BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Bekerja secara produktif dan bermutu akan semakin menjadi tuntutan bahkan persyaratan di era globalisasi agar tetap kompetitif dan berkembang. Hal tersebut dapat menjadi sebuah motivator bagi para pelaku bisnis untuk dapat mempertahankan, mengembangkan prestasi dan kemampuannya agar tetap dapat bersaing. Agar dapat bekerja secara produktif dan bermutu dapat diawali dengan faktor internal perusahaan itu sendiri, yaitu dengan menciptakan suasana atau lingkungan kerja yang aman, nyaman, dan sehat sehingga dapat mengurangi angka kecelakaan, tingkat kelelahan dan pemborosan. Untuk menciptakan kesuksesan dan kelancaran dalam melaksanakan tugas sesuai
bidang
keselamatan
dan
masing-masing,
perusahaan
kesehatan
para
kerja
perlu
memelihara
karyawannya.
Karena
keselamatan dan kesehatan yang diperhatikan dapat meningkatkan produktivitas kerja. Istilah kesehatan, dan keselamatan saling terkait erat. Istilah kesehatan adalah yang merujuk pada kondisi fisik, mental, dan stabilitas emosi secara umum (suma’mur, 1985 : 4). Individu yang sehat adalah yang bebas dari penyakit, cedera serta masalah mental. Praktik manajemen
kesehatan
diperusahaan
1
bertujuan
untuk
memelihara
kesejahteraan individu secara menyeluruh. Istilah keselamatan merujuk pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang (suma’mur, 1985 : 5). Tujuan utama progam keselamatan kerja yang efektif di perusahaan adalah mencegah kecelakaan atau cedera yang terkait dengan pekerjaan (Matis dan Jackson, 2002 : 245). Melihat permasalahan keselamatan kerja melalui pendekatan sistem, maka dapat diterima bahwa yang menjadi kecelakaan kerja adalah karena adanya kelemahan
dan ketidakserasian pada sifat
pencegahan, maka fungsi peranan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan
terhadap
kegiatan-kegiatan
sangat
diperlukan
untuk
mencapai pencegahan dalam proses produksi (Soeprihanto, 2000 : 48). Usaha mencegah dan mengatasi kecelakaan pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari usaha memelihara kesehatan para karyawan, karena usaha-usaha tersebut saling terkait. Kondisi kesehatan fisik/mental seorang karyawan dapat
berakibat
pada terjadinya
kecelakaaan,
walaupun karyawan tersebut sudah menggunakan alat pelindung. Sebaliknya lingkungan fisik yang jelek tidak hanya berakibat pada keselamatan karyawan, tetapi tanpa disadari akan mempengaruhi fisik/mentalnya (Soeprihanto, 2000 : 49). PT. Indo Acidatama Tbk. yang beralamatkan di desa kemiri, kebakkramat, karanganyar, Surakarta merupakan perusahaan kimia yang mempunyai tingkat produksi alkohol paling besar di Indonesia. Dalam proses
produksi
perusahaan,
menyadari
2
bahwa
frekuensi
resiko
kemungkinan terjadi kecelakaan kerja jauh lebih tinggi. Disebabkan dalam proses produksi, dimana terdapat mesin-mesin dan peralatan yang mendukung proses tersebut pada umumnya kecelakaan kerja disebabkan oleh dua faktor yaitu tindakan tidak aman dari manusia seperti melanggar peraturan keselamatan kerja yang diwajibkan, kurang terampilnya pekerja itu sendiri. Sedangkan faktor lingkungan yaitu keadaan tidak aman dari lingkungan kerja menyangkut antara lain peralatan atau mesin-mesin, tetapi frekuensi terjadinya kecelakaan kerja lebih banyak terjadi karena faktor manusia, karena manusia yang paling banyak berperan dalam menggunakan peralatan diperusahaan. Perusahaan
perlu
melaksanakan
progam
keselamatan
dan
kesehatan kerja yang diharapkan dapat menurunkan tingkat kecelakaan kerja, dan pada akhirnya akan dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan produktivitas kerja karyawan. Pelaksanaan progam keselamatan dan kesehatan kerja perlu dan sangat penting, karena membantu terwujudnya pemeliharaan karyawan yang baik, sehingga mereka menyadari arti penting dari progam pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja bagi dirinya maupun perusahaan. Dengan adanya progam keselamatan dan kesehatam kerja ini, karyawan akan merasa aman, terlindungi dan terjamin keselamatannya, sehingga diharapkan dapat mencapaiefisiensi baik dari segi biaya, waktu dan tenaga serta dapat meningkatkan produktivitas kerja.
3
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengambil
judul
“PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA UNTUK PENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. INDO ACIDATAMA Tbk. SURAKARTA”.
B. RUMUSAN MASALAH Melihat dari latar belakang masalah di atas maka dapat di ambil suatu pokok permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana penerapan keselamatan dan kesehatan kerja pada PT. INDO ACIDATAMA Tbk. Surakarta ? 2. Adakah pengaruh kesehatan dan keselamatan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan bagian produksi pada PT. Indo Acidatama Tbk. Surakarta ?
C. TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin di capai melalui penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan
keselamatan dan
kesehatan kerja pada PT. INDO ACIDATAMA Tbk. Surakarta. 2. Untuk mengetahui adakah pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan bagian produksi pada PT. Indo Acidatama Tbk. Surakarta.
4
D. MANFAAT PENELITIAN Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Perusahan a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat
bagi
perusahan
berkaitan
dengan
usaha
memperbaiki kesejahteraan karyawan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja. b. Perusahaan dapat melakukan evaluasi terhadap produktivitas kerja
karyawan setelah keselamatan dan kesehatan kerja
mereka diperhatikan. 2. Bagi penulis : a. Memperoleh gambaran yang jelas tentang penerapan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja yang sebenarnya dalam dunia kerja. b. Dapat
menerapkan
ilmu pengetahuan
yang sebelumnya
diperoleh dari teori-teori pembelajaran dikampus dengan mengembangkan dalam dunia kerja. 3. Bagi pihak lain Dapat
dijadikan sebagai
bahan pertimbangan di
melakukan penelitian yang serupa.
5
dalam
E. KERANGKA PEMIKIRAN
Jaminan keselamatan kerja Produktivitas kerja karyawan Jaminan kesehatan kerja
Gambar kerangka pemikiran
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan faktor intern yang mempengaruhi
produktivitas
kerja.
Suatu
perusahaan
didalam
kegiatan pencapaian tujuannya, karyawan merupakan sumber utama dalam menjalankan kegiatan diperusahaan. Seorang karyawan tidak dapat bekerja secara maksimal, apabila keselamatan dan kesehatan kerjanya tidak terjamin, oleh karena itu para karyawan dan perusahaan perlu memperhatikan kondisi fisik dan mental melalui pelaksanaan progam keselamatan dan kesehatan kerja. Dengan adanya jaminan keselamtan dan kesehatan kerja dapat membuat karyawan merasa nyaman dan betah serta terjalinnya komunikasi dan tanggung jawab terhadap pekerjaannya, sehingga akan dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
6
F. METODE PENELITIAN 1. Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan mencari data berupa data sekunder yang diperoleh dari PT. INDO ACIDATAMA Tbk SURAKARTA berupa gambaran proses produksi yang ada dan catatan-catatan yang bersangkutan dengan data yang dibutuhkan kemudian menganalisa dengan metode deskriptif. 2. Obyek Penelitian Perusahaan yang menjadi objek penelitian dalam penyusunan tugas akhir ini adalah PT. INDO ACIDATAMA Tbk SURAKARTA yang beralamatkan di Jalan Raya Palur km 10, dusun Kemiri, desa Kemiri, kecamatan Kebakkramat, kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Waktu pelaksanaan mulai 1 April 2009 sampai dengan 30 April 2009. 3. Jenis dan sumber data Jenis dan sumber data merupakan faktor yang sangat penting sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan metode penelitian. Sumber
data
diperoleh
dari
SURAKARTA.
