BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan manusia tidak bisa terlepas dari aktivitas ekonomi. Aktivitas ekonomi seperti produksi, distribusi, konsumsi, ekspor, impor semuanya memiliki dimensi ketuhanan dan bertujuan akhir untuk tuhan. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Al Mulk (067) : 115 sebagai berikut :
1
Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, Maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya. dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan. Dalam pandangan Islam ekonomi bukanlah tujuan akhir kehidupan ini, tetapi merupakan suatu pelengkap kehidupan. Serta sarana untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi, penunjang dan pelayanan bagi aqidah dan misi yang diembannya. Islam adalah agama yang mengatur tatanan hidup dengan sempurna. Kehidupan individu dan masyarakat baik aspek rasio, materi maupun spiritual yang didampingi oleh ekonomi, sosial, dan politik. 2 Sistem Islam tentang kehidupan merupakan sistem yang memiliki cakupan multi aspek. Seperti aspek peribadatan yang membawa ruh ketingkat yang tinggi yang menghubungkan manusia dengan Allah. Aspek adab yang menuntun perilaku manusia kederajat yang tinggi serta memperindah kehidupan. Selain itu juga mencakup syari’ah yang menjelaskan halal-haram,
1
Yusuf Qardhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam, terj. Zainal Arifin, (Jakarta: Gema Insani, 1997) hal.31 2 Ibid. hal 33
1
2
menegakkan keadilan, mengatur hubungan manusia dengan sesama manusia atas dasar ukhuwah, persamaan, keadilan dan saling melaksanakan hak dan kewajiban. Disamping itu juga terdapat sanksi bagi yang menyeleweng dari aturan Allah. Sebagian ideologi dan sistem ekonomi diluar sistem Islam menjadikan materi sebagai tujuan dan tiang kehidupan, ekonomi sebagai problematika, serta dunia sebagai cita-citanya yang paling besar dan pengetahuan yang optimal. Sistem Islam menganggap dunia itu penting tetapi hanya sebagai sarana bukan tujuan. Islam mengartikan cita-cita dan keinginannya yang besar dan kuat pada ketinggian nilai rohani manusia serta keterbebasan manusia dari kegelapan materi.3 Sistem ekonomi Islam melarang mempraktikkan riba serta akumulasi kekayaan hanya pada pihak tertentu secara tidak adil, akan tetapi secara praktis bentuk produk dan jasa pelayanan, prinsip-prinsip dasar hubungan antara bank dan nasabah serta cara-cara berusaha yang halal masih perlu di sosialisasikan secara luas keseluruh lapisan masyarakat.4 Dalam konsep ekonomi Islam dikenal dengan adanya istilah BMT. BMT merupakan gabungan dari Baitul Maal dan Baitut Tamwil. Baitul Maal adalah rumah dana yang berfungsi menampung, mengelola, dan mendistribusikan dana zakat, infaq, shodaqoh serta dana sosial lainnya kepada yang berhak menerima sesuai tuntunan agama Islam. Baitut tamwil adalah rumah usaha,
3
Yusuf Qardhawi, Peran Nilai atau Moral dalam Perekonomian Islam, terj. Didin Hafifuddin, (Jakarta: Gema Insani, 1997) hal 32 4 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek, (Jakarta: Gema Insani, 2001) hal 224-225
3
yaitu lembaga keuangan profit yang melakukan usaha produktif dalam bentuk investasi ke sektor usaha riil agar terwujud kesejahteraan sosial secara merata. Berdasarkan UU RI no. 25 tahun 1992 menjelaskan bahwa BMT merupakan lembaga keuangan yang menggunakan badan hukum koperasi dengan teknis operasional sesuai syari’ah, serta memiliki falsafah yang sama dengan koperasi yaitu dari anggota, oleh anggota serta untuk anggota. Pengelolaan BMT memfokuskan anggotanya pada sektor keuangan yaitu menghimpun dan menyalurkan dana sesuai dengan prinsip-prinsip syari’ah. Oleh karena itu, bentuk idealnya BMT adalah koperasi simpan pinjam syari’ah yang selanjutnya pada tahun 2004 disebut koperasi jasa keuangan syari’ah.5 Keberadaan Baitul Maal wa Tamwil (BMT) ditengah masyarakat diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara merata, melalui usahanya yang berbentuk simpan-pinjam atau kredit yang dijalankan berdasarkan sistem syari’ah Islam untuk mengembangkan usaha-usaha produktif dalam meningkatkan kualitas dan produktifitas usaha anggota dan pengusaha dilingkungan BMT.6 Pemasaran mempunyai peranan yang penting dalam masyarakat karena pemasaran menyangkut berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Perusahaan yang sukses dalam memasarkan produknya, akan membuka peluang kerja dan karier bagi masyarakat. Selain itu pemasaran memainkan peranan besar dalam pertumbuhan dan perkembangan ekonomi. Pemasaran dapat merangsang penelitian dan gagasan baru yang menimbulkan barang dan jasa yang baru untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen. Apabila produk yang 5
Keputusan Menteri Koperasi RI No. 91/Kep/M. KUKM/IX/2004. Sofyan Assauri, Manajemen Pemasaran (Dasar, Konsep, dan Strategi), (Jakarta: Rajawali, 1992), hal. 15 6
4
ditawarkan memuaskan konsumen maka akan timbul kesempatan kerja, penghasilan yang lebih besar dan standar hidup yang lebih tinggi.
