BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masyarakat Indonesia memiliki banyak cerita rakyat atau dongeng
berbentuk fabel. Cerita rakyat adalah cerita yang berasal dari masyarakat dan berkembang dalam masyarakat pada masa lampau yang menjadi ciri khas setiap bangsa yang memiliki kultur budaya yang beraneka ragam mencakup kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki masing-masing bangsa. Pada umumnya, cerita rakyat mengisahkan tentang suatu kejadian di suatu tempat atau asal muasal suatu tempat. Tokoh-tokoh yang dimunculkan dalam cerita rakyat umumnya diwujudkan dalam bentuk manusia, dewa, maupun binatang. Dongeng binatang atau fabel adalah dongeng yang ditokohi binatang peliharaan dan binatang liar, seperti binatang menyusui, burung, binatang melata (reptilia), ikan, dan serangga. Binatang-binatang itu dalam cerita jenis ini dapat berbicara dan berakal budi seperti manusia.1 Diceritakan bukan dengan tujuan menghibur semata, tetapi juga sebagai media pendidikan moral didalamnya terselip nilai luhur, yakni pengenalan tentang budi pekerti.
1
James Danandjaja, Folklor Indonesia: Ilmu gosip, dongeng, dan lain-lain, PT Utama Pustaka graffiti, Jakarta, 2007, hlm. 86.
1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Efrie Indrianie, MPsi, psikolog anak mengungkapkan, menstimulasi otak anak melalui dongeng akan berjalan efektif ketika anak memasuki usia 3,5 tahun Diusia ini, anak – anak akan banyak menstimulasi pendengaran mereka, sehingga dongeng bisa membantu mereka berpikir lebih baik dan terarah. Efnie mengungkapkan, sebenarnya anak-anak pada 4 – 7 tahun masih memiliki pola pikir yang abstrak sehingga lebih sulit untuk membuat mereka mengerti nilai-nilai positif dalam kehidupan sosial sehari-hari. Melalui dongeng, anak akan dibantu untuk menyerap nilai-nilai positif yang diajarkan tersebut. Ketika anak banyak mendapat stimulasi melalui dongeng, mereka akan memiliki kemampuan problem solving dan kemampuan menyerap informasi lebih banyak dibandingkan anak yang tidak mendapat stimulasi yang positif. Dan pada umur 4 tahun keatas anak-anak lebih menyukai dongeng binatang (fabel). 2 Dongeng binatang atau fabel biasanya ceritanya relatif dan mengajarkan pada anak-anak tentang nilai - nilai kehidupan dan mendidik anak dalam berperilaku dan mencintai hewan. Berbeda dengan dongeng bertema manusia atau sosial yang lebih menceritakan tentang kehidupan sehari-hari, dongeng tentang hewan lebih imajinatif yang mana dapat meningkatkan imajinasi anak dalam berfikir. Fabel Indonesia mendapat pesaing yang serius dari cerita kepahlawanan dari luar negeri atau manga dari Jepang. Dikhawatirkan anak-anak sekarang lebih memilih menyukai tokoh kartun Naruto misalnya. Buku cerita atau dongeng
2
Diakses pada tanggal 19 May 20116, pukul 21:23 dari http://edukasi.kompas.com/read/2012/05/21/16111394/Usia.Berapa.Anak.Boleh.Diberi.Dongeng.
