbeda-beda, dan pada hakikatnya setiap individu itu tidak ada yang sama. Dalam kegiatan belajar mengajar dengan mengklasifikasikan siswa atas dasar kemampuan tertentu ke dalam kelas 11
Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik, Edisi Kedelapan, jilid 2, alih bahasa Marianto Samosir, dkk (Jakarta: PT. Macanan Jaya Cemerlang, 2009), hlm. 57. 12
Darwyan Syah, dkk, Perencanaan Sistem Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Gaung Persada Press, 2007), hlm. 2.
11
unggulan maka diharapkan tujuan pembelajaran dapat dicapai secara maksimal. Karena dengan begitu semua kelompok dapat tumbuh sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya. Siswa yang cepat diberi mata pelajaran diperkaya oleh pendidik, sedangkan siswa yang lamban diberi perlakuan khusus berupa perbaikan belajar, sehingga dapat mengejar ketertinggalannya dalam belajar. 2. Penelitian Terdahulu yang Relevan Selain membuat kerangka teori berdasarkan buku-buku yang ada, selanjutnya penulis menganalisis penelitian yang sudah ada. Dalam skripsi yang ditulis oleh Much. Fauzan, yang berjudul “Pelaksanaan Konsep Madrasah Unggulan Departemen Agama Kota Pekalongan ( Studi Atas MI Banyurip Ageng 01 Pekalongan Selatan”),
ia
menyimpulkan bahwa konsep madrasah unggulan tergolong berhasil dan MI Banyurip Ageng 01 pantas mendapat predikat madrasah unggul dapat diterima karena terbukti dilapangan. 13 Menurut penelitian Agus Purnawan yang berjudul Efektivitas Pelaksanaan Program Kelas Unggulan di MTs N Buaran Pekalongan, hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa program kelas unggulan di MTs N Buaran Pekalongan telah sesuai dan terlaksana dengan baik. Serta tingkat
efektivitasnya sangat
baik, karena selama empat tahun
melaksanakan program kelas unggulan sudah dapat dikatakan efektif
13
Much. Fauzan, “Pelaksanaan Konsep Madrasah Unggulan Departemen Agama Kota Pekalongan ( Studi Atas MI Banyurip Ageng 01 Pekalongan Selatan”, Skripsi Sarjana Tarbiyah PAI (Pekalongan: Perpustakaan STAIN Pekalongan, 2007).
12
dalam mencapai target yang diharapkan yaitu meningkatkan kualitas kelulusan siswa.14 Sedangkan menurut penelitian Karomah Wati, dalam skripsi yang berjudul
Pengaruh
Kultur
Akademik
Sekolah
terhadap
Tingkat
Keberhasilan Siswa Dalam Menempuh Ujian Nasional Tahun 2009/2010 di SMP N 1 Pekalongan, terdapat korelasi positif yang sedang antara kultur akademik sekolah terhadap tingkat keberhasilan siswa dalam menempuh ujian nasional tahun 2009/2010 di SMP N 1 Pekalongan. 15 Menurut Nindya Restu Atia, dalam skripsinya yang berjudul “Urgensi Bimbingan Belajar terhadap Keberhasilan Belajar pada Ujian Nasional Tahun 2006-2009 di MTs Negri Model Brebes”, disimpulkan bahwa kegiatan bimbingan belajar khusus diberikan pada siswa kelas 9 dalam persiapan mengadapi ujian nasional. Dan keberhasilan belajar pada ujian nasional 2006-2007 sudah sangat baik. Bimbingan belajar sangat penting terhadap keberhasilan belajar pada ujian nasional. 16 Dalam penelitian yang telah dilakukan di atas, ternyata belum ada penelitian yang meneliti khusus tentang korelasi pelaksanaan program
14
Agus Purnawan, “Efektivitas Pelaksanaan Program Kelas Unggulan di MTs N Buaran Pekalongan”, Skripsi Sarjana Tarbiyah PAI (Pekalongan: Perpustakaan STAIN Pekalongan, 2012). 15
Karomah Wati, “Pengaruh Kultur Akademik Sekolah terhadap Tingkat Keberhasilan Siswa Dalam Menempuh Ujian Nasional Tahun 2009/2010 di SMP N 1 Pekalongan”, Skripsi Sarjana Tarbiyah PAI (Pekalongan: Perpustakaan STAIN Pekalongan, 2010). 16
Nindya Restu Atia, “Urgensi Bimbingan Belajar terhadap Keberhasilan Belajar pada Ujian Nasional Tahun 2006-2009 di MTs Negri Model Brebes”, Skripsi Sarjana Tarbiyah PAI (Pekalongan: Perpustakaan STAIN Pekalongan, 2010).
