BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Di jaman globalisasi sekarang ini, makanan tadisional sudah mulai kurang diminati oleh masyarakat yang tinggal di pusat perkotaan. Masyarakat perkotaan sekarang lebih cenderung menyukai makanan yang berasal dari luar negeri seperti aneka pizza, aneka donut, atau roti yang lebih bermerek karena lifestyle atau gaya hidup yang sudah sangat modern. Disamping cita rasa yang bervariasi dan harga yang relatif cukup terjangkau, tempat dari penjualan makanan modern tersebut juga di desain cukup menarik dan terlihat modern. Beberapa tempat juga menyediakan berbagai fasilitas yang sangat memuaskan, seperti sofa, musik, bahkan akses internet secara gratis. Masyarakat perkotaan juga cenderung menghindari makanan tradisional, oleh karena mereka tidak mau dinilai sebagai masyarakat yang ketinggalan jaman. Sebaliknya penilaian mereka terhadap makanan tradisional sendiri sudah sangat menurun. Padahal makanan tradisional merupakan cermin dari Negara kita sendiri, atau dengan kata lain makanan tradisional merupakan ciri khas suatu daerah atau negara. Misalnya bakpau, lebih dikenal sebagai makanan yang berasal dari China. Berbeda dengan kecenderungan yang terjadi di negara berkembang seperti Indonesia, berbagai jenis makanan modern, terutama international product, kini tumbuh dan berkembang, membanjiri kota-kota besar di Indonesia dan bersaing dengan makananmakanan tradisional. Bagi sebagian masyarakat, makanan modern masih menjadi konsumsi golongan menengah ke atas. Oleh karena itu menyantap makanan di restoran fast food atau toko roti modern tidak hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan perut, tetapi juga merupakan suatu prestise. Apalagi restoran semacam ini biasanya dilengkapi dengan
1
2
beberapa fasilitas lainya sperti arena permainan anak-anak serta penataan ruangan yang lebih menarik, sehingga mengundang masyarakat untuk lebih sering mendatangi restoran seperti ini. Tidak salah bila anak-anak sekarang pun lebih terbiasa dengan makanan “introduksi” seperti donat, pizza, dan, dibandingkan dengan makanan local seperti kue pia dan roti gambang. (http://permiashawaiicampus.blogspot.com/2007/11/pengetahuan-lokalmakanan tradisional.html) Hanya di tempat-tempat tertentu saja makanan tradisional tersebut bisa kita dapatkan. Misalnya di tempat-tempat wisata pada suatu daerah tertentu. Seperti misalnya kue pia atau lebih dikenal secara luas dengan nama kue bakpia. Kue ini dikenal dengan makanan ringan khas daerah Yogyakarta. Bakpia yang kita kenal sebagai makanan khas Yogyakarta, hampir setiap toko oleh - oleh yang tersebar di seluruh Daerah Istimewa Yogyakarta
menyediakan
bakpia
untuk
dibeli.
(http://tokorotimanies.blogspot.com/2008/08/pia-paiton.html) Bakpia sebenarnya berasal dari negeri Cina dan bernama asli tou luk pia yang artinya adalah kue pia kacang hijau. Bakpia pertama kali diproduksi di Indonesia sekitar tahun 1948, tepatnya di kampung Pathuk Yogjakarta. Inilah mengapa bakpia lebih dikenal dengan nama Bakpia Pathuk. Hingga kini kampung Pathuk dikenal sebagai sentra makanan khas bakpia, karena banyaknya wirausahawan yang bergerak di bidang pembuatan bakpia beroperasi di sini. Sebelum tahun 1980, pengemasan bakpia dilakukan dalam besek dan diperdagangkan secara eceran, baru setelah tahun 1980 pengemasan bakpia mulai dilakukan dalam kemasan karton yang diberi merek atau brand sesuai dengan nomor rumah. Seperti misalnya Bakpia Pathuk “25”, “75″, “88″ semuanya berdasarkan nomor rumah. Sejalan dengan pesatnya perkembangan kue oleh-oleh, maka bakpia pun mulai meledak di pasaran sejak sekitar tahun 1992, hingga kini tidak lengkap rasanya bila ke Yogyakarta tidak membeli panganan bakpia pathuk. (http://agneskurniawan.wordpress.com/2007/05/02/bakpia-pathuk/)
3
Karena kreativitas dari para produsen, saat ini kue pia tersebut sudah banyak varian rasa yang dapat kita pilih sesuai selera kita. Misalnya rasa kacang hijau, durian, coklat, keju, nangka, dll. Bahkan beberapa produsen bersedia menerima pesanan rasa sesuai dengan permintaan konsumen. Selain bakpia masih ada makanan ringan tradisional yang lain, yaitu roti gambang. Tidak seperti halnya kue pia, roti gambang lebih jarang dikenal oleh masyarakat pada umumnya. Hanya beberapa kalangan tertentu yang mengenal seperti apa bentuk dan rasa dari roti tradisional tersebut. Roti merupakan jenis makanan yang praktis karena bisa membuat kita langsung kenyang. Lagi pula roti bisa ditemui di mana saja. Belakangan yang menjadi tren adalah banyak orang yang bersedia mengantre untuk membeli roti di mal. Tapi, jika Anda tidak hendak ke mal untuk sekadar makan roti, Anda bisa menunggu tukang roti keliling mampir di depan rumah. Biasanya, mereka berjualan dengan sepeda bergerobak atau pikulan. Dari soal rasa dan tekstur roti, roti gambang tentu berbeda dengan rasa roti modern. Tetapi roti tersebut bisa bertahan lama oleh karena rasa dan jenisnya yang tak bisa digantikan. Cita rasa roti itu lebih tepat disebut roti yang memiliki khas tersendiri. Dari semua jenis rasa roti yang dijual pedagang keliling itu, roti gambang masih paling banyak diburu. Roti ini berwarna coklat, berbentuk persegi panjang pipih dan di bagian atasnya ditaburi wijen, bertekstur sedikit keras dari roti yang lain,dan aromanya berbau kayu manis. Roti gambang ini sering juga disebut roti khas betawi oleh karena roti ini hanya bisa ditemukan di daerah DKI Jakarta.