7
PT.
INDO
ACIDATAMA
Tbk
Dalam melakukan penelitian ini, jenis data yang di gunakan oleh penulis adalah : Data Sekunder, merupakan data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat pihak lain). 4. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk memperoleh data primer dan sekunder adalah : a. Observasi : Pengumpulan data dengan cara langsung pada obyek yang diteliti dengan mencatat yang diperlukan sehingga akan melengkapi keterangan yang belum diperoleh dalam wawancara. b. Wawancara
:
Metode
pengumpulan
data
dengan
cara
mengadakan tanya jawab secara langsung kepada pembimbing lapangan dan karyawan di PT. INDO ACIDATAMA Tbk. SURAKARTA. c. Studi Pustaka : Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara membaca dan mempelajari buku atau referensi yang berkaitan dengan permasalahan penelitian
8
5. Teknik Pembahasan Teknik
pembahasan
yang
dilakukan
dengan
menggunakan
metode deskriptif yaitu membuat gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai obyek yang diteliti.
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Manajemen Personalia Sumber daya manusia adalah salah satu unsur masukan (input) yang bersama dengan unsur lainnya seperti bahan, model, mesin, dan teknologi diubah melalui proses manajemen menjadi keluaran (output) berupa barang atau jasa dalam usaha mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Manajemen itu sendiri terdiri dari enam unsur(6M) yaitu men, money, methode, materials, machines, dan market. Unsur men(manusia) ini berkembang menjadi suatu bidang ilmu manajemen yang disebut manajemen sumber daya manusia yang merupakan terjemahan dari man power management. Manajemen yang mengatur unsur manusia ini ada yang menyebutnya manajemen kepegawaian atau manajemen personalia (Hasibuan, 2006 : 9). Ada beberapa definisai mengenai manajemen personalia diantaranya : 1. Manajemen personalia (Edwin B. Filippo dalam Hasibuan, 2006 : 11) adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian
dari
pengadaan,
pengembangan,
kompensasi,
pengintegrasian, pemeliharaan dan pemberhentian karyawan dengan
maksud
terwujudnya
karyawqan dan masyarakat.
10
tujuan
perusahaan,
individu,
2. Manajemen personalia (Dale Foyer dalam Hasibuan, 2006 : 11) adalah penyediaan kepemimpinan dan pengarahan para karyawan dalam pekerjaan atau hubungan kerja mereka. 3. Manajemen personalia (Miner dan Mary dalam Hasibuan, 2006 : 11) adalah sebagai suatu proses pengembangan,menerpakan, dan menilai kebijakan-kebijakan, prosedur-prosedur, metode-metode dan progam-progam yang berhubungan dengan individu karyawan dalam organisasi.
B. Keselamatan kerja karyawan Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berhubungan dengan peralatan, tempat kerja dan lingkungan, serta cara-cara melakukan pekerjaan. Perusahaan perlu menjaga keselamatan kerja karyawannya karena tujuan progam keselamatan kerja diantaranya (Suma’mur, 1993:1) adalah sebagai berikut : 1. Melindungi keselamatan kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan
pekerjaan
untuk
kesejahteraan
hidup
dan
meningkatkan produksi serta produktifitas nasional. 2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada ditempat kerja. 3. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.
11
Keselamatan kerja yang menjadi tanggung jawab bersama, perlu diperhatikan dengan lebih baik agar pekerja/karyawan merasa nyaman dalam bekerja, kenyamanan dalam bekerja membuat karyawan merasa diperhatikan, dengan begitu maka mereka akan lebih memiliki tanggung jawab terhadap pekerjaannnya. Dalam rangka meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja ada usaha-usaha yang perlu dilakukan (Mangkunegara, 2001:162) yaitu : 1. Mencegah serta mengurangi kebakaran dan peledakan. 2. Memberikan peralatan perlindungan diri untuk pegawai yang bekerja pada lingkungan yang menggunakan peralatan yang berbahaya. 3. Mengatur suhu, kelembaban, kebersihan udara, pengunaan warna ruangan kerja, penerangan yang cukup terang dan menyejukkan serta mencegah kebisingan. 4. Mencegah
dan
memberikan
perawatan
terhadap
timbulnya
penyakit. 5. Memelihara kebersihan dan ketertiban serta keserasian lingkungan kerja. 6. Menciptakan suasana kerja yang menggairahkan semangat kerja pegawai.
12
Ada
beberapa
sebab
yang
memungkinkan
terjadinya
kecelakaan dan gangguan kesehatan pegawai (Mangkunegara, 2001:162) diantaranya : 1. Keadaan tempat lingkungan kerja a. Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya kurang diperhitungkan keamanannya. b. Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak. c. Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya. 2. Pengaturan udara a. Pergantian udara diruang kerja yang tidak baik (ruang kerja kotor, berdebu dan berbau tidak enak) b. Suhu udara yang tidak dikondisikan pengaturannya. 3. Pengaturan penerangan a. Pengaturan dan pengguanaan sumber cahaya yang tidak tepat. b. Ruang kerja yang kurang cahaya atau remang-remang. 4. Pemakaian peralatan kerja a. Pengamanan peralatan kerja yang sudah rusak. b. Penggunaan mesin atau alat elektronik tanpa pengamanan yang baik. 5. Kondisi fisik dan mental pegawai a. Kerusakan alat indra, stamina yang rapuh. b. Emosi pegawai yang tidak stabil, kepribadian yang rapuh, cara berpikir dan kemampuan persepsi yang lemah, motivasi kerja
13
yang rendah, sikap pegawai yang ceroboh, kurang cermat dan kurang pengetahuan dalam penggunaan fasilitas kerja terutama fasilitas kerja yang membawa resiko berbahaya.
C. Kesehatan kerja karyawan Progam kesehatan kerja menunjukkan pada kondisi yang bebas dari ganguan fisik, mental, emosi atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja. Resiko kesehatan merupakan fakta-fakta dalam lingkungan kerja yang bekerja melebihi periode waktu yang ditentukan lingkungan fisik yang dapat membuat stress emosi atau ganguan fisik (Mangkunegara, 2001 : 261). Progam kesehatan fisik yang dibuat oleh perusahaan sebaiknya terdiri dari salah satu atau keseluruhan elemen-elemen (Ranupandojo, 2002 : 263) 1. Pemeriksaan kesehatan pada waktu karyawan pertama kali diterima bekerja. 2. Pemeriksaan keseluruhan para karyawan kunci secara periodik. 3. Pemeriksaan kesehatan secara sukarela untuk semua karyawan secara periodik. 4. Tersedianya peralatan dan staff media yang cukup.
