BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Tujuan pelaporan keuangan adalah untuk menyajikan informasi yang berguna bagi keputusan bisnis (FASB, 1978). Informasi yang umumnya digunakan sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan adalah informasi laba, karena peran utama laba adalah untuk mengukur kinerja keuangan secara periodik dalam suatu perusahaan (FASB, 1978). Dechow dan Schrand (2004) menyatakan bahwa laba yang berkualitas tinggi adalah yang secara akurat menggambarkan kinerja operasi perusahaan saat ini dan yang akan datang. Schipper dan Vincent (2003) menyatakan bahwa kualitas laba yang rendah akan mengganggu investor dan pengguna laporan keuangan lainnya, sehingga dapat menyebabkan kesalahan alokasi modal. Manajer sebagai pengelola perusahaan, dituntut untuk menyajikan laba yang optimal agar dapat menarik minat para investor. Oleh karena itu, banyak manajer yang melakukan manipulasi laba demi suatu tujuan atau bahkan manfaat pribadi. Dalam Bushman dan Smith (2001), informasi akuntansi menjadi semakin baik jika dapat membantu investor dalam membedakan manajemen perusahaan yang baik dan kurang baik, sehingga dapat mengambil keputusan investasi yang tepat. Penelitian terkait bagaimana faktor manajerial dapat memengaruhi outcomes laporan keuangan telah banyak dilakukan. Namun, sependek pengamatan peneliti, hasilnya masih memberikan bukti yang bervariasi. Demerjian dkk. (2013) menunjukkan bahwa kecakapan manajerial
1
berhubungan positif dengan kualitas laba, sehingga manajer yang cakap akan lebih menghindari adanya manajemen laba. Sementara, hasil penelitian Demerjian dkk. (2012b) memberikan bukti bahwa manajer yang cakap justru akan dapat mengelola manajemen laba dengan lebih baik, sehingga berhubungan positif dengan manajemen laba. Adapun Francis dkk. (2008) juga menemukan hasil yang tidak konsisten dengan Demerjian dkk. (2013), bahwa CEO yang lebih bereputasi akan berhubungan dengan kualitas laba yang semakin rendah, sehingga CEO yang lebih bereputasi berhubungan positif dengan manajemen laba. Untuk itu, peneliti berpikir perlu adanya variabel pemoderasi agar hubungan antara kecakapan manajerial dan manajemen laba1 menjadi lebih berkurang. Variabel ini diharapkan dapat mengurangi kecakapan seorang manajer dalam melakukan praktik manajemen laba karena adanya tuntutan untuk menyajikan laporan keuangan yang kualitasnya lebih tinggi dan terhindar dari manipulasi laba. Perlindungan investor2 memiliki kekuatan hukum yang berperan dalam membatasi pelaku utamanya (yaitu, manajer) untuk tidak melakukan praktik manajemen laba. Perlindungan investor mengacu pada seberapa baik investor dilindungi oleh hukum dari pengambilalihan hak oleh manajer dan 1
Manajemen laba terbagi dalam dua perspektif, yaitu opportunistic earnings management (manajemen melaporkan laba secara oportunistik dengan tujuan memaksimalkan utilitas pribadi) dan efficient earnings management (meningkatkan keinformatifan laba dalam mengkomunikasikan informasi pribadi, untuk mengantisipasi berbagai kejadian yang tidak terduga dalam rangka melindungi perusahaan dan pihak-pihak yang terlibat kontrak) (Scott, 2003). 2 Perlindungan investor dalam penelitian ini adalah pengukuran agregat berdasarkan lima dimensi bersumber dari WEF untuk memperkuat ukuran perlindungan investor suatu negara dari berbagai cara (Houqe dkk. 2011). Lima dimensi tersebut adalah independensi dewan direksi, penegakan perlindungan hukum, perlindungan terhadap hak pemegang saham minoritas, penegakan standar akuntansi dan auditing, dan independensi judisial, yang kesemuanya memiliki kisaran skor 1 sampai 7. Semakin tinggi skor yang dimiliki maka dimensi perlindungan investor dalam negara tersebut juga semakin tinggi.
2
pengendalian
pemegang
saham
perusahaan.
