BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Dengan melihat fenomena yang terjadi dunia saat ini, dimana perdagangan
pasar bebas mulai terbuka dikarenakan oleh dampak globalisasi yang terjadi sekarang. Hal tersebut memungkinkan banyaknya peluang bisnis yang dijadikan tolak ukur sebuah perusahaan atau perkantoran dalam membuka usaha untuk mencari laba, oleh karena itu banyak perusahaan‐perusahaan asing membuka lapangan pekerjaan yang membutuhkan tenaga‐tenaga ahli yang dapat berkomunikasi dengan baik dalam sebuah perusahaan.
Negara Indonesia sebagai salah satu negara yang sedang berkembang, juga
terkena dampak dari globalisasi tersebut, dapat kita lihat dengan banyaknya perusahaan / investor asing yang membuka usaha di Indonesia. Sebagai salah satu contoh nyata kasus yang diangkat oleh Kompas, 29 Mei 2003 – “Kini makin banyak perusahaan Korea yang berada di Indonesia meminta tenaga kerja lulusan perguruan tinggi yang mampu berbahasa Korea. Sementara bahasa Korea juga makin populer seperti yang ditunjukkan dengan banyaknya peserta kuliah bahasa di Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Ini yang menjadi latar belakang pemikiran pentingnya pendirian Program Studi Bahasa Korea” (Kompas, 29 Mei 2003).
Sekarang ini banyak kita jumpai banyak lembaga bahasa dan sekolah yang
mengajarkan bahasa asing, bahasa yang banyak di dapatkan atau diajarkan dalam
1
sebuah lembaga/ sekolah bahasa, antara lain: bahasa Inggris sebagai bahasa internasional, bahasa Jepang menurut isunya akan dijadikan bahasa internasional karena bahasa Jepang merupakan bahasa teknologi, bahasa Mandarin yang di Indonesia disebut sebagai bahasa ekonomi, dan bahasa‐bahasa lain seperti : bahasa Prancis, bahasa Jerman, bahasa Korea, dan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang dipelajari oleh pendatang yang ingin mempelajari tentang kultur di Indonesia. Terutama di kota Yogyakarta yang dikenal dengan kultur dan budayanya yang kuat.
Yogyakarta dikenal dengan predikat kota budaya dan kota pelajar, dalam bidang
pendidikan kota Yogyakarta dikenal sebagai kota pendidikan karena selain terdapat universitas tertua, kota Yogyakarta juga melahirkan banyak universitas dan akademi. Pada jenjang perguruan tinggi negeri Propinsi D.I. Yogyakarta memiliki Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Kalijaga, Institut Seni Indonesia (ISI), Sekolah Tinggi Pertahanan Nasional (STPN), dan Akademi Tehnik Kulit (ATK) dengan jumlah mahasiswa keseluruhan sebanyak 83,427 orang tahun 2004 atau naik 0,51% di banding tahun 2002. Adapun jumlah perguruan tinggi swasta (PTS) tercatat sebanyak 105 institusi dengan rincian 6 politeknik, 46 akademi, 31 sekolah Tinggi, 4 institut, dan 18 universitas swasta khusus untuk D.I. Yogyakarta. (BPS Propinsi D.I. Yogyakarta, 2003: 107), namun hanya terdapat 2 buah akademi yang memberikan fasilitas pendidikan bahasa. Sementara, keahlian berbahasa asing harus dimiliki oleh setiap individu sebagai salah satu jaminan dalam menghadapi persaingan dalam dunia pekerjaan nantinya. Dimana untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang memadai dan bermutu, diperlukan sebuah
2
kerjasama baik pemerintah maupun pihak swasta untuk mewadahi fasilitas pendidikan dalam upaya peningkatan sumber daya manusia (SDM).
Riris K. Toha mengatakan dalam kompas bahwa, andai manusia percaya pada
bahasa sebagai buah pikiran, alat logika untuk meramu idiom demi penyampaian pikiran dan perasaan, cara berbahasa harus dikaitkan dengan kemampuan berpikir. Kecermatan dan kesantunan berbahasa dengan begitu, adalah cerminan nalar dan budaya seseorang. Hal itu mengantar manusia pada sekolah yang mendidik siswa mampu membaca dan menulis dalam pelajaran bahasa apapun. Apakah yang terjadi di sekolah? Apakah dengan semua upaya, dana, waktu, dan tenaga yang dicurahkan, manusia hanya akan menuai kegagalan? Bagaimanakah caranya mengelola mata pelajaran bahasa sehingga menarik dan dapat berbekas pada siswa? Adakah jalan sehingga dengan belajar bahasa siswa menemukan minat dan dengan begitu dapat mengembangkan potensinya apalagi menemukan jati dirinya? (K, Riris Toha‐ Sarumpaet. Kompas, 5 Mei 2003)
AKADEMI BAHASA ASING, merupakan tempat untuk mengolah keahlian
berbahasa asing yang terproses secara terencana dan terorganisir. Semua orang menyadari bahwa interaksi dan segala macam kegiatan dalam masyarakatakan lumpuh tanpa bahasa. Komunikasi melalui bahasa memungkinkan tiap orang untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan fisik dan lingkungan sosialnya.
