1
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini terdapat banyak permasalahan yang sangat
beragam dimulai dari isu-isu lingkungan di bumi yang semakin merebak, menyebabkan kerusakan di bumi. Peningkatan ini dicetuskan oleh adanya kekhawatiran masyarakat kemungkinan besar terjadinya masalah-masalah mengenai lingkungan hidup, diantaranya adalah perkembangan industri dan teknologi. Seperti pencemaran lingkungan, kerusakan hutan dan pemanasan global. Tanpa mereka sadari masyarakat di bumi semakin tidak peduli dengan lingkungan sekitar, dalam jangka panjang yang menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan dan pemanasan global (Pratama, 2014). Gambar di bawah ini menunjukkan faktor-faktor penyebab pemanasan global dari sektor ekonomi.
Gambar 1.1 Emisi Pemanasan Global dari Sektor Ekonomi Sumber : www.climatehotmap.org, 2014
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
Gambar diatas menjelaskan mengenai faktor-faktor penyebab pemanasan global dari sektor ekonomi. Sektor persediaan energi menjadi yang paling besar presentasenya, yaitu sebesar 25,9%. Berikutnya disusul oleh sektor industri sebesar 19,4%, sektor kehutanan sebesar 17,4%, sektor transportasi 13,1%, sektor pertanian 13,5%, dan sektor bangunan komersial dan perumahan sebesar 7,9%. Faktor terakhir yang memiliki presentase paling kecil adalah sektor limbah dan air limbah, yaitu sebesar 2,8%. Kurangnya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan juga menjadi salah satu faktor penyebab munculnya masalah-masalah lingkungan saat ini. Salah satu contoh utama yaitu tingkat kepedulian masyarakat terhadap lingkungan di Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat dari konsumsi energi di Indonesia yang terus meningkat. Gambar di bawah ini menunjukkan tingkat kepedulian lingkungan.
Grafik 1.2 Tingkat Kepedulian Lingkungan Sumber : Data primer penelitian, 2008 Grafik diatas menjelaskan mengenai tingkat kepedulian lingkungan. Grafik (a) mayoritas memiliki kepedulian lingkungan yang “SEDANG” dengan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
persentase sebesar 86,4%. Kemudian mereka yang memiliki kepedulian lingkungan yang “TINGGI” sebesar 8,2% dan yang “RENDAH” sebesar 5,5%. Tingginya persentase kepedulian umum dengan kategori sedang memperlihatkan bahwa mayoritas responden cenderung memiliki pandangan yang NETRAL terhadap lingkungan. Jadi kesimpulannya pada dasarnya mereka tidak berdiri di salah satu sisi yaitu kepentingan manusia semata atau lingkungan semata yaitu grafik (a). Namun, mereka yang memiliki kepedulian lingkungan umum dengan kategori sedang cenderung mengarah ke tinggi yaitu grafik (b). Kepedulian SEDANG tersebut akan terlihat secara detail apabila membagi dua skor dengan patokan nilai tengah kategori tersebut. Kepedulian lingkungan yang memiliki kecenderungan mengarah ke TINGGI ini merupakan salah satu bukti bahwa warga di negara berkembang juga bisa peduli terhadap lingkungan. Perusahaan diharapkan memiliki peranan penting dalam memberikan pencegahan pada permasalahan lingkungan tersebut. Adapun pencegahan yang diperoleh perusahaan yaitu dengan mengeluarkan produk dengan berkaitan lingkungan. Untuk itu sebuah perusahaan saat ini tidak hanya menciptakan kualitas unggul bagi lingkungan, melainkan kesehatan sangatlah penting. Munculnya berbagai ancaman terhadap lingkungan, membuat perusahaan perlu menerapkan suatu konsep bisnis baru dengan menerapkan isu-isu mengenai lingkungan atau disebut pemasaran lingkungan. Prakash (2009) menjelaskan pemasaran lingkungan sebagai strategi untuk mempromosikan produk dengan menggunakan klaim lingkungan, baik tentang atribut, atau tentang sistem, kebijakan, dan proses perusahaan yang memproduksi atau menjualnya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