Jenis roti yang dijual tak pernah berubah, yaitu roti
gambang, roti isi cokelat, keju manis dan asin, susu, nanas, kacang tanah, kacang hijau, moka, dan roti tawar. Tekstur roti-roti ini lebih sederhana tetapi cukup unik, tidak terlalu lembut dan yang penting tidak membuat kita menjadi merasa bosan untuk memakannya. (http://www.kaskus.us/showthread.php?t=1528729)
4
Tabel 1.1 Data Penjualan dari tahun 2005 s.d. 2008 Tahun
Kue Pia
Roti Gambang
2005
480.000 pack
240.000 pack
2006
430.000 pack
220.000 pack
2007
400.000 pack
195.000 pack
2008
370.000 pack
170.000 pack
( Sumber : data perusahaan UD. Trijaya )
UD. TRIJAYA adalah sebuah home industry yang bergerak di bidang makanan ringan tradisional seperti roti gambang dan kue pia yang masih dapat bertahan di pusat kota Jakarta yang mayoritas masyarakatnya mempunyai gaya hidup yang dapat dikatakan sudah cukup modern. UD. TRIJAYA sendiri merupakan produsen roti gambang dan kue pia yang ketenaranannya sudah mulai terancam di negara asalnya ini. Pemasaran yang dilakukan TRIJAYA terbilang cukup sederhana karena masih menggunakan cara tradisional yaitu dengan mouth to mouth dan sales atau distributor yang menyebar produk ke pasar. Tetapi dengan majunya kehidupan masyarakat yang membuat lifestlye dan prestige manjadi begitu penting, yang mengakibatkan tersingkirnya makanan khas daerah atau makanan tradisional. Hal ini secara tidak langsung membuat UD. TRIJAYA menjadi kesulitan dalam memasarkan produk mereka. Apalagi metode yang mereka pakai terbilang sangat sederhana. Bakpia yang merupakan makanan khas Yogyakarta tersebut dan roti gambang yang disebut-sebut sebagai makanan khas Betawi, secara tidak langsung membawa nama Indonesia sebagai salah satu icon makanan ringan khas Indonesia. Tidak sedikit pengusaha yang mencoba memasarkan produknya ke luar negeri. Disamping itu masyarakat Indonesia tidak banyak mengetahui mengenai makanan khas tradisional tersebut yang dapat mengakibatkan berkurangnya permintaan yang pada akhirnya makanan khas tradisional ini
5
tidak akan mudah ditemukan lagi. Ditambah dengan masyarakat yang tidak konsumtif terhadap makanan tradisional tersebut, semakin membuat makanan tersebut tersingkirkan dari negara asalnya sendiri. Berdasarkan beberapa uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: ”ANALISIS STRATEGI PEMASARAN MAKANAN KHAS TRADISIONAL KUE BAKPIA DAN ROTI GAMBANG PADA UD. TRIJAYA”.
1.2 Identifikasi Masalah 1. Bagaimana strategi pemasaran yang selama ini diterapkan UD. TRIJAYA? 2. Bagaimana strategi bersaing level korporasi yang diterapkan UD. TRIJAYA? 3. Strategi pemasaran yang bagaimana yang dapat meningkatkan penjualan pada UD. TRIJAYA?
1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui strategi pemasaran yang tepat diterapkan UD. TRIJAYA 2. Untuk merekomendasikan strategi bersaing level korporat untuk perkembangan perusahaan 3. Untuk merekomendasikan strategi pemasaran yang dapat meningkatkan penjualan pada perusahaan.
6
1.4 Manfaat penelitian •
Bagi UD. TRIJAYA Adapun manfaat penelitian ini untuk UD. TRIJAYA adalah memberi beberapa masukan agar dapat membantu mengoUD.imalkan strategi yang digunakan dan mengoptimalkan pendapatan UD. TRIJAYA.
•
Bagi Penulis Manfaat penelitian ini bagi penulis adalah sbagai bahan pembelajaran dan pelatihan untuk mengoptimalkan kinerja yang sudah ada.