BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang senantiasa giat meningkatkan perekonomian negara dalam segala bidang guna mensejahterakan masyarakat untuk mencapai kemakmuran dan bebas dari kemiskinan. Pembangunan yang dilakukan oleh bangsa indonesia tidak hanya sebatas dalam bidang fisik akan tetapi diseimbangkan dengan pembangunan non fisik yang berorientasi tehadap pengembangan sumber daya manusia indonesia guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang lebih maju serta meningkatkan taraf hidup masyarakat indonesia yang lebih layak dan mempunyai daya saing yang tinggi. Selain hal tersebut diharapkan masyarakat indonesia sebagai pelaku usaha mempunyai peranan penting dalam tatanan perekonomian nasional dunia usaha saat ini baik sektor industri maupun non-industri , terlebih dengan persaingan dalam dunia bisnis waralaba saat ini semakin lama semakin terasa tajam, terutama dalam era menjelang pasar bebas. Para pengusaha dihadapkan pada tantangan yang lebih erat dalam menjalankan usahanya agar dapat bertahan dan mampu mengembangkan usaha yang telah dikelolanya seoptimal mungkin. Oleh karena itu setiap perusahaan dituntut untuk lebih kreatif dalam memanfaatkan peluang yang ada. Salah satunya upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengantisipasi apa yang menjadi kebutuhan konsumen. Dalam pengembangan bisnis waralaba pemerintah ikut andil dalam pengelolaannya hal ini ditunjukkan dengan keluarnya peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 tahun 2007 tentang franchise, (Revisi atas PP No.16 Tahun 1997 dan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor 259/MPP/Kep/7/1997 tanggal 30 juli 1997 tentang Ketentuan dan Tata cara Pelaksanaan Pendaftaran Usaha Waralaba).
Pasal (1) ayat 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.42 Tahun 2007 menyatakan bahwa Franchise (Waralaba) adalah hak khusus yang dimiliki oleh perseorangan atau badan usaha terhadap sistem bisnis dengan ciri khas utama dalam rangka memasarkan barang dan / atau jasa yang telah terbukti berhasil dan dapat dimanfaatkan dan / atau digunakan oleh pihak lain berdasarkan perjanjian waralaba. Pasal 1 ayat (2) dan (3) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.42 Tahun 2007 menyatakan bahwa pemberi waralaba (Franchisor) adalah orang perseorangan atau badan usaha yang memberikan hak untuk memanfaatkan dan / atau menggunakan waralaba yang dimilikinya kepada penerima waralaba. Sedangkan penerima waralaba (Franchise) adalah orang perseorangan atau badan usaha yang diberikan hak oleh pemberi waralaba untuk memanfaatkan dan / atau menggunakan waralaba yang dimiliki pemberi waralaba. Waralaba merupakan suatu konsep pemasaran dalam rangka memperluas jaringan usaha secara cepat, sistem franchise dianggap memiliki banyak kelebihan terutama menyangkut pendanaan, SDM, dan manajemen, kecuali kerelaan pemilik merek untuk berbagi dengan pihak lain, franchise juga dikenal sebagai jalur distribusi yang sangat efektif untuk mendekatkan produk kepada konsumennya melalui tangan-tangan franchise. Disamping itu, fenomena yang menarik dari tahun ke tahun yaitu makin tumbuh suburnya bisnis waralaba, terutama pada bidang makanan ataupun minuman. Kalau diamati saat ini banyak sekali usaha baru yang sangat beranekaragam menawarkan berbagai jenis produk dan jasa, misalnya usaha makanan ataupun minuman yang modern. Beberapa diantaranya mereka membuka gerainya dipusat kota, pertokoan atau di dalam mall. Contoh yang sangat mudah adalah usaha makanan dan minuman seperti Dunkin’Donuts. Sebut saja donut I-Crave, Java Donut, J.CO, Donut Oishii, Mister Donut, dan lain sebagainya.