Perlindungan
investor
merupakan hal yang sangat penting, karena dapat mendorong perkembangan pasar modal (La Porta dkk. 2000). Jika investor dilindungi dari perampasan hak miliknya, mereka akan berani membayar lebih mahal terhadap saham, sehingga akan menarik perusahaan untuk menerbitkan sekuritas. Penelitian ini akan menguji peran perlindungan investor pada hubungan antara kecakapan manajerial3 terhadap manajemen laba. Manajer yang memiliki kecakapan tinggi dan berada pada lingkungan yang tingkat perlindungan investornya tinggi akan cenderung menghindari terjadinya manipulasi laba. Analisis regresi dilakukan dengan variabel dependen manajemen laba (discretionary accrual dan real earnings management) serta variabel independen kecakapan manajerial pada perioda berjalan dan perlindungan investor. Interaksi kecakapan manajerial dan perlindungan investor (moderating variable) dimasukkan untuk menilai ada atau tidaknya efek interaksi. Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan (Klein, 2002; Francis dan Wang, 2008), tingkat pertumbuhan perusahaan (Skinner dan Sloan, 2002; Francis dan Wang, 2008), dan dimensi kualitas auditor (Becker dkk. 1998; Demerjian dkk. 2013). Perusahaan
besar
cenderung
memiliki
lebih
sedikit
akrual
dibandingkan perusahaan kecil (Francis dan Wang, 2008). Perusahaan yang masih tumbuh tetapi memiliki lonjakan laba yang negatif mengindikasikan 3
Kecakapan manajerial dalam penelitian ini adalah seberapa efisien manajer dapat mengalokasikan dan mengelola sumber daya keuangan secara relatif terhadap perusahaan lain dalam industri yang sama (Isnugrahadi dan Kusuma, 2009).
3
adanya insentif yang relatif kuat untuk memenuhi estimasi laba (Skinner dan Sloan, 2002). Auditor yang memiliki kualitas lebih tinggi dipersepsikan sebagai pihak yang mampu meminimalisir terjadinya salah saji dalam laporan keuangan (Becker dkk. 1998; Demerjian dkk. 2013).
1.2
Pertanyaan Penelitian Untuk menghasilkan pelaporan keuangan yang berkualitas dan informatif, maka diperlukan faktor yang dapat mengurangi terjadinya manajemen laba oleh para manajer. Salah satu faktor yang menjadi perhatian adalah tingkat perlindungan terhadap para investor (Leuz dkk. 2003; Defond dkk. 2007; Houqe dkk. 2011). Lingkungan hukum yang melindungi investor akan membatasi adanya manfaat pengendalian pribadi manajer melalui manajemen laba. Penelitian ini akan memertimbangkan tingkat perlindungan terhadap investor dalam hubungan antara kecakapan manajerial dan manajemen laba, yang diimplementasikan dalam pertanyaan penelitian berikut: a.
Apakah
kecakapan
manajerial
berpengaruh
positif
terhadap
manajemen laba? b.
Apakah tingkat perlindungan investor dapat mengurangi hubungan antara kecakapan manajerial dan manajemen laba?
4
1.3
Tujuan Penelitian Penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa kecakapan manajerial berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Dengan menggunakan asumsi opportunistic earnings management, seorang manajer yang cakap lebih mudah melakukan tindakan manipulasi laba. Perlindungan terhadap investor diduga dapat mengurangi dampak manajemen laba yang dilakukan oleh manajer yang cakap (Defond dan Hung, 2004). Sesuai dengan ulasan tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah: a.
Untuk menguji pengaruh kecakapan manajerial terhadap manajemen laba.
b.
Untuk menguji dan memberikan bukti empiris bahwa manajer yang lebih cakap pada perusahaan di negara dengan perlindungan investor yang tinggi cenderung menghindari terjadinya manajemen laba.
1.4
Kontribusi Penelitian Penelitian yang menguji pengaruh kecakapan manajerial terhadap outcomes laporan keuangan sudah cukup banyak, akan tetapi hasilnya masih memberikan bukti yang bervariasi dan dilakukan di negara besar seperti Amerika Serikat. Oleh karena itu, penelitian ini berupaya untuk memberikan kontribusi sebagai berikut: a.
Memberikan bukti empiris hubungan antara kecakapan manajerial dan praktik manajemen laba di perusahaan-perusahaan Asia, karena perusahaan di Asia memiliki kepemilikan saham yang berpusat. Selain
5
itu, negara Asia
yang menjadi
sampel
penelitian memiliki
karakteristik institusional yang beragam. b.
Memberikan bukti empiris pengaruh tingkat perlindungan investor yang dianut di negara-negara Asia dalam membatasi manajer untuk tidak melakukan praktik manajemen laba.
c.
Menambah khazanah ilmu pengetahuan terkait topik mengenai kecakapan manajerial, perlindungan investor, dan manajemen laba di negara-negara di Asia, dimana negara-negara di Asia memiliki kepermilikan saham yang berpusat dan karakteristik institusional yang beragam.
1.5
Sistematika Penulisan Tesis ini terdiri dari lima bab, yaitu: BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, kontribusi penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II : KAJIAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Bab ini berisi tentang kajian literatur terkait dengan kecakapan manajerial, perlindungan investor, manajemen laba, serta beberapa konsep dan teori terkait sebagai dasar pengembangan hipotesis.
6
BAB III : METODA PENELITIAN Bab ini berisi serangkaian mekanisme untuk menjawab pertanyaan penelitian dalam rangka mencapai tujuan penelitian, yaitu; data dan sumber data, model penelitian, pengukuran variabel, serta teknik analisis data. BAB IV:
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang pembahasan dan diskusi hasil analisis statistik.
BAB V : KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan dan keterbatasan penelitian serta saran untuk penelitian selanjutnya terkait beberapa hal penting yang belum bisa diakomodasi dalam penelitian ini.
7