7
Setiap perusahaan selalu berusaha agar produk yang dihasilkan dapat terjual atau dibeli oleh konsumen akhir yang memadai sehingga tujuan dan sasaran perusahaan dapat tercapai.
8
Oleh karena itu sebagai falsafah bisnis,
konsep pemasaran hendaknya bertujuan untuk memberikan kepuasan terhadap keinginan dan kepuasan konsumen atau berorientasi pada konsumen sehingga kegiatan pemasaran suatu perusahaan harus dimulai dengan usaha mengenal dan merumuskan keinginan dan kebutuhan konsumen. 9 Islam menganggap bahwa kehidupan ini bukan merupakan suatu perlombaan semata. Namun, kehidupan ini merupakan suatu kerjasama yang aktif dibentuk dalam hubungan dan kerjasama ekonomi. Prinsip ini menurut M. Nejatullah Siddiqi10, telah dijelaskan dalam Al Qur’an Surat Al Maidah(005) : 2
7
E. Jerome MC Charty, dan Wiliam D Perreault JR, Dasar-Dasar Pemasaran, terj.Agus Dharma Ph.D , (Jakarta: Erlangga, 1993) hal 7-8 8 Sofyan Assauri, Manajemen Pemasaran (Dasar, Konsep, dan Strategi), (Jakarta: Rajawali, 1992) hal. 1 9 Bayu Swastha Dharmesta dan T. Hani Handoko, Manajemen Pemasaran Analisa Perilaku Konsumen, (Yogyakarta: BPFE, 1982) hal. 5-6 10 M. Nejatullah Siddiqi, Kegiatan Ekonomi dalam Islam, terj. Anas Sidiq, (Jakarta: Radar Jaya Offset, 1991) hal. 36-38
5
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keredhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, Maka bolehlah berburu. dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya. Berdasarkan ayat ini M. Nejatullah Shiddiqi menyimpulkan bahwa Islam pada dasarnya menghendaki sikap kerjasama dan tolong menolong antar sesama dalam aktivitas hidupnya. Dikaitkan dengan penelitian ini Islam telah memberikan anjuran maupun larangan dalam menjalankan praktek-praktek ekonomi dalam mencari kehidupan. Semua umat Islam dalam menjalankan aktivitas usahanya diwajibkan untuk menjaga kesucian niat, cara dan tujuan yang halal dan tidak menggunakan cara-cara yang merusak kehidupan lingkungan masyarakat. Oleh karena itu suatu tanggung jawab sosial yang dipikul oleh perusahaan. Yaitu penerapan etika Islami dalam bisnis. Adapun yang dimaksud dalam penelitian ini adalah etika perusahaan dalam memasarkan produknya tidak melanggar aturan syari’ah.11 Realita kehidupan masyarakat saat ini mencerminkan telah terjadi pergeseran etika dalam bisnis. Melemahnya tingkat kejujuran, tanggungjawab sosial serta rendahnya rasa solidaritas dikalangan pengusaha. Selain itu juga munculnya gejala persaingan yang tidak sehat, suap dan saling mematikan pesaing dengan isu masyarakat merasa dirugikan oleh 11
Taqiyudin An-Nabhani, Membangun Sistem Ekonomi Alternatif (Perspektif Islam), terj. Maghfut Wachid, (Surabaya: Risalah Gusti, 1991) hal. 105
6
