BAB I PENDAHULUAN
I.1. LATAR BELAKANG Daerah Pacitan merupakan wilayah perbukitan dengan topografi tinggi dan curam, hanya beberapa tempat yang berupa dataran. Secara umum daerah Pacitan tersusun oleh batuan sedimen klastik, batuan gunungapi, dan batuan-batuan terobosan (Samodra dkk., 1992). Bahan galian/mineral merupakan sumberdaya alam tidak terbaharukan yang memiliki peranan cukup penting dalam pembangunan dan peningkatan pendapatan asli daerah. Secara geologis Kabupaten Pacitan telah lama dikenal mempunyai potensi bahan galian yang sangat besar. Potensi yang sangat besar memerlukan upaya pengelolaan yang terpadu dan berkelanjutan agar mampu memberikan kontribusi yang optimal kepada pemerintah daerah maupun masyarakat. Mineral logam yang secara ekonomi dianggap memiliki peranan penting adalah emas dan logam dasar. Emas termasuk dalam logam mulia /precious metal sedangkan definisi logam dasar /base metal secara umum hanya dibatasi terhadap mineral tembaga, timbal dan seng (Sangster, 1990). Sistem Informasi Geografis (SIG) dimanfaatkan sebagai perangkat lunak yang berguna untuk mengintegrasikan dan menggabungkan beberapa lapisan data (layers data) ilmu geologi/kebumian ke dalam suatu peta potensi mineral yang dapat membantu identifikasi daerah yang prospek untuk eksplorasi mineral. Kemampuan ini memberikan kontribusi untuk menjadikan SIG alat yang sangat berguna dalam eksplorasi mineral (Harris dkk., 2006).
1
2
Peta potensi mineral menggunakan SIG melibatkan sejumlah prosedur langkah pembuatan. Pertama, harus dilakukan pengambilan data dan dikompilasikan dalam format digital yang dapat diterima oleh SIG. Kedua, data harus teregistrasi dalam koordinat datum dan proyeksi peta yang tepat agar dapat diartikan dan dianalisis. Proses pembangunan database bisa sulit dan lama, namun sangat penting untuk keberhasilan dari analisis karena data harus bebas dari kesalahan, baik secara spasial dan statistik, sehingga hasil yang dapat dipercaya tersebut akan tercapai. Proses pemodelan potensi mineral berdasar dari sebuah model eksplorasi, contoh tipe epitermal, mesothermal/tipe orogenik emas, volcanogenic massive sulfide (VMS) dan lain-lain, yang berkaitan dengan parameter eksplorasi dipilih dan dikombinasikan untuk menghasilkan sebuah peta potensial. Pemilihan eksplorasi model dan parameter ilmu kebumian yang digunakan sebagai petunjuk dalam pembuatan model sangat penting (Haris dkk., 2006).
I.2 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan dari latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini : 1. Bagaimana membangun data primer dan sekunder dengan menerapkan aplikasi SIG. 2. Bagaimana membuat peta evidence dari data primer dan data sekunder. 3. Bagaimana analisis area potensi mineral dengan menggunakan metode weight of evidence (WofE). Dengan semakin meningkatnya kebutuhan perekonomian global saat ini yang ditandai dengan naiknya harga beberapa komoditas bahan tambang, diharapkan
3
akan berdatangan para investor untuk menanamkan modalnya di Kabupaten Pacitan. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi kontribusi dan referensi bagi pelaku usaha pertambangan dalam memulai aktifitasnya di kabupaten Pacitan.
I.3 TUJUAN Kegiatan penelitian ini bertujuan: 1. Mendefinisikan fitur geologi yang berhubungan cebakan emas dan logam dasar menggunakan aplikasi SIG. 2. Mengukur hubungan spasial antara deposit/cebakan yang dikenal dan mengembangkan model prediksi daerah yang potensi untuk endapan mineralisasi emas dan logam dasar menggunakan aplikasi SIG serta metode weight of evidence. 3. Mendefinisikan asosiasi/parameter yang paling terkait dengan deposit mineral serta menentukan area target yang memiliki potensi akurat tertinggi terhadap kemungkinan keterdapatan deposit emas dan logam dasar.
I.4. BATASAN MASALAH Batasan permasalahan pada penelitian ini difokuskan pada aplikasi SIG untuk membuat peta evidence serta pembobotan dari peta evidence di daerah penelitan Kabupaten Pacitan dan sekitarnya.