14
5. Pemberian perhatian yang sistematis yang preventif masalah ketegangan. Pemeriksaan sistematis dan periodik mental perlu juga dilakukan (Ranupandojo, 2002 : 265) yaitu dengan cara : 1. Tersedianya psychiatrist untuk konsultasi. 2. Kerjasama dengan psychiatrist diluar perusahaan atau yang ada dilembaga-lembaga konsultan. 3. Mendidik para karyawan perusahaan tentang arti pentingnya kesehatan mental. 4. Mengembangkan dan memelihara progam-progam relation yang baik. Dalam
rangka
melindungi
karyawan
terhadap
ganguan
kesehatan yang timbul dari pekerjaan atau lingkungan kerja serta untuk
meningkatkan
kesehatan
badan,
kondisi
mental
dan
kemampuan fisik para karyawannya, maka pemerintah mengeluarkan peraturan tentang kesehatan Nomor PER 03 / MEN / 1982 (Soeprihanto, 2000 : 49). Dalam peraturan menteri ini pasal 1 yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan kerja adalah suatu usaha kesehatan yang dilaksanakan perusahaan dengan tujuan :
15
1. Memberikan bantuan kepada tenaga kerja dalam penyesuaian diri baik fisik maupun mental, terutama dalam penyesuaian pekerjaan dengan tenaga kerja. 2. Melindungi tenaga kerja terhadap setiap ganguan kesehatan yang timbul dari pekerjaan atau lingkungan kerja. 3. Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik tenaga kerja. 4. Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi bagi tenaga kerja yang menderita sakit. Sedangkan dalam pasal 2
disebutkan bahwa tugas pokok
pelayanan kesehatan kerja meliputi : 1. Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, pemeriksaan berkala, dan pemeriksaan kesehatan khusus. 2. Pembinaan dan pengawasan lingkungan kerja. 3. Pembinaan
dan
pengawasan
atas
penyesuaian
pekerjaan
terhadap tenaga kerja. 4. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan sanitrasi. 5. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan untuk kesehatan tenaga kerja. 6. Pertolongan pertama pada kecelakaan. 7. Pendidikan kesehatan untuk tenaga kerja dan latihan untuk petugas P3K.
16
8. Memberikan nasihat mengenai perencanaan dan pembuatan tempat kerja, pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan dan gizi serta penyelenggaraan makanan ditempat kerja. 9. Membantu usaha rehabilitasi akibat kecelakaan atau penyakit akibat kerja. 10. Pembinaan
dan
pengawasan
terhadap
tenaga
kerja
yang
mempunyai kelainan tertentu dan kesehatannya. 11. Memberikan laporan berkala tentang pelayanan kesehatan kerja kepada pengurus.
D. Produktivitas kerja karyawan Produktivitas berasal dari kata ”Produktif” artinya sesuatu yang mengandung potensi untuk digali, sehingga produktivitas dapatlah dikatakan sesuatu proses kegiatan yang terstruktur guna menggali potensi yang ada dalam sebuah komoditi atau objek. Produktivitas adalah merupakan suatu perbandingan dari hasil kegiatan yang senyatanya dengan hasil kegiatan yang seharusnya. Apabila produktivitas ini akan dinyatakan dengan angka berkisar dari 0,00 sampai dengan 1,00 atau bila dinyatakan dalam suatu persentase maka akan mempunyai nilai antara 0% sampai dengan 100% (Ahyari, 2002 : 9). Dari pengertian produktivitas di atas dapat menyimpulkan bahwa kesehatan dan keselamatan kerja mempunyai hubungan erat
17
dengan masalah produktivitas kerja karyawan, karena merupakan indikator dalam menentukan bagaimana usaha untuk mencapai tingkat produktivitas yang tinggi dalam suatu perusahaan/instansi. Sehubungan dengan hal tersebut maka upaya untuk meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja di suatu organisasi merupakan hal yang sangat penting. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas diantaranya : 1. Manusia Faktor manusia mencakup beberapa aspek antara lain kuantitas, tingkat keahlian, latar belakang kebudayaan dan pendidikan, kemampuan, sikap, minat, struktur pekerjaan, umur, jenis kelamin. 2. Modal Faktor modal meliputi aspek modal tetap, teknologi dan bahan baku.
3. Faktor metode (proses) Faktor metode meliputi tata ruang tugas, penanganan bahan baku penolong dan mesin, perencanaan dan pengawasan pemeliharaan melalui pencegahan, teknologi yang memakai alternatif. 4. Faktor produksi Meliputi kuantitas, kualitas, ruangan produksi, struktur campuran, spesialisasi produksi.
18
5. Faktor lingkungan organisasi Meliputi organisasi dan perencanaan, kebijakan personalia, system manajemen,
gaya
kepemimpinan,
kondisi
kerja,
ukuran
perusahaan, iklim kerja dan system insentif. 6. Faktor lingkungan Negara Meliputi struktur social politik, struktur industri, pengesahan, tujuan, pengembagan jangka panjang dll. 7. Faktor lingkungan internasional Meliputi
kondisi
perdagangan
dunia,
masalah-masalah
perdagangan internasional, kebijaksanaan migrasi tenaga kerja. 8. Umpan balik Umpan
balik
menunjukkan
bagaimana
masyarakat
menilai
kuantitas dan kualitas produksi berapa banyak uang yang harus dibayar untuk masukan-masukan utamanya (tenaga kerja dan modal) masyarakat menawarkan pada perusahaan.
Untuk mengetahui adanya peningkatan produktivitas kerja karyawan dapat diketahui dengan melakukan perhitungan Frekuensi Rate dan Safety Rate yang diperoleh dari laporan absensi karyawan (Buku pedoman perusahaan PT. INDO ACIDATAMA). jumlah kecelakaan kerja FR =
X 1.000.000 jam jumlah jam kerja setelah dikurangi izin, sakit, dan cuti
19
BAB III PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum PT INDO ACIDATAMA Tbk. 1. Sejarah berdirinya perusahaan Pada tahun 1983 perusahaan dibentuk dengan status PMDN dengan nama PT Indo Alkohol Utama. Pada tahun 1986 perusahaan melakukan pengembangan produksi sekaligus perubahan nama menjadi PT INDO ACIDATAMA CHEMICAL INDUSTRY. Mulai 4 Oktober 2005, nama PT INDO ACIDATAMA CHEMICAL INDUSTRY berubah menjadi PT SARASA NUGRAHA Tbk. Dua tahun kemudian nama perusahaan ini menjadi PT INDO ACIDATAMA Tbk. Tahun 1988 produksi
komersial
pertama
ethanol
dimulai
dan
perusahaan
melakukan ekspor ke Jepang. Pada tahun 1989 produksi komersial pertama Asam Asetat dan Ethyl Asetat dimulai, maka PT INDO ACIDATAMA Tbk. Menjadi produsen kimia organik pengolah hasil pertanian dan industri kimia terpadu yang menghasilkan ethanol, asam asetat, dan ethyl asetat yang pertama di Indonesia dan Asia Tenggara. Pada tahun 1994 PT INDO ACIDATAMA Tbk. Berhasil membangun unit II Asam Asetat dengan swakelola. Tahun 1990-1997 perusahaan melakukan efisiensi sehingga kapasitas produksi ethanol naik menjadi 149%, sedangkan asam asetat naik menjadi 128%. PT INDO ACIDATAMA Tbk. Berdiri di atas tanah seluas kurang lebih 5,5
20
hektar dengan fasilitas pemerintah dalam rangka penanaman modal dalam negeri (PMDN). Alat industri kimia dirancang oleh Krupp Industrie Technics GMBH Jerman Barat, sedangkan teknologi proses kimia diperoleh dari Hull AG Jerman Barat. Pemasangan mesin dan peralatan seluruhnya dilakukan oleh putera Indonesia di bawah supervise dari Krupp Industrie Technics GMBH Jerman Barat. Pembangunan pabrik selesai secara bertahap yaitu unit ethanol selesai pada bulan November 1988, unit asetaldehid dan unit etil asetat selesai pada bulan Maret 1989, dan unit asam asetat selesai pada bulan Juni 1989. Unit ethanol mulai berproduksi pada bulan Desember 1988, dengan kapasitas produksi terbesar dan termurni di Indonesia serta memenuhi standar internasional. Pabrik ini merupakan pabrik ethanol integrated (memproduksi asam asetat dan etil asetat selain ethanol) pertama di Asia Tenggara. Unit asam asetat dan unit etil asetat mulai berproduksi pada bulan Juni 1989 dan perluasannya mulai berfungsi sejak Maret 1995 dan diresmikan oleh Menteri Perindustrian dan Perdagangan Tungki Ariwibowo. Pembangunan pabrik PT INDO ACIDATAMA Tbk. dengan dukungan peralatan serba modern mampu mengolah tetes tebu (molasses) yang merupakan hasil samping pabrik gula menjadi produk-produk kimia yang mempunyai nilai ekonomi cukup tinggi. Produk kimia tersebut kemudian dipakai sebagai bahan dasar dari
21
industri-industri lainnya. PT INDO ACIDATAMA Tbk. memakai bahan baku tetes tebu sebanyak 142.8 kton/tahun. Ekspor perdana telah terealisasi pada 5 Desember 1988 sebanyak 1500 kL ethanol ke Jepang dan dilepas oleh Direktur Jenderal Bea dan Cukai. Saat ini kapasitas produksi sudah mengalami peningkatan hingga mencapai 150.000 Liter/hari untuk ethanol, 75.000 kg/hari untuk asam asetat, dan 15.000 kg/hari untuk etil asetat. Sebagian besar ethanol dipakai untuk bahan baku produksi asam asetat dan etil asetat.
