BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu kegiatan yang kompleks, berdimensi luas dan banyak variabel yang mempengaruhinya. Sebagai suatu proses psikologis, pendidikan tak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar mengajar. Dari perspektif mengajar, pelakunya adalah guru/pendidik ataupun pihak yang mendidik. Sedangkan dari perspektif belajar, pelakunya adalah peserta didik/siswa yang melakukan aktivitas belajar. Dengan demikian, pendidikan adalah proses interaksi pendidik dan peserta didik yang memiliki tujuan tertentu. Pendidikan sebagai proses pada dasarnya membimbing peserta didik menuju pada tahapan kedewasaan. Pengembangan pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia dalam rangka mewujudkan tujuan nasional (Wahyudin, dkk, 2007:3.1). Pembelajaran adalah suatu proses yang sengaja dirancang untuk menciptakan terjadinya aktivitas belajar dalam diri individu, dimana proses tersebut akan menjadikan anak dari belum tahu menjadi tahu dan dari belum mengerti menjadi mengerti. Pembelajaran merupakan hal yang bersifat eksternal dan sengaja dirancang untuk mendukung terjadinya proses belajar internal dalam diri individu agar individu lebih baik dari sebelumnya (Pribadi, 2009:10). Smith dan Ragan (dalam Pribadi, 2009:18) mengemukakan beberapa indikator yang dapat digunakan untuk menentukan keberhasilan proses pembelajaran, yaitu efektif, efisien, dan menarik. Pembelajaran afektif adalah
1
2
pembelajaran yang mampu membawa siswa mencapai tujuan pembelajaran atau kompetensi yang diharapkan. Pembelajaran yang efisien adalah aktivitas pembelajaran yang berlangsung menggunakan waktu dan sumber daya yang relative sedikit. Pembelajaran perlu diciptakan menjadi menarik agar mampu meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa. Matematika adalah suatu pelajaran yang tersusun secara beraturan, logis, berjenjang dari yang paling mudah hingga yang paling rumit. Dengan demikian, pelajaran matematika tersusun sedemikian rupa sehingga pengertian terdahulu lebih mendasari pengertian berikutnya. Mempelajari matematika tidak hanya berhubungan dengan bilangan-bilangan serta operasi-operasinya, melainkan matematika berkenaan dengan ide-ide, struktur-struktur dan hubungan-hubungan yang diatur menurut urutan yang logis. Jadi, matematika berkenaan dengan konsep-konsep yang abstrak (Abidin, 2012:1). Pada hakikatnya anak sekolah dasar adalah anak yang berada pada rentangan usia dini. Masa usia dini merupakan masa yang pendek tetapi merupakan masa yang sangat penting bagi kehidupan anak karena pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong sehingga akan berkembang secara optimal dan anak juga perlu pengarahan dan bimbingan secara tepat agar mereka dapat mengoptimalkan kemampuan mereka (Widayanti, 2010:5) . Kesulitan-kesulitan dalam pelajaran matematika sering terjadi pada semua tingkatan usia. Di tingkat sekolah dasar peserta didik masih sering mengalami kesulitan di dalam materi sudut bangun datar, terutama saat menentukan nama sudut bangun datar. Selain itu peserta didik di sekolah dasar juga sering bingung
3
untuk menentukan manakah yang termasuk sudut lancip, siku, dan tumpul serta kurangnya pemahaman dalam materi tersebut. Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan siswa agar siswa dapat belajar lebih optimal (Widayanti, 2010:5). Berdasarkan observasi awal yang dilakukan pada siswa kelas II SDN Ketapang Tanggulangin Sidoarjo pada pelajaran matematika kelas II semester II menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi sudut bangun datar terutama dalam menentukan sudut bangun datar karena mereka belum begitu menguasai materi awal pengenalan bangun datar dan media yang digunakan hanya media gambar yang sulit menjadikan anak memahami karena anak hanya melihat dan tidak menjadikan anak kreatif. Dari tahun ke tahun mulai tahun pelajaran 2009-2010 sampai 2010-2011 masih banyak siswa tidak tuntas dalam materi sudut bangun datar terutama dalam menentukan sudut bangun datar. Hal ini dibuktikan dalam prosentase tiap tahun yaitu dalam tahun pelajaran 20092010 ketidak tuntasan siswa mencapai 48 dengan KKM 76 dan pada tahun pelajaran 2010-2011 ketidak tuntasan siswa juga mencapai 48 dengan KKM 78, sehingga dalam tahun pelajaran 2011-2012 ini KKM diturunkan menjadi 70 dengan harapan agar peserta didik bisa mencapai KKM yaitu 70. Penyebab peserta didik tidak dapat mencapai nilai ketuntasan dikarenakan kurangnya pemahaman anak terhadap materi sudut bangun datar karena di dalam pembelajaran selama 2 tahun sebelumnya guru hanya menggunakan media
4