13
kelas unggulan dengan hasil ujian nasional siswa di SMP Muhammadiyah Pekalongan tahun ajaran 2013/2014. 3. Kerangka Berpikir Pendidikan pada hakekatnya berfungsi mengembangkan kemampuan dan potensi diri guna tercapainya cita-cita yang diinginkan. Sistem penyelenggaraan pendidikan yang ada masih mengacu pada usaha penciptaan keseimbangan antara kesempatan, relevansi, dan pemerataan tersebut. Dalam proses belajar mengajar masing-masing siswa memiliki keragaman yang berbeda-beda, maka dengan adanya kelas unggulan diharapakan memberikan pelayanan pendidikan yang disesuaikan dengan kemampuan dan kecerdasan siswa. Dengan ini, maka siswa yang unggul mempunyai peluang untuk mengembangkan potensinya. Siswa yang berada di kelas unggulan diberi mata pelajaran yang diperkaya oleh pendidik, sedangkan siswa yang berada di kelas reguler diberi perlakuan khusus berupa perbaikan belajar, sehingga dapat mengejar ketertinggalannya dalam belajar. Untuk mencapai tujuan pendidikan yang optimal maka pemerintah menyelenggarakan ujian nasional, hal ini dimaksudkan sebagai kegiatan pengukuran dan penilaian kompetensi peserta didik secara nasional. Berbagai metode ataupun cara dilakukan oleh pendidik agar peserta didiknya mampu mendapatkan hasil ujian yang memuaskan, baik dalam bentuk bimbingan belajar mendekati ujian nasional, maupun dengan mengadakan program kelas unggulan bagi siswa yang unggul.
14
Dengan adanya program kelas unggulan ini, maka diharapkan dapat meningkatkan hasil kualitas belajar siswa, khususnya siswa yang berada di kelas unggulan dimana mereka berada di iklim kelas yang kompetitif dan pembiasaan belajar yang mendalam terhadap materi-materi yang akan diujikan di ujian nasional. 4. Hipotesis Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap peramasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. 17 Berdasarkan kerangka berfikir di atas, maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut: terdapat korelasi yang signifikan antara pelaksanaan program kelas unggulan tahun dengan hasil ujian nasional sisw di SMP Muhammadiyah Pekalongan tahun ajaran 2013/2014.
E. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kuantitatif yang digunakan untuk mendeskripsikan dan menjawab persoalan-peroalan suatu fenomena atau peristiwa yang terjadi saat ini, baik tentang fenomena dalam variabel tunggal maupun korelasi dan perbandingan berbagai variabel dengan menggunakan data statistik. 18
17
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi VI (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), hlm. 7. 18
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan: Metode dan Pradigma Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2011), hlm. 54.
15
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan yang bertujuan untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaaan sekarang dan interaksi lingkungan suatu unit sosial19 serta untuk menganalisa permasalahan yang muncul dalam lokasi penelitian secara mendalam tentang pelaksanaan program kelas unggulan tahun angkatan 2011 hubungannya dengan hasil ujian nasional siswa di SMP Muhammadiyah Pekalongan tahun ajaran 2013/2014. 2. Definisi Operasioanal Variabel Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian penelitian. 20 Variabel dalam penelitian ini adalah: a.
Variabel (X) bebas “pelaksanaan program kelas unggulan”, dengan indikator: 1.) Konsep program kelas unggulan 2.) Komponen program kelas unggulan 3.) Kondisi lingkungan belajar yang kondusif 4.) Evaluasi siswa kelas unggulan21
b. Variabel
(Y)
terikat
“hasil
ujian
nasional
siswa
di
SMP
Muhammadiyah”, variabel ini didapatkan dari hasil ujian nasional siswa di SMP Muhammadiyah tahun ajaran 2013/2014.
19
Sumadi Surya Brata, Metode Penelitian, (Jakarta: Rajawali Press, 1991), hlm. 23
20
Suharsimi Arikunto, op.cit., hlm. 118 .
21
Agus Maimun dan Agus Zaenul Fikri, Op.Cit., hlm .43.