2. Letak Geografis Perusahaan PT INDO ACIDATAMA Tbk. dibangun di atas tanah seluas 5,5 ha di Jalan Raya Palur km 10, dusun Kemiri, desa Kemiri, kecamatan Kebakkramat, kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah sekitar 15 km arah timur laut dari Kotamadya Surakarta, 2 km dari jalan raya Palur dan 110 km sebelah selatan ibukota Jawa Tengah, Semarang. Batas-batas lokasi pabrik : Sebelah utara
: Jalan desa Kemiri
Sebelah selatan
: persawahan penduduk
Sebelah barat
: Pabrik PT. SARI WARNA ASLI IV
Sebelah timur
: Persawahan penduduk
22
3. Visi dan Misi Perusahaan PT INDO ACIDATAMA Tbk. mempunyai misi yaitu : a. Menunjang ekspor non migas Selaras dengan program pemerintah tentang ekspor non migas yang sedang digalakkan, maka PT INDO ACIDATAMA Tbk. telah mampu mengekspor ethanol, sehingga menunjang program pemerintah tentang ekspor non migas dan membuktikan bahwa mutu produk dalam negeri telah mampu bersaing dan memenuhi standar internasional. b. Menghemat sumber devisa Negara Produk Asam asetat dan etil asetat merupakan kebutuhan dalam negeri sehingga tidak menggantungkan pada produk import. c. Membuka lapangan kerja baru Berdirinya PT INDO ACIDATAMA Tbk. dapat menciptakan lapangan kerja yang baru yang berarti turut pula memberikan kesempatan kerja dan pemerataan tenaga kerja. d. Memberi nilai tambah Tetes tebu (mollases) yang merupakan hasil samping pabrik gula dengan teknologi modern dapat dijadikan produk-produk kimia yang sangat dibutuhkan oleh industri-industri lain sehingga memberikan nilai tambah.
23
e. Mendukung proses alih teknologi Dengan adanya produk-produk yang dihasilkan dengan teknologi modern, membuktikan para sarjana kita mampu menyerap ilmu serta teknologi modern dan merealisasikan di bidang industri.
4. Lokasi Perusahaan Ada beberapa pertimbangan dalam pemilihan lokasi pabrik, baik dari segi ekonomi maupun dari segi sosial : a. Penyediaan bahan baku Tetes tebu yang merupakan bahan baku mudah diperoleh dari hasil samping pabrik gula yang ada disekitar lokasi pabrik, seperti pabrik gula Madukismo, Sumberharjo, Sragi, dan Pangkah. b. Transportasi Transportasi darat untuk bahan baku dan pemasaran produk mudah dilakukan dengan truk container/bulk, sebab pabrik ini terletak di dekat Jl. Raya Palur yang merupakan jalur jalan menuju Semarang dan Surabaya, di mana kedua kota besar di atas telah memiliki pelabuhan untuk kegiatan ekspor-impor. c. Tenaga Kerja Dapat menyerap tenaga kerja dari masyarakat di sekitar lokasi pabrik, sedangkan untuk tenaga terdidik dapat diperoleh dari lulusan sekolah menengah dan atas maupun perguruan tinggi yang banyak terdapat di sekitar Surakarta dan Jawa Tengah.
24
d. Utilitas Kebutuhan air mudah terpenuhi sebab sekitar pabrik bukan daerah yang sulit air. Air tercukupi dari sumber air tanah yang berada dalam pabrik. Kebutuhan listrik diperoleh dari PLN dengan gardugardu utama yang melintas sekitar pabrik dan diesel generator. Bahan bakar untuk menghidupkan ketel diperoleh dari Pertamina Cilacap. Kebutuhan telekomunikasi diperoleh dari PT Telkom. e. Pembuangan Limbah Limbah pabrik berwujud gas dan cair. Limbah gas berupa CO 2 yang merupakan hasil unit fermentasi dan gas hasil pembakaran bahan bakar diesel dan ketel. Limbah cair berupa stillage yang merupakan sisa hasil penyulingan pada Unit ethanol dan air buangan proses. Gas CO 2 telah dapat dibuat menjadi CO 2 cair (dry ice) dan pengolahan selanjutnya dilakukan oleh PT SAMA MANDIRI. Gas hasil pembakaran relative tidak berbahaya bagi lingkungan sehingga langsung dibuang melalui cerobong asap. Limbah cair diolah dalam unit pengolah limbah. Jika telah memenuhi baku mutu limbah dan tidak menurunkan mutu lingkungan, maka hasil pengolahan dibuang ke sungai Sroyo Jaten dan selanjutnya dipakai untuk mengairi persawahan penduduk. Untuk menghilangkan bau, bak limbah dan gasnya dibakar.
25
f. Cuaca Cuaca di lingkungan pabrik cukup baik yaitu kondisi udara yang tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin. Hal ini sangat menunjang bagi proses fermentasi terutama bagi pertumbuhan yeast.
5. Tujuan Didirikan a. Mendapatkan keuntungan yang layak sebagai sumber pendapatan. b. memberikan kepuasan bagi konsumen melalui produk perusahaan. c. membantu pemerintah dalam mengurangi pengangguran, dengan adanya kesempatan kerja khususnya bagi penduduk sekitar. d. menambah pemasukan bagi pemerintah daerah, dengan melalui pita cukai dan pajak.
6. Kepersonaliaan PT INDO ACIDATAMA Tbk. sampai bulan Januari 2008 memiliki jumlah tenaga kerja sebanyak 377 orang. Perincian tenaga kerja di PT INDO ACIDATAMA Tbk. adalah sebagai berikut : a. Tenaga kerja S2
: 2 orang
b. Tenaga kerja S1
: 31 orang
c. Tenaga kerja sarjana muda/sederajat
: 47 orang
d. Tenaga kerja SMU/sederajat
: 193 orang
26
e. Tenaga kerja SLTP/sederajat
: 35 orang
f. Tenaga kerja SD
: 66 orang
Pembagian
jam
kerja
di
PT
INDO
ACIDATAMA
Tbk.
