BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Dalam dunia teknik dikenal empat jenis material, yaitu : logam, plastik, komposit dan keramik. Logam itu sendiri masih dibagi menjadi dua bagian, yaitu : logam ferro dan logam non ferro. Dalam penggunaannya di bidang permesinan harus disesuaikan dengan letak dan kondisi komponen tersebut ditempatkan. Titik berat dalam sebuah proses perancangan elemen mesin adalah mengetahui data-data mengenai material yang tersedia. Hal ini sebagai dasar pemilihan material, dikarenakan dua jenis logam tersebut di atas memiliki karakteristik dan spesifikasi yang berbeda. Sifat utama dari baja mangan austenitik adalah ketahanan terhadap keausan dan terhadap beban-beban mekanik sehingga banyak digunakan untuk peralatan-peralatan yang mampu menahan beban impak yang berat dan keausan yang tinggi seperti jaw plate komponen dari stone crusher ( penghancur batu ), hammer mill, komponen mangkuk pengeruk pada alat berat ( bucket ), frog rel kereta api, teralis penjara. Proses perlakuan panas
(heat treatment) dapat membentuk
(mengubah) sifat besi atau baja dari yang mudah patah menjadi lebih kuat atau juga dapat merubah sifat baja dari yang lunak menjadi sangat keras dan sebagainya. Heat treatment merupakan proses kombinasi antara pemanasan dan pendinginan terhadap logam atau paduan dalam
1
2
keadaan padat dalam jangka waktu tertentu yang dimaksudkan untuk memperoleh sifat-sifat tertentu pada logam atau paduan. Pembentukan sifat-sifat inilah yang sangat diperlukan untuk memperoleh material bahan industri yang betul-betul sesuai dengan kebutuhan dan fungsinya. Melalui
proses
tempering,
kekerasan
dan
kegetasan
dapat
diturunkan sampai memenuhi persyaratan penggunaan. Kekerasan turun, kekuatan tarik akan turun pula sedang keliatan (ductility) dan ketangguhan (toughness) baja meningkat.
Proses temper terdiri dari pemanasan
kembali baja yang telah dikeraskan pada suhu di bawah suhu kritis, disusul dengan pendinginan. Meskipun proses ini menghasilkan baja yang lebih lunak, proses ini berbeda dengan proses anil (annealing) karena di sini sifat-sifat fisis dapat dikendalikan dengan cermat (Amstead, 1995). Adanya kebutuhan produksi baja khususnya manganese steel untuk memenuhi permintaan masyarakat berupa produk seperti jaw plates (gambar 1.1), roller shells (gambar 1.2) , scissor crossover (gambar 1.3) serta perlunya mengetahui sifat fisis dan mekanis dari hasil pengecoran terhadap kualitas bahan cor akibat penambahan proses heat treatment terutama quenching dan tempering merupakan alasan penulis untuk melakukan penelitian ini.
3
Gambar 1.1 Jaw Plates (12-14% Mn)
4
Gambar 1.2 Roller Shells Dari Manganese Steel Casting 12-14% Mn
5
Gambar 1.3 Aplikasi Scissor Crossover Pada Rel Kereta Api
6
1.2 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui komposisi kimia dari baja mangan ScMnH11 produksi PT. Baja Kurnia, Ceper Klaten dengan alat uji Spectrometer. 2) Untuk mengetahui foto struktur mikro dan analisis fasa-fasa yang terbentuk pada raw material serta spesimen yang dilakukan variasi perlakuan panas quenching 1200 0 C media pendingin air, quenching 1200
0
C media pendingin air dilanjutkan tempering
600 0 C dengan variasi waktu penahanan 15 menit dan 30 menit dengan media pendinginan udara. 3) Untuk mengetahui nilai kekerasan raw material dan spesimen yang telah dilakukan variasi heat treatment dengan waktu tahan seperti di atas. 4) Untuk mengetahui nilai keausan raw material dan hubungannya dengan spesimen yang dilakukan variasi perlakuan panas dengan waktu tahan.
7
1.3 Manfaat Penelitian Adanya penelitian mengenai pengaruh hardening / quenching dengan media quench pendinginan air dan dilanjutkan dengan tempering dengan variasi waktu penahanan terhadap karakteristik baja mangan dapat diambil manfaat sebagai berikut : 1) Kontribusi terhadap pengetahuan tentang properties sifat fisis yaitu struktur mikro dan mekanis yaitu kekerasan, keausan pada bahan baja mangan / hadfield yang telah dilakukan proses quenching dan tempering after quenching. 2) Dapat membantu mengatasi masalah-masalah yang ada pada industri mesin berat seperti alat pemecah batu, rel kereta api, body tank, yang menggunakan bahan baja mangan / hadfield. 3) Memberikan wawasan baru serta peningkatan kualitas baja mangan bagi perancangan komponen alat pemecah batu / stone crusher, rel kereta api, body tank.
1.4 Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Bahan uji adalah baja mangan Sc Mn H11 / hadfield standar JIS ( Japanese Industrial Standard). 2) Suhu hardening / quenching adalah 1200 0 C dengan waktu penahanan 30 menit dengan media pendinginan air. 3) Suhu tempering adalah 600 0 C dengan media pendinginan udara secara alami.
8
4) Pengujian sifat fisis berupa uji struktur mikro untuk mengetahui perbandingan antara bahan raw material dengan yang telah mengalami perlakuan panas. 5) Pengujian sifat mekanis yang dilakukan adalah uji kekerasan dan keausan.