Ada lima alasan bagi perusahaan untuk mengembangkan pemasaran lingkungan: (1) sesuai dengan tekanan lingkungan, (2) memperoleh keunggulan kompetitif, (3) meningkatkan citra perusahaan, (4) mencari pasar baru atau peluang, dan (5) meningkatkan nilai produk (Chen, 2009). Pemasaran lingkungan dapat menggabungkan berbagai kegiatan, termasuk modifikasi produk, perubahan ke proses produksi, perubahan kemasan, serta memodifikasi iklan (Polonsky, 1994). Perusahaan Philips LED menggunakan konsep pemasaran lingkungan merefleksikan produk-produknya ke dalam tiga bidang, yaitu kesehatan (healthcare), gaya hidup (lifestyle), dan pencahayaan (lighting). Salah satu bidang yang dikembangkan Philips adalah pencahayaan (lighting). Philips menciptakan inovasi produk pencahayaan baru menggunakan teknologi Light Emitting Diode (LED). Perusahaan Philips adalah sebuah perusahaan elektronik yang memproduksi produk ramah lingkungan. Philips sendiri saat ini telah berkembang produknya dengan divisi Philips lighting berawal dari produksi lampu bohlam biasa, saat ini telah memproduksikan lampu LED hemat energi. Philips mengeluarkan produk hemat energi untuk berpartisipasi dalam gerakan peduli lingkungan. Produk tersebut adalah lampu Philips LED dengan manfaat aman bagi lingkungan, hemat energi, dan tahan lama. Berdasarkan hal tersebut, lampu Philips LED menjadi pilihan konsumen yang peduli terhadap lingkungan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
Saat ini lampu LED sedang diminati oleh masyarakat dikarenakan memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan lampu jenis lainnya. Lampu LED merupakan perangkat padat dan keras sehingga memiliki daya tahan yang cukup lama. Bahkan, lampu tradisional saat ini mulai ditinggalkan. Hal ini terjadi karena, masyarakat lebih memilih untuk menggunakan lampu LED yang hemat energi dan tahan lama. Berdasarkan penjelasan diatas maka terdapat kelebihan lampu LED yaitu, memiliki umur penggunaan yang lebih lama, hemat energi, cahaya yang dihasilkan tidak panas, ukuran lampu lebih kecil, tidak mengandung merkuri, serta terdapat kekurangan lampu LED yaitu, harga lampu LED masih tergolong mahal, suhu lingkungan dapat mempengaruhi umur lampu LED, serta intensitas cahaya yang termasuk kecil (www.rajalampu.com). Harga lampu Philips sendiri dibanderol berdasarkan ukuran bentuk lampu dan ukuran watt yang dimiliki berkisar antara Rp 50.000 sampai Rp 150.000 dapat disesuaikan dengan ukuran daya (watt) masing-masing (www.jualgrosirlampuled.com). Beberapa merek lampu LED yang banyak dikenal masyarakat selain lampu Philips adalah Hanonoch, Osram, Cosmos, Sinyoku dan Chiyoda. Secara tidak langsung terdapat persaingan agar mendapatkan minat konsumen untuk membeli produk ramah lingkungan atau hemat energi. Perkembangan Philips selama 3 tahun ini mengalami peningkatan dari tahun ketahun. Pada tahun 2015 Philips berada pada posisi 20 dalam Top 50 Best Global Green Brand yang diberikan oleh perusahaan konsultasi merek terkemuka, Interbrand. Posisi tersebut terus membaik dari tahun ke tahun, dimana pada tahun 2013 berada pada posisi 31 dan tahun 2014 berada pada posisi 23
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
(www.philips.com). Data mengenai prestasi pernah dirilis oleh Top Brands Awards. Berikut data prestasi Philips dari Top Brands Awards tahun 2013 - 2015. Tabel 1.3 Kategori Lampu Hemat Energi menurut Top Brands 2013 – 2015
Sumber : www.topbrands-awards.com Data diatas dapat menjelaskan bahwa merek lampu Philips menempati posisi teratas dalam tiga tahun (2013 - 2015), di bandingkan dengan lampu merek lain. Pada tahun 2013 sampai 2015, Philips terus mengalami kenaikan presentase. Presentase lampu Philips LED sebagai Top Brand dalam kurun waktu tiga tahun (2013 - 2015) jauh lebih tinggi dibandingkan dengan merek lain. Dengan persentase tahun 2013 mencapai 83,2 %, tahun 2014 mencapai 83,3 %, dan pada tahun 2015 mencapai 85,3 %. Jadi kesimpulan persentasi tersebut lampu Philips mengalami penaikan dari tahun 2014 sampai dengan 2015 memiliki tingkat penaikan yaitu 2%. Data prestasi lampu Philips diatas berlawanan dengan kondisi pasar yang ada dan banyak konsumen yang mengeluhkan mengenai produk lampu Philips LED, antara lain mengenai garansi tahunan yang diberikan oleh perusahaan Philips. Philips memberikan garansi 2 tahun untuk pembelian produknya, namun dengan syarat yang diberikan berbelit-belit untuk mendapatkan garansi tersebut