berdasarkan status karyawan. Jam kerja untuk karyawan harian (day shift) pukul 08.00-16.00 dan untuk karyawan yang diperlukan dalam pengoperasian pabrik selama 24 jam sehari dibagi menjadi empat kelompok dengan tiga kelompok bekerja dalam tiga shift sehari dan satu kelompok libur. Pembagian shift dilakukan sedemikian rupa sehingga setiap kelompok mendapatkan giliran dinas pagi, sore, malam dan mendapatkan jumlah libur yang sama. a. Karyawan Day Shift Karyawan ini tidak berhubungan langsung dengan proses produksi, antara lain karyawan administrasi, secretariat, perbekalan, gudang dan lain-lain. Jam karyawan diatur sebagai berikut : 1) Hari senin-jumat
: jam 08.00-17.00
2) Hari sabtu
: Jam 07.00-12.00
3) Jam istirahat
: Jam 12.00-13.00
Untuk hari libur nasional dan minggu merupakan hari libur. b. Karyawan Shift Karyawan ini berhubungan langsung dengan proses produksi, yang termasuk karyawan ini adalah bagian proses, utilitas, dan
27
laboratorium. Karyawan shift ini dibagi empat group yaitu A, B, C, dan D yang dibagi tiga Shift : 1) Shift I
: Jam 07.00-15.00
2) Shift II
: Jam 15.00-23.00
3) Shift III
: Jam 23.00-07.00
7. Kesejahteraan Karyawan Untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan dan semangat kerja karyawan, perusahaan menyediakan beberapat fasilitas, seperti : a. Memberikan fasilitas
perumahan
bagi
karyawan tetap dan
tunjangan akomodasi b. Menyediakan fasilitas kesehatan c. Memberi uang pensiun bagi karyawan d. Mendirikan koperasi karyawan e. Memberikan pakaian kerja dan tunjangan lain yang sudah termasuk gaji f. Mendirikan fasilitas olah raga, seperti lapangan volley dan sepak bola. Demi menciptakan kerja sama yang baik, selaras dan harmonis antara karyawan, staf dan perusahaan, PT INDO ACIDATAMA Tbk. telah memberikan jaminan social yang cukup baik bagi tenaga kerja, maupun bagi keluarganya. Ketentuan-ketentuan jaminan yang berlaku di PT INDO ACIDATAMA Tbk. adalah :
28
a. Sarana kesehatan, yaitu poliklinik b. Sarana K3 yang meliputi perlengkapan sarana kerja c. Transport karyawan dengan system pool d. Menyelenggarakan program Jamsostek e. Rekreasi dan olah raga f. Pakaian kerja Sedangkan wadah-wadah organisasi yang ada, yaitu : a. SP (Serikat Pekerja) b. P2K3 (Panitia Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja) c. KOKARINDO (Koperasi Karyawan PT INDO ACIDATAMA Tbk.) d. Jamsostek (Jaminan sosial tenaga Kerja)
8. Unit Penunjang Fasilitas penunjang yang dimiliki oleh PT INDO ACIDATAMA Tbk. Untuk mendukung proses produksi adalah : a. Unit utilitas Unit ini menghasilkan kebutuhan utilitas dalam proses produksi yang utamanya meliputi : 1) Cooling Tower 2) Compresor 3) Boiler 4) Water Treatment 5) Separator
29
b. Unit Power Station c. Unit Penerimaan dan Penyimpanan Bahan Baku Tetes d. Unit Pengepakan Produk dan Penyimpanan Produk e. Unit Moulding untuk menghasilkan jerigen plastic (volume @ 30 L) sebagai kemasan f. Pengolahan dan Pengendalian Air dan Limbah g. Unit Hydrant/Alat Penanggulangan Kebakaran h. Laboratorium (meliputi laboratorium mikrobiologi, process control labolatory, dan quality control labolatory) i. Bengkel (workshop) dan Pergudangan j. Jembatan k. Perkantoran dan Safety/Security
9. Keorganisasian a. Logo Perusahaan Logo PT INDO ACIDATAMA Tbk. dirancang sebagai simbol perusahaan sekaligus sebagai gambaran ringkas tentang industri kimia ini. Bentuk dan warna dalam logo memiliki arti dan makna tertentu. Logo PT INDO ACIDATAMA Tbk. berupa gambar daun dengan warna hijau dan orange yang melambangkan sebuah industri kimia yang ramah dengan lingkungan.
30
b. Struktur Organisasi Struktur Organisasi PT INDO ACIDATAMA Tbk. mengikuti system “Line and shift Organization”. Perusahaan dipimpin oleh seorang presiden direktur yang dibantu oleh direktur produksi, direktur administrasi dan keuangan, direktur komersial dan direktur proyek. 1) Direktur Produksi. Direktur produksi menangani segala hal proses produksi dan pengembangan teknik produksi. Dibantu oleh wakil direktur produksi, bagian engineering dan departemen,yaitu : a) Departemen Produksi yang terdiri atas sie produk I (fermentasi, ethanol, etil asetat), sie produk II (asetaldehid dan asam asetat) dan sie proses control. b) Departemen Utilitas yang terdiri atas sie utilitas I (boiler dan menara pendingin) dan sie utilitas II (kompresor dan moulding). c) Departemen teknik yang terdiri atas sie mekanik dan sie listrik d) Coordinator shift. 2) Direktur Administrasi dan Keuangan Menangani
masalah
finansial
dan
administrasi
perusahaan dibantu oleh : 1. Departemen keuangan yang terdiri atas sie akuntansi dan sie keuangan
31
2. Departemen IRD yang terdiri atas sie keamanan, sie HRD dan sie keamanan 3. Departemen logistic 3) Direktur Proyek Menangani
masalah
yang
berkaitan
dengan
pengembangan perusahaan. 4) Direktur Komersial Menangani masalah pemasaran produk dan pembelian segala keperluan perusahaan yang dibantu oleh Departemen Pemasaran dan Departemen Pembelian. Untuk Skema Struktur Organisasi PT INDO ACIDATAMA Tbk. dapat dilihat pada gambar 1.2
c. Tujuan Organisasi Kebijakan Umum PT INDO ACIDATAMA Tbk. merupakan industri kimia terpadu yang berorientasi pada 3 landasan pokok sebagai berikut : 1) Memberikan perlindungan dan kepuasan kepada konsumen dengan memberikan mutu yang sesuai kebutuhan dan syarat yang telah ditetapkan 2) Melakukan pengendalian pada semua tahap operasi melalui penerapan sistem manajemen mutu terpadu untuk mencapai tingkat kinerja yang kompetitif.
32
3) Melakukan pembinaan sumber daya manusia secara terarah dan sinambung untuk mencapai tingkat kemampuan kerja sesuai kebutuhan pabrik.
Plant Lay Out PT INDO ACIDATAMA Tbk. dapat dilihat pada gambar 1.1
33
Gambar
1.1
Plant
Lay
Out
34
PT
INDO
ACIDATAMA
Tbk.
Keterangan gambar :
20. Blower house
1A. Mess
21. Menara pendingin
1B. Mess
22.
2. Gedung joglo
proses
3. Jembatan timbang
23. Raw water pit dan water tower
4. Kantor
24. Tempat kerja
5. Gudang
25.
6. Penerimaan molasses
transformer
7. Garasi
26. Steam boiling house
8. Kantor Laboratorium
27. Penyimpanan nitrogen
9. Stasiun pengapalan
28. Tangki bahan bakar
10. Kantin
29. Unit moulding
11. Penyimpanan tetes tebu
30. panel cooling tower
12. Asam asetat area 400 dan
31. Analysis shelter
500
32. Chimney foundation
13. Etil asetat area 500
33. Keamanan
14. Penyimpanan produk area
34. Bak anaerob I
500
35. Bak anaerob II
15. Drum Produk
36. Bak anaerob III
16. Tangki produksi area 400
37. Bak anaerob IV
17. Ruang control
38. Bak maturasi
18. Area destilasi ethanol
39. Gudang kapur dan pemroses
19. Fermentasi area 400
netralisasi pH
35
Tangki
penyimpanan
Voltage
air
distribution
B. LAPORAN MAGANG KERJA 1. Pengertian magang kerja
36
Magang kerja merupakan bentuk penuangan perkuliahan diluar kampus yang berorientasi pada dunia kerja dan dunia bisnis yang ada. Magang kerja bias juga merupakan kegiatan yang wajib dilakukan oleh mahasiswa dengan diterjunkan secara langsung ke dunia kerja dengan menggunakan berbagai macam aplikasai-aplikasi dan teori-teori yang telah dipelajari selama masa perkuliahan. Sebelum melaksanakan kegiatan magang kerja, mahasiswa terlebih dahulu dibekali dengan berbagai pengetahuan praktis, disamping keahliannya dalam konsentrasi industri masing – masing. Adapun bentuk – bentuk kegiatan magang meliputi praktik kerja, pendampingan, pelatihan, penyuluhan, pelaporan dan lain- lain.
