BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, dengan
Alquran sebagai kitab sucinya. Nabi Muhammad SAW mendapatkan wahyu pertama berupa
ajakan untuk membaca maka betapa pentingnya membaca Alquran bagi umat Islam. Oleh karena itu sejak dini masyarakat diharapkan mulai belajar membaca Alquran. Data Departemen Agama Republik Indonesia menunjukan angka buta huruf Alquran sebagai
berikut : a. Tahun 1950 (12,5%) b. Tahun 1960 (57%) c. Tahun 1980 (70,3%) d. Tahun 1990 (90%) e. Tahun 2001 (80%) Penurunan 10% dari tahun 1990 ke 2001 karena periode tahun 1990-an muncul beberapa metode cepat membaca Alquran, namun angka penurunan belum signifikan mengingat metode-metode tersebut sifatnya privat atau semi privat sehingga tidak dapat diterapkan secara massal apalagi dipelajari sendiri(Sofie, 2007, p. v) Untuk periode antara 2001 ke 2011 sendiri mengalami penurunan buta huruf Alquran dari periode sebelumnya, dari sekitar 187 juta masyarakat muslim di Indonesia, sekitar 36% yang sudah mampu membaca Alquran, artinya masih lebih dari separuh penduduk negeri(sebesar 64%) ini belum bisa membaca Alquran alias buta huruf Alquran. (Abu, 2011) Dari persentase diatas membuktikan bahwa angka buta huruf di Indonesia terbilang masih tinggi untuk penduduk dengan mayoritas pemeluk agama Islam. 1
BAB I Pendahuluan
2
Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang belum bisa membaca Alquran (Abdur Ra'uf, 2008, p. 2), yaitu: 1. lemahnya keyakinan dan kemauan Untuk dapat mempelajari membaca Alquran, bersemangat dan bersungguh-sungguh ketika belajar, 2. kurang
3. metode dan fasilitas belajar yang tidak memadai. Biasanya orang tua memasukkan anaknya ke sekolah-sekolah agama selain sekolah umum atau memanggil guru private baca Alquran untuk mengajarkan belajar baca Alquran sejak
dini. Pemerintah juga tidak tinggal diam untuk Memberantas buta huruf Alquran, adapun upaya-upaya pemerintah seperti penetapan kurikulum sekolah yang mewajibkan bisa baca Alquran, pembagian Alquran secara gratis, lomba MTQ, dsb.
Pemberantasan buta huruf Alquran yang dilakukan tentunya tidak boleh lepas dari peran serta orang tua, guru, pemerintah, dan tentunya individu yang belajar juga. Dalam hal ini semua elemen masyarakat harus saling bekerja sama. Namun kembali ke invididu yang belajar sebagai faktor penentu apakah ada kemauan untuk belajar atau tidak. Hal ini lah yang harus digarisbawahi kurangnya kemauan dan rasa malu untuk belajar baca Alquran yang menjadi faktor utama. Perkembangan teknologi informasi saat ini telah menjalar dan memasuki setiap dimensi aspek kehidupan manusia. Teknolgi informasi saat ini memainkan peranan yang besar dalam pengembangan keilmuan dan menjadi sarana utama dalam suatu media pembelajaran. Hasil riset memperlihatkan bahwa pertumbuhan penggunaan Internet di Indonesia terus meningkat. Jika di tahun 2010 lalu rata-rata penetrasi penggunaan Internet di kota urban Indonesia masih 30-35 persen, di tahun 2011 ini angkanya sudah di kisaran 40-45 persen. (Insight, 2011) Hasil riset, yang dirilis oleh Majalah Marketeers (2011) ini, dilakukan oleh MarkPlus Insight terhadap 2161 pengguna Internet di Indonesia Memberikan gambaran jelas mengenai tren penggunaan Internet di Indonesia. Menurut MarkPlus Insight, jumlah pengguna Internet di
Aplikasi Belajar Baca Alquran dan Tajwid Berbasis Web
BAB I Pendahuluan
3
Indonesia pada tahun 2011 ini sudah mencapai 55 juta orang, meningkat dari tahun sebelumnya di angka 42 juta.