perusahaan. Misalnya sistem pemasaran yang tidak jujur dan layanan purna jual yang tidak memuaskan bahkan terjadi penipuan terhadap konsumen. BMT Amanah Ummah beralamat di Jl. Slamet Riyadi 292 Gumpang, Kartasura, Sukoharjo. Penggagas berdirinya BMT Amanah Ummah adalah Drs. Waston, M.Hum selaku dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta. BMT ini diresmikan pada tanggal 5 Oktober 1999 oleh bapak Firman Latief. BMT Amanah Ummah merupakan lembaga otonom dan berbadan hukum koperasi yang sekaligus berfungsi sebagai laboratorium lembaga keuangan syari’ah Fakultas Agama Islam. Produk-produk BMT Amanah Ummah antara lain Investasi Mudharabah, Investasi Mudharabah Berjangka, Investasi Takaful Tarbiyah, Simpanan Wadiah, Simpanan Multiguna Syari’ah Asy-syamil, Simpanan Qurban, Simpanan Haji Mabrur, dan Simpanan Dana Amanah Wisuda . Ada juga produk Pembiayaan berupa Pembiayaan Kendaraan Bermotor, Pembiayaan Laptop, Pembiayaan Renovasi Rumah, Pembiayaan Kavling Tanah serta Pembiayaan Modal Kerja. Sebagai lembaga keuangan mikro syari’ah yang belum lama berdiri dan masih dalam tahap pertumbuhan dan pengembangan, BMT Amanah Ummah tergolong sebagai lembaga keuangan syari’ah yang maju dan bisa diterima oleh kalangan masyarakat sekitar maupun masyarakat Islam pada umumnya. Saat ini BMT Amanah Ummah telah memiliki kantor pusat yang beralamat di gumpang kartasura. Selain itu BMT Amanah ummah juga sudah memiliki kantor cabang disukoharjo
kota,
serta Kantor Kas di Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Hal ini termasuk prestasi yang patut untuk
7
dihargai mengingat BMT Amanah Ummah adalah lembaga keuangan syari’ah yang belum lama berdiri. Kepercayaan masyarakat kepada BMT Amanah Ummah dipengaruhi oleh beragam faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain : Kedekatan emosi BMT Amanah Ummah dengan Universitas Muhammadiyah Surakarta yang merupakan universitas swasta Islam yang maju serta kompetitif terhadap universitas lainnya sehingga memberikan kesan bahwa BMT Amanah Ummah sebagai lembaga yang Amanah, professional serta kompetitif dengan lembaga keuangan syari’ah lainnya. Kepercayaan masyarakat juga dipengaruhi oleh pelayanan BMT yang memudahkan anggota atau nasabahnya, keunggulan produk BMT dibandingkan dengan lembaga keuangan syari’ah lainnya serta kedekatan emosi anggota atau nasabah BMT dengan marketing BMT Amanah Ummah, karena dalam memasarkan produknya para marketing BMT tetap mengindahkan norma-syariat Islam. BMT Amanah Ummah telah menjadi anggota Permodalan BMT VENTURA yang merupakan asosiasi BMT se-Indonesia yang berperan dalam pengawasan dan pengendalian kinerja BMT yang menjadi anggotanya. Lembaga ini semacam Lembaga Penjamin Simpanan
di perbankan Syari’ah. Hal ini
semakin membuat anggota atau nasabah percaya dan merasa aman dan nyaman untuk menabung di BMT Amanah Ummah. Dari keseluruhan market BMT Amanah Ummah, market masyarakat sekitar 95 % sedangkan market kampus sekitar 5 %. Jumlah anggota dan aset kekayaan BMT Amanah Ummah selalu meningkat dari tahun ke tahun. Jumlah anggota BMT Amanah Ummah pada tahun 2010 mencapai 7090 anggota, sedangkan pada tahun 2011 mencapai 7760 anggota, adapun pada tahun 2012 mencapai 9199 anggota.