2. Tujuan Magang Kerja Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan magang kerja adalah : a. Agar mahasiswa mendapat pengalaman langsung dan pengetahuan tentang aktivitas dalam dunia usaha b. Melatih mahasiswa untuk menemukan penyebab masalah dan mampu memberikan solusi bagi perusahaan.
3. Manfaat Magang Kerja a. Bagi Perusahaan 1) Menjalin hubungan kerja sama dengan dunia pendidikan 2) Membantu menyiapkan tenaga kerja yang professional. b. Bagi Mahasiswa
37
Mahasiswa bisa menerapkan teori-teori yang didapat selama kuliah bisa diterapkan di dalam dunia kerja.
C. Pembahasan Masalah 1. Proses Produksi Alkohol Bahan dasar untuk membuat alcohol adalah molasses atau tetes tebu yang telah memenuhi uji kadar gula dan tingkat kekentalannya, kemudian difermentasikan menjadi mash dengan menggunakan ragi. Dan setelah menjadi alkohol dengan kadar 12%, maka dilakukan proses pemurnian sehingga kadar alkohol menjadi 96,5%. Produk yang sesuai spesifikasi disimpan dalam tangki penyimpanan dan dikirim ketempat tujuan dengan menggunakan kontainer. Sedangkan produk yang tidak sesuai spesifikasi akan disimpan tersendiri dan akan diproses kembali menjadi bahan dasar pembuat etil asetat.
2. Fasilitas keselamatan dan kesehatan kerja a. Pakaian Kerja atau Jas Pakaian kerja tersebut berfungsi sebagai pelindung tubuh atau pakaian darikontak dengan bahan kimia atau panas. Memakai pakaian kerja merupakan keharusan bagi pekerja laboratorium. Biasanya pakaian kerja tersebut terbuat dari katun, bergantung pada kebutuhan, dapat pula terbuat dari plastic, wol atau karet. b. Kacamata dan Goggles
38
Pelindung mata sangat perlu untuk bekerja dalam laboratorium karena mata sangat rawan terhadap pecahan kaca gelas. Pelindung mata dapat berupa kacamata biasa dengan atau tanpa pelindung samping goggles. Perlindungan goggles lebih aman dari pada kacamata karena goggles lebih kuat terikat dan lebih banyak bagian muka yang terlindung dibandingkan dengan kacamata. Tetapi kacamata lebih enak dipakai daripada goggles. Oleh karena itu di banyak laboratorium, pemakaian kacamata diwajibkan bagi pekerja atau mahasiswa sebagai persyaratan, minimal pelindung mata. Goggles dipakai untuk percobaan yang mungkin sangat berbahaya bagi mata, lensa kacamata, atau goggles terbuat dari plastik atau kaca yang anti pecah.
c. Perisai Muka Perisai muka dipakai untuk melindungi muka secara sempurna termasuk mata. Alat tersebut tahan terhadap benturan mekanik atau bahan kimia. Sangat baik dipakai pada waktu menangani asam, basa dan terutama bahan-bahan/percobaan yang eksplosif. d. Alat Perlindungan Pernafasan Alat pelindung pernafasan (respirator) sangat penting, mengingat 90% kasus keracunan sebagai akibat masuknya bahan-bahan kimia atau korosif adalah melalui saluran pernafasan, tergantung pada jenis dan kadar pencemarannya. e. Pelindung Kaki
39
Untuk melindungi kaki dari kemungkinan tumpahan bahan kimia korosif beraun adalah dengan memakai sepatu biasa yang tidak licik dan bertumit rendah. Pemakaian sandal/sepatu yang terbuka perlu dihindarkan. f. Sarung Tangan Mengingat bahwa bahan-bahan kimia dapat merusak kulit (seperti asam sulfat, asam nitrat, natrium hidroksida, TCA, dan sebagainya), maka sarung tangan sangat diperlukan untuk menangani bahan-bahan kimia tersebut. Bahan sarung tangan dibuat dari karet atau neoprepane gloves terbuat dari asbes/silica cocok untuk menangani bahan-bahan yang panas.
3. pedoman
cara
kerja
dan
macam-macam
bahan
kimia
dan
cara
pencegahannya a. Pedoman cara kerja di laboratorium : 1) Membersihkan Alat-alat kimia Harus disediakan alat-alat yang bersih sebelum memulai suatu pekerjaan
dan
dibersihkan dibuang
di
setiap
selesai
bekas-bekas baik
bekerja,
reagensia,
yang
telah
alat-alat
sedangkan
disediakan
harus
segera
kotoran-kotoran
(jangan
di
bak
pencucian/wastafel). Kotoran yang masih melekat pada alat gelas dibersihkan dengan zat-zat pelarut yang tepat, misal sabun, H 2 SO 4 , HCI, NaOH, alcohol, bensin, dan lain-lain. Harus juga diperhatikan, zat apa yang melekat pada dinding gelas, misalnya minyak/lemak dicuci dengan sabun, AgCI dicuci dengan NH 4 OH. Jangan membuang zatzat pencuci di atas, tetapi kembalikanlah ke tempat yang tersedia. Setelah alat-alat dibersihkan dari kotoran-kotoran, dicuci dengan air ledeng, kemudian air suling, dan kemudian dikeringkan dengan 40
membalikkan. Pengeringan dapat dipercepat dengan mengocok sedikit alkohol, dilakukan jika perlu/disesuaikan kepentingan.
2) Pengambilan Obat-obatan/Bahan Kimia Alat-alat yang digunakan untuk mengambil obat-obatan/bahan kimia yang berbentuk kristal atau berbentuk tepung ialah dengan sendok dari tulang atau porselen. Sebelumnya sendok tersebut harus diperiksa kebersihannya dengan mengelapnya sampai bersih. Jagalah jangan sampai isi botol obat-obatan tercampur dengan obat-obatan lainnya. Jika obat-obatan berbentuk cairan, cara menuangkannya harus hati-hati, dan etiket botolnya harus di atas. Cara membuka tutup harus dibalik, diletakkan di atas meja atau dipegang. Jika zat-zatnya encer dan tidak berbahaya, dapat digunakan pipet volume, pengukuran ini adalah pengukuran yang teliti. Untuk pengambilan zat yang tidak memerlukan ketelitian dan zat tersebut pekat (misalnya :HCI pekat, H 2 SO 4 pekat) jangan sekali-kali disedot dengan mulut langsung (karena zat ini berbahaya), maka harus menggunakan pipet ukur atau gelas ukur. Cara mengambil larutan dengan pipa kaca dilakukan dengan memasukkan pipa kaca ke dalam larutan, menutup ujungnya, kemudian mengangkatnya keluar.