16
3. Populasi Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakter tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. 22 Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 9a atau siswa yang berada di kelas unggulan di SMP Muhammadiyah Pekalongan tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 29 orang. Jadi penelitian ini merupakan penelitian populasi. 4. Sumber data Sumber data adalah subjek dimana data diperoleh. Sumber data utama dalam penelitian kuantitatif ialah kata-kata atau tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. 23 Adapun data dan informasi dalam penelitian ini diperoleh dari dua sumber yaitu: a. Data Primer Data primer adalah data yang bersumber dari informan secara langsung berkenaan dengan masalah yang diteliti. Seperti dikatakan Moelong, bahwa kata-kata atau ucapan lisan dan perilaku manusia merupakan data utama dan data primer dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini, data primer yang diperoleh oleh peneliti didapat dari sekolah dalam hal ini adalah kepala sekolah, staf guru dan siswa kelas 9a atau siswa yang masuk di kelas unggulan.
22
Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, Cet. Ke-5 (Bandung: CV. Alfabeta, 2003), hlm. 55
. 23
Ibid., hlm. 107.
17
b. Data Sekunder Data kedua adalah data sekunder, yaitu data yang dimaksudkan untuk melengkapi data primer dari kegiatan penelitian. Data skunder berasal dari dokumen-dokumen berupa catatan-catatan. Moelong menjelaskan tentang sumber data penting lainnya adalah berbagai sumber tertulis seperti buku disertasi Buku riwayat hidup, jurnal, dokumen- dokumen, arsip-arsip, evaluasi, buku harian dan lain-lain. Selain itu foto dan data statistik juga termasuk sebagai sumber data tambahan. 24 Data sekunder yang diperoleh peneliti adalah data yang diperoleh langsung dari pihak-pihak yang berkaitan berupa data-data sekolah dan berbagai
arsip
atau
dokumen-dokumen
yang
relevan
dengan
pembahasan penelitian. 5. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi Observasi merupakan suatu teknik atau metode mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. 25 Metode observasi ini, penulis gunakan untuk mengumpulkan data tentang gambatan umum SMP Muhammadiyah mengenai letak sekolah, data fisik sekolah dan data-data lain yang diperlukan. 24
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya ,2002), hlm. 112. 25
Nana Syaodih Sukmadinata, Metodologi Penelitian Pendidikan, Cet. Ke-5 (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2009), hlm. 220.
18
b. Angket Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat daftar pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. 26 Metode angket ini, penulis gunakan untuk memperoleh informasi dan data responden dari siswa kelas 9a atau siswa kelas unggulan di SMP Muhammadiyah Pekalongan mengenai pelaksanaan program kelas unggulan. c. Wawancara Wawancara adalah teknik pengambilan data dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang yang menjadi informan atau responden, caranya adalah dengan bercakap-cakap secara tatap muka. Dalam pengertian lain merupakan pertemuan dua orang atau lebih untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu data tertentu.27 Metode wawancara ini, penulis gunakan untuk menggali data penunjang yang ditujukan pada kepala sekolah, guru, dan pihak yang dipandang perlu untuk memperoleh keterangan tentang latar belakang sejarah berdirinya SMP Muhammadiyah, struktur organisasi, sarana prasarana, dan data lainnya yang melengkapi penyusunan skripsi.
26
Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan RD, (Bandung: CV. Alfabeta,2008), hlm. 142. 27
Nana Syaodih Sukmadinata,, Op.Cit., hlm. 220.
19
d. Dokumentasi Dokumentasi berasal dari kata “dokumen” yang berarti barangbarang tertulis. Metode dokumentasi adalah pengumpulan data melalui laporan tertulis dari suatu peristiwa yang isinya terdiri dari penjelasan dan pemikiran terhadap peristiwa tersebut dan ditulis dengan sengaja untuk mengumpulkan dan meneruskan keterangan tersebut.28 Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data utama dalam penelitian yang berkenaan dengan nilai murni hasil ujian nasional siswa di SMP Muhammadiyah tahun ajaran 2013/2014. 6. Teknik Analisis Data Analisis data adalah proses penyederhanaan suatu data dalam bentuk yang mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan.29 Dalam analisis ini diperlukan langkah serta proses penyajian statistik yang diambil dalam bentuk angka-angka. Dalam penelitian ini terdapat tiga tahap, yaitu: a. Analisis Pendahuluan Pada tahap analisis pendahuluan yang dilakukan oleh penulis adalah mengolah data kuantitatif dengan memberi skor pada jawaban responden sesuai dengan kuantitatif jawabannya. Skor dari tiap-tiap alternatif jawaban angket yang telah dipilih subjek sebagai berikut: 1.) alternatif A diberi skor 4 2.) Alternatif B diberi skor 3
28
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Lembaga Penelitian Fakultas Psikologi UGM, 1991), hlm. 149. 29
Suharsimi Arikunto, Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Op.Cit., hlm. 131.