Adanya Internet membuka sumber informasi yang tadinya susah diakses. Akses terhadap sumber informasi bukan menjadi malasah lagi. Perpustakaan merupakan salah satu sumber informasi yang mahal harganya. Adanya Internet memungkinkan seseorang di Indonesia
untuk mengakses perpustakaan di perguruan tinggi dalam maupun luar negeri (digital library). Sudah banyak cerita tentang pertolongan Internet dalam pembuatan makalah,
penelitian dan tugas akhir. Tukar menukar informasi atau tanya jawab dengan guru, dosen, pakar dapat dilakukan melalui Internet. Teknologi internet hadir sebagai media yang multifungsi. Komunikasi melalui internet dapat dilakukan secara interpesonal (misalnya e-
mail dan chatting) atau secara masal, yang dikenal one to many communication (misalnya mailing list). Internet juga mampu hadir secara real time audio visual seperti pada metoda konvensional dengan adanya aplikasi teleconference. Berdasarkan hal tersebut, maka internet sebagai media pendidikan mampu menghadapkan karakteristik yang khas, yaitu: (a). sebagai media interpersonal dan massa (b). bersifat interaktif (c). memungkinkan komunikasi secara sinkron maupun asinkron. Karakteristik ini memungkinkan pelajar melakukan komunikasi dengan sumber ilmu secara lebih luas bila dibandingkan dengan hanya menggunakan media konvensional. Teknologi internet menunjang pelajar yang mengalami keterbatasan ruang dan waktu untuk tetap dapat menikmati pendidikan. Metoda talk dan chalk, dapat dimodifikasi dalam bentuk komunikasi melalui e-mail, mailing list, dan chatting.(Hariyono, 2010) Terdapat beberapa web yang memfasilitasi pengunjungnya untuk belajar membaca Alquran, salah satunya adalah www.belajarbaca-Alquran.com. Web ini menyediakan pembelajaran berbasis gambar, suara dan disertai dengan huruf latin. Metode pembelajaran Alquran yang digunakan ialah metode BBQ99. Setelah kemunculannya 5 tahun yang lalu web ini telah memiliki jumlah Member 32600 orang, dengan rata-rata pengunjungnya ialah 600-700 orang/ hari.
Aplikasi Belajar Baca Alquran dan Tajwid Berbasis Web
BAB I Pendahuluan
4
Web ini akan dijadikan referensi dalam pengembangan aplikasi baca Alquran. Dengan segala fasilitas yang diberikan web ini kami juga akan menambahkan metode pembelajaran Al-Bana
yang menggunakan teknik penyajian teori, contoh dan praktek. Hal ini bertujuan untuk memudahkan individu dalam memahami materi yang diberikan.
Berdasarkan latar belakang inilah, dikembangkan aplikasi Belajar Baca Alquran dan Tajwid
berbasis web. Aplikasi yang dikembangkan diharapkan dapat membantu individu yang ingin belajar membaca Alquran namun memiliki keterbatasan waktu untuk mengikuti pembelajaran
formal membaca Alquran.
1.2. Identifikasi Masalah Masalah yang teridentifikasi berdasarkan latar belakang, yaitu: 1. Kurangnya media pembelajaran Alquran dan tajwid berbasis web sehingga masyarakat yang ingin belajar membaca Alquran melalui media internet belum dapat difasilitasi secara optimal. 2. Penyampaian materi aplikasi sebelumnya yang belum memfasilitasi latihan praktek, ujian, kinestetik, kode warna untuk membantu pengguna dalam belajar membaca Alquran
1.3. Tujuan Pengembangan Aplikasi Berdasarkan identifikasi masalah yang telah disebutkan,diperlukan sebuah aplikasi belajar baca Alquran berbasis web dengan menggunakan beberapa metode pembelajaran Alquran. Adapun tujuan dari pengembangan aplikasi Belajar Baca Alquran dan Tajwid, yaitu: 1. Menyediakan aplikasi belajar baca Alquran berbasis web. 2. Mengenalkan metode pembelajaran baca Alquran dengan menggunakan metode BBQ99 dan Al-Bana.
Aplikasi Belajar Baca Alquran dan Tajwid Berbasis Web
BAB I Pendahuluan
5
1.4. Ruang Lingkup
Agar tujuan dari pengembangan aplikasi dapat tercapai, ruang lingkup aplikasi yang dikembangkan, yaitu:
1. Pengelolaan data Member
Data Member berisi identitas user yang telah terdaftar dalam sistem. Data-data
Member ini dibutuhkan administrator untuk meningkatkan kekurangan yang didapati dari kritik dan saran yang dikirim oleh Member.
2. Penggunaan metode BBQ99 dan Al-Bana.
Metode pembelajaran yang dimaksud ialah metode BBQ99 dan Al-Bana.Metodemetode ini saling melengkapi dalam pembelajaran membaca Alquran.Pada pembuatan aplikasi sebelumnya metode yang digunakan ialah metode BBQ99 saja. 3. Evaluasi Berupa soal-soal terkait materi belajar baca Alquran untuk dapat mengukur kemampuan user dalam memahami sebuah materi. Evaluasi ini juga berguna untuk mengukur perkembangan user dalam proses belajar membaca Alquran. 4. Sharing pemahaman seputar Islam Berupa wadah yang memfasilitasi user untuk Sharing terkait pembelajaran baca Alquran, isu-isu masalah Islam, hadist-hadist, dan Alquran.