3) Pemanasan
41
Pemanasan dapat dilakukan dengan lampu spirtus atau dengan pemanas bunzen. Temperature tertinggi ( ±1500°C ), terletak pada 1/3 dari tinggi api. Karena itu pada pemanasan suatu zat dalam bejana gelas, hendaknya bejana jangan langsung dikenakan dengan api, tetapi pakailah perantara penangas air/asbes. Pemanasan yang tibatiba (langsung dengan nyala api yang besar) dapat menyebabkan pecahnya alat-alat gelas (harus sedikit demi sedikit pemanasannya). Api dapat diatur besar kecilnya, dapat disetel menurut temperature yang dibutuhkan dengan mengatur lubang udara. Jika api menjadi kira-kira tak berwarna, maka temperaturnya adalah paling tinggi, dan dapat digunakan untuk menyambung alat-alat gelas (gelas meleleh). 4) Cara Mereaksikan Suatu Larutan dengan Larutan Lain Mereaksikan satu larutan dengan larutan yang lain harus diperhatikan jarak mata dengan tangan pada saat mereaksikan. Hal ini dilakukan untuk menghindari bahaya dari gas dan percikan dari hasil reaksi tersebut. 5) Cara Menuang Larutan Cara menuang larutan dapat dilakukan secara langsung, menahan larutan dengan batang pengadun (didekantir) atau dengan corong. Perhatikan jarak tubuh dengan larutan yang akan dituang, untuk menghindari larutan menetes ke tangan dan menghindari terhirupnya larutan yang bersifat racun. 6) Cara Mencampur Larutan Mencampur larutan dapat dilakukan dengan mengaduk larutan menggunakan batang pengaduk. Ujung batang pengaduk jangan
42
sampai mengenai dasar tabung reaksi (dilakukan untuk larutan yang berbahaya). Cara lainnya dapat dilakukan dengan mengocok/memutar tabung reaksi yang berisi larutan (dilakukan untuk larutan yang tidak berbahaya). 7) Cara Mencuci Endapan Mencuci endapan dapat dilakukan dengan cara menyemprot endapat dengan botol penyemprot yang berisi air pencuci, kemudian didiamkan sebentar, kemudian sisa endapan yang sudah terlepas dari wadah dibuang.
b. Bahaya bahan kimia dan cara pencegahannya
No
Bahan
.
Kimia
Bahaya yang ditimbulkan
43
Cara pencegahan
1.
Air Raksa
a. Dapat diserap melalui kulit atau Berhati-hati paru-paru b. Beracun
menggunakan :
lama
daerah
menguap, tropic
air
raksa.
kelamaan Sisa-sisa air raksa dan alat
merusak ginjak, saraf, dan otak c. Mudah
jika
terutama
uapnya
yang pecah harus segera di dibersihkan,
jangan
sangat dipanaskan.
beracun 2
Alkohol
1. Mudah terbakar
a. Jangan ada pembakar
(etanol)
2. Teroksidasi menjadi folmaldehid
spirtus
3. Reaksi dengan iod dan fosfor atau
yang menyala
atau
bunzen
b. Lihat formaldehid/eter
peroksida berbahaya
c. Jangan
dilakukan
laboratorium
44
di
3
Amonia
a. Larutan pekat merusak kulit
k
b. Mudah
menguap.
Uapnya
(Amoni
menimbulkan iritasi pada mata
a)
dan paru-paru c. Bila
NH 3
a. Jangan sampai kena kulit b. Jangan sampai kena mata
dicampur
dengan
c. Jangan
terisap
langsung.
O 2 dengan adanya katalisator, lalu
Berhati-
hatilah membuka tutup
dibakar, dapat terjadi reaksi yang
botol yang sudah agak
hebat
lama
disimpan.
Gunakanlah kacamata pelindung
4
Asam
a. Mempengaruhi kulit
Bila kulit kena, langsung
b. Asam mineral bersifat racun
dicuci
dengan
c. Asam encer yang panas, bersifat banyak, lebih berbahaya
air
jangan
yang dihisap
dengan pipet tanpa pompa isap.
Bila
tertelan,
larusan orang
asam
tersebut
jangan diberi sesuatu yang menyebabkan
muntah/zat
karbonat/bikar-bonat. Tetapi disuruh
minum
suspensi
MgO, lalu susu atau putih telur dicampur dengan air. Tabung 45
reaksi
jangan
menghadap
murid
waktu
asam dipanaskan 5
Asam
a. Pada waktu zat ini dibuat dari Hati-hati
sekali.
Murid
asetat
oksidasi etil alcohol dapat terjadi jangan terlalu dekat. Hanya
(asam
letusan, waktu hasil percobaan sedikit hasil yang disuling
etanoat
disuling.
)
sebagai contoh. Lihat asetil
b. Pada waktu zat ini dipakai dengan klorita, botol asam cuka PCI 3 untuk membuat asetil klorida yang pekat dibuka secara hati-hati.
dapat terjadi letusan c. Mudah
menguap
dan
menyakitkan mata 6
Asetilen (etil)
a. Campurkan oksigen
asetilen sangat
dengan berbahaya.
Terjadi letusan yang hebat apalagi juga
dinyalakan
atau
dengan
adanya bunga api b. Dengan
tembaga
membentuk
senyawa yang mudah meletus. Lebih-lebih
di
daerah
tropis
dengan kelembapan udara yang tinggi c. Asetilen yang tak larut dalam aseton, pada tekanan yang tinggi mengurai dengan sendirinya dan membentuk campuran H 2 dan C yang menghasilkan letusan hebat. 46
d. Bereaksi
dengan
klor
dan
membentuk asetilen klotida yang meletus secara spontan
47
7
Formal dehid
a. Kemungkinan
terjadi
ledakan
dalam pembuatannya
a. Jangan
dibuat
disekolah/lab. Karena
(metan
b. Menyakitkan mata dan hidung
gas
al)
c. Bereaksi sangan mudah dengan
bahaya
asam klorida dan membentuk bis klorometil eter, suatu zat yang
ini
merupakan bagi
kesehatan. b. Larutan
jangan
dalam jumlah sangat sedikit dapat
dipanaskan.
menyebabkan kanker.
dihisap. Hanya dipakai
d. Terbentuk bila beberapa macam plastic dipanaskan
dalam
Jangan
tempat
yang
ventilasinya Untuk biologi
baik. keperluan
pakai
kaos
tangan/kacamata pelindung. pengawetan dengan
air
dipakai
Preparat dibilas sebelum untuk
praktikum pembedahan. tertelan,
Bila orang
tersebut harus diberi air garam supaya dia muntah berkali-kali lalu diberi susu.
48
c. Formaldehid
jangan
dicampur
dengan
sengaja/tak
sengaja.
Hati-hati sekali waktu mencuci alat-alat gelas setelah praktikum. d. Bahan plastic hanya dipanaskan lemari asap.
49
dalam
8.
karbon
Dalam dosis besar merupakan racun. Berhati-hatilah dengan cara
dioksid
Gelajanya seperti tercekik.
menyimpan silinder gas.
a 9.
Metanol Mudah menguap/terbakar. (metal
Dalam
pembuatan
Metanol (metal alcohol)
folmaldehid
dari
alcohol) methanol dengan Cu atau Pt sebagai katalisator dapat terjadi ledakan
10
Oksige
.
n
a. Dapat meledak dengan asetilen, metana, dan hydrogen
dibuka
perlahan-lahan.
b. Dapat membakar NH 3 , fosfor,
Jangan
mencoba
membuka kran dengan
sulfur, dan magnesium c. Silinder gas O 2
a. Keran
mudah meletus
memukulnya martil.
waktu dibuka
Kran
dengan jangan
diolesi dengan zat-zat
d. Hampir semua zat terbakar jauh lebih cepat di dalam oksigen daripada dalam udara
berlemak/berminyak, hal
ini
dapat
menyebabkan letusan. b. Sangat berhati-hatilah bila
zat-zat
dibakar
dalam oksigen, pakai kacamata pelindung. 11
Nitroge
Langsung
teroksidasi
.
n
menjadi nitrogen dioksida
dalam
udara Sangat dibuat
oksida
banyak. dalam
50
hati-hati,
jangan
dalam
jumlah
Hanya tempat
dibuat dengan
ventilasi yang baik. Lebih baik dalam lemari asap. 12
Peroksi
Mudah meledak dan semuanya zat Peroksida aromatik dapat
.
da
oksidator yang kuat.