20
3.) Alternatif C diberi skor 2 4.) Alternatif D diberi skor 130 b. Analisis Uji Hipotesis Dalam analisis ini peneliti mengadakan perhitungan lebih lanjut melalui tabel distribusi yang ada dalam analisis pendahuluan dengan rumus statistik, dengan rumus korelasi product moment yang dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan : Rxy
: Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
N
: Banyaknya sampel penelitian
X
: Variabel bebas
Y
: Variabel terikat
∑X2
: Jumlah skor X yang dikuadratkan
∑Y2
: Jumlah skor Y yang dikuadratkan
∑xy
: Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y31
c. Analisis Lanjutan Di dalam analisis ini penulis menginterpretasikan hasil yang telah diperoleh yang selanjutnya akan dapat diketahui bagaimanakah korelasi antara pelaksanaan program kelas unggulan dengan hasil ujian nasional
30
Koentjoroningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: Gramedia, 1997), hlm.
319. 31
Salafudin, Op.Cit., hlm. 84.
21
siswa di SMP Muhammadiyah Pekalongan tahun ajaran 2013/ 2014. Jika Ro lebih besar/sama dengan Rt berarti signifikan, yang artinya ada korelasi yang positif antara pelaksanaan program kelas unggulan dengan hasil ujian nasional siswa di SMP Muhammadiyah Pekalongan tahun ajaran 2013/ 2014. Dan jika Ro lebih kecil dari Rt berarti non signifikan, yang artinya tidak ada korelasi yang positif antara pelaksanaan program kelas unggulan dengan hasil ujian nasional siswa di SMP Muhammadiyah Pekalongan tahun ajaran 2013/ 2014. Dengan demikian hipotesis yang peneliti ajukan ditolak atau salah.
F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan diperlukan dalam rangka mengarahkan tulisan agar runtut, sistematis dan mengacu pada pokok permasalahan, sehingga memudahkan pembaca dalam memahami kandungan dari suatu karya ilmiah. Adapun sistematika penulisan skripsi ini dibagi 3 bagian, yaitu: Bagian awal. Pada bagian ini memuat halaman sampul, halaman judul, halaman pernyataan, halaman nota pembimbing, halaman pengesahan, halaman persembahan, halaman moto, abstrak, kata pengantar, daftar isi dan daftar tabel. Bagian isi Bab I pendahuluan yang berisi hal-hal yang berkaitan dengan penelitian diantaranya: latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan
22
kegunaan penelitian, tinjauan teori, metode penelitian, teknik analisis data, dan sistematika penulisan. Bab II Program kelas unggulan dan evaluasi dalam pendidikan, meliputi tiga subbab, subbab pertama berisi pengelompokkan siswa berdasarkan prestasi akademis yaitu pengelompokkan siswa, dan prestasi ekademis. Subbab kedua berisi tentang pengertian program kelas unggulan, landasan program kelas unggulan, tujuan program kelas unggulan dan komponen program kelas unggulan. Subbab ketiga berisi tentang evaluasi pendidikan yang meliputi pengertian evaluasi pendidikan, standar evaluasi pendidikan, dan ujian nasional sebagai pengendali hasil belajar. Bab III pelaksanaan program kelas unggulan dan hasil ujian nasional siswa di SMP Muhammadiyah tahun ajaran 2013/2014, terdiri dari tiga subbab.
Subbab
pertama,
berisi
tentang
gambaran
umum
SMP
Muhammadiyah yang meliputi sejarah singkat berdirinya sekolah, visi dan misi, struktur organisasi sekolah, keadaan guru di sekolah, keadaan siswa dan sarana prasana. Subbab kedua berisi tentang hasil angket pelaksanaan program kelas unggulan di SMP Muhammadiyah. Subbab ketiga berisi data tentang nilai murni hasil ujian nasional siswa kelas unggulan di SMP Muhammadiyah tahun ajaran 2013/ 2014. Bab IV korelasi pelaksanaan program kelas unggulan tahun dengan hasil ujian nasional siswa di SMP Muhammadiyah Pekalongan tahun ajaran 2013/2014, terdiri atas tiga subbab. Pertama, analisis pelaksanaan program kelas unggulan di SMP Muhammadiyah Pekalongan. Kedua, analisis hasil
23
ujian nasional siswa di SMP Muhammadiyah Pekalongan tahun ajaran 2013/2014. Ketiga, korelasi pelaksanaan program kelas unggulan dengan hasil ujian nasional siswa di SMP Muhammadiyah Pekalongan tahun ajaran 2013/2014. Bab V penutup, berisi tentang kesimpulan dan saran. Bagian penutup Pada bagian ini memuat daftar pustaka, daftar riwayat hidup, dan lampiran-lampiran.