8
Aset kekayaan BMT Amanah Ummah pada tahun 2010 mencapai Rp. 20.100.000.000, sedangkan pada tahun 2011 Rp. 21.987.558.697,04 serta pada tahun 2012 mencapai Rp. 28.306.913.292,79 12 Melihat fenomena diatas maka timbul pertanyaan bagaimana strategi perusahaan dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen. Sehingga konsumen merasa puas atas produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Berdasarkan latar
belakang yang diuraikan, maka penulis bermaksud
untuk melakukan penelitian tentang Implementasi pemasaran produk oleh lembaga keuangan Syari’ah di BMT Amanah Ummah Sukoharjo. B. Penegasan Istilah 1. Implementasi Pemasaran Implementasi
menurut
Kamus
Umum
Bahasa
Indonesia
berarti
pelaksanaan. 13 Implementasi pemasaran adalah proses yang mengubah rencana pemasaran menjadi usaha tugas nyata dan memastikan bahwa tugas itu dikerjakan sedemikian rupa sehingga mampu mencapai tujuan yang dinyatakan oleh rencana tersebut 14. Dikarenakan pembahasan ruang lingkup pemasaran yang luas, dalam penelitian ini penulis hanya akan membahas mengenai Implementasi Strategi Pemasaran Produk BMT Amanah Ummah sukoharjo. Strategi Pemasaran adalah rencana yang menyeluruh, terpadu dan menyatu dibidang pemasaran yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya
12
Berdasarkan Hasil wawancara dengan bapak Faishal Abdul Haris, SE. Selaku pimpinan BMT Amanah Ummah 13 W.j.s. poerwadarminta , Kamus Umum Bahasa Indonesia , Ed.3 , Jakarta : Balai pustaka , 2003 . hal . 441 14 Philip khotler,manajemen pemasaran (analisis,perencanaan,implementasi,dan pengendalian),(Jakarta:erlangga,1996) hal.54
9
tujuan pemasaran suatu perusahaan, terutama sebagai tanggapan dalam perusahaan dalam menghadapi lingkungan atau keadaan persaingan yang selalu berubah. 15 2. Produk Produk berarti segala sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan yang ditawarkan oleh suatu perusahaan. 16 Selain itu produk juga bisa diartikan sesuatu yang dapat ditawarkan kedalam pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. 17 3. BMT Baitul Maal wa Tamwil (BMT) merupakan lembaga keuangan mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi hasil, menumbuh kembangkan bisnis usaha mikro dalam rangka mengangkat derajat dan martabat serta membela kepentingan kaum fakir miskin, ditumbuhkan atas prakarsa dan modal awal dari tokoh masyarakat setempat yang berlandaskan pada sistem ekonomi yang salaam : keselamatan, kedamaian, dan kesejahteraan. 18 4. Hukum Islam Hukum Islam adalah hukum yang bersumber dari agama Islam dan menjadi bagian dari agama Islam. Yang mengatur hubungan manusia dengan
15
Sofyan Assauri, Manajemen Pemasaran (Dasar, Konsep, dan Strategi), (Jakarta: Rajawali, 1992) hal. 154 16 E. Jerome MC Charty, dan Wiliam D Perreault JR, Dasar-Dasar Pemasaran, terj.Agus Dharma Ph.D , (Jakarta: Erlangga, 1993) hal. 179 17 Philip kotler, Manajemen Pemasaran (analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian), (jakarta: erlangga, 1996) hal.54 18 AM Hasan Ali dkk, Materi Dakwah Ekonomi Syariah, (Jakarta: Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah, 2008) hal. 167
10
tuhannya, manusia dengan dirinya sendiri, manusia dengan manusia lainnya serta manusia dengan benda dan alam sekitarnya 19. C. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang dan penegasan istilah yang sudah dibahas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimanakah Implementasi pemasaran produk BMT Amanah Ummah? 2. Apakah Implementasi pemasaran BMT Amanah Ummah sudah sesuai dengan perspektif hukum Islam? D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui strategi pemasaran produk BMT Amanah Ummah b. Untuk mengetahui apakah strategi pemasaran produk BMT Amanah Ummah sudah sesuai dengan hukum Islam. 2. Manfaat penelitian Manfaat penelitian yang di harapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Menambah wawasan penulis tentang teori dan strategi pemasaran dalam hal ini produk BMT Amanah Ummah. b.