Perusahaan yang cerdas berusaha untuk memahami proses keputusan pembelian pelanggan secara penuh, semua pengalaman mereka dalam pembelajaran , memilih , menggunakan dan bahkan menyingkirkan produk. Priset pemasaran telah mengembangkan “model tingkat” proses keputusan pembelian konsumen melalui lima tahap: pengenalan masalah , pencarian infrmasi , evaluasi alternatif , keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian. jelas, proses pembelian dimulai jauh sebelum pembelian aktual dan mempunyai konsekuensi dalam waktu lama setelahnya. Mereka mungkin melewatkan atau membalik beberapa tahap. Model lima tahap memberikan kerangka referensi yang baik, karena model itu menangkap kisaran penuh pertimbangan yang muncul ketika konsumen menghadapi pembelian baru yang memerlukan keterlibatan yang tinggi. Proses keputusan pembelian dimulai ketika pembeli menyadari suatu masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh ransangan internal dan eksternal. Dengan ransangan internal, salah satu dari kebutuhan normal seseorang – rasa lapar, haus, seks, naik ketempat maximum dan menjadi dorongan atau kebutuhan bisa timbul aakibat rangsangan eksternal (Kotler : 2009 : 184). Pada saat ini pun sudah mulai banyak perusahaan-perusahaan yang memproduksi donut yang mampu menghasilkan produk-produk donut berkualitas. Bahkan sebagian dari mereka sudah mempunyai nama ataupun membuka gerai berkonsep resto donut dan kopi seperti halnya Dunkin’Donuts. Sebut saja donut I-Crave, Java Donut, J.CO, Donut Oishii, Mister Donut, dan lain sebagainya. Donut-donut lokal ini juga tidak kalah digemarinya oleh para penikmat donut. Sebuah polling dalam menggunakan persentase untuk perusahaan waralaba baru-baru ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kegemaran para penikmat donut terhadap rasa dari jenis-jenis donut yang ada, baik lokal maupun yang dari luar.Berdasarkan hasil polling tersebut dapat di hasilkan : Tabel 1.1 Polling Tingkat Kegemaran Para Penikmat Donut 2012
No Jenis-jenis donuts Persentase 1 Dunkin’s donuts 29,7 % 2 J.co 48,6 % 3 Krispy kreme 0 4 I-crave 2,7 % 5 Donat pasar (yang tidak bermerek) 10,8 % 6 Donat kentang 5,4 % 7 Tidak suka donat sama sekali 2,7 % Sumber : GURUHNASRULLAH.WORDPRESS.COM
Di sini terlihat bahwa jumlah para penikmat donut lokal ternyata jumlahnya justru lebih banyak (sekitar 70%) dibandingkan jumlah penikmat donut dari Perusahaan Multinasional seperi Dunkin’Donuts (30% sisanya). Hal ini karena adanya segmentasi pasar yang berbeda selain karena adanya permasalahan mengenai cita rasa. J.co merupakan salah satu waralaba yang sangat terkenal dan terkemuka sekarang ini di Indonesia khususnya Jakarta, Bandung , dan kota besar lainnya. waralaba ini merupakan suatu bentuk usaha yang memberikan jasa pelayanan dalam penjualan donat yang sekarang merupakan gaya hidup dan makanan tea time buat orang-orang di kota besar. Karena keempukan, kelezatan rasa donat dan ngetrendnya usaha ini sehingga banyak pelanggan yang tertarik untuk mencoba membeli dan menjadi pelanggan yang memiliki loyalitas untuk membeli donat tersebut. Masalah terjadi ketika antrian,harga,pelayanan, dan juga faktor-faktor lain dapat mempengaruhi keputusan pembelian bagi pelanggan tersebut. Persaingan dunia bisnis yang semakin ketat dalam memperebutkan konsumen mengharuskan perusahaan untuk berusaha keras dalam menarik konsumen. Dalam menentukan pasar yang tepat bagi produk yang dihasilkan perusahaan, perlu dikaji dan diteliti faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi konsumen dalam melakukan keputusan pembelian. Perilaku konsumen perlu dipahami sebelum rencana pemasar dikembangkan. Pasar dalam hal ini konsumen, selalu bergerak dinamis, sedangkan perusahaan seharusnya dapat menyesuaikan
diri terhadap tuntutan kebutuhan konsumen tersebut. Perusahaan dikatakan dapat memenangkan persaingan apabila konsumen setia dan loyal terhadap produk yang dihasilkan dan memiliki kemampuan untuk mendapatkan konsumen baru dari pembeli potensial. Keberhasilan kegiatan pemasaran sangat ditentukan oleh kemampuan produk yang dihasilkan untuk memenuhi apa yang diinginkan dan dibutuhkan konsumen. Oleh karena itu, dalam memasarkan produk yang dihasilkan perlu diketahui dan dianalisa mengapa seseorang membeli suatu produk dan apa yang diharapkan oleh konsumen dari produk yang dibelinya itu. Faktor keputusan pembelian perlu diketahui oleh pemasar, agar pemasar tersebut dapat menetapkan strategi produk dan strategi pemasaran secara tepat dan terarah kepada konsumen yang menjadi pasar sasaran. Selain itu, pemasar juga perlu menciptakan suasana yang dapat menimbulkan keputusan pembelian dari konsumen. Atribut-atribut toko yang ada ditoko perlu ditonjolkan untuk menarik minat konsumen dan menimbulkan keputusan untuk membeli. Atribut-atribut tersebut antara lain : produk, harga, promosi dan kualitas pelayanan. Kesemuanya itu diusahakan dalam upaya untuk menimbulkan keputusan konsumen untuk membeli ditoko tersebut. Konsep pemasaran menekankan pada usaha untuk memberikan kepuasan konsumen melalui kegiatan pemasaran yang terpadu, sehingga tujuan untuk memperoleh laba yang direncanakan dalam jangka panjang dapat tercapai. Jadi dalam konsep pemasaran perusahaan berusaha untuk mencapai tujuan jangka panjang dengan berorientasi pada konsumen. Dengan demikian, jumlah konsumen diharapkan dapat meningkat dan sekaligus meningkatkan jumlah penjualan. Dalam memutuskan untuk membeli pada seorang konsumen, perusahaan senantiasa perlu memberikan harga yang terjangkau, meningkatkan kualitas produk dan pelayanan serta gencar melakukan promosi baik di media massa ataupun dimedia elektronik. Paparan diatas berlaku pada setiap lini bidang usaha, tidak terkecuali produk makanan dan minuman. Selama ini, j.co yang
terkenal dengan produk donutsnya ini telah menerapkan standarisasi dalam hal melayani pelanggan dengan kualitas, kebersihan, serta pelayanan yang baik. Dalam hal kualitas produk, j.co senantiasa menjaga kualitas produknya, harga yang terjangkau, kecepatan serta ketepatan dalam hal pelayanan sangat diutamakan dalam melayani konsumen tidak lupa juga promosi-promosi yang gencar dilakukan diberbagai media. Pendekatan kultural menjadi salah satu faktor penting bagi keberhasilan jco. Produk yang ditawarkan j.co mengakulturasi selera dari masyarakat Indonesia, sehingga menu-menu yang ditawarkan disesuaikan dengan cita rasa / selera Indonesia. Dalam usaha tersebut pihak manajemen j.co Indonesia dituntut untuk mempelajari faktorfaktor apa saja yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian. Dalam rangka meningkatkan penjualan,perusahaan waralaba ini seperti j.co melakukan berbagai strategi-strategi yang terbaik bagi pengunjung dan pelanggan mereka. Dengan maksud agar konsumen menjadi tertarik untuk melakukan pembelian di jco. Penelitian yang dilakukan ini menggunakan metode analisis faktor dan analisis rentang skalayang selanjutnya penelitian ini akan mengadopsi beberapa sub variabel penelitian yang akan digunakan , penulis juga melakukan survey awal atau sementara terhadap konsumen j.co yang berada di wilayah karawang dan diperoleh hasilnya bahwa konsumen dalam keputusan pembeliannya memiliki tahapan-tahapan seperti pengenalan masalah , pencarian informasi , evaluasi alternatif. keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian. Mengapa diambil lima sub variabel tersebut, karena ke lima sub variabel tersebut adalah faktor yang sangat dominan dalam melakukan suatu keputusan pembelian. Berdasarkan uraian diatas dapat diperoleh gambaran bahwa dibutuhkannya suatu analisis yang tepat untuk dapat dijadikan dasar dalam ”Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian konsumen (studi kasus pada pelanggan j.co di Karawang Central Plaza)“.
1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapat di identifikasi beberapa masalah yang berkaitan dengan tema penelitian ini , yaitu : 1. Persaingan usaha waralaba saat ini di Indonesia semakin tinggi. 2. Pelayanan yang diberikan kurang memuaskan. 3. Konsumen sering mengeluh saat membeli. 4. Stock produk yang terbatas. 5. Waktu yang sangat lama saat melayani pelanggan. 6. Karyawan tidak ramah terhadap konsumen. 7. Konsumen tidak langsung dilayani ketika datang. 8. Produk donuts kurang banyak inovasi. 9. Fasilitas wifi yang diberikan untuk konsumen kurang bagus. 10.Penetapan harga produk terlalu tinggi sehingga hanya beberapa golongan saja yang dapat membeli.
1.3 Pembatasan Masalah Supaya masalah yang diteliti tidak menjadi terlalu luas, maka pembatasan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bidang ilmu yang diteliti oleh penulis adalah Manajemen Pemasaran. 2. Tema kajian : ”Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen (Studi Kasus Pada Pelanggan J.co di Karawang Central Plaza)” 3. Alat analisis yang digunakan adalah Analysis Rentang Skala dan analisis faktor.
4. Alat bantu yang akan digunakan untuk menganalisis adalah SPSS. 5. Responden yang akan diambil yaitu pelanggan J.co. 1.4 Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang di uraikan diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen J.co.
1.5 Tujuan Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk mengumpulkan dan mendapatkan data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat dalam menempuh ujian skripsi pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Singaperbangsa Karawang. Adapun tujuan penelitian
yaitu
untuk
mengetahui,
menjelaskan,
dan
menganalisis
faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.
1.6 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis , Fakultas ekonomi universitas singaperbangsa karawang dan pihak-pihak yang berkepentingan dengan objek penelitian ini. 1. Manfaat teoritis Untuk mengetahui penerapan teori dari sumber referensi tambahan bagi teori manajemen pemasaran dalam analisis faktor-faktor keputusan pembelian. 2. Manfaat Praktis Diharapkan hasil penelitian ini memberikan informasi dan memberi masukan yang bermanfaat dan sebagai bahan pertimbangan bagi masyarakat.
1.7 Waktu dan Tempat Penelitian
Berdasarkan pada pertimbangan kebutuhan data yang diperlukan dalam menyusun skripsi ini, maka peneliti melakukan penelitian tentang faktor-faktor keputusan pembelian konsumen. 1. Waktu Penelitian ini akan dilaksanakan selama enam bulan dimulai dari bulan maret hingga agustus. 2. Tempat penelitian Penelitian ini akan dilakukan di J.co yang bertempat di Jl. Raya Galuh Mas, Karawang Barat, Kab.Karawang. Untuk lebih jelasnya penelitian ini disajikan jadwal penelitian sebagai berikut (dalam tabel) :
Tabel 1.2 Jadwal Kegiatan Penelitian Jenis penelitian
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 Penulisan proposal Perbaikan proposal Pengurusan ijin Pengambilan data Analisis data Penulisan laporan Sumber : Dikaji dari berbagai sumber, 2013
3 4