dipakai dalam demonstrasi misalnya
stirena
tetapi
reaksi ini sangat berbahaya. Ada
baiknya
jangan
dilakukan
4. Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja Usaha
kesehatan
dan
keselamatan
kerja
merupakan
usaha
menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan aman. Kondisi aman meliputi keadaan bebas dari bahaya kecelakaan, kebakaran, dan bahaya kerja lainnya. Kondisi ini dapat tercipta dengan tersedianya peralatan yang berfungsi untuk mencegah dan menanggulangi kecelakaan kerja dalam pabrik. 51
Sebagai suatu perusahaan industri kimia, PT INDO ACIDATAMA Tbk. tentunya tidak terlepas dari resiko kecelakaan kerja yang diakibatkan oleh bahan (baik dari bahan baku maupun produknya), sistem operasi, maupun dari unit utilitasnya. Penanggulangan dan pencegahan kecelakaan kerja di PT INDO ACIDATAMA Tbk. dikelola secara baik dan berada di bawah tanggung jawab Safety Inspector. Safety Inspecor langsung bertanggung jawab kepada presiden direktur (lihat bagan struktur organisasi). Secara umum Safety Inspector bertugas untuk memberikan saran dan pertimbangan, baik diminta atau tidak, kepada segenap karyawan tentang keselamatan dan kesehatan kerja. Selain itu Safety Inspector juga berfungsi mengumpulkan dan mengolah data kecelakaan kerja sehingga dapat digunakann sebagai control loop untuk peningkatan K3. Program
kerja
yang
dimiliki
oleh Safety
Inspector PT INDO
ACIDATAMA Tbk. dibuat untuk memperjelas kebijaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja, sehingga seluruh tugas dan kewajiban Safety Inspector dapat berjalan dengan baik. Program kerja tersebut adalah sebagai berikut : a. Evaluasi mengenai K3 untuk memperoleh data potensi kecelakaan kerja. b. Peningkatan kerjasama antar divisi untuk mendukung keselamatan kerja. c. Analisis data kecelakaan kerja d. Penyelenggaraan
pendidikan
dan
pelatihan
pencegahan
dan
penanggulangan kecelakaan. e. Memberikan pertimbangan dalam pengembangan peralatan baru atau perbaikan peralatan. f. Studi literature untuk meningkatkan pengetahuan K3 dan implementasinya.
52
Hasil
evaluasi
data
kecelakaan
kerja
oleh
Safety
Inspector
menunjukkan bahwa sumber potensial penyebab terjadinya kecelakaan kerja berasal dari : a. Bangunan (konstruksi dan tata ruang) b. Alat produksi (mesin, instalasi, dan lain-lain) c. Lingkungan kerja (debu, gas, kebisingan, dan lain-lain) d. Proses produksi e. Tenaga kerja (sikap dan disiplin kerja)
5. Produktivitas Kerja Karyawan Untuk mengetahui adanya peningkatan produktivitas kerja karyawan dapat diketahui dengan melakukan perhitungan Frekuensi Rate (FR) dan Safety Rate (SR) yang diperoleh dari laporan absensi karyawan.
Laporan absensi karyawan periode 25 desember 2008 s/d 24 maret 2009 Februa
384
Bulan ri
Jumla
Maret
h 385
0 52
0 30
36
89
0
52
8.448
0,6
67.584
0,6
Jumla
Hari
Hari
Jam
Jam
h 74
efektif 8.470
kerja 0,9
kerja 67.760
kerja 0,9
karya
absen
(22
hilang
efektif
hilang
wan
si
hari)
(%)
(jam)
(%)
8.426
1,0
67.408
1,0
Absensi 0 74
I
S
0 58
28
A CT CIS
111
0
PC
PA
I/S/A/ PA (hari)
Januari 383
0 83
0 25
63
98
0
3
53
83
Laporan kecelakaan kerja bulan januari sampai bulan maret 2009 di PT.INDO ACIDATAMA Tbk. dengan melakukan perhitungan Frekuensi Rate (FR) dan Safety Rate (SR). a. Pada bulan januari 2009 : 1) jumlah kecelakaan kerja yang terjadi nol dalam satu bulan. 2) jumlah jam kerja setelah dikurangi absen, izin, sakit, dan cuti =
(383 x 40 x 50) – (83 x 7) 12
=
63784,917
jumlah kecelakaan kerja FR =
X 1.000.000jam jumlah jam kerja setelah dikurangi izin, sakit, dan cuti 0
=
X 1.000.000 63784,917
=
0
Ini artinya menunjukkan bahwa karyawan PT.INDO ACIDATAMA Tbk. sejumlah 383 orang yang bekerja selama 1.000.000jam, tidak terjadi kecelakaan kerja (zero accident)
b. Pada bulan februari 2009 : 1) jumlah kecelakaan kerja yang terjadi nol dalam satu bulan. 2) jumlah jam kerja setelah dikurangi absen, izin, sakit, dan cuti
54
=
(384 x 40 x 50) – (52 x 7) 12
=
63969,667
jumlah kecelakaan kerja FR =
X 1.000.000jam jumlah jam kerja setelah dikurangi izin, sakit, dan cuti 0
=
X 1.000.000 63969,667
=
0
Ini artinya menunjukkan bahwa karyawan PT.INDO ACIDATAMA Tbk. sejumlah 384 orang yang bekerja selama 1.000.000jam, tidak terjadi kecelakaan kerja (zero accident)
c. Pada bulan maret 2009 : 1) jumlah kecelakaan kerja yang terjadi nol dalam satu bulan. 2) jumlah jam kerja setelah dikurangi absen, izin, sakit, dan cuti =
(385 x 40 x 50) – (74 x 7) 12
=
64123,5
55
jumlah kecelakaan kerja FR =
X 1.000.000jam jumlah jam kerja setelah dikurangi izin, sakit, dan cuti 0
=
X 1.000.000 64123,5
=
0
Ini artinya menunjukkan bahwa karyawan PT.INDO ACIDATAMA Tbk. sejumlah 385 orang yang bekerja selama 1.000.000jam, tidak terjadi kecelakaan kerja (zero accident)
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja di PT. INDO ACIDATAMA Tbk. telah dikelola secara baik oleh Safety Insfector yang langsung bertanggung jawab kepada presiden direktur. Selain itu Safety Insfector juga bertugas mengumpulkan
dan
mengolah
datakecelakaan
56
kerja
sehingga
dapat
digunakan sebagai control loop untuk peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja. 2. Pengaruh
keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktivitas kerja
karyawan yaitu dengan adanya jaminan keselamatan dan kesehatan kerja karyawan, maka akan dapat menurunkan tingkat kecelakaan kerja (zero accident) dan pada akhirnya akan dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan produktivitas kerja karyawan.
B. Saran
1. Perusahaan sebaiknya dapat lebih mengoptimalkan keselamatan dan kesehatan kerja para karyawannya mengingat tingkat resiko kecelakaan kerja tinggi. 2. Perusahaan sebaiknya mengganti alat pelindung diri yang sudah tidak layak pakai, untuk menjamin keselamatan dan kesehatan kerja karyawan. 3. Karena
sebagian
besar
dalam
pengoperasionalan
proses
produksi
menggunakan tenaga manusia maka penting juga bagi perusahaan untuk memperhatikan kedisiplinan kinerja, pengoptimalan karyawan dapat dilakukan dengan mengganti tenaga manusia yang sudah tidak produktif atau menguranginya.
57
DAFTAR PUSTAKA Suma'mur .1993. Higiene perusahaan dan kesehatan kerja. Jakarta : Haji Masagung Suma'mur.1985. Keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan. Jakarta : Haji Masagung
Barthos, Basir.1999. Manajemen sumber daya manusia. Jakarta : Bumi Akasara.
Soeprihanto, john.1996. Manajemen personalia. Jakarta : BPFE.
Soedjono.1989. Keselamatan kerja jilid I, Jakarta : LPSES.
58