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
(www.konsultansolusi.com), tetapi masih jauh dibawah ambang batas yang mempersulit masalah ini tidak berkembang menjadi bola salju. Perusahaan Philips harus bisa memahami bagaimana konsumen memandang produk lampu LED yang merupakan produk ramah lingkungan. Perusahaan harus mampu bekerja lebih baik untuk memenuhi harapan konsumen sehingga niat pembelian dapat tercapai. Sebagai salah satu perusahaan elektronik terbesar, Philips tidak hanya dapat menciptakan produk yang ramah lingkungan tetapi juga menciptakan iklan lingkungan. Iklan lingkungan adalah periklanan yang pada tampilannya berwawasan lingkungan. Periklanan model ini dapat termasuk satu seri dari elemen-elemen yang digunakan untuk
mengkomunikasikan kepedulian suatu
perusahaan atau produk terhadap lingkungan (Karna, J., Heikki, J., Virpi, A., & Eric, H., 2001). Iklan yang bertujuan untuk menghimbau para konsumen agar peduli pada lingkungan dapat memuat satu atau lebih. Secara umum, konteks produk ramah lingkungan akan tertancap di benak konsumen bila dapat dikomunikasikan dengan baik, salah satunya melalui iklan. Lampu Philips LED sendiri mengeluarkan konsep iklan peduli lingkungan dengan waktu tayang singkat. Durasi 41 detik dengan narasi “Berubahlah untuk hemat” menjadi jargon iklan Philips. Iklan tersebut menjadi pembeda dengan iklan lampu lainnya yang biasanya menampilkan
dengan kebersamaan keluarga dengan
kualitas penerangnya yang membuat hangat.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
Melalui teknologi lampu Philips LED baru saja dilahirkan dapat memberikan solusi bagi masyarakat untuk ekonomi lebih baik. Head of Marketing Lighting. Perusahaan Philips Indonesia, Ryan Tirta Yudhistira, mengatakan bahwa teknologi lampu LED produksi Philips ini hadir untuk mewujudkan teknologi lingkungan terbaharukan, lebih sehat, hemat energi hingga 85% dan tentunya berperan membuat lampu lebih tahan lama setiap penggunaanya. Kebutuhan dasar yang baru ini membuat perusahaan-perusahaan dibidang pencahayaan (lighting) membuat produk yang dapat memuaskan keinginan masyarakat. Teknologi lampu LED adalah teknologi pencahayaan terbaru dapat memiliki beberapa keuntungan, terutama dalam penghematan suatu energi akan berdampak terhadap lingkungan melalui sudut pandang konsumen. Selain itu teknologi ramah lingkungan dapat mengurangi tagihan energi listrik setiap pemakaian, dengan adanya penemuan produk teknologi ini, akan menjadi lebih peduli terhadap lingkungan yang dapat menguntungkan diri kita sendiri. Pasar bisnis lampu light emitting diode (LED) di Indonesia tampaknya memang tergolong menggiurkan. Tak heran jika para pelaku usaha bisnis lampu ini begitu agresif dalam memperebutkan pasar. Salah satu produk yang ditawarkan adalah lampu Philips LED. Meskipun baru 5 tahun diproduksi lampu LED Philips dan harga yang relatif tinggi, selalu menjadi primadona dipasaran. Dari kebijakan strategi pemasaran yang ditempuh oleh setiap perusahaan bukan berarti tidak terlepas dari masalah. Walaupun saat ini produk lampu Philips mampu meraih kesuksesan disektor lampu bermerek, namun telah banyak produk sejenis yang muncul di pasaran yang siap mencuri pangsa pasar lampu Philips.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
Mengingat industri lampu ini mempunyai pangsa pasar yang lebih luas dan sangat menguntungkan sebagai salah satu kebutuhan pokok masyarakat sehingga mendorong masuknya pesaing potensial, oleh karena itu agar suatu produk dapat menjadi market leader, maka perlu diketahui faktor-faktor dalam strategi pemasaran yang membuat konsumen membeli dan mengkonsumsi produk lampu tersebut. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan sebuah penelitian yang berjudul Pengaruh Paparan Aktivitas Pemasaran Berorientasi Lingkungan Dan Teknologi Terhadap Niat Pembelian Lampu LED Philips Pada Ibu-Ibu di Wilayah Kecamatan Penjaringan - Jakarta Utara
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
B.