Di Daerah Istimewa Yogyakarta sendiri telah banyak berdiri lembaga‐lembaga
bahasa yang memberikan pendidikan bahasa asing, namun pembelajaran berbahasa asing dari sebuah lembaga bahasa tidak terdapat sebuah proses yang mengikat
3
seseorang untuk menyelesaikan studinya sampai akhir, tergantung dari keinginan siswanya. Sementara itu untuk mendapatkan pelajaran bahasa asing di sebuah universitas dibutuhkan waktu yang sangat lama untuk menyelesaikan proses pendidikan tersebut.
Masyarakat saat ini membutuhkan sebuah tempat untuk belajar yang tidak
membutuhkan waktu yang lama, tetapi dapat menguasai bahasa secara mendalam dan bisa menjadi tenaga kerja yang siap pakai dan diakui oleh berbagai pihak. Keberadaan akademi bahasa asing yang terletak di keramaian kota mempunyai keuntungan tersendiri karena mudah dijangkau oleh masyarakat dan didukung oleh transportasi yang memadai atau bisa dikatakan berada ditempat yang strategis.
Akademi bahasa asing yang berada di keramaian kota mempunyai tantangan
tersendiri, dalam menghadapi lingkungan sekitarnya mulai dari polusi suara, polusi udara, dan kondisi iklim Indonesia, dimana hal itu dapat mengganggu proses belajar‐ mengajar, sehingga dalam mendisain sebuah wadah pendidikan perlu diperhatikan perilaku pengguna terhadap permasalahan yang dapat mengganggu proses aktivitas dalam kampus Akademi Bahasa Asing baik itu permasalahan dari alam maupun dari manusianya sendiri. 1. 2. Rumusan Masalah
Bagaimana merancang kampus Akademi Bahasa Asing di Yogyakarta, yang
dapat mewadahi beberapa pendidikan bahasa di dalam satu kampus, sehingga
4
menciptakan sentra edukatif dan pengenalan budaya asing, dengan penekanan pada pendekatan arsitektur tropis. 1. 3. Tujuan
Merancang kampus Akademi Bahasa Asing di Yogyakarta, yang dapat
mewadahi beberapa pendidikan bahasa di dalam satu kampus, sehingga menciptakan sentra edukatif edukatif dan pengenalan budaya asing, dengan penekanan pada pendekatan arsitektur tropis. 1. 4. Sasaran •
Melakukan studi tentang pendidikan berbagai jenis bahasa..
•
Melakukan studi tentang kampus ABA dengan mengacu pada bangunan sekolah dan universitas.
•
Melakukan studi tentang Yogyakarta.
•
Melakukan studi tentang iklim tropis.
•
Melakukan studi tentang perilaku pengguna bangunan pendidikan.
1. 5. Lingkup •
Bahasa berbagai jenis meliputi atau di batasi pada bahasa Inggris, Jerman, Perancis dan Jepang.
•
Akademi bahasa asing dibatasi pada bangunan sekolah dan universitas.
•
Yogyakarta dibatasi pada hal yang berhubungan dengan pemilihan site untuk gedung tersebut.
5
•
Iklim tropis dibatasi pada standar‐standar kenyamanan untuk bangunan pendidikan.
•
Perilaku pengguna dibatasi pada kegiatannya didalam kampus ABA, yaitu kebiasaan aktivitas yang terganggu akibat polusi suara, polusi udara, dan iklim Indonesia (Panas).
1. 6. Metode
A. Metode Mencari Data
a. Wawancara
Ditujukan pada para pelajar dan mahasiswa di Yogyakarta, Kantor dinas
pendidikan DIY.
b. Observasi
Pengamatan langsung terhadap bangunan pendidikan bahasa dan akedemi
bahasa asing di Yogyakarta
c. Studi Pustaka •
Mempelajari buku–buku tentang prinsip perancangan bangunan pendidikan.
•
Mempelajari buku‐buku tentang perilaku iklim tropis dan perilaku manusia.
d. Studi Banding
Melihat langsung bangunan sejenis yang ada di Yogyakarta.
B. Metode Menganalisa Data
6
a. Kuantitatif
Berdasarkan data yang diperoleh dari Kantor Pendidikan dan Kebudayaan
di DIY (Data LPK,2002)
b. Kualitatif Berdasarkan peminat bahasa asing, banyak bahasa asing yang di minati oleh masyarakat karena terdapat jumlah lembaga pendidikan misalnya bahasa inggris sebanyak 21 lembaga pendidikan. 1. 7. Sistematika Penulisan BAB I
: PENDAHULUAN Mengungkapkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan, sasaran, lingkup, metode dan system penulisan.
BAB II
: TINJAUAN BAHASA ASING DI YOGYAKARTA Mengungkapkan potensi dan jenis pendidikan bahasa di Yogyakarta beserta segala fasilitas yang menyertainya.
BAB III :
TINJAUAN TEORI Mengungkapkan desain requirement kampus, iklim tropis, standar‐ standar kenyamanan
BAB IV
: PENDEKATAN
MENUJU
KONSEP
PERENCANAAN
DAN
PERANCANGAN GEDUNG PENDIDIKAN BAHASA ASING
7
Mengungkapkan proses untuk menemukan konsep‐konsep ide pengembangan melalui metode‐metode tertentu yang diaplikasikan pada bangunan eksisiting
BAB V :
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEDUNG
PENDIDIKAN BAHASA ASING
Mengungkapkan konsep‐konsep yang akan ditransformasikan dalam rancangan pengembangan fisik arsitektural.
8