I.5 LOKASI DAERAH PENYELIDIKAN Kabupaten Pacitan merupakan salah satu Provinsi Jawa Timur yang terletak di bagian barat daya dengan luas wilayah ± 1.342 km2. Secara geografis terletak
4
pada posisi 110° 55' - 111° 25' Bujur Timur dan 7° 55' - 8° 17' Lintang Selatan dan secara administrasi berbatasan (lihat Gambar I.1A): Batas utara
: Kabupaten
Wonogiri
(Provinsi
Jawa
Tengah)
dan Kabupaten Ponorogo Batas timur
: Kabupaten Trenggalek
Batas selatan : Samudera Indonesia Batas barat
: Kabupaten Wonogiri
Untuk mencapai wilayah tersebut dapat ditempuh melalui jalan darat dengan kendaraan bermotor baik roda empat maupun roda dua melewati jalan aspal hotmix, makadam, sedangkan untuk jalan tanah dan setapak dilewati dengan jalan kaki.
Gambar I.1. Peta Provinsi Jawa Timur dan Lokasi Daerah Penelitian Kabupaten Pacitan dan Sekitarnya dalam arsiran abu-abu (http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Pacitan dengan modifikasi)
5
I.6. MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai informasi mengenai kondisi geologi, alterasi, yang diharapkan dapat membantu dalam penelitianpenelitian selanjutnya misalnya mengenai potensi mineralisasi emas dan logam dasar sehingga dapat menjadi rekomendasi terhadap investor tambang dalam mengambil lokasi dan area wilayah prospek mineral di Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur. Hasil penelitian juga dapat bermanfaat sebagai database di Dinas Energi, Pertambangan dan Sumberdaya Mineral Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur.
I.7. KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN TERDAHULU Beberapa peneliti terdahulu telah melakukan penelitian mengenai wilayah Pegunungan Selatan di antaranya: Bemmelen (1949) dalam bukunya The Geology of Indonesia telah meneliti beberapa peristiwa geologi yang terjadi di Pegunungan Selatan Jawa Timur serta membuat peta fisiotektonik secara regional. Sartono (1964) adalah peneliti yang pertama kali menyelidiki secara terinci tentang urutan stratigrafi daerah Punung serta yang pertama kali memberikan nama-nama formasi seperti Formasi Besole, Formasi Jaten, Formasi Wuni, Formasi Nampol dan Formasi Punung. Nahrowi dkk. (1978) telah menyusun urutan-urutan stratigrafi Pegunungan Selatan Jawa Timur yang meliputi daerah Pacitan sampai Semenanjung Blambangan. Sudrajat dan Untung (1975) telah membuat peta struktur Jawa Timur hasil dari tafsiran foto landsat-1 dan anomali gaya berat. Samodra dkk. (1992) melakukan penelitian daerah Pacitan dan menghasilkan peta
6
geologi lembar Pacitan skala 1:100.000. Sigit H.P. (1998) telah memetakan struktur geologi detil daerah Kecamatan Arjosari dan sekitarnya Kabupaten Pacitan, Widiasmoro dan Wintolo D. (2003) Jurusan Teknik Geologi UGM bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Pacitan, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumberdaya Mineral telah melakukan Pemetaan Geologi dan Perhitungan Cadangan Sumberdaya Mineral Kabupaten Pacitan skala 1:25.000. CV Geomap bekerjasama dengan Distamben Pacitan (2007) telah melakukan kegiatan Inventarisasi Mineral Logam di Seluruh Kabupaten Pacitan dan Geofisika di daerah Kasihan, Kecamatan Tegalombo. Idrus dkk. (2009) meneliti tentang Endapan urat kuarsa di Gunung Tukung di bekas konsesi IUP milik PT. ANTAM, termasuk dalam zona crustiform-colloform yang termasuk ke dalam zona yang paling atas epitermal. Setiawan (2010) telah melakukan penelitian Endapan Mineralisasi di Desa Kedunggrombyang, Kecamatan Ngadirojo, pada batuan samping tuf breksi, lava andesit basaltis dan dasit. Yuditomo (2009) meneliti Endapan mineralisasi emas pada batuan volkanik intermediet hingga asam di Daerah Gunung Gembes, Kecamatan Nawangan, serta Tun (2007) memetakan sebaran Mineralisasi Cu-Pb-Zn di Daerah Kasihan, Kecamatan Tegalombo.