2
http://digilib.mercubuana.ac.id/
yang banyak beredar sekarang juga kebanyakan cerita atau dongeng yang berasal dari luar negeri. Padahal fabel merupakan salah satu kekayaan budaya Indonesia. Buku-buku cerita bergambar (cergam) fabel dari Indonesia yang ada hanya sedikit yang dikemas optimal, kebanyakan tersaji kurang menarik. Namun apabila buku cerita dikemas dengan seoptimal mungkin bisa jadi mempunyai daya tarik yang besar dan nilai estetika yang lebih tinggi. Dalam dongeng binatang (fabel) khususnya di Indonesia, tokoh yang paling populer adalah si Kancil, tokoh binatang licik dan cerdas. Si kancil diketahui bahwa dongeng fabel Indonesia ini sangat populer dan punya segudang versi. Sebut saja Kancil Mencuri Mentimun, Kancil dan Buaya, Kancil dan Pak Petani, dan masih banyak lagi versi fabel-fabel lain tentang si kancil. Fabel ini amat disukai oleh semua kalangan di Indonesia karena efektif dan berfungsi sebagai bahan pelajaran moral untuk anak-anak serta rambu-rambu pengingat bagi kalangan diatasnya (remaja dan dewasa). Tokoh utama (si kancil) digambarkan sebagai sosok yang punya karakter negatif (antagonis). Hal ini menjadikan fabel Indonesia terkenal tersebut punya ciri tersendiri (unik) dibanding fabel-fabel Indonesia lainnya. Dengan menempatkan tokoh utama berkarakter anatagonis, pembaca atau pendengar fabel akan dapat menuai hikmah dari kisah sang tokoh.3 Perancangan buku dongeng fabel ini dibuat diharapkan bisa membuat anakanak tertarik dengan dongeng yang berasal dari Indonesia. Sehingga dengan
3
Diakses pada tanggal 19 May 20116, pukul 22:00 dari http://www.anneahira.com/dongeng-fabel-indonesia.htm
3
http://digilib.mercubuana.ac.id/
semakin bermunculannya cerita kepahlawanan dari luar negri atau manga dari Jepang, anak-anak tetap mengetahui cerita dongeng fabel yang berasal dari Indonesia. Dengan mendongengkan cerita fabel ini, bisa membantu orang tua menyampaikan pesan moral kepada anak-anak dalam gambaran yang terdapat di buku dongeng fable ini. Dongeng binatang si Kancil terdapat pesan moral yang dimaksudkan agar anak-anak mendapatkan pengalaman dan pemahaman yang baik, namun di cerita dongeng binatang si Kancil juga di ceritakan tentang kelicikan dan kenakalan si Kancil dalam hal menipu. Disini peran orangtua sangat dibutuhkan untuk membantu anak dalam memahami pesan moral yang terdapat di dongeng fabel Si Kancil. Sehingga diharapkan orang tua mau mendongengkan lansung kepada anaknya untuk membantu anak untuk lebih memahami lagi cerita fabel dan melalui kegiatan mendongeng bisa menjadi sarana orangtua-anak berkomunikasi dan bertukar pikiran. Sehingga melalui buku dongeng ini bisa menambah kedekatkan lagi antara orangtua dan anak. Dengan gambar-gambar yang ada di dalam buku dongeng fable Si Kancil ini bisa menambah daya tarik anak dalam mendengarkan dongeng dari orangtuanya dan ketertarikan anak untuk membaca. Melalui gambar di buku dongeng juga membuat anak mengembangkan imajinasinya sendiri dan sangat berguna dalam mengembangkan ide dan berpikir kreatifnya. 1.2
Permasalahan Berdasarkan dari latar belakang masalah diatas maka identifikasi masalah
dapat diuraikan sebagai berikut : a.
Dongeng fabel asal Indonesia mendapat pesaing yang serius dari cerita
4
http://digilib.mercubuana.ac.id/
kepahlawanan atau cerita dongeng dari luar negeri. b.
Masih sedikitnya jumlah dongeng fabel asal Indonesia khususnya cerita tentang Si Kancil yang dituangkan ke dalam sebuah buku cerita bergambar (cergam). Kalaupun ada, pengemasannya kurang optimal & tampilannya kurang menarik. Sehingga kalah dari buku cerita import.
c. 1.3
Kegiatan mendongeng sudah mulai dilupakan. Rumusan Masalah Dari hasil pemaparan diatas, disimpulkan bahwa masih kurangnya media
informasi berupa buku bergambar untuk anak-anak yang bertemakan “bagaimana merancang media informasi berupa buku dongeng fabel yang baik dan menarik”. 1.4
Tujuan Perancangan Adapun
tujuan
perancangan
antara lain : a. Membantu melestarikan dongeng fabel asal Indonesia yaitu, Si Kancil melalui media buku dongeng. b. Serta mewariskan nilai-nilai luhur/moral dengan kegiatan mendongengkan anak melalui buku dongeng fabel. c. Membantu menumbuhkan kedekatan emosional antara orangtua & anak dengan mendongeng. d. Menambah minat baca anak
5
http://digilib.mercubuana.ac.id/
1.5
Manfaat Perancangan a.
Manfaat Akademis : Manfaat perancangan buku dongeng fabel untuk anak anak usia 4-7
tahun bagi sisi akademis diharapkan dapat memberikan sumbangan referensi bagi ilmu komunikasi, khususnya bidang Visual and Art Communication khususnya yang berhubungan dengan perancangan buku dongeng fabel. b.
Manfaat praktis :
1. Diharapkan bisa membantu melestarikan cerita fabel asal Indonesia yaitu Si Kancil. 2. Media pembelajaran pesan moral untuk anak dan meningkatkan daya imajinasi sang anak. 3. Media yang membantu meningkatkan kedekatan antara orang tua dan anak.
6
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
http://digilib.mercubuana.ac.id/