1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi yang terus berkembang, menyebabkan semakin pesatnya tingkat pertumbuhan perusahaanperusahaan baru baik yang bergerak di bidang industri, perdagangan, maupun jasa yang bergerak di berbagai usaha yang beragam. Selain pertumbuhan yang berkembang pesat, perkembangan zaman dan kemajuan teknologi juga menyebabkan ketatnya tingkat persaingan yang terjadi di antara perusahaanperusahaan baik yang telah berdiri maupun yang baru akan berdiri. Dengan meningkatnya tingkat persaingan antar perusahaaan ditambah dengan terjadinya musibah serta bencana alam yang melanda pelosok dunia yang mempengaruhi perekonomian secara global membuat para pebisnis maupun masyarakat menjadi sadar akan semakin kompleksnya hambatan dan tantangan yang menanti di masa depan yang akan menghambat terjadinya pemulihan serta perbaikan iklim investasi. Selaras dengan semakin meningkatnya hal-hal yang tak terduga yang akan terjadi, maka tak terelakkan kehadiran industri perasuransian sangat dibutuhkan dan dapat berkembang sangat pesat diantara banyaknya persaingan yang terjadi diantara perusahaan-perusahaan yang mulai berdiri. Hal tersebut terjadi karena sebagian besar masyarakat dan perusahaan memiliki kecenderungan umum untuk mengalihkan atau menghindari risiko kerugian terutama keuangan. Menurut Bahri (2010:21) memaparkan:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
“…asuransi mengalihkan risiko yang dihadapi oleh seseorang baik terhadap dirinya ataupun terhadap harta benda yang dimiliki kepada pihak lain (perusahaan asuransi), dengan syarat bahwa risiko tersebut tidak pasti terjadi dan dijamin oleh syarat dalam polis asuransi…” Industri asuransi mempunyai suatu antisipasi dan peranan yang cukup penting yaitu dengan memberikan perlindungan atas risiko kerugian atau dengan kata lain mengambil alih atau menanggung sebagian risiko kerugian yang diterima oleh Tertanggung atas kejadian yang diasuransikan selama masa kontrak. Pengertian asuransi menurut Kitab Undang-undang Hukum dagang Pasal 246 : “…Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang Penanggung mengikatkan diri kepada seorang Tertanggung, dengan menerima suatu premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin terjadi karena suatu peristiwa tak tertentu…” Semakin kompleks dan meluasnya masalah ketidakstabilan perekonomian membuat kehadiran industri perasuransian sangat dibutuhkan untuk dapat mengalihkan risiko kerugian yang mungkin akan diderita. Menurut Winarningsih (2002:36); “risiko dapat ditransfer dalam bentuk lain atau dapat dikatakan memindahkan tanggung jawab pada organisasi lain dalam hal ini asuransi. Adanya tanggung jawab tersebut oleh pihak asuransi juga dibebankan kepada pemberi risiko yaitu dalam bentuk premi.” Kehadiran industri perasuransian ini membuat akuntansi industri semakin rumit karena pendapatan diketahui dan terjadi terlebih dahulu, sementara beban klaim (kerugian) belum terjadi bahkan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
belum dapat diketahui serta diliputi oleh ketidakpastian mengenai kejadian maupun jumlahnya. Perusahaan asuransi kerugian dalam komposisi preminya tidak ada unsur tabungan, maka keuntungan atau labanya sangat ditentukan oleh rugi laba asuransi yang disebut hasil underwriting. Hasil underwriting dikatakan baik apabila dapat menekan klaim asuransi dimana dimungkinkan apabila kualitas produksinya baik. Produksi hasil dari proses seleksi pada kantor-kantor oprasional atau kantor pusat perusahaan asuransi kerugian. Menurut Nugraeni (1999:115) memaparkan: “…Setiap pelaksanaan penutupan yang dilakukan oleh perusahaan, dilakukan melalui tahap demi tahap yang memungkinkan terciptanya mekanisme penutupan yang saling terkontrol dan dilaksanakan dengan baik prinsip-prinsip akuntansi. Dengan terlaksananya prosedur penutupan secara baik dan