Memperkaya wawasan ekonomi Islam terutama dibidang pemasaran bagi civitas Fakultas Agama Islam program Studi Muamalah (Syari’ah) Universitas Muhammadiyah Surakarta.
19
Ali Muhammad Daud, Hukum Islam (Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Islam di Indonesia), (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011) hal. 42-43
11
c. Menjadi stimulus bagi penelitian muamalah selanjutnya sehingga proses penelitian ini terus berlangsung sehingga dapat memperoleh hasil yang maksimal. E. Tinjauan Pustaka Tinjauan kepustakaan merupakan kajian terhadap hasil penelitianpenelitian sebelumnya, baik dalam bentuk buku, jurnal, maupun majalah ilmiah yang diharapkan mampu untuk menyelesaikan topik permasalahan yang akan diteliti oleh penulis. Adapun penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini adalah : 1. Rini Setiyawati (STAIN,2009) dalam skripsinya Strategi Pemasaran Produk BMT dalam Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus di BMT HIRA Plupuh Sragen) menjelaskan bahwa Strategi BMT HIRA dalam memasarkan produknya, BMT menggunakan berbagai cara seperti : jemput bola, silaturahmi, pemilihan staff karyawan, serta memperluas jaringan usaha. Strategi-strategi tersebut sudah sesuai syari’ah Islam. Selain itu juga mempermudah dan meringankan nasabah dalam bertransaksi. 2. Siti Dewi Asiyah (IAIN, 2012) dalam skripsinya Pandangan Etika Bisnis Terhadap Sistem Pemasaran Motor Second di Dealer Citra Mulya Motor Kartasura. Menjelaskan bahwa dalam bertransaksi Citra Mulya Motor menggunakan akad jual beli baik cash maupun kredit dan telah sesuai dengan syari’ah, serta dijalankan dengan penuh tanggung jawab. Selain itu setelah melakukan transaksi juga memberikan diskon harga, garansi mesin, dan bonus helm atau kaos merek dealer Citra Mulya Motor.
12
3. Sofyan Assauri, 1992, dalam bukunya Manajemen Pemasaran ( dasar, konsep, dan strategi ) menjelaskan bahwa proses pemasaran ada enam tahap yaitu analisa peluang dan pasar, pemilihan dan penetapan sasaran pasar, strategi peningkatan posisi persaingan, pengembangan sistem pemasaran, pengembangan/penyusunan rencana pemasaran, penerapan rencana pemasaran. Perencanaan pemasaran terdiri dari proses Analisa, tujuan, dan sasaran pasar,serta strategi pemasaran.strategi pemasaran ada empat macam yaitu strategi umum dan menyeluruh pemasaran, strategi penetrasi pasar, strategi acuan pemasaran, serta strategi siklus kehidupan usaha/daur hidup produk 4. Makhalul Ilmi, 2002, dalam bukunya Teori dan praktek lembaga mikro keuangan syariah menjelaskan bahwa dalam memasarkan produk BMT, pengelola perlu memperhatikan ulama, memperluas jaringan kerja sama, serta metode jemput bola 5. Yusuf Qardhawi, 1997, dalam bukunya norma dan etika ekonomi islam terjemah zainal arifin menjelaskan bahwa dalam perdagangan islami terdapat norma-norma yaitu Larangan memperdagangkan barang yang diharamkan, Bersikap benar, amanah, dan jujur, Kasih sayang dan larangan terhadap monopoli, Menumbuhkan toleransi, persaudaraan, dan sedekah, dan Bekal berdagang menuju akherat. F. Metode Penelitian Metode berasal dari bahasa Yunani, yaitu metodos yang terdiri dari meta dan hodos. Meta artinya menuju, melalui, mengikuti, dan hodos artinya jalan, cara, atau arah. Metode adalah cara bertindak menurut sistem atau
13
aturan tertentu. Adapun penelitian adalah suatu proses yang berupa rangkaian langkah-langkah yang dilakukan secara terencana dan sistematis untuk memperoleh solusi suatu permasalahan. 20 Sehingga metode penelitian bisa kita pahami sebagai suatu cara yang ditempuh dalam proses langkah-langkah yang terencana, sistematis, untuk memperoleh solusi permasalahan atau jawaban ilmiah. 21 Berikut ini adalah uraiannya : 1. Jenis penelitian Berdasarkan tempat penelitian maka penelitian ini termasuk penelitian lapangan (Field Reseach). Yang memaparkan kondisi serta aktifitas sosial dalam masyarakat. Pada prinsipnya penelitian lapangan bertujuan untuk memecahkan masalah praktis dalam masyarakat. Penelitian ini juga termasuk tipe penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan apa-apa yang saat ini berlaku didalamnya terdapat upaya untuk mendeskripsikan,