gambar, dimana media gambar tersebut belum dapat menjadikan anak aktif, sulit memahami, dan anak hanya terfokus untuk melihat gambar saja bukan untuk mejadikan anak berfikir kreatif, sehingga anak sulit untuk cepat menangkap dan kesulitan dalam memecahkan masalah dalam soal. Pada anak usia SD kelas rendah (6-8 tahun) berada pada masa transisi tahap praoperasional dan konkrit operasional. Pada tahap ini anak masih sulit untuk diajak berpikir tentang hal-hal yang abstrak. Agar pengajaran berjalan dengan baik, menurut Piaget memberikan petunjuk untuk mengajar siswa praoperasional yaitu: Gunakan benda-benda/alat yang konkrit dan alat peraga untuk membantu dalam mengilustrasikan pelajaran dan memahami materi yang sedang dibicarakan dalam hal ini stick, seperti demonstrasi fisik, menggunakan gambar-gambar tentang suatu kejadian. Berikan perintah yang relatif singkat, berikan pengayaan pada saat mengucapkan kata-kata, berikan petunjuk kemudian perintahkan siswa untuk mendemonstrasikan di depan kelas (Tag, 2011:1). Sesuai dengan teori Piaget dimana anak SD kelas rendah lebih cepat memahami benda-benda yang konkrit, dalam penelitian ini penulis memilih media benda konkrit stick untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya siwa kelas rendah. Media benda konkrit dipilih karena memiliki banyak kelebihan, diantaranya: harganya yang relatif murah, dapat menjadikan anak lebih kreatif dengan berkreasi membuat bangun datar sesuai dengan kreatifitasnya sendiri, anak lebih cepat dan mudah memahami materi karena siswa membuat bangun datar sesuai dengan kreatifitasnya. Tujuan dari penggunaan media benda konkrit stick adalah agar siswa lebih faham dan lebih mengerti sudut bangun datar karena materi pembelajaran lebih cepat diserap, lebih mudah diingat dan dimengerti
5
dengan sesuatu yang nyata karena anak kelas rendah mudah memahami dan lebih kreatif, media stick dapat menjadikan anak lebih mudah memahami karena dengan media stick siswa dapat membuat sendiri bangun datar dan mencari sendiri sudut-sudutnya. Berdasarkan pemikiran tersebut, maka penulis tertarik untuk menggunakan media stick pada siswa kelas II di SDN Ketapang dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Materi Sudut Bangun Datar dengan Menggunakan
Media
Stick
pada
Siswa
Kelas II
SDN
Ketapang
Tanggulangin Sidoarjo”. Dalam penelitian ini media stick dibuat dari bahan plastik agar tahan lama dan bisa digunakan secara berkelanjutan.
B. Identifikasi Masalah Dari hasil pengamatan peneliti dikelas II SDN Ketapang Tanggulangin Sidoarjo, pada pelajaran Matematika dalam SK: Mengenal unsur-unsur bangun datar sederhana, KD: Mengenal sudut-sudut bangun datar. Kebanyakan peserta didik cenderung kesulitan untuk menentukan antara sudut lancip, tumpul, dan siku dalam bangun datar. Untuk pemecahan masalah yang telah diuraikan di atas, direncanakan dilakukan dengan menggunakan penelitian tindakan kelas, yaitu penelitian yang dilakukan oleh peneliti sendiri dengan menggunakan media stick. Tujuan peneliti memilih media tersebut adalah untuk meningkatkan pemahaman anak sehingga hasil belajar peserta didik menjadi meningkat.
6
C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1.
Bagaimana penggunaan media stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa tentang sudut bangun datar pada siswa kelas II SDN Ketapang Tanggulangin Sidoarjo?
2.
Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa tentang sudut bangun datar dengan menggunakan media stick pada siswa kelas II SDN Ketapang Tanggulangin Sidoarjo?
D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut: 1.
Memperoleh gambaran tentang penggunaan media stick untuk meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas II SDN Ketapang Tanggulangin Sidoarjo.
2.
Mengetahui adanya peningkatan hasil belajar siswa materi sudut bangun datar dengan menggunakan media stick pada siswa kelas II SDN Ketapang Tanggulangin Sidoarjo.
E. Manfaat Hasil Penelitian 1.
Bagi siswa a. Meningkatkan
keaktifan
siswa
dalam
pembelajaran
matematika,
khususnya pada materi sudut bangun datar dengan menggunakan media stick.
7
b. Memberi suasana dan tantangan baru sehingga siswa lebih berminat dan senang dalam mengikuti pelajaran, khususnya pelajaran matematika. c. Meningkatkan pola pikir siswa dengan media stick. 2.
Bagi guru a. Menambah pengalaman dan tantangan untuk meningkatkan kemampuan dalam mengembangkan strategi pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan. b. Memberi gambaran dan informasi bagi guru tentang suatu media pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan menggunakannya dalam pemecahan masalah sehari-hari. c. Menjadi motivasi untuk mencari alternatif media pembelajaran yang tepat untuk materi bangun datar.
3.
Bagi peneliti a. Sebagai sarana untuk belajar dan berlatih tentang penelitian tindakan kelas serta mengetahui kondisi nyata di lapangan. b. Sebagai upaya untuk mengetahui hambatan-hambatan yang ada dalam pembelajaran sehingga pengamat dapat menciptakan inovasi-inovasi baru.
F. Batasan Istilah Sebagai upaya menghindari kesalah pahaman dalam penelitian ini, berikut disajikan batasan beberapa istilah kunci. 1.
Pembelajaran matematika adalah suatu proses yang di selenggarakan oleh guru untuk membelajarkan guna memperoleh ilmu pengetahuan dan keterampilan matematika (Lenterak, 2011:1).
8
2.
Sudut bangun datar adalah suatu besaran yang dibangun oleh sinar yang diputar dengan pusat perputaran suatu titik tertentu dari suatu posisi awal ke suatu posisi terminal dalam suatu bangun dua dimensi (Varra, 2009:1).
3.
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu (Sumanto, 2011:38).
4.
Stick adalah benda yang sebenarnya yang tebuat dari bahan plastik yang menyerupai sedotan minuman.
5.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2005:22).