1.5. Metodologi Metodologi pengembangan perangkat lunak belajar baca Alquran adalah Rational Unified Process (RUP) dengan bahasa pemodelan menggunakan Unified Modeling Languages (UML) yang dikenalkan Craig Larman (2004)
dalam buku
Applying UML and Patern : An
Introduction To Object Oriented Analisys and Design and the Unified Process Third Edition. Tahapan pengerjaan perangkat lunak ini terdiri dari fase inception, elaboration, contruction, dan transition.Setiap fase terdiri dari beberapa iterasi. Tahapan kerja yang dilakukan ialah sebagai berikut :
Aplikasi Belajar Baca Alquran dan Tajwid Berbasis Web
BAB I Pendahuluan a.
6
Inception
Fase ini adalah tahapan untuk menentukan tujuan, ruang lingkup, dan batasan. Tujuan dari
fase ini adalah untuk mendapatkan hasil evaluasi awal dari sistem serta mendapatkan informasi, data dan fakta yang ada terkait aplikasi yang akan dibangun. Pada fase ini,
dilakukan beberapa kegiatan, diantaranya ialah menemui pengajar-pengajar Alquran dan
mencari data-data yang telah ada sebelumnya untuk menunjang informasi yang dibutuhkan.
Data dan fakta yang diperoleh pada fase ini dihasilkan dokumen yaitu dokumen pada Bab I
Pendahuluan dan Bab III. b.
Elaboration
Pada fase ini lebih difokuskan dengan menggali lebih dalam pengetahuan mengenai teknologi
yang digunakan, serta teori-teori dasar yang dibutuhkan. Untuk mencapai fase ini maka dilakukan beberapa kegiatan diantaranya mengeksplorasi lebih lanjut mengenai aplikasi sejenis dan mempelajari kelemahan dan kemampuan dari aplikasi – aplikasi tersebut. Pada fase ini dihasilkan dokumen yaitu tinjauan pustaka dan analisis yang terdapat pada Bab I, Bab II dan Bab III. c.
Construction
Construction merupakan fase mempersiapkan untuk pembangunan (deployment) dari aplikasi Belajar Baca Alquran yang dibangun. Pada fase ini dilakukan kegiatan implementasi dari hasil analisis yang dilakukan pada tahap-tahap sebelumnya. Kegiatan implementasi ini terdiri dari coding pembangunan aplikasi dengan bahasa pemrograman PHP dengan menggunakan Framework Codeigniter 2.0.3. Pada fase ini dihasilkan perancangan serta implementasi yang terdapat pada Bab IV dan Bab V. d.
Transition
Transition merupakan fase deployment. Pada fase ini, difokuskan pada testing program, serta perbaikannya. Pada fase ini juga dilakukan kegiatan implementasi. Pada fase ini dihasilkan dokumen yaitu implementasi hasil testing yang terdapat pada Bab VI.
Aplikasi Belajar Baca Alquran dan Tajwid Berbasis Web
BAB I Pendahuluan
7
1.6. Sistematika Laporan
Laporan disusun secara sistematis sehingga mudah dibaca, ditelusuri, dievaluasi. Sistematika penulisan laporan tugas akhir ini terbagi menjadi 7 bab sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan Pada bab ini ditulis mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, maksud dan tujuan, ruang lingkup, metodologi pengembangan, dan sistematika penulisan laporan. Pustaka BAB II Tinjauan
Bab ini berisi penjelasan mengenai teori-teori yang menjadi landasan dalam penulisan laporan Tugas Akhir.
BAB III Analisa Bab ini berisi analisa dan evaluasi terhadap sistem yang sedang berjalan, untuk dijadikan landasan pada tahap perancangan sistem. BAB IV Perancangan Sistem Bab ini berisi rancangan sistem yang akan dibuat berdasarkan hasil analisa dan evaluasi sistem. BAB V Implementasi Sistem Bab ini dijelaskan realisasi dari tahap perancangan sistem. BAB VI Pengujian Bab ini dijelaskan pengujian hasil implementasi. BAB VII Penutup Bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh dari pelaksanaan pengerjaan Tugas Akhir dan saran yang diperlukan berkaitan dengan pengembangan sistem.
Aplikasi Belajar Baca Alquran dan Tajwid Berbasis Web