mencatat,
menganalisis,
dan
menginterpretasikan
kondisi-kondisi yang sedang terjadi saat ini. 2. Lokasi penelitian Lokasi penelitian ini bertempat di BMT Amanah Ummah yang beralamat di Jl. Slamet Riyadi 292 Gumpang, Kartasura, Sukoharjo. 3. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Observasi : merupakan metode pengumpulan data dimana peneliti mencatat 20 21
informasi yang mereka saksikan selama penelitian.
Sudarto, Metodologi Penelitian filsafat, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), hal. 41 Ibid. 42
14
Penyaksian
terhadap
peristiwa-peristiwa
itu
bisa
melihat,
mendengarkan, merasakan yang kemudian dicatat seobjektif mungkin. Metode ini diperoleh untuk memperoleh gambaran tentang BMT Amanah Ummah Gumpang, Kartasura. b. Interview : Interview juga disebut wawancara yang merupakan kegiatan untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan menyampaikan pertanyaan kepada responden. 22 c. Dokumentasi : yaitu mencari data mengenai hal-hal Variable berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti dan lain sebagainya. 23 4. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi 2, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer diperoleh dan dikumpulkan secara langsung dari subjek penelitian. Dalam hal ini melalui wawancara dengan informan dari BMT Amanah Ummah. Informan yang dimaksud adalah Manager, staff atau karyawan BMT Amanah Ummah. Sedangkan sumber data sekunder diperoleh dari buku-buku ataupun jurnal yang berhubungan dengan objek penelitian. 5. Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan analisis Deskriptif Kualitatif dimana setelah data terkumpul kemudian dianalisis, lalu digambarkan dalam bentuk kata-
22
Joko Subagyo. Metodologi Penelitian Teori dan Praktek (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2004) hal.39 23 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998) hal 234
15
kata. Setelah itu dipisah-pisahkan menurut kategori untuk mendapat kesimpulan. 24 Dalam penelitian ini penulis mengadakan pengorganisasian dan pemisahan data ke dalam pola, kategori, dan satuan-satuan menurut kelompoknya. Setelah itu diklasifikasikan dan dianalisa dengan teori-teori yang sudah ada sehingga diperoleh gambaran umum strategi produk pemasaran BMT Amanah Ummah. G. Sistematika Penulisan Skripsi Penulisan penelitian ini disusun secara sistematis supaya dapat mempermudah proses pengkajian dan pemahaman terhadap permasalahan yang akan diteliti. Adapun sistematika penulisan laporan ini adalah sebagai berikut : BAB I : Pendahuluan membahas tentang latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. BAB II : Landasan teori strategi pemasaran yang meliputi konsep pemasaran, pengembangan pemasaran, dan etika Islam dalam strategi pemasaran. BAB III : Gambaran umum BMT Amanah Ummah yang mencakup sejarah, visi, misi, tujuan, core value dan budaya kerja BMT Amanah Ummah, struktur organisasi, badan hukum, produk-produk BMT Amanah Ummah, dan strategi pemasaran BMT Amanah Ummah. BAB IV : Analisis yang membahas strategi pemasaran produk BMT
24
Ibid. Hal 245
16
Amanah Ummah dalam perspektif hukum Islam BAB V : Penutup berisi tentang kesimpulan dan saran yang mungkin dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi peneliti yang membutuhkan untuk dikaji lebih lanjut. karena penulis menyadari penelitian ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan.