1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini adalah upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara. Anita E Wollfolk yang dikutip Yuliani (2009) menurut teori-teori lama kognitif memiliki tiga pengertian yaitu kemampuan untuk belajar, keseluruhan pengetahuan yang diperoleh, kemampuan anak untuk beradaptasi secara berhasil dengan situasi baru atau lingkungan pada umumnya dengan berhasil. Pendidikan anak usia dini khususnya bagi anak usia 4 – 6 tahun atau anak usia Taman Kanak-kanak (TK) sangatlah penting lembaga pendidikan pra sekolah, salah satu tempat penunjang pendidikan anak usia TK pra sekolah sangatlah banyak jenisnya, salah satunya adalah lembaga pendidikan formal adalah taman kanak-kanak. Kegiatan pembelajaran pada Taman
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Yuniasih, FKIP UMP, 2016
2
kanak-kanak, RA maupun BA harus senantiasa berorientasi kepada kebutuhan anak. Anak taman kanak-kanak adalah anak yang sedang membutuhkan upaya-upaya pendidikan fisik maupun psikis (intelektual, berbahasa, motorik, dan sosioemosional). (Yuliani, 2009) Upaya-upaya pendidikan
yang diberikan pendidik hendaknya
dilakukan dalam situasi dan dengan media yang menarik, serta mudah bereksplorasi, menemukan dan memanfaatkan objek-objek yang dekat dengannya, sehingga pembelajaran menjadi bermakna.Menurut Piaget, pada usia 3 – 6 tahun anak berada pada masa pra operasional, pada masa ini anak sudah dapat berpikir dalam simbol, namun belum dapat menggunakan logika. Pada masa ini anak sudah dapat berpikir mengenai sebuah benda, orang, atau kejadian walaupun tidak sedang berada atau terjadi di depan mereka (Rini Hildayani, 2009). Mata pelajaran sains memang tidak tercantum di dalam kurikulum TK, tetapi hal itu bukan berarti bahwa sains tidak ada di TK. Sains di TK tetap ada dan terpadu dengan bidang lainnya hampir di setiap tema. Pengenalan sains
untuk anak TK jika dilakukan dengan benar akan
mengembangkan secara bertahap kemampuan logis yang belum dimiliki anak. Melalui sains, anak dapat melakukan percobaan sederhana. Percobaan tersebut melatih anak menghubungkan sebab dan akibat dari suatu perlakuan sehingga melatih anak berpikir logis. Dengan demikian sains akan melatih
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Yuniasih, FKIP UMP, 2016
3
anak untuk mengembangkan keterampilan proses sains, kemampuan berpikir logis dan rasional. Dari beberapa potensi anak tersebut, sains menjadi salah satu faktor terpenting pada dasar pendidikan untuk anak usia dini. Pada dasarnya sains adalah disiplin ilmu yang mempelajari obyek alam dengan metode ilmiah. Oleh karena itu penting halnya bagi para pendidik untuk mengajarkan sains kepada anak sejak usia dini. Pembelajaran sains merupakan suatu cara yang baik untuk meningkatkan pengetahuan anak. Meningkatkan keterampilan proses sains pada usia dini salah satunya adalah melalui metode eksperimen susu pelangi dengan menggunakan bahan dari susu hewani dengan mencampurkan cairan sabun pencuci piring dan pewarna makanan (merah, biru, kuning) sebagai salah satu aktivitas bermain untuk anak dan merupakan salah satu indikator sains yang termasuk ke dalam bidang pengembangan kognitif. Anak akan diperkenalkan bagaimana susu pelangi dibuat. Anak mencoba dan menceritakan apa yang terjadi pada proses pembuatan susu pelangi tersebut. Pemilihan bahan susu hewani seperti susu sapi sebagai media pembelajaran karena mudah didapat dan tidak membahayakan bagi anak. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada kegiatan pembelajaran kelompok B TK Pertiwi Arcawinangun dari total jumlah 20 peserta didik, yang terdiri dari 10 peserta didik laki dan 10 peserta didik perempuan diperoleh data peserta didik dengan kemampuan sains berkembang sangat baik (BSB) belum ada atau (0%), berkembang sesuai harapan (BSH)
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Yuniasih, FKIP UMP, 2016
4
berjumlah 2 anak (10%), mulai berkembang (MB) berjumlah 3 anak (15%), dan belum berkembang (BB) berjumlah 15 anak (75%). Hal ini dikarenakan : 1.
Anak belum mampu menyebutkan alat dan bahan dalam kegiatan eksperimen susu pelangi.
2.
Anak belum mampu melakukan langkah-langkah dalam kegiatan eksperimen susu pelangi.
3.
Anak belum mampu mencampurkan warna primer (merah, kuning, biru)
4.
Anak belum mampu menceritakan hasil percobaan dalam kegiatan eksperimen susu pelangi. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti dengan menggunakan
metode eksperimen yaitu, metode pengembangan kemampuan sains dengan melalui metode eksperimen susu pelangi. Dengan metode eksperimen menggunakan susu pelangi ini peneliti berharap supaya anak tidak hanya bermain saja akan tetapi peneliti berharap anak mampu memperoleh pengetahuan baru.
Harapannya melalui penelitian dengan metode
eksperimen menggunakan susu pelangi dapat meningkatkan kemampuan kognitif. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian serta penjelasan yang telah dikemukakan pada latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah melalui metode eksperimen susu pelangi dapat meningkatkan kemampuan sains pada anak didik kelompok B TK Pertiwi Arcawinangun semester genap tahun ajaran 2015-2016?”
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Yuniasih, FKIP UMP, 2016
5
C. Tujuan Penelitian Adapun rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan apakah kegiatan eksperimen susu pelangi dapat meningkatkan kemampuan sains anak pada anak didik kelompok B TK Pertiwi Arcawinangun semester genap tahun ajaran 2015-2016. D. Manfaat Penelitian a. Bagi Anak Didik 1) Anak dapat melakukan percobaan eksperimen secara sederhana. 2) Anak dapat pengetahuan baru dan mengajak anak berpikir logis. 3) Penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas peserta didik. b. Bagi Guru 1) Meningkatkan pengetahuan guru dalam kegiatan proses belajar mengajar. 2) Mendorong guru lebih berkreatif dalam memberikan pengajaran kepada anak didik. 3) Memberikan semangat agar guru mencari metode yang memudahkan dalam mempelajari suatu hal. 4) Guru dapat mengembangkan kemampuannya melalui metode eksperimen yang dapat meningkatkan profesionalitas guru serta memperbaiki sistem pembelajarannya di kelas. c. Bagi Sekolah / penyelenggara pendidikan 1) Sebagai sarana pengembangan dan peningkatan profesional guru. 2) Memberikan
pembelajaran
yang
kreatif
dan
inovatif
untuk
peningkatan mutu sekolah.
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Yuniasih, FKIP UMP, 2016