Rumusan Masalah Penelitian Semakin ketatnya persaingan bisnis elektronik khususnya pada produk
lampu LED yang saat ini sedang diminati masyarakat khususnya di Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara diharapkan Philips dapat melakukan antisipasi dalam menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat dengan meninjau kualitas produk, persepsi harga, iklan lingkungan dan teknologi lingkungan yang ditawarkan terhadap niat pembelian konsumen. Penelitian tentang pengaruh paparan aktivitas pemasaran berorientasi lingkungan dan teknologi terhadap niat pembelian lampu Philips LED di Wilayah Kecamatan Penjaringan - Jakarta Utara akan menghasilkan pengetahuan yang berguna bagi perusahaan Philips untuk mengembangkan strategi bersaing yang efektif. Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1.
Apakah kualitas produk berpengaruh terhadap niat pembelian?
2.
Apakah persepsi harga berpengaruh terhadap niat pembelian?
3.
Apakah iklan lingkungan berpengaruh terhadap niat pembelian?
4.
Apakah teknologi lingkungan berpengaruh terhadap niat pembelian?
5.
Apakah iklan lingkungan berpengaruh terhadap persepsi harga?
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
C.
Tujuan dan Kontribusi Penelitian 1.
Tujuan Penelitian a.
Untuk mengetahui apakah kualitas produk berpengaruh terhadap niat pembelian?
b.
Untuk mengetahui apakah persepsi harga berpengaruh terhadap niat pembelian?
c.
Untuk mengetahui apakah iklan lingkungan berpengaruh terhadap niat pembelian?
d.
Untuk mengetahui apakah teknologi lingkungan berpengaruh terhadap niat pembelian.
e.
Untuk mengetahui apakah iklan lingkungan berpengaruh terhadap persepsi harga?
2. Kontribusi Penelitian Manfaat yang dapat di ambil dari penelitian ini adalah : 1.
Bagi dispenda, diharapkan dapat dijadikan acuan pihak manajemen di perusahaan lampu LED Philips sebagai acuan untuk mengambil niat pembelian yang terkait dengan kebijakan pemasaran lingkungan di masa yang akan datang dan hubungannya dengan kualitas produk, persepsi harga, iklan lingkungan, teknologi lingkungan serta lampu LED.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
2.
Bagi peneliti, diharapkan dapat meningkatkan serta wawasan pengetahuan penulis baik dalam teori maupun ide bagi penelitian selanjutnya khususnya penelitian yang serupa dengan penelitian ini.
3.
Sebagai referensi ide bagi pemerintah dalam menciptakan kebijakan maupun program atau strategi baru dengan melihat perkembangan produk ramah lingkungan yang dapat diharapkan menjadi masukan sebagai bahan pertimbangan pihak perusahaan untuk menyusun strategi dalam rangka memenuhi harapan konsumen. Hal ini tentu akan membantu pemerintah dalam memajukan perkembangan lingkungan Indonesia melalui peran peduli terhadap lingkungan di Indonesia.
http://digilib.mercubuana.ac.id/