benar, diharapkan akan diperoleh hasil underwriting yang menguntungkan bagi perusahaan karena risiko yang ada dikelola dengan baik…” PT Asuransi Umum Bumiputera 1967 yang bergerak dalam bidang asuransi kerugian, hasil underwriting pada tahun 2009 dan 2010 tidak seperti yang diharapkan, terutama pada asuransi kendaraan bermotor. Sesuai ketentuan klaim asuransi kendaraan bermotor pada tahun 2009 diperkirakan 4 ٪ tetapi pada realisasinya 21,67 ٪ dan pada tahun 2010 diperkirakan sekitar 4 ٪ namun pada realisasinya sebesar 25,88 ٪, begitu pula dengan asuransi kebakaran pada tahun 2009 realisasinya sebesar 54,36 ٪
dan pada tahun 2010 realisasinya sebesar
16,27٪ Untuk mendapatkan hasil underwriting yang baik, maka perusahaan asuransi harus melakukan pengendalian dalam mengakseptasi permohonan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
asuransi. Pengendalian akseptasi ini merupakan pengendalian intern pada perusahaan asuransi, agar perusahaan dapat berjalan secara efektif dan efisien. Pasaribu (1995:57) memaparkan : “hasil pemeriksaan struktur pengendalian intern secara nyata bermanfaat bagi manajemen dalam usaha peningkatan pengendalian dan peningkatan efisiensi dan efektivitas pencapaian tujuan perusahaan, sehingga menimbulakan kesan dan bahkan penting.” Struktur pengendalian internal merupakan tanggung jawab dari manajemen. Hastuti (1998) memaparkan : “manajemen bertanggung jawab untuk mengembangkan dan menyelenggarakan secara efektif struktur pengendalian internnya, dimana manajemen memiliki tanggung jawab untuk memberikan semangat sadar atas pentingnya pengendalian dalam organisasi, menjamin semua komponen struktur pengendalian intern terwujud dalam organisasi.” Berdasarkan
latar
belakang
tersebut
maka
penulis
memilih
judul
„Pengendalian Internal Atas Proses Akseptasi Permohonan Asuransi Dalam Rangka Mengurangi Kerugian Klaim Studi Kasus : PT Asuransi Umum Bumiputera 1967‟.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimanakah proses seleksi penutupan calon nasabah atau pemohon asuransi?
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
2. Apakah pengendalian intern atas proses akseptasi permohonan asuransi telah dijalankan (dalam arti prosedur operasi standar) sudah sesuai dengan ketentuan? 3. Bagaimanakah upaya PT Asuransi Umum Bumiputera 1967 dalam menekan kerugian klaim?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitiaan Penelitian yang dilakukan penulis bertujuan untuk menganalis: 1. Untuk mendeteksi apakah proses seleksi diabaikan untuk mengejar target premi. 2. Untuk mengetahui apakah pengendalian intern atas proses akseptasi telah dilakukan sesuai dengan yang telah ditetapkan. 3. Untuk mengetahui apakah PT Asuransi Umum Bumiputera 1967sudah melakukan upaya-upaya dalam menekan klaim.
Penelitian yang dilakukan oleh penulis diharapkan berguna bagi beberapa pihak, yaitu : 1.
Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi PT
Asuransi Umum Bumiputera 1967 dalam menganalisis faktor-faktor yang menjadi penyebab tingginya klaim asuransi kendaraan bermotor dan agar PT Asuransi Umum Bumiputera 1967 lebih memantau nasabah atau pemohon asuransi didalam proses seleksi permohonan asuransi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
2. Bagi Penulis Menambah pengetahuan tentang proses akseptasi (menyetujui permintaan permohonan asuransi) yang selama ini dijalankan oleh perusahaan, apakah sudah efektif dalam menekan klaim. Selain itu berguna sebagai salah satu syarat bagi penulis untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi.
3. Bagi Pembaca Diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan pengetahuan dan memberikan informasi secara umum mengenai proses akseptasi (menyetujui permintaan permohonan asuransi) di perusahaan asuransi kerugian kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan masalah penelitian.
http://digilib.mercubuana.ac.id/